Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK

RELAI JARAK SEBAGAI PENGAMAN UTAMA


PADA POLA PROTEKSI SUTT
PT. PLN ( Persero) Udiklat Semarang
Ira Debora Parhusip1 , Dr. Ir. Hermawan, DEA2
1 2
Mahasiswa dan Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Jalan Prof. H. Soedarto, S.H., Tembalang, Semarang Kode Pos 50275 Telp. (024) 7460053, 7460055
Fax. (024) 746055
break_leg_go@yahoo.com

Abstrak— Kondisi penyediaan dan keandalan listrik saat ini Relai jarak bekerja berdasarkan hukum ohm (Ω) sesuai data
telah menjadi indikator pertumbuhan ekonomi nasional. PLN input analog tegangan (V) dan arus (I).Penyetelan dan
sebagai perusahaan yang mengelola penyediaan tenaga listrik kordinasi rele jarak selama ini berdasarkan aspek-aspek teknis
selalu berusaha untuk meningkatkan penyediaan dan keandalan saluran transmisi itu sendiri dengan kompensasi perkiraan
listrik bagi konsumen. Proteksi pada saluran transmisi sangat
menentukan keandalan listrik sehingga perlu mendapat perhatian besarnya gangguan yang dihitung secara off‐line. Penyetelan
yang serius dalam perencanaannya tidak terkecuali setting relai jarak memegang peranan yang sangat penting untuk
peralatan proteksinnya yaitu Relai. mendapatkan keandalan dan selektifitas kerja yang tinggi dari
Relai jarak merupakan relai yang paling banyak digunakan relai. Oleh karena itu, PT. PLN ( Persero ) Udiklat Semarang
sebagai pengaman utama pada Saluran Udara Tegangan Tinggi selaku sarana dan prasarana Pendidikan dan Pelatihan bagi
karena kemampuannya dalam menghilangkan gangguan (fault pegawai PLN menjadwalkan pelatihan- pelatihan dari
clearing) dengan cepat dan penyetelannya yang relatif mudah. pengenalan pola proteksi penghantar hingga perhitungan
Penyetelan relai jarak memegang peranan yang sangat penting setting relai dan koordinasi sistem proteksi penghantar.
untuk mendapatkan keandalan dan selektifitas kerja yang tinggi
dari relai.
Sedangkan pada makalah ini, penulis akan membahas
PT. PLN ( Persero ) Udiklat Semarang selaku sarana dan pengenalan awal pola proteksi SUTT, filosofi penyetelan relai
prasarana Pendidikan dan Latihan bagi Pegawai PLN, aktif jarak dan faktor-faktor yang mempengaruhi kerja relai jarak
menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan penyetelan relai yang diharapkan membantu pembaca mengenali proteksi
jarak pada saluran transmisi mulai dari pendalaman konsep pola SUTT wilayah kerja PLN terutama PLN P3B JB.
proteksi penghantar, kalkulasi settingnya hingga jangkauan
pengamanan relai jarak yang dapat underreach maupun 1.2 Tujuan
overreach. Tujuan makalah ini adalah :
Kata kunci : Proteksi, Relai Jarak, Saluran Udara Tegangan a. Memahami pentingnya peranan relai proteksi dalam
Tinggi, Fault Clearing Time, Setelan Relai Jarak, Jangkauan
Pengamanan
saluran tegangan tinggi
b. Mengetahui pola proteksi penghantar tegangan tinggi
I. PENDAHULUAN dan macam-macam relai proteksinya
c. Memahami prinsip dasar setting relai jarak
d. Memahami pentingnya pengaruh konfigurasi saluran
1.1 Latar Belakang
Sistem transmisi memegang peranan yang sangat transmisi serta sistem pentanahan dalam kerja relai
penting dalam proses penyaluran daya listrik. Oleh karena itu jarak
proteksi pada saluran transmisi perlu mendapat perhatian yang e. Mengetahui penyebab kesalahan kerja relai jarak
serius dalam perencanaannya. Sistem transmisi sendiri
1.3 Batasan Masalah
merupakan sistem dinamis kompleks yang parameter ‐
Batasan masalah pada makalah ini adalah :
parameter dan keadaan sistemnya berubah secara terus
1. Laporan ini membahas pola proteksi SUTT secara umum
menerus. Oleh karena itu strategi proteksi harus disesuaikan
beserta klasifikasi relai proteksi yang digunakan sebagai
dengan perubahan dinamis tersebut dalam hal desain dan
pengaman utama dan cadangannya.
setting peralatannya. Relai sebagai salah satu bagian penting
2. Laporan ini membahas prinsip setting relai jarak pada
dalam sistem proteksi saluran transmisi harus mempunyai
SUTT dan parameter inputan yang harus ada sebelum
kemampuan mendeteksi adanya gangguan pada semua
kalkulasi setting relai.
keadaan yang kemudian memisahkan bagian sistem yang
3. Laporan ini membahas zona kerja relai jarak dan faktor-
terganggu tersebut sehingga dapat meminimalkan kerusakan
faktor teknis yang mempengaruhinya.
pada bagian yang terganggu dan mencegah gangguan meluas
4. Tidak membahas koordinasi proteksi SUTT
ke saluran lain yang tidak terganggu.
5. Tidak melakukan kalkulasi setting relai jarak
Relai jarak merupakan relai yang paling banyak
digunakan sebagai pengaman utama pada saluran transmisi.

