Anda di halaman 1dari 10

Be Pharmacist

Program Studi Farmasi UIN Jakarta

d'First

Search ...

17
Apr
pembuatan kloroform
Yunietha Lakhiafa

Pembuatan Kloroform

I. Tujuan Praktikum
Membuat kloroform dari reaksi redoks dan hidrolisa.
II. Landasan Teori
Dalam Kamus Kimia (Balai Pustaka, 2002) kloroform diartikan sebagai zat
cair tanpa warna, dengan bau manis, menyenangkan dan anestetik. Kloroform
disebut juga haloform. Hal ini disebabkan karena brom dan klor juga bereaksi
dengan metal keton; yang menghasilkan masing-masing bromoform dan kloroform.
Hal ini disebut CHX3 atau haloform, maka reaksi ini sering disebut reaksi haloform.
Kloroform juga dikenal sebagai trichloromethane, triklorid metana,
trichloroform, triklorid metil, dan triklorid formyl. Rumus molekul kloroform : CHCl3 .
Sedangkan struktur kimia kloroform dapat dilihat di bawah :

Sebagaimana senyawa lain, kloroform memiliki ciri atau sifat tersendiri.


Diantara sifat-sifatnya tersebut adalah :
o Berbentuk cairan
o Baunya khas (menyengat)
o Mudah menguap
o Tidak larut dalam air
o Titik didih 61,2 0 C
o Indeks bias 1,487

Dalam kehidupan sehari-hari kloroform berfungsi sebagai pembius


dan pelarut senyawa organik . Penggunaan kloroform tersebut dapat dirinci sebagai
berikut :
1. Pelarut untuk lemak, ”dry cleaning” dan sebagainya
2. Obat bius ; untuk penggunaan ini : dibubuhi etanol, disimpan dalam botol coklat,
diisi sampai penuh
Senyawa halokarbon seperti kloroform dapat dibuat dengan beberapa cara,
diantaranya :
· klorinasi metana
· reaksi substitusi elektrofilik
· menurut reaksi haloform
Syarat pembuatan menurut reaksi haloform ini adalah menggunakan dari
bahan alkohol yang bila dioksidasi menghasilkan gugus asetil (CH3COO) yang
terikat pada atom H atau C. Reaksi haloform ini berlangsung dalam tiga tingkat :
1. Oksidasi (bila perlu)
2. Substitusi
3. Penguraian oleh basa
Dalam pembuatan atau pensintesaan kloroform perlu diperhatikan beberapa
hal, yaitu dengan adanya oksigen dari udara dan sinar matahari, kloroform dapat
teroksidasi dengan lambat menjadi fosgen (gas yang sangat beracun). Maka untuk
mencegah terbentuknya fosgen ini , kloroform disimpan dalam botol yang berwarna
coklat yang terisi dan mengandung 0,5 – 1% etanol. Fungsi etanol tersebut sebagai
pengikat apabila terbentuk fosgen.
2 C2H5OH + COCl2 à (C2H5O)2CO + 2 HCl
Senyawa kloroform adalah senyawa haloalkana yang mengikat tiga atom
halogen klor (Cl) pada rantai C-nya. Senyawa kloroform dapat dibuat dengan bahan
dasar berupa senyawa organik yang memiliki gugus metil (-CH3) yang terikat pada
atom C karbonil atau atom C hidroksi yang direaksikan dengan pereaksi halogen
(Cl2). Beberapa senyawa yang dapat membentuk kloroform dan senyawa haloform
lainnya adalah:
o etanol
o 2-propanol
o 2-butanol
o propanon
o 2-butanon, dll
Halogenasi sering berjalan secara eksplosif dan hampir tanpa kecuali
menghasilkan campuran produk, karena alasan inilah halogenasi kadang saja
digunakan dalam laboratorium.
Struktur senyawa haloalkana yang terbentuk dari proses halogenasi terdiri
dari ikatan sigma karbon-halogen yang terbentuk oleh saling menindihnya suatu
orbital atom halogen dan suatu orbital hibrida atom karbon. Sebuah halogen
membentuk satu ikatan kovalen dan karena itu tak terdapat sudut ikatan di sekitar
atom ini. Namun, karbon menggunakan orbital hibrida yang sama tipenya untuk
mengikat halogen, hidrogen maupun atom karbon lain.
Kloroform yang dapat dari alkohol dengan kapur klor (bleaching powder)
melalui tiga tingkatan reaksi yaitu :
1. Oksidasi oleh halogen
CH3CH2OH + Cl2 à CH3CHO + 2HCl
2. Klorinasi dari hasil oksidasi
CH3CHO + Cl2 à CCl3CHO + HCl
3. CCl3CHO + Ca(OH)2 à CHCl3 + (HCOO)2Ca
Sedangkan pada reaksi dengan aseton lebih kuat, sehingga dalam proses
sintesa digunakan susunan alat yang agak berbeda. Reaksinya dapat dilihat
sebagai berikut :
1. CH3COCH3 + 3 Cl2 à CCl3COCH3 + 3 HCl
2. CCl3COCH3 + Ca(OH)2 à CHCl3 + (CH3COO)2Ca

