PENDAHULUAN
Masyarakat merupakan salah satu unsur utama dalam berdirinya suatu negara.
Negara yang makmur, merupakan tanda bahwa negara tersebut memiliki masyarakat
yang juga makmur. Kemakmuran ini didukung oleh banyak faktor. Salah satunya adalah
kesehatan lingkungan masyarakat di suatu negara tersebut.
1
tersebut tidak dapat dihinggapi serangga, serta binatang lainnya, mencegah buangan dari
bau yang tidak sedap dan, konstruksi dudukannya dibuat dengan baik, aman dan mudah
dibersihkan.
Dari uraian diatas ,maka dapatlah dikatakan yang dimaksud dengan jamban
adalah suatu bangunan yang berfungsi mengumpulkan kotoran manusia yang tersimpan
pada tempat tertentu sehingga tidak menjadi penyebab suatu penyakit atau mengotori
permukaan bumi. Kemudian jamban sangat berguna bagi manusia dan merupakan
bagian dari kehidupan manusia, karena jamban dapat mencegah berkembangnya
berbagai penyakit saluran pencernaan yang disebabkan oleh kotoran manusia yang tidak
di kelola dengan baik.
Rumusan Masalah
2
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mengetahui penyebab rendahnya kesadaran masyarakat dalam penggunaan
jamban sehat diwilayah kerja Puskesmas Tanah Garam.
1.3 Manfaat
1) Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya jamban sehat
2) Dapat menyusun rencana usulan kegiatan kedepannya.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Puskesmas
4
Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas bertujuan untuk
mewujudkan masyarakat yang:
1) Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat.
2) Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu.
3) Hidup dalam lingkungan sehat.
4) Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat.
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk
mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung
terwujudnya kecamatan sehat. Dalam melaksanakan tugas puskesmas
menyelenggarakan fungsi:
1) Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya
Dalam menyelenggarakan fungsi ini, puskesmas berwenang untuk:
a. Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan
masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan
b. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan.
c. Melaksanakan Komunikasi, informasi, edukasi dan pemberdayaan
masyarakat dalam bidang kesehatan.
d. Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan
masalah kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat
yang bekerjasama dengan sektor lain terkait
e. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan
upaya kesehatan berbasis masyarakat
f. Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia
puskesmas
g. Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan.
h. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses,
mutu, dan cakupan pelayanan kesehatan.
5
i. Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat,
termasuk dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon
penanggualangan penyakit.
Manajemen adalah ilmu atau seni tentang bagaimana menggunakan sumber daya
secara efisien, efektif dan rasional untuk mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan sebelumnya. Dalam hal ini manajemen mengandung tiga prinsip pokok yang
menjadi ciri utama penerapannya yaitu efisien dalam pemanfaatan sumber daya, efektif
6
dalam memilih alternatif kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi, dan rasional dalam
pengambilan keputusan manejerial.
2.2.1 Perencanaan
1) Pengertian
2) Langkah-langkah perencanaan
a. Analisa situasi
b. Mengidentifikasi masalah prioritas
c. Menentukan tujuan program
d. Mengkaji hambatan dan kelemahan program
e. Menyusun Rencana Kerja Operasional (RKO)
2.2.2 Pengorganisasian
1) Pengertian
7
pengguanaannya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan organisasi yang
ditetapkan.
2) Manfaat pengorganisasian
3) Langkah-langkah pengorganisasian
8
2.2.3 Penggerakan dan Pelaksanaan
1) Pengertian
1) Prinsip Pengawasan
9
2) Standar Pengawasan
3) Manfaat Pengawasan
10
untuk memperbaiki efesiensi dan efektifitas pelaksanaan program dengan memperbaiki
fungsi perencanaan.
11
Gambar 2.1 Jamban Cemplung
2. Jamban Cemplung Berventilasi (Ventilation Improved Pit Latrine)
Jamban ini hampir sama dengan jamban cemplung, bedanya lebih lengkap, yakni
menggunakan ventilasi pipa. Untuk daerah pedesaan pipa ventilasi ini dapat dibuat
dengan bambu.
