Anda di halaman 1dari 11

Nama : Asmi Hidayanti

NIM : 1820161011

Prodi : D3 Keperawatan

SOAL

1. Klasifikasi kelompok sosial


2. Tipe-tipe organisasi sosial
3. Perlukah perawat mempelajari konsep budaya atau kebudayaan?
4. Peran organisasi dan institusi
5. Batasan dan ruang lingkup antropologi
6. Pengertian, manfaat, dan sumbangsih antropologi terhadap ilmu kesehatan

JAWAB :

1. Klasifikasi kelompok sosial


A. Klasifikasi Kelompok Sosial Menurut Cara Terbentuknya
Secara umum, menurut cara terbentuknya, kelompok sosial dapat dibedakan menjadi
dua jenis, yaitu kelompok semu dan kelompok nyata.

1. Kelompok Semu. Yaitu kelompok sosial yang terbentuk secara spontan, tidak
direncanakan, dan tidak terorganisir. Karena cara terbentuknya tersebut, diantara
anggotanya biasanya tidak terjadi interaksi secara terus menerus, tidak ada kesadaran
berkelompok, serta kehadirannya tidak konstan. Kelompok semu dibagi lagi menjadi
tiga, yaitu:

 Kerumunan. Kerumunan (Crowd) adalah sekelompok individu yang kebanyakan


tidak saling mengenal yang berkumpu di suatu tempat untuk mengerubungi sesuatu.
Contoh dari kerumunan adalah kerumunan orang yang melihat konser musik.
 Massa. Massa adalah kerumunan orang sengaja dikumpulkan disuatu tempat dan
memiliki satu tujuan dimana anggotanya memiliki kesadaran diri rendah dan tidak
dapat bergerak secara terorganisir. Namun dibelakang massa ini terdapat "dalang"
yang bertindak sebagai pemimpin untuk memanipulasi massa tersebut. Contoh massa
adalah massa yang berkumpul untuk berdemo memprotes kebijakan pemerintah.
 Publik. Publik bersifat lebih luas daripada kerumunan atau massa. Jika kerumunan
dan massa terbentuk dalam ruang dan waktu tertentu, maka publik adalah masyarakat
luas yang tidak terikat oleh ruang dan waktu. Publik terbentuk karena ada perhatian
yang sama yang disatukan oleh alat-alat komunikasi. Contoh publik antara lain orang-
orang pendengar siaran radio atau saluran televisi tertentu.
2. Kelompok Nywata. Salah satu ciri khusus dari kelompok nyata adalah
kehadirannya selalu konstan. Robert Bierstedt mengklasifikasikan kelompok nyata
menjadi empat jenis, yaitu Kelompok Statistik (Statistical Group), Kelompok
Kemasyarakatan (Societal Group), Kelompok Sosial (Social Group), serta Kelompok
Asosiasi (Associational Group). Pengklasifikasian ini didasarkan atas ada tidaknya
hubungan sosial, komunikasi, kesadaran jenis, serta ada tidaknya organisasi formal
dalam kelompok sosial tersebut.