III. Alat dan Bahan


Alat :
· Labu Pemanas
· Alat destilasi lengkap
· Corong pisah
Bahan :
· Kaporit
· Alkohol
· Aquades
· CaCl2 anhidrat

IV. Prosedur kerja

V. Hasil Pengamatan dan Pembahasan


Pada praktikum kali ini, kami melakukan percobaan pembuatan kloroform.
Yang perlu diketahui dalam reaksi pembuatan kloroform ini adalah reaksi substitusi.
Reaksi substitusi adalah suatu reaksi dimana suatu atom, ion atau gugus
disubstitusikan untuk (menggantikan) atom, ion atau gugus lain. Dalam reaksi
substitusi alkil halida, alkil halida disebut gugus pergi (leaving group) suatu istilah
yang berarti gugus apa saja yang dapat digeser dari ikatannya dengan suatu atom
karbon. Dari segi praktis hanya Cl, Br, I merupakan gugus pergi yang cukup baik,
sehingga bermanfaat dalam reaksi-reaksi substitusi. Proses substitusi pada
umumnya terjadi pada spesi nukleofil (pencinta nukleus/pencinta inti positif) dan
spesi elektofil (pencinta elektron/pencinta inti negatif). Suatu nukleofil adalah spesi
apa saja yang tertarik kesatu pusat positif. Jadi sebuah nukleofil adalah suatu basa
Lewis. Sedangkan suatu elektrofil adalah adalah spesi apa saja yang tertarik
kesuatu pusat negatif. Jadi suatu elektrofil adalah suatu asam Lewis. Suatu reaksi
substitusi elektrofilik terjadi karena adanya spesi yang bersifat elektronegatif dan
tertarik kearah atom yang kaya elektron.
Kloroform dapat dibuat melalui reaksi substitusi elektrofilik atom-atom H ά
semua senyawa karbonil yang bergugus asetil (CH3CO-) dalam suasana basa. Juga
dapat digunakan bahan alkohol yang bila dioksidasi menghasilkan gugus asetil
Pada percobaan ini dilakukan proses senyawa kloroform (CHCl 3) dari kaporit
dan aseton melalui reaksi substitusi elektrofilik. Langkah awal yang dilakukan yaitu
mereaksikan kaporit (CaOCl2) yang merupakan serbuk putih (padat) sebanyak 30
gram dengan air 250 mL kedalam labu dasar bulat sambil digoyang-goyang
sehingga terbentuk suspensi yang sempurna. Proses pencampuran ini
menghasilkan kalsium hidroksida, Ca(OH)2 yang bersifat basa dan Cl2.
Reaksi : CaOCl2 + H2O à Ca(OH)2 + Cl2
Langkah selanjutnya adalah menuangkan 25 mL alkohol sedikit demi sedikit
sambil dikocok agar reaksinya berlangsung sempurna dengan Cl2 yang berasal dari
pencampuran kaporit dan air yang akan membentuk asetil klorida(CCl3COCH3)
O O
|| ||
(CCl3C CH3) + 3 Cl2 à CCl3 CCH3 + 3 HCl
Proses selanjutnya yaitu melakukan destilasi labu yang berisi kloroform
murni. Prosesnya dilakukan dengan memasang labu dasar bulat dalam set alat
destilasi lalu dipanaskan dengan api kecil agar proses penguapan berlangsung
sempurna. Uap yang dihasilkan akan masuk melalui kondensor sehingga mengalami
pendinginan dan akan keluar sebagai destilat.
Destilat yang keluar pada suhu 650C (menunjukkan bahwa titik didih dari
senyawa yang diperoleh berkisar pada 60-650C) akan ditampung dalam labu yang
tertutup tidak terjadi kontaminasi dengan lingkungan. Kemudian destilat kloroform
tadi dipindahkan kedalam corong pisah dan dilakukan pengeringan dengan
menambahkan CaCl2 anhidrous selama 10 menit agar air yang ada dalam larutan
kloroform terikat. Menurut teori, seharusnya sebelum penambahan CaCl2 anhidrous
tidak terjadi perubahan (tidak terbentuk 2 lapisan) dan setelah ditambahkan CaCl 2
anhidrous terbentuk 2 lapisan karena air telah diikat oleh CaCl2. Kemudian filtratnya