3. Watersealed latrine (Angsa Trine)
Jamban ini bukanlah merupakan tipe kakus tersendiri. Pada kakus ini closetnya
berbentuk leher angsa sehingga akan selalu terisi air. Fungsi air ini sebagai sumbat
sehingga bau busuk dari cubluk tidak tercium di ruangan rumah kakus. Bila
dipakai, faecesnya tertampung sebentar dan bila disiram air, baru masuk ke bagian
yang menurun untuk masuk ke tempat penampungannya (pit). Model ini dilengkapi
dengan lubang atau sumur resapan yang disebut septic tank. Kakus ini yang terbaik
dan dianjurkan dalam kesehatan lingkungan.
Keuntungan dari jamban ini antara lain :
a. Dapat menghindarkan atau mengurangi adanya gangguan lalat maupun serangga
lainnya
b. Dapat mengurangi timbulnya bau
c. Dapat dipasang di luar maupun di dalam rumah
d. Kebersihan akan mudah terjaga
e. Dapat dipakai secara aman oleh anak-anak
12
4. Septic Tank
Latrine jenis septic tank ini merupakan cara yang paling memenuhi syarat. Septic
tank terdiri dari tangki sedimentasi yang kedap air, di mana tinja dan air buangan
masuk dan mengalami dekomposisi. Di dalam tangki ini tinja akan berada selama
beberapa hari. Selama waktu tersebut tinja akan mengalami dua proses,yakni :
a. Proses kimiawi
Akibat penghancuran, tinja akan direduksi dan sebagian besar (60%-70%) zat-
zat padat akan mengendap di dalam tanki sebagai sludge. Zat-zat yang tidak
dapat hancur bersama-sama dengan lemak dan busa akan mengapung dan
membentuk lapisan yang menutup permukaan air dalam tanki tersebut. Lapisan
ini disebut scum yang berfungsi mempertahankan suasana anaerob dari cairan
dibawahnya, yang memungkinkan bakteri-bakteri anaerob dan fakultatif anaerob
dapat tumbuh subur yang akan berfungsi pada proses berikutnya.
b. Proses biologis
Dalam proses ini terjadi dekomposisi melalui aktivitas bakteri anaerob dan
fakultatif anaerob yang memakan zat-zat organik alam sludge dan scum.
Hasilnya, selain terbentuknya gas dan cair lainnya, adalah juga pengurangan
volume sludge, sehingga memungkinkan septic tank tidak cepat penuh.
Kemudian cairan enfluent yang tidak mengandung bagian-bagian dari tinja yang
memiliki BOD rendah akhirnya dialirkan keluar melalui pipa dan masuk ke
dalan tempat perembesan.
13
4) Mudah di bersihkan dan aman penggunannya.
5) Dilengkapi dinding dan atap pelindung, dinding kedap air dan warna.
6) Cukup penerang
7) Lantai kedap air
8) Ventilasi cukup baik
9) Tersedia air dan alat pembersih.
14
3. Bebas dari serangga
a. Jika menggunakan bak air atau penampungan air, sebaiknya dikuras setiap
minggu. Hal ini penting untuk mencegah bersarangnya nyamuk demam
berdarah
b. Ruangan dalam jamban harus terang. Bangunan yang gelap dapat menjadi
sarang nyamuk.
c. Lantai jamban diplester rapat agar tidak terdapat celah-celah yang 15 amb
menjadi sarang kecoa atau serangga lainnya
d. Lantai jamban harus selalu bersih dan kering
e. Lubang jamban, khususnya jamban cemplung, harus tertutup.
