MENDOZA COMPANY
Data Arus Kas Setelah Pajak
Keputusan Penggantian Mesin (dalam ribuan)
Tahun
0 1 2 3 4
Inisiasi Proyek
Biaya perolehan setelah mesin baru (a) $(480)
Tambahan modal kerja neto $(200)
Penjualan (pelepasan) mesin lama:
Hasil penjualan aset lama sebelum pajak(b) 70
Pengaruh pajak atas penjulan mesin lama (c) 20
Arus kas keluar neto awal, setelah pajak $(590)
Operasi Proyek
Pendapatan Kas $1.000 $1.000 $1.000 $1.000
Beban Utama:
Item kas(d) 783,33 733,33 733,33 733,33
Depresiasi(e) 120 120 120 120
Total beban usaha 903,33 853,33 853,33 853,33
Pendapatan operasi sebelum pajak 96,67 146,57 146,67 146,67
Pajak penghasilan atas laba operasi 38,67 58,67 58,67 58,67
Pendapatan operasional setelah pajak 58 88 38 88
Plus : beban non kas 120 120 120 120
Pendapatan operasional kas setelah pajak $178 $208 $208 $208
Proyek Pelepasan
Modal kerja neto dilepas $200
Penerimaan setelah pajak dari penjualan mesin(f) 3
Biaya relokasi karyawan setelah pajak (G) (90)
Arus Kas neto setelah pajak, pada proyek pelepasan $113
Arus kas neto (setelah pajak) $(590) $178 $208 $208 $321
Catatan:
(a) Biaya neto mesin baru = Harga pembelian bruto + biaya instalasi + biaya pengujian
= $465.000 + $ 5.000 + $10.000 = $480.000
(b)Biaya penjualan neto mesin lama = Harga pembelian bruto – komisi penjualan – biaya
pelepasan mesin
= $80.000 – (10% x $80.000) -$2.000 = $70.000 sebelum pajak
(c) Efek pajak pada penjualan mesin lama: laba (rugi) x tarif pajak
= (harga jual neto – NBV)x t
=[$70.000-($320.000)] x0,40
= $20.000 simpanan pajak
(d)Untuk tahun 1, jumlah = $733.333 + $ 50.000 (biaya pelatihan karyawan satu kali)
=$783.333; untuk tahun lainnya, jumlah $733.333
(e) Depresiasi tahunan (basis SL) = biaya depresiasi/daur hidup dalm tahun = $480.000/4
tahun =$120.000(perlu dicatat bahwa kita mengasumsikan untuk tujuan perpajakan nilai
sisa adalah $0)
(f) - Pendapatan setelah pajak = harga jual neto + efek pajak;harga jual neto
= %100.000- $95.000= $5.000
- Efek pajak = (harga jual neto – NBV) x t = ($5.000-$0) x 0,40 = $2.000 pajak
karena aset akan dijual pada saat perolehan;
-Maka penghasilan setelah pajak = $5.000 - $2.000 = $3.000
(g) Biaya relokasi pekerjaan setelah pajak = jumlah sebelum pajak x (1-t) = $150.000 x 0,60
= $90.000
Pengaruh Neto Pelepasan Aset pada Arus Kas Setelah Pajak, Tahun 0
Istilah
Nilai buku neto ( net book – NBV) = Biaya Asal – Akumulasi depresiasi
Penerimaan neto = harga penjualan (pelepasan) aset – biaya pelepasan (komisi penjualan dll)
Keuntungan pelepasan: jika hasil neto > NBV
Kerugian pelepasan: jika hasil neto < NBV
Efek kas neto (arus kas masuk):
Untuk situasi untung : efek kas neto = penerimaan neto – (keuntungan pelepasan x
tarif pajak)
Untuk situasi rugi : efek kas neto = penerimaan neto + (kerugian pelepasan x tarif
pajak)
Singkatnya, penurunan modal kerja neto merupakan pemulihan modal kerja neto (
konversi kembali ke kas); dengan demikian, diperlakukan sebagai arus kas yang tidak
dikurangi pajak. Semua peningkatan modal kerja neto selama tahun berjalan adalah investasi;
dengan demikian, peningkatan dianggap sebagai arus kas keluar yang tidak dikurangi pajak.