1
II. TINJAUAN PUSTAKA Dengan Komponen-komponen sebagai berikut :
2.1 Gangguan pada Sistem Penyaluran 1. Trafo arus dan atau Trafo tegangan
Saluran trasmisi merupakan suatu sistem yang kompleks 2. Relai Proteksi
yang mempunyai karakteristik yang berubah ‐ ubah secara 3. Pemutus Tenaga
dinamis. Adanya perubahan karakteristik ini dapat 4. Catu daya (Battery) AC dan atau DC
menimbulkan masalah jika tidak segera dapat diantisipasi. 5. Sistem pengawatan.
Dalam hubungannya dengan sistem pengamanan suatu sistem 6. Sistem Komunikasi untuk keperluan Teleproteksi
transmisi, adanya perubahan tersebut harus mendapat
perhatian yang besar mengingat saluran transmisi memiliki Pengertian Relai Proteksi : Relai adalah suatu alat yang
arti yang sangat penting dalam proses penyaluran daya. bekerja secara otomatis mentrip PMT penyaluran daya listrik
Jaringan tenaga listrik yang terganggu harus dapat segera dan memberikan alarm (informasi) akibat adanya gangguan,
diketahui dan dipisahkan dari bagian jaringan lainnya secepat sedangkan syarat peralatan proteksi adalah dapat bekerja
mungkin dengan maksud agar kerugian yang lebih besar dapat sensitive, selektif, cepat, andal, dan harus ekonomis.
dihindarkan. Gangguan pada jaringan tenaga listrik dapat 2.2.3 DaerahPengamanan
diakibatkan oleh Gangguan Sistem dan Non Sistem. Di dalam pengaman sistem tenaga listrik, seluruh
a. Gangguan Sistem komponen harus diamankan dengan tetap menekankan
Gangguan sistem adalah gangguan yang terjadi di sistem selektivitas kerja relai . Untuk mencapai hal ini, sistem tenaga
tenaga listrik seperti pada generator, trafo, SUTT dan SKTT. listrik dibagi menjadi daerah-daerah (zona) pengamanan.
DAERAHKERJARELE PROTEKSI
Gangguan system dapat berupa gangguan temporer dan
gangguan permanen. Daerah
Gangguan temporer adalah gangguan yang hilang dengan Daerah
Proteksi BusBar
Daerah
Proteksi BusBar
Proteksi BusBar

sendirinya bila PMT terbuka.


Gangguan permanen adalah gangguan yang tidak hilang
G
dengan sendirinya, sedangkan untuk pemulihan diperlukan
perbaikan. Daerah 150kV
Daerah
b. Gangguan Non Sistem Proteksi
Generator
Daerah
Proteksi SUTT
Proteksi SUTT/SKTT
150 kV
PMT trip tidak selalu disebabkan oleh terjadinya gangguan 150kV
Daerah
pada sistem tetapi dapat juga PMT terbuka oleh karena Relai Proteksi Trafo Daya

yang bekerja sendiri atau kabel kontrol yang terluka 20kV


GARDU INDUK

(terhubung singkat) dan dapat juga disebabkan interferensi GARDU INDUK

sehingga disebut gangguan bukan pada sistem.


Jenis gangguan dapat berupa : Over Voltage, Hubung GARDU INDUK
Daerah
Proteksi Penyulang 20kV
singkat, Over Load, dan Reverse Power
Gambar 2 Pembagian daerah pengamanan sistem tenaga listrik
2.2 Filosofi Proteksi 2.2.4 Proteksi Utama dan Proteksi Cadangan
2.2.1 Fungsi dan Peranan Proteksi Untuk mengatasi adanya kegagalan kerja dari sistem
1. Mendeteksi adanya gangguan atau keadaan abnormal pengaman, maka pengamanan sistem tenaga listrik dibuat
lainnya yang dapat membahayakan peralatan atau berlapis menjadi dua kelompok, yaitu pengaman utama dan
sistem. pengaman cadangan. Pengaman utama akan segera bekerja
2. Memisahkan bagian sistem yang terganggu secepat jika terjadi gangguan, sedangkan pengaman cadangan akan
mungkin sehingga kerusakan dibatasi seminimum bekerja jika pengaman utama gagal bekerja.
mungkin dan bagian sistem lainnya tetap dapat 2.2.5 Klasifikasi Relai Proteksi
beroperasi. a. Berdasarkan Besaran Input
2.2.2 Perangkat Sistem Proteksi • Arus (I) : Relai Arus Lebih (OCR) ; Relai Arus
Kurang (UCR)
Sum ber + + + • Tegangan (V) : Relai Tegangan Lebih (OVR) ; Relai
PMT Tegangan Kurang (UVR)
CT
• Frekuensi (f) : Relai frekuensi lebih (OFR) ; Relai
Relai
Frekuensi Kurang (UFR)
• Daya : Relai daya Max / Min ; Relai Arah
Sistem (Directional Relai) , Relai Daya Balik
• Impedansi (Z) : Relai jarak (Distance Relai)
AC _
Relai bantu TC PMT
_ • Beda arus : Relai Differensial
Beban
Sistem
b. Berdasarkan Karakteristik Waktu Kerja
Alarm
: • Seketika (Instant/High Speed Relai )
Sistem DC
• Penundaan waktu ( time delay )
c. Berdasarkan Prinsip Kerja
Gambar 1 Perangkat Sistem Proteksi Tipe Elektromekanis, Tipe Thermis, Tipe gas, Tipe
Tekanan, Tipe Statik (Elektronik) dan digital.