dipisahkan dengan cara dekantasi dan hasil kloroform ini ditimbang. Namun saat
praktikum, ternyata kami gagal memperoleh kloroformnya (tidak terbentuk 2 lapisan).
Banyak faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan dalam pembuatan kloroform,
yakni banyak perlakuan penting yang tidak kami lakukan. Disini akan kami paparkan
satu persatu kesalahan dan perlakuan yang tidak kami lakukan.
Pertama, seharusnya saat pembentukan asetil klorida (pencampuran kaporit
+ air dengan alcohol) labu didinginkan dalam air karena menimbulkan panas.
Selanjutnya labu dipanaskan pada suhu 40-50 0 C selama 10 menit agar asetil
klorida yang terbentuk dapat bereaksi kembali dengan Ca(OH) 2 menghasilkan
kloroform dan endapan putih (CH3COO)2Ca menurut reaksi :
O
||
2 CCl3CCH3 + Ca (OH)2 à 2 CHCl3 + (CH3COO)2Ca
Waktu pemanasan tidak dapat diperpanjang karena nantinya akan
mempengaruhi reaksi yang terjadi, dan endapan (CH3COO)2Ca akan bereaksi
kembali. Selanjutnya labu yang berisi kloroform didinginkan dengan tujuan agar
kloroform dan endapannya terpisah membentuk 2 lapisan yaitu lapisan atas
kloroform yang berwujud cair dan endapan (CH3COO)2Ca. Diduga hal ini yang
memungkinkan terjadinya ledakan saat praktikum. Kami tidak melakukan hal
pertama ini.
Kedua, alasan mengapa kloroform kami tidak terbentuk diduga karena dua
hal. Pertama, seharusnya saat destilat yang keluar ditampung dalam labu yang
tertutup, labu tersebut dicelupkan ke dalam gelas kimia yang berisi es agar
reaksinya berlangsung secara endoterm. Lalu kedua, saat diperoleh destilat dari
labu yang sudah didinginkan, destilat kloroform tadi dipindahkan kedalam corong
pisah untuk dilakukan proses ekstraksi dengan menambahkan larutan NaOH 10 %
terlebih dahulu kedalam destilat kloroform sampai larutannya bersifat netral.
Penambahan NaOH ini bertujuan untuk menetralisir kloroform yang diperoleh.
Pengujian sifat larutan ini dilakukan dengan menggunakan kertas lakmus kemudian
dikocok kuat-kuat dan menambahkan larutan yang terdapat dalam corong pisah
sampai terbentuk 2 lapisan yaitu atas kloroform dan bagian bawah NaOH.
Selanjutnya larutan kloroform diambil dan dicuci kembali dengan air dengan
perbandingan 1 : 1. Proses ini dilakukan agar larutan kloroform bebas NaOH.
Setelah proses ini, barulah lapisan kloroform yang diperoleh digabungkan dan
dilakukan kembali pengeringan dengan menambahkan CaCl2 anhidrous selama 10
menit agar air yang ada dalam larutan kloroform terikat.
Sebagai tambahan, untuk memperoleh kloroform yang murni, perlu dilakukan
proses destilasi kembali larutan yang diperoleh, dengan memanaskan labu destilasi
yang berisi larutan tersebut pada penangas air. Selama destilasi berlangsung,
destilat yang keluar pada suhu 60-650C ditampung. Ini menunjukkan bahwa titik
didih dari senyawa yang diperoleh berkisar pada 60-650C. Setelah proses destilasi
selesai, dilanjutkan dengan memeriksa indeks bias destilat yang diperoleh dengan
menggunakan alat refraktor untuk memastikan nilai kemurnian kloroform yang
dihasilkan tersebut. Untuk indeks bias kloroform murni berdasarkan literatur yaitu
1,487. Jika diperoleh kloroform yang tidak murni, maka perlu dilakukan proses
pemurnian dengan cara mendestilasi kembali sampai diperoleh kloroform (CHCl 3)
yang murni.