 Kelompok Statistik. Yaitu kumpulan individu yang dikategorikan dalam kelompok


tertentu oleh para ilmuwan untuk kepentingan perhitungan statistik penduduk. Contoh
kelompok statistik antara lain penggolongan penduduk berdasarkan kelompok umur,
jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, dll.
 Kelompok Kemasyarakatan. Yaitu kelompok sosial yang terbentuk karena adanya
kesadaran akan kesamaan para anggotanya. Dalam kelompok ini belum tentu terjadi
kontak atau komunikasi antar anggota kelompok. Organisasi kelompok juga tidak ada
dalam kelompok sosial jenis ini. Contoh kelompok kemasyarakatan antara lain
kelompok yang memiliki kesamaan jenis kelamin (laki-laki/perempuan), ras, agama,
kelompok kaya dan miskin, dsb.
 Kelompok Sosial. Berbeda dengan kelompok statistik atau kelompok
kemasyarakatan yang belum terjadi komunikasi dan kontak yang intens, dalam
kelompok sosial sudah terdapat kesadaran kelompok dan komunikasi antar
anggotanya, namun tidak terdapat organisasi kelompok. Contoh kelompok sosial
antara lain kelompok teman, keluarga, keagamaan, dll.
 Kelompok Asosiasi. Dalam kelompok sosial jenis ini sudah dijumpai kesadaran
kelompok antar anggotanya, adanya saling komunikasi, dan adanya kepentingan
bersama yang hendak dicapai anggotanya. Antar anggota dalam kelompok ini juga
terikat dalam sebuah organisasi formal. Contoh kelompok asosiasi antara lain
organisasi-organisasi profesi seperti Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI),
Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), dan
organisasi-organisasi politik formal lainnya.

B. Klasifikasi Kelompok Sosial Berdasarkan Sudut Pandang Individu

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mengidentifikasikan diri kita sebagai


anggota dari kelompok A dan mengidentifikasikan orang lain sebagai kelompok B
dimana kita tidak termasuk dalam keanggotaannya. Pengidentifikasian ini bisa
berdasarkan pekerjaan, jenis kelamin, sekolah, agama, ataupun organisasi formal.
Berdasarkan fakta inilah W.G Summer membedakan kelompok sosial menjadi dua
macam, yaitu in group (kelompok dalam) dan out group (kelompok luar).

1.In Group. Adalah kelompok dimana seorang individu mengidentifikasikan dirinya


atau merasa menjadi anggota dari kelompok tersebut.
2. Out Group. Yaitu kelompok yang berada diluar keanggotaan seorang individu atau
kebalikan dari in group.
C. Kelompok Sosial Paguyuban dan Patembayan

1. Paguyuban (Gemeinschaft)
Hubungan antaranggota kelompok sosial paguyuban (gemeinschaft )
mempunyai tiga ciri-ciri utama yaitu bersifat intim (dekat), privat (pribadi), dan
eksklusif (hanya melibatkan dua pihak tanpa pihak ketiga). Dasar pembentukan
gemeinschaft terdiri dari tiga macam, yaitu karena ikatan darah (blood), tempat
tinggal (place), dan karena kesamaan pikiran (mind). Contoh kelompok sosial yang
termasuk paguyuban antara lain, kelompok keluarga, kekerabatan, masyarakat desa,
dan teman bermain.

2.Patembayan (Gesellschaft)
Kelompok sosial patembayan (Gesellschaft) bersifat lebih semu dibandingkan dengan
kelompok sosial paguyuban. Hubungan ataranggota dalam kelompok gasellscaft ini
cenderung bersifat jangka pendek (sementara) berdasarkan kontrak-kontrak tertentu,
hanya terikat secara lahiriah tanpa adanya ikatan batin (tidak intim), serta para
anggotanya berhubungan secara resmi berdasarkan hubungan timbal balik. Kelompok
sosial seperti ini biasanya terjadi pada masyarakat modern yang menganut sistem
solidaritas organis contohnya adalah sistem kepengurusan pada sebuah perusahaan
modern.

D. Kelompok Sosial Sekunder dan Primer

1. Kelompok primer
Sifat utama yang dimiliki kelompok sosial jenis ini adalah hubungan
antaranggotanyayang akrab, informal, personal, dan total. Contoh kelompok primer
(primary group) antara lain keluarga dan klik (kelompok bermain/geng).

2.Kelompok Sekunder
Kelompok sosial sekunder (secondary group) adalah kelompok sosial yang anggota-
anggotanya berhubungan secara formal, impersonal, segmental (terpisah-pisah), dan
berdasarkan azas manfaat. Contoh kelompok sekunder antara lain Komite Sekolah,
PGRI, TNI, dan kelompok profesi formal lainnya.