Daerah
Daerah Daerah Proteksi BusBar
Proteksi BusBar Proteksi BusBar
2.2.6 Penyebab Kegagalan Sistem Proteksi
Kegagalan atau kelambatan kerja proteksi dapat
disebabkan antara lain oleh :
-Relainya telah rusak atau tidak konsisten bekerjanya.
-Setelan Relainya tidak benar (kurang sensitif atau kurang
cepat).
-Baterenya lemah atau kegagalan sistem DC Supply sehingga
tidak mampu mengetripkan PMT-nya.
-Hubungan kontak kurang baik
-Kemacetan mekanisme tripping pada PMT-nya karena kotor,
karat, patah atau meleset.
Gambar 3 Blok Diagram Sistem Proteksi Penghantar
-Kegagalan PMT dalam memutuskan arus gangguan yang bisa
disebabkan oleh arus gangguanya terlalu besar melampaui
Sistem proteksi jaringan (SUTT dan SUTET) terdiri
kemampuan pemutusan (interupting capability), atau
dari Proteksi Utama dan Proteksi Cadangan (pada dasarnya
kemampuan pemutusannya telah menurun.
sistem proteksi cadangan dapat dibagi menjadi dua kategori
-Kegagalan saluran komunikasi teleproteksi.
lagi yaitu Sistem Proteksi Cadangan Lokal dimana bekerja
-Trafo arus terlalu jenuh.
bilamana pengaman utama yang sama gagal bekerja, dan
Sistem Proteksi Jarak Jauh yang bekerja bilamana pengaman
2.3 Pengenalan Sistem Pengetanahan Netral dan
utama di tempat lain gagal bekerja) yaitu sebagai berikut :
Hubung Singkat
a) Distance Relay
 Basic atau Step
Pengetanahan Netral
Pertanahan sistem atau pertanahan titik netral adalah cara  PUTT
menghubungkan titik netral Generator dan Transformator  POTT
Tenaga ke tanah. Ada beberapa pertanahan sistem yaitu :  Blocking
1. Sistem yang Tidak Diketanahkan b) Differential Relay
2. Sistem Diketanahkan melalui Tahanan Tinggi  Pilot
3. Sistem diketanahkan melalui tahanan rendah  Current
4. Sistem diketanahkan langsung  Phase
c) Directional Comparison Relay
Hubung Singkat  Impedance
Hubung singkat adalah terjadinya hubungan penghantar  Current
bertegangan atau penghantar tidak bertegangan secara  SuperImposed
langsung tidak melalui media (resistor/beban) yang Proteksi Cadangan adalah sebagai berikut :
semestinya sehingga terjadi aliran arus yang tidak normal  Sistem proteksi cadangan lokal : OCR & GFR
(sangat besar). Hubung singkat merupakan jenis gangguan  Sistem proteksi cadangan jauh : Zone 2 GI remote
yang sering terjadi pada sistem tenaga listrik, terutama pada
saluran udara 3 fase. 3.1 Pola Pengamanan Relai Jarak
Arus hubung singkat yang begitu besar sangat Pola pengaman pada Relai Jarak ditentukan
membahayakan peralatan, sehingga untuk mengamankan berdasarkan kebutuhan untuk keamanan peralatan maupun
perlatan dari kerusakan akibat arus hubung singkat maka keandalan operasi namun disisi lain tidak mengesampingkan
hubungan kelistrikan pada seksi yang terganggu perlu aspek-aspek investasi.
diputuskan dengan peralatan pemutus tenaga atau Circuit
Breaker (CB). Gangguan hubung singkat yang sering terjadi Pola Pengaman Basic
pada sistem tenaga listrik 3 fase sebagai berikut : Pola pengaman Basic pada Relai Jarak merupakan pola
1) satu fase dengan tanah 2) fase dengan fase kerja Relai Jarak yang bekerja instant pada area setting Zone-
3) dua fase dengan tanah 4) 3 fase dengan tanah 1, bekerja dengan back-up time untuk Zone-2 dan Zone-3
5) fase dengan fase dan 6)Hubung singkat 3 fase tanpa dilengkapi fasilitas teleproteksi (mengrimkan receive
pada waktu bersamaan signal pada saat relai mendeteksi adanya gangguan).
dariketiga fase dengan tanah

III. POLA PROTEKSI PENGHANTAR


Dalam usaha untuk meningkatkan keandalan
penyediaan energi listrik, kebutuhan sistem proteksi yang
memadai tidak dapat dihindarkan. Blok diagram sistem
proteksi penghantar sebagai berikut : Gambar 4 Pola pengaman basic

3
Pengenalan Pola Pengaman Teleproteksi tanah tersendiri. Untuk gangguan tanah pada sistem dengan
Untuk kehandalan sistem diperlukan fasilitas tahanan tinggi dipakai dua jenis pengaman, yaitu :
pembawa saluran tenaga (Power Line Carrier) agar gangguan a. Relai Tanah Selektif (Selection Ground Relay)
sepanjang saluran dapat ditripkan dengan seketika pada pada b. Relai Tanah Terarah (Directional Ground
kedua sisi ujung saluran. Relay) ; yang keduanya akan bekerja sebagai
Pola ini dapat digambarkan sebagai berikut : pengaman utama (main protection) dan pengaman
cadangan (back-up protection) secara timbal balik.
3.3.1.1 Pola Proteksi SUTT 70kV dengan Tahanan
Rendah
Pola pengaman untuk system 70 kV yang
menggunakan tahanan rendah sebagai pentanahan netralnya
adalah sebagai berikut :
1. Pengaman Utama
a) Gangguan fasa-fasa : Relai Jarak
b) Gangguan fasa-netral : Relai Jarak
2. Pengaman Cadangan
a) Gangguan fasa-fasa : Relai arus lebih waktu terbalik
(tak terarah)
b) Gangguan fasa-netral : Relai arus lebih waktu terarah,
waktu tertentu atau waktu terbalik.

