Anda di halaman 1dari 2

Upaya Melestarikan Wayang Khas Palembang kepada Peserta Didik Kelas X dan XI SMA

Negeri 6 Palembang

Wayang Palembang, yang diperkirakan tumbuh sejak pertengahan abad ke-19 Masehi, saat
Arya Damar yang terpengaruh budaya Jawa berkuasa di daerah Palembang. Wayang itu
kemudian terus tumbuh dengan karakter lokal sehingga menjadi khas Palembang.

Wayang Palembang memiliki bentuk fisik dan sumber cerita yang sama dengan wayang
purwa dari Jawa.

Bedanya, wayang Palembang dimainkan dengan menggunakan bahasa Melayu Palembang,


dan perilaku tokoh-tokohnya lebih bebas. Sementara wayang purwa menggunakan bahasa
Jawa dan perwatakan tokohnya ketat dengan pakem-pakem klasik.

Wayang Palembang berbeda, karena mentas hanya 1-3 jam, sementara wayang Jawa bisa
semalam suntuk

Seni Wayang Palembang, yang diperkirakan tumbuh sejak pertengahan abad ke-19 Masehi,
saat Arya Damar yang terpengaruh budaya Jawa berkuasa di daerah Palembang. Wayang itu
kemudian terus tumbuh dengan karakter lokal sehingga menjadi khas Palembang.

Dikenal beberapa tokoh Pewayangan Palembang diantaranya adalah ‘’Almarhum Ki Agus


Rusdi Rasyid disebut sebagai dalang terakhir karena menguasai permainan wayang kulit
Palembang. Adapun dalang-dalang lain seperti Syekh Hanan danKi Agus Umar, juga sudah
meninggal, maka R Dalyono menunjuk Agus Wirawan, anak tertua Ki Agus Rusdi Rosyid,
cucu Ki Agus Rosyid, sebagai ahli waris, sekaligus sebagai ‘penyelamat’ kesenian tradisional
wayang kulit Palembang.

Akhirnya pada tahun 1985 disetujui dan sebanyak 20 tokoh wayang berhasil di buat. Lagi-
lagi wayang kulit Palembang mengalami nasib tragis, karena seluruh wayang hasil duplikat
habis terbakar pada tahun 1986 atau setahun setelah wayang itu diduplikat.Penderitaan
wayang kulit Palembang ini makin lengkap setelah beberapa alat-alat pengrawitnya juga
kececeran entah ke mana. Ditambah lagi para pengrawitnya juga tidak jelas tinggal di mana.

Pada tahun 1997 UNESCO sudah menyusun peraturan mengenai Masterpiece of Oral and
Intangible Heritage of Humanity (Karya-karya Agung Lisan Tak Benda Warisan Manusia)
dengan tujuan:meningkatkan kesadaran masyarakat dunia terhadap nilai warisan budaya.
Mengevaluasi dan mendaftar situs dan warisan budaya. Membangkitkan semangat
pemerintah negara supaya mengambil tindakan-tindakan hukum dan administrasi guna
melestarikan warisan budaya dan lain-lain.

Setelah bekerja keras dalam jangka waktu yang cukup lama, maka semua persyaratan
UNESCO tersebut dapat terpenuhi semuanya oleh SENAWANGI sebagai pengemban tugas
‘menjaga’ seni tradisional dan mempersiapkan 5 jenis wayag yang mewakili untuk diteliti
yaitu: wayang kulit purwa Jawa dari Jawa Tengah, wayang parwa Bali dari Bali, wayang
golek Sunda dari Jawa Barat, wayang Palembang dari Sumatera Selatan, dan wayang Banjar
dari Kalimantan Selatan. Kemudian
Wayang Indonesia diproklamasikan oleh UNESCO sebagai karya agung budaya dunia pada
tanggal 7 November 2003, di Paris Perancis.

Salah satu lokasi Kesenian tradsional Wayang Palembang berada di Sanggar Sri Wayang
Palembang, pimpinan Agus Amiruddin, di Jl PSI Lautan, RT 10, 16 Ceklatah, 36 Ilir.

Sanggar itu sudah menjadi binaan UNESCO satu-satunya di Palembang. Tim UNESCO ke
Sanggar Sri Wayang tidak sendirian. Melainkan dibarengi pimpinan Yayasan Senawangi
Jakarta Sumari SSn MM, Ketua Persatuan Pendalangan Indonesia (Pepadi) pusat Eko Cipto
SH, Ketua Pepadi Sumsel HR Amin Prabowo SE, Ketua Pepadi Kota Palembang Suparno
Wonokromo dan wakil Murdoko Muro Carito, serta Kasubdin Kebudayaan Dinas Pariwisata
Kota Palembang, Nurhayati Syafidin.

Sumber: http://www.palembang-tourism.com/berita-435-wayang-kulit-palembang.html

https://www.facebook.com/notes/wayang-nusantara-indonesian-shadow-puppets/wayang-palembang-
nasibmu/215668541109

http://budayasumeks.blogspot.com/2008/08/wayang-kulit-palembang.html

Anda mungkin juga menyukai