2. Tipe-tipe organisasi
Secara garis besar organisasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu organisasi
formal dan organisasi informal. Pembagian tersebut tergantung pada tingkat atau
derajat mereka terstruktur. Namur dalam kenyataannya tidak ada sebuah organisasi
formal maupun informal yang sempurna.

 Organisasi Formal Resmi

Organisasi formal/ Resmi adaah organisasi yang dibentuk oleh sekumpulan


orang/masyarakat yang memiliki suatu struktur yang terumuskan dengan baik, yang
menerangkan hubungan-hubungan otoritasnya, kekuasaan, akuntabilitas dan tanggung
jawabnya, serta memilki kekuatan hukum. Struktur yang ada juga menerangkan
bagaimana bentuk saluran-saluran melalui apa komunikasi berlangsung. Kemudian
menunjukkan tugas-tugas terspesifikasi bagi masing-masing anggotanya. Hierarki
sasaran organisasi formal dinyatakan secara eksplisit. Status, prestise, imbalan,
pangkat dan jabatan, serta prasarat lainya terurutkan dengan baik dan terkendali.
Selain itu organisasi formal tahan lama dan mereka terencana dan mengingat bahwa
ditekankan mereka beraturan, maka mereka relatif bersifat tidak fleksibel. Contoh
organisasi formal ádalah perusahaan besar, badan-badan pemerintah, dan universitas-
universitas (J Winardi, 2003:9).

 Organisasi informal

Keanggotaan pada organisasi-organisasi informal dapat dicapai baik secara sadar


maupun tidak sadar, dan kerap kali sulit untuk menentukan waktu eksak seseorang
menjadi anggota organisasi tersebut. Sifat eksak hubungan antar anggota dan bahkan
tujuan organisasi yang bersangkutan tidak terspesifikasi. Contoh organisasi informal
adalah pertemuan tidak resmi seperti makan malam bersama. Organisasi informal
dapat dialihkan menjadi organisasi formal apabila hubungan didalamnya dan kegiatan
yang dilakukan terstruktur dan terumuskan.Selain itu, organisasi juga dibedakan
menjadi organisasi primer dan organisasi sekunder menurut Hicks:

Organisasi Primer, organisasi semacam ini menuntut keterlibatan secara


lengkap, pribadi dan emosional anggotanya. Mereka berlandaskan ekspektasi
rimbal balik dan bukan pada kewajiban yang dirumuskan dengan eksak.
Contoh dari organisasi semacam ini adalah keluarga-keluarga tertentu.
Organisasi Sekunder, organisasi sekunder memuat hubungan yang bersifat
intelektual, rasional, dan kontraktual. Organisasi seperti ini tidak bertujuan
memberikan kepuasan batiniyah, tapi mereka memiliki anggota karena dapat
menyediakan alat-alat berupa gaji ataupun imbalan kepada anggotanya.
Sebagai contoh organisasi ini adalah kontrak kerjasama antara majikan dengan
calon karyawannya dimana harus saling setuju mengenai seberapa besar
pembayaran gajinya.