Dengan waktu pembebasan gangguan :


1. Pengaman Utama : Waktu dasar maksimum 150 ms
Gambar 5 Pola pengaman teleproteksi dengan penundaan waktu maksimum 600 ms
2. Pengaman Cadangan
a) Jarak Jauh :Dengan penundaan waktu maksimum 600 ms
3.2 Pola Proteksi SUTET b) Lokal : Dengan penundaan waktu maximum 1000 s

Tabel 1 Pola Proteksi SUTET Sistem Jawa Bali 3.3.1.2 Pola Proteksi SUTT 70kV dengan Tahanan
Tinggi
Pola pengaman untuk system 70 kV yang menggunakan
tahanan tinggi sebagai pentanahan netralnya adalah sebagai
berikut :
1. Pengaman Utama
a) Gangguan fasa-fasa : Relai Jarak
b) Gangguan fasa-netral : 1. Relai tanah selektif
2. Relai tanah terarah
2. Pengaman Cadangan
a) Gangguan fasa-fasa : Relai arus lebih waktu terbalik
(tak terarah)
Z : Distance Relay DEF : Directional Earth fault b) Gangguan fasa-netral : Relai arus lebih waktu terarah,
TP : Teleproteksi (PLC & FO) DC : Directional Comparison waktu tertentu atau waktu terbalik.
PC : Phase Comparison CD : Line Current Differential Sedangkan untuk saluran pendek ditetapkan sebagai berikut :
a. Sistem dengan tahanan rendah / solid grounded
3.3 Pola Proteksi SUTT 70kV dan 150kV - Relai Jarak dengan pola blocking, atau
3.3.1 Pola Proteksi SUTT 70kV - Relai diferensial kawat-pilot
Pada sistem 70 kV terdapat dua macam pentanahan Keduanya sebagai pengaman gangguan fasa maupun
netral sistem yaitu : gangguan tanah.
a. Pentanahan netral dengan tahanan rendah atau b. Sistem dengan tahanan tinggi
solid grounded, misalnya terdapat di wilayah Jawa - Relai Jarak dengan pola blocking, atau
Barat, Jakarta Raya, Bengkulu, dan Sulawesi utara. - Relai diferensial kawat-pilot
b. Pentanahan netral dengan tahanan tinggi, - Relai fasa selektif
misalnya terdapat di wilayah Jawa Timur dan (Dimana ketiganya sebagai pengaman gangguan fasa)
Palembang.
Pada sistem dengan tahanan rendah, Relai Jarak 3.2.2 Pola Proteksi SUTT 150kV
dapat dipakai sekaligus untuk gangguan fasa maupun Pada Sistem Transmisi 150 kV ini terdapat hanya
gangguan tanah, tetapi pada sistem dengan tahanan tinggi satu macam pentanahan netral sistem yaitu pentanahan efektif.
dimana arus gangguannya kecil yang menyebabkan Relai Berbeda dengan SUTT 70 kV, penggunaan rele jarak sebagai
Jarak tidak bekerja, sehingga harus dipasang relai gangguan pengaman utama yang dilengkapi teleproteksi menjadi suatu
keharusan. Untuk penghantar dengan kategori saluran pendek,

4
rele pengaman direkomendasikan menggunakan relai Berdasarkan IEEE Std C17.113-1999 tentang Guide
differensial. for Protective Relay Applications to Transmission Lines yang
Ada dua macam pola pengaman dengan pilot yang ikut dianut oleh P3B JB , panjang penghantar dikelompokan
telah dan akan diterapkan pada SUTT 150 kV PLN P3B, menjadi :
yaitu : - Saluran Pendek dengan SIR ≥ 4
1) Permissive Transfer Trip Scheme - Saluran Menengah dengan 0.5 < SIR < 4
a) Permissive Underreach Transfer Trip (PUTT) - Saluran Panjang dengan SIR ≤ 0.5
b) Permissive Overreach Transfer Trip (POTT )
2) Blocking Scheme IV. PRINSIP DASAR PENYETELAN RELAI JARAK