Operasi Proyek
Penerimaan Operasi Kas Setelah Pajak
Jumlah setelah pajak untuk penerimaan kas yang terkena pajak adalah ditentukan
dengan cara mengurangkannya dari arus masuk kas bruto.
Rumus : penerimaan kas kena pajak x (1- Tarif Pajak)
Pendapatan Nonkas
Pendapatan non kas yang memiliki efek pajak juga mempengaruhi arus kas karena
pengaruhnya terhadap kewajiban pajak perusahaan pada tahun yang bersangkutan. Karena
kewajiban pajak pendapatan ditentukan atas dasar akuntansi akrual, pendapatan non kas
seperti penjualan kredit, rencananya akan dikumpul pada tahun berikutnya, tidak
meningkatkan kas yang tersedia pada perusahaan tahun ini, tetapi meningkatkan pajak
pendapatan perusahaan pada tahun berjalan. Pada gilirannya, transaksi ini meningkatkan arus
kas (pajak) untuk tahun berjalan. Dengan demikian pendapatan non kas untuk tahun berjalan
menurunkan, bukan meningkatkan, kas yang tersedia bagi perusahaan. Jumlah penurunan
tersebut adalah kenaikan pajak yang dihasilkan dari pendapatan non kas.
Beban Nonkas
Biaya non kas meningkatkan, peningkatan beban non kas ( misalnya biaya amortisasi
dan depresiasi) tidak mengurangi arus kas. Pengurangan beban non kas untuk keperluan
pajak pendapatan mengurangi kewajiban pajak yang jika tidak demikian akan ada.
Pengeluaran Proyek
Pengeluaran investasi pada tahap pengeluaran proyek, ada kemungkinan efek arus
kas harus dimasukkan kedalam analisi modal investasi. Dalam beberapa situasi ada biaya kas
akhir proyek yang harus disertakan atas dasar setelah pajak. Biaya ini meliputi biaya
pengeluaran aset, biaya restorasi dan setiap biaya yang berhubungan dengan karyawan.
Dalam kasus Mendoza (Tampilan 12.3), masuknya kas setelah pajak dari penjualan aset 4
tahun ini di proyeksikan menjadi $3.000 yaitu; $5.000 hasil penjualan bersih dikurangi
$2.000 pajak penghasilan yang dibayarkan atas pendapatan.
Seperti yang ditunjukkan oleh hasil survei pada perusahaan – perusahaan besar yang
dilaporankan dalam tampilan diatas, 2 dari model DCF (NPV dan IRR) digunakan secara luas
dalam praktik ini: sekitar tiga perempat perusahaan “selalu” atau “hampir” selalu”
menggunakan NPV dan IRR dalam penganggaran modal.
TAMPILAN 12.9 Bukti Survei Terkait Definisi “Tingkat Diskonto” untuk keperluan
penganggaran modal (N=205)
Persentase yang Mempertimbangkan Definisi ini
sebagai Definisi Terbaik untuk “Tingkat Diskonto”
Definisi “Tingkat Diskonto”
WACC 83,2
Biaya Utang setelah Pajak 7,4
Laba ditahan 1,5
Biaya ekuitas baru 1,0
Lain-lain 6,9
Total 100,0
Tampilan diatas emnunjukkan bahwa mayoritas perusahaan dizaman sekarang menentukan
tingkat diskonto untuk tujuan penganggaran modal secara WACC.
Memperkirakan WACC
Secara umum WACC ( Weighted Average Cost of Capital ) merupakan tingkat
diskonto yang sesuai untuk digunakan dalam arus kas masa depan terkait proyek – proyek
“berisiko”. WACC dapat ditetapkan sebagai tingkat pengembalian yang diperkirakan akan
dituntut oleh para investor pada portofolio yang terdiri atas semua sekuritas perusahaan.
Bobot dalam menentukan WACC didasarkan pada struktur modal perusahaan , yaitu
gabungan utang dan modal, dinyatakan dengan istilah nilai pasar.
Menetukan Bobot
Nilai pasar, bukan nilai buku (akuntansi), secara konseptual diperlukan untuk
menentukan beban yang berkenaan dengan setiap sumber dana dalam penentuan WACC.