3. KONSEP TENTANG BUDAYA dan KEBUDAYAAN

Budaya harus di bedakan dengan kebudayaan, budaya adalah “ daya dari budi “ yang
berupa cipta, karsa dan rasa itu.
Tylor ( dalam J Vaan Baal, 1970 ) memdefinisikan kulture (budaya) sebagai keseluruhan
ketrampilan, kebiasaan dan pengertian yang di dapatkan dan belajar yang berlaku untuk
kelompok tertentu.
Koetjaraningrat ( 1989 ) mendefinisikan sebagai keseluruhan system gagasan, tindakan
dan hasil karya manusia dengan belajar.
Sedangkan Kluckon ( 1949 ) menyatakan bahwa kebudayaan berarti sejumlah cara hidup
orang, warisan sosial individu yang ia peroleh dari kelompoknya.
hubungan manusia dan kebutuhannya dapat di katakan bahwa kebudayaan itu merupakan
respon manusia terhadap kebutuhan dasarnya. Kebudayaan adalah prilaku yang harus di
pelajari seseorang sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan dapat juga di katakan
sebagai cara hidup manusia yang di rancang sebagai pedoman hidupnya. Cara hidup
tersebut merupakan warisan sosial yang di pelajari dan di miliki oleh kelompok manusia.
Berdasarkan uraian di atas kebudayaan dapat di definisikan sebagai cara hidup yang di
pelajari dan di miliki oleh kelompok manusia. Berdasarkan uraian di atas kebudayaan
dapat di definisikan sebagai cara hidup yang di pelajari dan di miliki bersama- sama
secara kemasyarakatan di teruskan dari generasi ke generasi berikutnya. Meskipun
kebudayaan yang satu berbeda dengan kebudayaan lainnya, semua kebudayaan berisi ciri
atau unsur-unsur yang bersifat universal.

Tujuh unsur kebudayaan yang bersifat universal menurut para sarjana adalah :
1. Peralatan dan perlengkapan hidup manusia ( pakaian, perumahan, alat-alat rumah
tangga, dll )
2. Mata pencaharian hidup dan system ekonomi ( pertanian, peternakan, system produksi,
dsb )
3. Sistem kemasyarakatan ( system kekerabatan, system perkawinan dan system hukum )
4. Bahasa ( lisan maupun tertulis )
5. Kesenian.
6. Sistem pengetahuan.
7. Religi/ Kepercayaan.

Kebudayaan dapat di bagi menjadi 3 bagian utama yaitu (1) adat istiadat, (2) system
kepercayaan dan (3) benda hasil karya manusia.
Adat istiadat berarti kelompok kebiasaan. Kebiasaan-kebiasaan itu adalah cara yang
sesungguhnya dari anggota masyarakat bertingkah laku. Anak-anak mulai belajar adat
istiadat ketika mereka masih kecil, cara komunikasi, cara supaya tetap bersih dan lain-
lain.
Sistem kepercayaan adalah seperangkat ide atau gagasan yang menetapkan standar
prilaku yang baik dan buruk, serta memberikan makna dan maksud hidup. Termasuk
dalam pengertian system kepercayaan adalah religi dan norma yang menetapkan cara
seseorang harus berprilaku. Pada masyarakat yang belum menganut agama Islam atau
Kristen di pedalaman Kalimantan, religi dan norma saling melengkapi bagaimanapun
juga system kepercayaan merupakan bagian dari kebudayaan terutama berguna bagi
individu sebab memberikan bimbingan dan arahan untuk menentukan tindakan.
Benda hasil karya adalah objek yang di hasilkan dan di pakai masyarakat, termasuk alat-
alat yang di pakai untuk memproduksi benda-benda lain. Benda-benda tersebut di
kembangkan oleh masyarakat sendiri atau di tiru dari masyarakat lain.
4. Peran organisasi dan institusi
 Peran organisasi:
Jadi secara sederhana, organisasi adalah suatu kerjasama sekelompok orang untuk
mencapai tujuan bersama yang di inginkan dan mau terlibat dengan peraturan yang
ada. Organisasi ialah suatu wadah atau tempat untuk melakukan kegiatan
bersama,agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama.
Berdasarkan arti dari organisasi yang diungkapkan oleh orang beberapa diatas, peran
organisasi dalam sebuah perusahaan sangatlah penting, karena perusahaan
didirikanuntuk mencapai suatu tujuan tertentu dan untuk mencapai tujuan tersebut
dibutuhkan aktifitas, kerja sama, dan tentu saja orang yang melakukan aktifitas
tersebut atau sumber dayamanusia yang ketiga unsur ini terdapat dalam sebuah
organisasi. Suatu perusahaan untuk menmcapai tuujuan tertenntu membutuhkan
organisasi didalamnya agar bisa tercapai tujuan terssebut.