Sedangkan Pola pengamanan Saluran Udara Tegangan Tinggi 4.1 Zona Proteksi Relai Jarak
150 kV : Relai Jarak digunakan sebagai pengaman utama (main
1. Pengaman Utama protection) pada SUTT/SUTET dan sebagai backup untuk
Untuk gangguan fasa-fasa dan gangguan fasa-netral : Relai seksi didepan. Relai Jarak bekerja dengan mengukur besaran
Jarak yang dilengkapi sistem teleproteksi impedansi (Z) transmisi yang dibagi menjadi beberapa daerah
2. Pengaman Cadangan cakupan yaitu Zone-1, Zone-2, Zone-3, serta dilengkapi juga
Untuk gangguan fasa-fasa dan gangguan fasa-netral : Relai dengan teleproteksi (TP) sebagai upaya agar proteksi bekerja
arus lebih waktu terbalik (tak terarah) selalu cepat dan selektif di daerah pengamanannya.
 Zona 1 : Penyetelan pengaman zona 1 adalah karena
3.2.3 Fault Clearing Time, Operating Time Relai dan SIR adanya kesalahan pengukuran jarak akibat kesalahan
Kecepatan pemutusan gangguan pada saluran udara CT,PT dan relainya sendiri
mencakup :  Zona 2 : Sisa yang tidak diamankan Zone 1
 kecepatan kerja (operating time) relai diamankan oleh Zone 2 dengan perlambatan waktu.
 kecepatan buka pemutus tenaga (circuit breaker)  Zona 3 : Pengaman cadangan ditambah relai zona 3
 waktu kirim sinyal teleproteksi harus dapat menjangkau ujung seksi berikutnya, dengan
Fault Clearing Time : lamanya waktu mulai dari saat waktu tunda lebih lambat dari Zone 2 seksi berikutnya.
gangguan sampai gangguan dipisahkan dari sistem tenaga
listrik
Operating Time : lama waktu kerja Relai mulai dari
mendeteksi adanya gangguan sampai memberi perintah trip
CB
Tabel 2 Fault Clearing Time Proteksi SUTT Gambar 6 Susunan Relai 3 zona pengamanan

No. Uraian Pembagian Sistem 150 kV Sistem 70 kV


Batas pengamanan Relai Jarak bukan titik tertentu
Waktu (milli sec) (milli sec) melainkan merupakan daerah batas. Panjang daerah batas ini
1. Penjatuhan Relai ditentukan oleh adanya kesalahan yaitu Error Trafo Arus,
 Sinyal Pembawa 20 20 Trafo Tegangan, relai dan data panjang saluran transmisi.
(PLC/FO) 40 70
 Relai 4.2 Prinsip Dasar Kerja Relai Jarak
2. Pembukaan PMT 60 60 Relai Jarak mengukur tegangan pada titik relai dan arus
TOTAL 120 150 gangguan yang terlihat dari relai, dengan membagi besaran
tegangan dan arus maka impedansi sampai titik terjadinya
gangguan dapat di tentukan.
ACUAN POLA PROTEKSI Dalam kondisi normal :

Gambar 7 Rangkaian Ekuivalen Relai Jarak dalam Kondisi Normal


SIR : Panjang saluran transmisi dapat dikelompokan
berdasarkan perbandingan impedansi sumber terhadap Impedansi yang terukur adalah :
impedansi saluran yang diproteksi (Source to Impedance VR
ZR   Z L  Z LOAD (4.1)
Ratio / SIR) yang dikelompokan kedalam tiga kategori yaitu IR
saluran transmisi pendek, menengah dan panjang. SIR
menunjukan kekuatan sistem yang akan diproteksi, semakin
kecil SIR berarti semakin kuat sumber yang memasok saluran
transmisi tersebut, dan sebaliknya.

5
Sedangkan dalam keadaan gangguan : Tegangan pada relai : Vrelai = VR
Arus pada relai : Irelai = IR+K0.In
Arus netral : In=IR+IS+IT
Kompensasi urutan nol : K0=1/3(Z0-Z1/Z1)
maka Z1=VR/(IR+K0.In)

Gambar 8. Rangkaian Ekuivalen Relai Jarak dalam Kondisi Tabel 3 Pengukuran Impedansi pada Relai Jarak
Gangguan
Maka impedansi yang terukur adalah : Z  V R  Z (4.2)
R F
IR
dengan ketentuan relai akan bekerja bila Z F  Z SET .
dimana : Zf=Impedansi gangguan (ohm)
Vr=Tegangan (Volt)
Ir=Arus gangguan (A)
Zset = Impedansi Setting (ohm )
Relai Jarak akan bekerja dengan cara membandingkan
impedansi gangguan yang terukur dengan impedansi seting
dengan ketentuan : 4.4 Karakteristik Relai Jarak
 Bila harga impedansi ganguan lebih kecil dari pada Beberapa relai numeris saat ini mampu mendeteksi dan
impedansi seting relai maka relai akan trip. membaca nilai pasti impedansi gangguan dan menentukan
 Bila harga impedansi ganguan lebih besar dari pada apakah harus beroperasi dengan membandingkan batas-batas
impedansi seting relai maka relai akan tidak trip. impedansi sesuai karakteristik relai jarak yang dinyatakan
dalam R/X diagram.
4.3 Pengukuran Impedansi Gangguan
4.3.1 Gangguan Hubung singkat 3 fasa Karakteristik Impedansi :
Pada saat terjadi gangguan tiga fasa yang simetris maka
amplitudo teganganfasa Vr,Vs,Vt turun namun beda fasa tetap
120 derajat.

Gambar 9 Gangguan hubung singkat 3 fasa

Impedansi yang diukur Relai Jarak pada saat terjadi gangguan


hubung singkat tiga fasa adalah sebagai berikut : Gambar 10 Karakteristik Impedansi

Karakteristik Mho :
(4.3)
dimana Z1 = impedansi saluran terganggu yang terbaca oleh
relai (ohm)
VR = Tergangan fasa terganggu ke netral (V)
IR = Arus fasa (A)
4.3.2 Gangguan Hubung Singkat 2 Fasa
Pengukuran impedansi untuk hubung singkat antara fasa S dan
T adalah sebagai berikut :
V relai = VS – VT I relai = IS - IT
sehingga, ZR = ( VS – VT ) / ( IS – IT ) (4.4) Gambar 11 Karakteristik Mho
4.3.3 Gangguan Hubung Singkat 1 Fasa ke Tanah
Untuk mengukur impedansi pada saat hubung singkat Karakteristik Reaktansi :
satu fasa ke tanah, tegangan yang dimasukkan ke relai adalah
tegangan yang terganggu, sedangkan arus fasa terganggu di
tambah arus sisa dikali faktor kompensasi, hal ini berdasarkan
prinsip kerja Relai Jarak sendiri membaca impedansi urutan
positif dari saluran transmisi. Akan tetapi pada gangguan satu
fasa atau dua fasa ke tanah, pengukuran impedansi akan
mencakup pula impedansi urutan nol. Hal ini dapat
menyebabkan terjadinya kesalahan pengukuran (underreach)
untuk gangguan satu fasa maupun dua fasa ke tanah, maka :
Gambar 12 Karakteristik Reaktansi