4. Tidak menimbulkan bau dan nyaman digunakan
a. Jika menggunakan jamban cemplung, lubang jamban harus ditutup setiap
selesai digunakan
b. Jika menggunakan jamban leher angsa, permukaan leher angsa harus tertutup
rapat oleh air
c. Lubang buangan kotoran sebaiknya dilengkapi dengan pipa ventilasi untuk
membuang bau dari dalam lubang kotoran
d. Lantan jamban harus kedap air dan permukaan bowl licin. Pembersihan harus
dilakukan secara teratur
5. Aman digunakan oleh pemakainya
Pada tanah yang mudah longsor, perlu ada penguat pada dinding lubang
kotoran dengan pasangan bata atau selongsong anyaman bambu atau bahan penguat
lain yang terdapat di daerah setempat
6. Mudah dibersihkan dan tak menimbulkan gangguan bagi pemakainya
a. Lantai jamban rata dan miring dari saluran lubang kotoran
b. Jangan membuang sampah, rokok, atau benda lain ke saluran kotoran karena
dapat menyumbat saluran
c. Jangan mengalirkan air cucian ke saluran atau lubang kotoran karena jamban
akan cepat penuh
d. Hindarkan cara penyambungan aliran dengan sudut mati. Gunakan pipa
berdiameter minimal 4 inci. Letakkan pipa dengan kemiringan minimal 2:100
15
7. Tidak menimbulkan pandangan yang kurang sopan
a. Jamban harus berdinding dan berpintu
b. Dianjurkan agar bangunan jamban beratap sehingga pemakainya terhindar dari
kehujanan dan kepanasan
Jamban berfungsi sebagai pengisolasi tinja dari lingkungan. Jamban yang baik
dan memenuhi syarat kesehatan akan menjamin beberapa hal, yaitu :
1. Melindungi kesehatan masyarakat dari penyakit
2. Melindungi dari gangguan estetika, bau dan penggunaan sarana yang aman.
3. Bukan tempat berkembangnya serangga sebagai vektor penyakit.
4. Melindungi pencemaran pada penyediaan air bersih dan lingkungan.
Jamban hendaklah selalu dijaga dan di pelihara dengan baik. Adapun cara
pemeliharaan yang baik menurut Depkes RI 2004 adalah sebagai berikut :
1. Lantai jamban hendaklah selalu bersih dan kering.
2. Di sekeliling jamban tidak tergenang air
3. Tidak ada sampah berserakan
4. Rumah jamban dalam keadaan baik
5. Lantai selalu bersih dan tidak ada kotoran yang terlihat
6. Lalat, tikus dan kecoa tidak ada
7. Tersedia alat pembersih
8. Bila ada yang rusak segera di perbaiki.
Selain itu di tambahkan juga pemeliharaan jamban keluarga dapat di lakukan
dengan (Simanjuntak, P : 1999) :
1. Air selalu tersedia dalam bak atau ember
2. Sehabis digunakan, lantai dan lubang jongkok harus di siram bersih agar tidak
bau dan mengundang lalat
16
3. Lantai jamban usahakan selalu bersih dan tidak licin agar tidak membahayakan
pemakai
4. Tidak memasukan bahan kimia dan detergen pada lubang jamban
5. Tidak ada aliran masuk kedalam lubang jamban selain untuk membilas tinja.
Tinja adalah semua benda atau zat yang tidak dipakai lagi oleh tubuh dan yang harus
dikeluarkan dari dalam tubuh. Zat-zat yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh ini
berbentuk tinja (faeces), air seni (urine), dan karbon dioksida (CO2) sebagai hasil dari
proses pernapasan.
Dengan bertambahnya penduduk yang tidak sebanding dengan area pemukiman,
masalah pembuangan kotoran manusia meningkat. Dilihat dari segi kesehatan
masyarakat, masalah pembuangan kotoran manusia merupakan masalah pokok untuk
sedini mungkin diatasi, karena kotoran manusia (faeces) adalah sumber penyebaran
penyakit yang multikompleks. Penyebaran penyakit yang bersumber pada faeces dapat
melalui berbagai macam jalan atau cara antara lain lewat air, tangan, lalat, dan tanah.
Beberapa penyakit yang dapat disebabkan oleh tinja manusia antara lain : tifus, disentri,
kolera, cacingan (cacing gelang, kremi, pita, dan tambang) serta schistosomiasis.