 Peran institusi
Peran institusi pendidikan dan kesehatan masyarakat buat kita yang sudah tau dengan
pentingnya kesehatan maka perlu kiranya kita kaji pentingnya kesehatan dalam
kehiduopan sehari-hari. Ilmu kesehatan masyarakat didalam perguruan tinggi
dijadikan sebagai salah satu program studi. Di beberapa universitas bahkan telah
menjadi suatu fakultas, yakni fakultas kesehatan masyarakat atau yang lebih dikenal
dengan FKM.

5. Batasan dan Ruang lingkup Antropologi Kesehatan

Antropologi kesehatan menurut Landy yaitu mengkombinasikan dalam satu


disiplin ilmu pendekatan-pendekatan ilmu biologi, ilmu sosial, dan humaniora dalam
menstudi manusia, dalam proses perkembanganya merupakan perpaduan antara aspek
biologi dan aspek sosio-budaya.
Foster dan Anderson mendefinisikan antropologi kesehatan adalah suatu disiplin
biobudaya yang memperhatikan aspek-aspek biologis dan budaya berkenaan dengan
perilaku manusia, khususnya bagaimana cara kedua aspek ini berinteraksi sehingga
berpengaruh terhadap kesehatan dan penyakit.
Selain itu Mc Elroy dan Townsend juga mendefinisikan antropologi kesehatan
merupakan studi bagaimana faktor-faktor sosial dan lingkungan mempengaruhi
kesehatan dan mengetahui tentang cara-cara alternatif untuk mengerti dan merawat
penyakit.
Definisi kerja secara singkat bahwa antropologi kesehatan adalah istilah yang
dipakai oleh ahli-ahli antropologi yang mendeskripsikan:
Secara luas dan interprestasi mengenai hubungan bio-budaya, antara perilaku
manusia di masa lalu dan di masa kini, dengan derajat kesehatan dan penyakit,
tanpa mengutamakan perhatian pada penggunaan praktis dan pengetahuan tersebut.
Partisipasi profesional dalam program- program yang bertujuan memperbaiki
derajat kesehatan melalui pemahaman yang mendalam mengenai hubungan antara
gejala biososiobudaya dan kesehatan, dan melalui perubahan perilaku sehat dalam
arah yang dipercaya dapat memperbaiki kesehatan dalam arah yang lebih baik.

Ruang Lingkup Kajian Antropologi Kesehatan


Menurut foster dan Anderson lapangan kajian antropologi kesehatan dibagi menjadi
dua:
Kutub biologis, perhatinya pada pertumbuhan dan perkembangan fisik manusia,
peranan penyakit dalam evolusi manusia, adaptasi biologis terhadap perubahan
lingkungan alam, dan pola penyakit di kalangan manusia purba.
Kutub sosio-budaya perhatiannya pada sistem kesehatan tradisional yang mencakup
aspek-aspek etiologis, terapi, ide, dan praktik pencegahan penyakit, serta peranan
praktisi medis tradisional, masalah perawatan kesehatan biomedik, perilaku
kesehatan, peranan pasien, perilaku sakit, interaksi dokter dengan pasien, dan
masalah inovasi kesehatan.
Kajian utama antropologi kesehatan menurut Lieban:
a. Ekologi dan Epidemiologi
b. Etnomedisin
c. Aspek medic dari sistem social
d. Ilmu kedokteran (medicine) dan perubahan budaya

6. Pengertian, manfaat, dan sumbangsih Antropologi terhadap ilmu kesehatan

 Definisi Antropologi Kesehatan Menurut Ahli


Beberapa ahli telah memberikan definisi tentang Antropologi Kesehatan. Di bawah
ini dijelaskan dari masing-masing definisi Antropologi Kesehatan tersebut.
Pemaparannya diurutkan menurut tahun definisi tersebut dikeluarkan.