6
Karakteristik Quadrilateral :

Gambar 13 Karakteristik Quadrilateral

4.6 Parameter Input Perhitungan Setting


Sebelum melakukan kalkulasi setting, terlebih dahulu
harus diketahui parameter parameter input yang akan
mempengaruhi perhitungan setting yaitu sebagai berikut :

a. Data Relai Proteksi: Data nominal arus dan


tegangan rele, Minimum tap setting dan range setting,
Identitas relai tersebut ( merek/ tipe, arus nominal,
power suplai yang tersedia, range setting, operating Gambar 15 Blok Diagram Relai Jarak pada Panel
time, akurasi pada nilai setting dan karakteristik kerja)
b. Data Konfigurasi Jaringan : Data konfigurasi V. PENYETELAN JANGKAUAN PENGAMANAN DAN
ASPEK-ASPEK TEKNISNYA
jaringan penghantar yang akan diproteksi dan
konfigurasi jaringan yang akan dikoordinasikan ke
5.1 Penyetelan Jangkauan Zona Pengamanan Relai Jarak
depan maupun ke belakang
c. Data Peralatan Bantu : Yang dimaksud dengan
Jangkauan Pengamanan Zona 1
peralatan bantu pada bagian ini adalah CT, PT, PMT Zone-1

dan konduktor. Kebutuhan data akan konduktor ZL2 ZL4

meliputi data Kemampuan Hantar Arus (CCC) dari A ZL1 B C


konduktor tersebut. ZL3

d. Data Arus Hubung Singkat Teraktual


D
4.7 Blok Diagram Relai Jarak
Gambar 16 Jangkauan Pengamanan Zona 1

Setting jangkauan zone-1 harus mengcover seluruh


segmen penghantar yang diamankan, dan dengan
memperhitungkan kesalahan-kesalahan sebagai berikut :
 Trafo Arus CT = Error (Ect)
 Trafo Tegangan PT = Error (Ept)
 Relai = Error (Er)
 Data saluran = Error (Edt)
Asumsi kesalahan total E = Ect+Ept+Er+Edt = 20%
Untuk menghindari relai bekerja secara langsung(instantneous)
apabila gangguan yang terjadi berada di luar saluran transmisi
Gambar 14 Blok Diagram Internal Relai Jarak yang diproteksinya maka zona 1 disetting :
Zona 1 = (1-E)Zline1 = 0.8Zline1 (5.1)
1. Starting Element 5. Tripping Relai
2. Phase switching 6. Time Lag Relai Jangkauan Pengamanan Zona 2
3. Unit Setting 7. Indicator Zone-2 (mak1)

4. Elemen Pengukur 8. Aux Supply Unit Zone-2 (min)

ZL2 ZL4

A ZL1 B C
ZL3

D
Gambar 17 Jangkauan Pengamanan Zona 2

7
Dasar pemilihan zone-2 adalah berdasarkan dimana k = bagian trafo yang diproteksi (nilai k
pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut : direkomendasikan = 0.8)
 Dengan mengasumsikan kesalahan-kesalahan seperti ZL1 = saluran transmisi yang diproteksi ( )
pada penyetelan zone-1 sekitar 20 %, maka didapat Xt = Impedansi trafo daya di GI ( )
penyetelan minimum dan maksimum untuk zone-2 sebagai dengan setting waktu relai t3 = 1.6 detik.
berikut :
Z2min =1.2 ZL1 (5.2) Jangkauan Pengamanan Zona 3 reverse
Z2mak = 0.8 (ZL1 + 0.8 ZL2) (5.3) Zone-3 reverse digunakan pada pola blocking sebagai
Keterangan : pengirim carrier (blocking signal), dimana daerah ini
ZL1 = saluran transmisi yang diproteksi ( ) diusahakan mencakup seluruh zone-2 (near end bus). Tetapi
Z L2 = saluran transmisi seksi berikutnya yang terpendek( ) tidak boleh terlalu panjang untuk menghindari jika terjadi
 Jika pada saluran seksi benkutnya terdapat beberapa kesalahan di daerah zone-3 reverse tersebut, relai tetap selektif.
cabang, untuk mendapatkan selektifitas yang baik maka
setting Z2max, diambil dengan nilai impedansi penghantar (ohm) Jangkauan Resistif
yang terkecil Fungsi penyetelan jangkauan resistif adalah mengamankan
 Untuk keadaan dimana Z2max>Z2min maka setting zone-2 gangguan yang bersifat resistansi tinggi. Prinsip penyetelan
diambil = Z2max dengan t2 = 0.4 detik. jangkauan resistif (Rb) tidak melebihi dari kriteria setengah
 Jika saluran yang diamankan jauh lebih panjang dari beban (1/2 Z beban ).
saluran seksi berikutnya maka akan terjadi Z2max < Z2min. Pada Tahanan loop pada gangguan tanah :
0.8 ( RLo  2. RL1) .
keadaan demikian untuk mendapatkan selektifitas yang baik, RmL  3
(5.8)
maka zone-2 = Z2min dengan setting waktunya dinaikkan satu Tahanan loop total : R1  RmL  Rf (5.9)
tingkat (t2=0.8 detik) dimana : RLo = tahanan urutan nol ( )
 Jika pada gardu induk di depannya terdapat trafo daya, RL1 = tahanan urutan positif ( )
maka jangkauan zone-2 sebaiknya tidak melebihi impedansi Rf = tahanan gangguan ( )
trafo (ZTR) (ZLo ZL1) .
ZTR= 0.8 (ZL1 + k.Xt) (5.4) ko  3 . ZL1 (5.10)
dimana dimana ko = kompensasi urutan 0
k = bagian trafo yang diproteksi nilai ( k direkomendasikan = ZLo = Impedansi urutan nol
0.5) ZL1 = Impedansi urutan positif (dalam )
ZL1 = saluran transmisi yang diproteksi ( ) Ground fault resistance comparator = R2 ( )
Xt = Impedansi trafo daya di GI ( ) R2  Vpp
(5.11)
 Jika ditemukan kondisi dimana Z2min. melebihi dari ZTR 3 . ( 2  ko) CCC
pada "near end bus", maka setelan nilai zone-2 tidak perlu dimana ko = Kompensasi urutan nol
mempertimbangkan ZTR dan tetap menggunakan Z2 min. Vpp = Tegangan phasa – phasa (V)
CCC = Kapasitas arus maksimum dari penghantar (A/m2)
Jangkauan pengamanan Zona 3 Jangkauan resistif yang dipilih : R1  R  R2
Zone-3.mak