VI. Kesimpulan
1. Reaksi pada pembuatan kloroform adalah reaksi substitusi. Reaksi substitusi
adalah suatu reaksi dimana suatu atom, ion atau gugus disubstitusikan untuk
(menggantikan) atom, ion atau gugus lain.
2. Pada praktikum ini kloroforom tidak terbentuk/ pembuatan kloroform gagal.
3. Pembuatan kloroform meliputi langkah-langkah: Reaksi,
Destilasi,Pencucian,Pemisahan, dan Penimbangan.
4. Bahan-bahan yang digunakan pada pembuatan kloroform adalah
kaporit,alkohol,dan air suling.
VII. Daftar Pustaka
Baysinger,Grace.Et all.2004.CRC Handbook of Chemistry and Physics.85th ed
Carey, Francis A. 2006. Organic Chemistry Sixth Edition. New York: Mcgraw-hill.
Fessenden, Fessenden. 1986. Kimia Organik Jilid 2. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Riawan, S. 2009. Kimia Organik. Tangerang : Bina Rupa Aksara.

0 Responses
Poskan Komentar
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Followers
my Posting_Ting

 ▼ 2012 (20)
o ► September (2)
o ► Mei (4)
o ▼ April (12)
 Uji Invitro
 Uji Difusi
 Epileptika
 Rute Pemberian Obat
 Midriatik Miotik
 Uji Diuretik pada mencit
 Uji BSLT
 Reaksi Diazotasi
 ISOLASI KAFFEIN DARI TEH
 Pembuatan Alkana
 Sabun Dari Shortening
 pembuatan kloroform
o ► Maret (2)

My Blog List

Diberdayakan oleh Blogger.

About Me

Yunietha Lakhiafa
Tidak Ada SesUatu yang Lebih dari bLog ini , tapi saya akan berikan yang
terbaik , siLahkan di ambil Manfaatnya . .
Lihat profil lengkapku
Ada kesalahan di dalam gadget ini
My Posting

 ▼ 2012 (20)
o ► September (2)
o ► Mei (4)
o ▼ April (12)
 Uji Invitro
 Uji Difusi
 Epileptika
 Rute Pemberian Obat
 Midriatik Miotik
 Uji Diuretik pada mencit
 Uji BSLT
 Reaksi Diazotasi
 ISOLASI KAFFEIN DARI TEH
 Pembuatan Alkana
 Sabun Dari Shortening
 pembuatan kloroform
o ► Maret (2)

Widget-Animasi-Blog
© Be Pharmacist Bloggerized by FalconHive | Wordpress Templates Sponsored by
Blogger Styles

Anda mungkin juga menyukai