Hasan dan Prasad (1959)


Antropologi Kesehatan adalah cabang dari ilmu mengenai manusia yang
mempelajari aspek-aspek biologi dan kebudayaan manusia (termasuk sejarahnya) dari
titik tolak pandangan untuk memahami kedokteran (medical), sejarah kedokteran medico-
historical), hukum kedokteran (medico-legal), aspek sosial kedokteran (medico-social)
dan masalah-masalah kesehatan manusia.

Weaver, (1968)
Antropologi Kesehatan adalah cabang dari antropologi terapan yang menangani
berbagai aspek dari kesehatan dan penyakit.
Hochstrasser dan Tapp (1970)
Antropologi Kesehatan adalah pemahaman biobudaya manusia dan karya-karyanya,
yang berhubungan dengan kesehatan dan pengobatan.

Fabrga (1972)
Antropologi Kesehatan adalah studi yang menjelaskan berbagai faktor yaitu
mekanisme dan proses yang memainkan peranan didalam atau mempengaruhi cara-cara
dimana individu-individu dan kelompok-kelompok terkena oleh atau berespons terhadap
sakit dan penyakit, dan juga mempelajari masalah-masalah sakit dan penyakit dengan
penekanan terhadap pola-pola tingkahlaku.

Lieban (1977)
Antropologi Kesehatan adalah studi tentang fenomena medis yang dipengaruhi oleh
sosial dan kultural, dan fenomena sosial dan kultural diterangi oleh aspek-aspek medis.
Faktor-faktor sosial dan kultural membantu menentukan etiologi penyakit dan
penyebaran melalui pengaruh mereka dalam hubungan antara populasi manusia dan
lingkungan alamnya, atau melalui pengaruh langsung pada kesehatan populasi.
Dalam pemahaman Lieban, kesehatan dan penyakit adalah pengukuran efektivitas
dengan dimana kelompok manusia menggabungkan sumber daya kultural dan biologikal,
menyesuaikan dengan lingkungan mereka. Lieban menyebutkan bahwa pada hakekatnya
ada empat macam area utama dalam atropologi kesehatan yaitu ekologi dan epidemi,
ethnomedicine, aspek medis dari sistem sosial, dan perubahan medis dan kultural.

Landy (1977)
Antropologi Kesehatan adalah studi mengenai konfrontasi manusia dengan penyakit
dan keadaan sakit, dan mengenai susunan adaptif (yaitu sistem medis dan obat-obatan)
dibuat oleh kelompok manusia untuk berhubungan dengan bahaya penyakit pada manusia
sekarang ini.
Landy juga menyatakan bahwa terdapat tiga generalisasi yang pada umumnya
disetujui oleh ahli antropologi, yaitu: 1) penyakit dalam beberapa bentuk merupakan
kenyataan universal dari kehidupan menusia. Ini terjadi dalam keseluruhan waktu, tempat
dan masyarkaat, 2) kelompok manusia mengembangkan metode dan peran-peran yang
teralokasi, sama dengan sumber daya dan struktur mereka untuk meniru dengan atau
merespon penyakit, 3) kelompok manusia mengembangkan beberapa set kepercayaan,
pengertian dan persepsi yang konsisten dengan matriks budaya mereka, untuk
menentukan atau menyadari penyakit. Menurut Landy, Masyarakat yang berbeda, dengan
budaya yang berbeda, memiliki pandangan yang berbeda pula terhadap kesehatan dan
penyakit, dan juga berbeda ketika memperlakukan si pasien.

Foster dan Anderson (1978)


Antropologi Kesehatan adalah disiplin yang memberi perhatian pada aspek-aspek
biologis dan sosio-budya dari tingkahlaku manusia, terutama tentang cara-cara interaksi
antara keduanya disepanjang sejarah kehidupan manusia, yang mempengaruhi kesehatan
dan penyakit pada manusia.