Zone-3.min
Impedansi Starting
ZL1 ZL2 C Impedansi starting adalah impedansi dimana relai mulai
ZL4

A ZL3 merasakan adanya gangguan. Fungsi starting relai jarak :


B D
mendeteksi adanya gangguan dan menentukan jenis
gangguan/ memilih fasa yang terganggu
Gambar 18 Jangkauan Pengamanan Zona 3 Vpp
Impedansi beban : Zload  (5.12)
CCC x 3
Tujuan setting zona 3 : Sebagai pengaman cadangan untuk dimana
seluruh saluran seksi berikutnya sehingga penyetelan zona 3 Vpp = tegangan system (V)
mencapai ujung saluran seksi berikutnya dan tidak CCC kemampuan hantar arus pada penghantar (A/m2)
overlapping. Impedansi beban maksimum (Zload maks) dibatasi paling
Zone-3min = 1.2 ( ZL1 + 0,8.ZL3 ) (5.5) besar 50% dari Zload.
Zone3Mak = 0.8(ZL1+k(ZL3+ k.ZL4)) (5.6)
dimana : Setelan Waktu Kerja
ZL1 = impedansi saluran yang diamankan (dalam Ω) Zone-1 : Instantaneous
ZL3 = impedansi saluran berikutnya yang terpanjang (dalam Ω) Zone-2 : 0,3 – 0.8 detik (sesuai kebutuhan)
ZL4 = impedansi saluran berikutnya yang terpendek dari Z L3 Zone-3 : 0,8 –1,6 detik (sesuai kebutuhan)
(Ω) k = faktor infeed Zone-3 Reverse : 0,8 –1,6 detik (kebutuhan)
Jika pada gardu induk di depannya terdapat trafo daya,
maka.jangkauan zone-3 sebaiknya tidak melebihi impedansi Ayunan Daya (Power Swing)
trafo ZTR : Power Swing Block aktif untuk semua zone. Jangkauan
ZTR = 0.8 (ZL1 + + k.ZTR) (5.7) impedasi setting : 20 – 30 % dari zone terluar.
ZPSB = (1.2-1.3 ) x Zone-3