17
digunakan harus tahan lama dan mudah dibersihkan seperti kayu, beton, bambu
dengan tanah liat, pasangan bata, dan sebagainya.
4. Closet : Lubang tempat faeces masuk
5. Pit : Sumur penampung faeces / cubluk
6. Bidang resapan
18
Bakteri E.Coli dijadikan sebagai indikator tercemarnya air, dan seperti kita ketahui
bahwa bakteri ini hidup dalam saluran pencernaan manusia (Sutedjo, 2003).
Proses pemindahan kuman penyakit dari tinja yang di keluarkan manusia
sebagai pusat infeksi sampai inang baru dapat melalui berbagai perantara, antara lain
air, tangan, serangga, tanah, makanan, susu serta sayuran. Proses penularan penyakit
diperlukan faktor sebagai berikut:
1) Kuman penyebab penyakit
2) Sumber infeksi (reservoir) dari kuman penyebab
3) Cara keluar dari sumber
4) Cara berpindah dari sumber ke inang (host) baru yang potensial
5) Cara masuk ke inang yang baru
6) Inang yang peka (suscaptible).
Bahaya buang air besar sembarangan oleh Notoatmodjo (2003: 159) digambarkan
melalui rantai penyebaran penyakit melalui kotoran tinja dan urine. Peranan tinja dalam
penyebaran penyakit cukup besar, selain dapat langsung mengkontaminasi makanan,
minuman, sayuran dan sebagainya juga mencemari air, tanah, serangga dan bagian
tubuh manusia. Beberapa penyakit yang dapat disebarkan oleh kotoran tinja manusia
antara lain: tipus, disentri, kolera, bermacam-macam cacing (gelang, kremi, tambang
dan pita), schistosomiasis, dan sebagainya. (Notoatmodjo, 2003: 159-160).
19
BAB III
Hasil registrasi penduduk Kota Solok tahun 2008 tercatat sebanyak 59.172 jiwa,
terdiri atas 28.989 laki-laki dan 30.173 perempuan, dengan sex ratio sebesar 0,96. Ini
berarti setiap 1.000 perempuan berbanding 960 laki-laki. Dengan luas wilayah 5.764
km2, kepadatan penduduk Kota Solok adalah sebanyak 1.026 jiwa/km2. Kecamatan
Tanjung Harapan adalah kecamatan dengan kepadatan penduduk tertinggi yaitu sebesar
1.223 jiwa/km2.
Tingkat pendidikan yang paling besar adalah universitas 9,68 %, SMA 33,64 %,
SMP 18,94 % dan tamat SD/MI 15,78 %. Masih ada 16,68 % penduduk tidak atau
belum tamat SD.Sementara itu, penduduk Kota Solok dihuni oleh suku Minang, Jawa,
Batak, tetapi yang lebih dominan adalah suku Minang. Upacara-upacara keagamaan di
Kota Solok masih ada seperti acara tolak bala, adat dalam kematian dan upacara adat
kematian Solok.
20
3.1.2 Peta Wilayah Kerja Puskesmas Tanah Garam
21
c. Memastikan akurasi data pasien dan pelanggan melalui sistem
pendokumentasian yang divalidasi dan abdating data.
d. Menghasilkan produk-produk layanan kesehatan dasar yang berinovasi.
e. Menyosialisasikan tentang kegiatan layanan kesehatan prima dan
kepuasan pelanggan.
f. Meningkatkan pemberdayaan potensi sumber daya organisasi.
g. Merencanakan dan melaksanakan setiap program dengan bersumber
pada evidence base (data berdasarkan fakta).