Dalam definisi yang dibuat Foster/Anderson dengan tegas disebutkan bahwa


antropologi kesehatan studi objeknya yang mempengaruhi kesehatan dan penyakit
pada manusia.
Menurut Foster/Anderson, Antropologi kesehatan mengkaji masalah-masalah
kesehatan dan penyakit dari dua kutub yang berbeda yaitu kutub biologi dan kutub sosial
budaya. Pokok-pokok perhatian kutup biologi yang dimaksud Foster/Anderson adalah 1)
Pertumbuhan dan perkembangan manusia, 2) Peranan penyakit dalam evolusi manusia,
dan 3) Paleopatologi (studi mengenai penyakit-penyakit purba). Sedangkan pokok
perhatian pada kutup sosial-budaya meliputi 1) Sistem medis tradisional (etnomedisin), 2)
Masalah petugas-petugas kesehatan dan persiapan profesional mereka, 3) Tingkah laku
sakit, 4) Hubungan antara dokter pasien, dan 5) Dinamika dari usaha memperkenalkan
pelayanan kesehatan barat kepada masyarakat tradisional.
Foster dan Anderson (1978), menyatakan bahwa antropologi kesehatan kontemporer
dapat ditemukan pada empat sumber daya yang berbeda yaitu Antropologi Fisik,
Ethnomedicine, Studi Personalitas dan Kultural, dan Kesehatan Publik Internasional.
Foster dan Anderson (1987), mengatakan bahwa lingkungan bio-cultural yang
paling baik dipelajari adalah dari sudut pandang ekologi. Sejak Perang Dunia II, ahli
antropologi banyak yang berpindah ke studi lintas budaya sistim medis, bioekologi dan
faktor-faktor sosio-budaya yang mempengaruhi timbulnya kesehatan dan penyakit.
Pendekatan ekologis merupakan dasar bagi studi tentang masalah-masalah
epidemiologi, dimana tingkahlaku individu dan kelompok menentukan derajat kesehatan
dan timbulnya penyakit yang berbeda-beda dalam populasi yang berbeda-beda. Misalnya
pada masyarakat yang tinggal di daerah beriklim tropis, penyakit malaria bisa
berkembang dan menyerang mereka sedangkan pada daerah beriklim dingin tidak
ditemukan penyakit ini, atau di daerah di atas 1700 meter permukaan laut penyakit
malaria tidak ditemukan.
Contoh lain, semakin maju suatu bangsa, penyakit yang dideritapun berbeda dengan
bangsa yang baru berkembang. Penyakit-penyakit infeksi seperti malaria, demam
berdarah, TBC, dll. pada umumnya terdapat pada negara-negara berkembang,
Kelompok manusia beradaptasi dengan lingkungannya dan manusia harus belajar
mengeksploitasi sumber-sumber yang tersedia untuk memenuhi kebutuhannya. Interaksi
ini dapat berupa sosial psikologis dan budaya yang sering memainkan peranannya dalam
mencetuskan penyakit. Penyakit adalah bagian dari lingkungan hidup manusia contohnya
adalah penyakit Kuru (lihat Foster/Anderson, hal 27-29).

McElroy dan Townsend (1985)


Antropologi Kesehatan adalah sebuah studi tentang bagaimana faktor-faktor sosial
dan lingkungan mempengaruhi kesehatan dan kesadaran cara-cara alternatif tentang
pemahaman dan merawat penyakit.
McElroy dan Townsend yang mengambil pandangan sejarah juga menekankan
pentingnya adaptasi dan perubahan sosial dengan menyatakan bahwa sejumlah besar ahli
antropologi kesehatan kini berhubungan dengan kesehatan dan penyakit yang berkaitan
dengan adaptasi kelompok manusia sepanjang jarak geografis dan jangka waktu luas dari
masa prasejarah ke masa depan.
Kedua ahli ini menyepakati setidaknya enam sub-disiplin antropologis yang relevan
dengan Antropologi Kesehatan yaitu Antropologi Fisik, Arkeologi Pra-Historis,
Antropologi Kultural, Antropologi Ekologikal, Teori Evolusioner, dan Linguistik