8
Waktu kerja power swing block (TPSB) adalah kurun waktu VI.PENUTUP
yang dibutuhkan untuk mem-blok relai selama terjadi ayunan
daya. 6.1 Kesimpulan
T PSB = ( 0.5 – 5 ) detik 1. Relai jarak bekerja dengan cara membandingkan
impedansi gangguan yang terukur dengan impedansi
Sudut Kerja seting dengan ketentuan bila harga impedansi ganguan
Adalah sudut parameterjaringan yang diproteksi. lebih kecil dari pada impedansi seting relai maka relai
 Sudut kerja gangguan fasa-fasa (Фph) akan trip begitu juga sebaliknya.
Фph = arc ZL1 2. Relai jarak yang digunakan sebagai pengaman utama
 Sudut kerja gangguan fasa-tanah(ФN) (main protection) pada SUTT baik 70 maupun 150 kV
ФN = arc ZLo juga SUTET 500 kV, memiliki 3 jangkauan pengamanan
yaitu zona 1, 2 dan zona 3.
OPTIONAL 3. Untuk memperoleh waktu clearing time yang cepat maka
Setelan untuk optional ditentukan sesuai kebutuhan sistem, pemakaian relai jarak sebagai pengaman utama SUTT
seperti : Teleproteksi, SOTF, VTS, dan Autorecloser pada sistem 70 dan 150 kV seharusnya dilengkapi dengan
(SPAR/TPAR). teleproteksi.
4. Atas pertimbangan biaya dan tingkat keandalan sistem
5.2 Aspek-aspek teknis yang mempengaruhi jangkauan maka tidak seluruh jaringan harus dipasang teleproteksi.
pengamanan relai jarak Prioritas bagi pemasangan sistem teleproteksi bagi sistem
70 kV adalah penghantar 70 kV yang merupakan pasokan
Jangkauan Pengamanan Relai Jarak dapat mengalami langsung dari sistem 150 kV melalui IBT 150/70 kV.
kesalahan yaitu Overreach dan Underreach sehinga kerja relai 5. Untuk mendapatkan keandalan dan selektifitas kerja yang
jarak tidak optimal, hal-hal yang mempengaruhinya tinggi dari relai jarak, ada 3 hal utama yang harus
antaralain : diperhatikan yaitu perhitungan setting relai jarak, pola
 Konfigurasi saluran dan sistem pentanahan pengaman teleproteksi, dan kompensasi terhadap factor-
 Pengaruh Infeed Current : Infeed merupakan faktor yang dapat merubah jangkauan pengamanan relai
fenomena penambahan atau pengurangan arus yang jarak.
melalui suatu titik yang tidak dirasakan oleh relai. 6. Jangkauan pengamanan relai jarak dapat mengalami 2
Infeed current akan mempengaruhi besaran kesalahan pengukuran: overreach dan underreach.
impedansi yang dideteksi oleh relai sehingga 7. Perhitungan setting relai jarak harus memperhitungkan
seolah-olah menjadi lebih besar atau sebaliknya impedansi urutan nol bila gangguan yang terjadi adalah
menjadi lebih kecil tergantung konfigurasi gangguan fasa-tanah yaitu dengan memasukkan
jaringannya. komponen factor kompensasi urutan nol dalam
 Pengaruh Tahanan Gangguan : Tahanan gangguan perhitungan.
merupakan tahanan murni, bila tambah secara 8. Contoh penggunaan relai jarak SUTT wilayah P3JB
vektoris dengan impedansi saluran maka akan adalah Distance relay ABB Type REL 316 (pola putt)
menggeser lokus impedan menjadi lebih besar Line 150 kV Pandeanlamper – Tambaklorok dan relai
sehingga relai menjadi lebih lambat (Z2,Z3) atau jarak GEC - SHPM 101 (Quadramho) pola PUTT SUTT
tidak trip sama sekali (diluar jangkauan seting). ASAHI – CLGRU.
 Pengaruh Mutual Impedansi : Bila SUTT
menggunakan satu tower digunakan untuk sirkit-1 6.2 Saran
dan sirkit-2 maka akan timbul mutual inductive 1. Sebelum menyetel relai jarak sebaiknya mengumpulkan
kopling diantara dua sirkit tersebut. Untuk informasi selengkapnya tentang semua parameter input
pengukuran impedansi urutan nol maka pengaruh baik identitas relai jarak dan konfigurasi penyaluran.
mutual kopling tidak bisa diabaikan 2. Perlu pengkajian lebih lanjut tentang koordinasi relai
 Pengaruh Pembebanan jarak sebagai pengaman utama dan relai jenis lain baik
 Power Swing Block sebagai pengaman utama juga atau pengaman cadangan.
3. Untuk tercapainya fungsi yang optimum pada Relai Jarak,
maka fungsi pemeliharan dan perawatan harus selalu
dijalankan sehingga peralatan selalu tetap terjaga dalam
kondisi yang baik.

9
DAFTAR PUSTAKA

[1] Diktat Pelatihan Perhitungan & Koordinasi Setelan


Relai Proteksi, PT. PLN (PERSERO) Penyaluran dan
Pusat Pengatur Beban Jawa-Bali Bidang Teknik-sub
bidang engineering PST, 2009
[2] Dokumen Pelatihan Filosofi Penyetelan Relai Jarak,
PT PLN(Persero) Unit Bisnis Strategis Penyaluran
dan Pusat Pengatur Beban Jawa Bali, Juni 2001
[3] Klapper,Dipl.-Ing. Ulrich, Krüger,Dr. Michael, dan
Wurzer,Dipl.-Ing. Wolfgang, Measurement of Line
Impedances and Mutual Coupling of Parallel Lines,
Seminar Internasional Relay Protection and
Substation Automation of Modern EHV Power
Systems Moscow – Cheboksary, September 10-12,
2007
[4] Alexander, G. E., Andrichak, J. G., Ground Distance
Relaying: Problems and Principles, Nineteenth
Annual Western Protective Relay Conference
Spokane, Washington October 20, 1991
[5] T.M., Riana, Estimasi Lokasi Hubung Singkat
Berdasarkan Tegangan dan Arus, Media Elektrik,
Volume 3 Nomor 1, Juni 2008
[6] Tobing, Cristof Naek Halomoan, Relai Jarak sebagai
Proteksi Saluran Transmisi. Tugas Mata Kuliah
Sistem Transmisi dan Distribusi Universitas
Indonesia, 2008

BIODATA PENULIS

Ira Debora Parhusip (L2F009011)


Dilahirkan di Bandar Lampung 5 September
1991. Menempuh pendidikan di SD Xaverius
3 Way Halim Bandar lampung, SMP
Fransiskus Tanjung Karang Bandar Lampung,
SMA Negeri 9 Bandar Lampung dan sekarang
sedang menempuh pendidikan sarjana di
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro Konsentrasi Teknik
Tenaga Listrik.

Semarang, 6 Juni 2012

Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Hermawan, DEA


NIP. 19600223 198602 1 001

10

Anda mungkin juga menyukai