 Kegunaan Antropologi Kesehatan


Antropologi mempunyai pandangan tentang pentingnya pendekatan budaya.
Budaya merupakan pedoman individual sebagai anggota masyarakat dan bagaimana
cara memandang dunia, bagaimana mengungkapkan emosionalnya, dan bagaimana
berhubungan dengan orang lain, kekuatan supernatural atau Tuhan serta lingkungan
alamnya. Budaya itu sendiri diturunkan dari suatu generasi ke generasi selanjutnya
dengan cara menggunakan simbol, bahasa, seni, dan ritual yang dilakukan dalam
perwujudn kehidupan sehari-hari. Di sisi lain, latar belakang budaya mempunyai
pengaruh yang penting dalam berbagai aspek kehidupan manusia (kepercayaan,
perilaku, persepsi, emosi, bahasa, agama, ritual, struktur keluarga, diet, pakaian, sikap
terhadap sakit, dll). Selanjutnya, hal-hal tersebut tentunya akan mempengaruhi status
kesehatan masyarakat dan pola pelayanan kesehatan yang asa di masyarakat tersebut.

 Sumbangsih antropologi

Secara teoris dan praktis, antropologi kesehatan sebagai ilmu akan memberikan suatu
sumbangan pada pengembangan pelayanan kesehatan, termasuk didalamnya obstetri ginekologi
sosial. Bentuk dasar sumbangan keilmuan tersebut berupa pola pemikiran, cara pandang atau
bahkan membantu dengan paradigma untuk menganalisis suatu situasi kesehatan, berdasarkan
perspektif yang bebeda dengan sesuatau yang telah dikenal pada petugas kesehatan saat ini.

Memberikan cara untuk memandang masyarakat secara keseluruhan termasuk


individuya. Dimana cara pandang yang tepat akan memeberikan kontribusi yang tepat dalam
ningkatkan kesejateraan suatu sutu masyarakat dengan bertumpu pada akar kepribadian
masyarakat yang membangun. Contoh pendekatan sistem, holistik, emik, relativisme, yang
menjadi dasar pemikiran antropologi dapat digunakian untuk menyelesaikan suatu masalah dan
mengembangkan situasi masyarakat menjadi lebih baik.

Memberikan suatu model yang secara operasional berguna untuk mengurangi proses
sosial budaya bidang kesehatan. Sumbangan terhadap metode penelitihan dan hasil kesehatan.
Baik dalam merumuskan suatu pendekatan yang tepat maupun membantu analisis dan
interpretasi hasil tentang suatu kondisi yang ada di masyarakat.
http://iwak-pithik.blogspot.co.id/2013/03/pengertian-kelompok-sosial-dan-
klasifikasinya.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Organisasi_sosial

http://redo12324.blogspot.co.id/2010/05/pengaruh-budaya-terhadap-asuhan.html

http://adhyajha7.blogspot.co.id/2013/06/ruang-lingkup-antropologi-kesehatan.html

http://amahabas.wordpress.com/diary/teori-organisasi-umum/tugas-1/method

mylifeinrouge.blogspot.co.id/2017/02/2210-peran-institusi-pendidikan-dan.html?m=1

http://kalamenau.blogspot.co.id/2011/05/antropologi-kesehatan-sebuah-definisi.html

https://lyaasskim.wordpress.com/2014/03/17/antropologi-kesehatan/

keperawatansemester1.blogspot.co.id/2011/04/perkembangan-antropologi-kesehatan.html?m=1

googleweblight.com/?lite_url=http://rezaziaudin.blogspot.com/2012/12/peranan-ilmu-antropologi-
dalam-bidang.html?m

Anda mungkin juga menyukai