1. Fasilitas Puskesmas
1) Gedung Puskesmas
2) Puskesmas Pembantu
a. Pustu Payo
b. Pustu Bandar Pandung
c. Pustu Gurun Bagan
d. Pustu Sawah Piai
e. Pustu Bancah
3) Pos Kesehatan Kelurahan
a. Poskeskel Tanah Garam
b. Poskeskel Gurun Bagan
c. Poskeskel Sinapa Piliang
4) Sarana Transportasi
a. Kendaraan Dinas Roda 4 : 2 Unit
b. Kendaraan Dinas Roda 2 : 21 Unit
22
Tabel 3.1 Data Sarana dan Prasarana Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas
Tanah Garam
Tabel 3.2 Tenaga yang ada di Tanah Garam Tahun 2017, yaitu:
2 Dokter Spesialis 1
3 Apoteker 1
5 Dokter Gigi 1
6 Sarjana Keperawatan 6
7 Sarjana Kesmas 6
8 Sarjana Kebidanan 1
9 D-III Farmasi 3
11 D-III Gizi 4
23
12 D-III Perawat Gigi 1
13 D-III Perawat 23
14 D-III Kebidanan 19
15 D-III Analis 1
16 D-III Kesling 2
17 D-III TEM 2
19 D-III Radiologi 1
21 D1 Kebidanan 1
22 SAA 1
23 SPRG 1
24 SPK 3
25 SMA PNS 2
26 SMP PNS 1
27 Bidan PTT 4
28 Perawat Kontrak 6
29 Gizi kontrak 1
30 Bidan kontrak 7
31 Fisioterapi kontrak 1
33 Perawat sukarela 7
34 Bidan sukarela 4
24
2. Sarana Pendukung di Luar Puskesmas
1) Sarana Pendidikan
Sarjana pendidikan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Tanah Garam adalah
13 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), 1 TPA,5 Taman Kanak-kanak (TK), 1
Sekolah Luar Biasa (SLB), 13 Sekolah Dasar (SD), 3 Sekolah Menengah Pertama
(SMP), 3 Sekolah Menengah Atas (SMA) dan 1 Perguruan Tinggi
2) Sarana Kesehatan
Tabel 3.3 Data Sarana dan Prasarana Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas
Tanah Garam
No JENIS SARANA JUMLAH
1 Poliklinik Swasta 1
4 Apotek 1
3. Sasaran
25
Jumlah Kader Posyandu : 108 orang
Jumlah TOGA : 3 kelurahan
Jumlah Posyandu Lansia : 11 buah
Jumlah Posbindu
Sekolah : 1 buah
Kantor : 1 buah
Masyarakat : 9 orang
1) Promosi kesehatan
Kegiatan :
1. Promosi kesehatan di dalam gedung Puskesmas Tanah Garam.
2. Promosi kesehatan di luar gedung, berupa :
a. Usaha Kesehatan Sekolah
- Skrining murid kelas 1 SD/SLTP/SLTA
- Pembinaan sekolah sehat
- Pelatihan dokter kecil/kader kesehatan/PKPR
b. Pembinaan kelurahan model PHBS dan KTR (kawasan tanpa rokok)
c. Poskeskel (Pos Kesehatan Kelurahan)
d. Penyuluhan Posyandu
e. Pelaksanaan kegiatan kelurahan siaga
f. Saka Bakti Husada
26
2 UKS :
- Pembinaan UKS serta 8 kali
pelatihan dokter kecil
- Skrining siswa baru masuk (100%) 1 kali dalam
setahun
3 Penyuluhan di Posyandu 8 kali
4 Penyuluhan Keliling 3 kali
5 Penyuluhan di Kantor Camat Lubuk 1Kali
Sikarah
2) Kesehatan Lingkungan
1. Kesehatan Lingkungan
Kegiatan :
1. Dalam gedung
27
a. Klinik sanitasi
b. Pengawasan limbah medis
2. Luar gedung
a. Kunjungan rumah
b. Pengawasan kualitas air minum
c. Inspeksi sanitasi
d. Pengawasan kualitas air
e. Pengawasan dan pembinaan TTU (tempat-tempat umum) : SD, SMP,
SMA, PT, PAUD/TK, Masjid/musholla, dan Salon/pangkas rambut.
f. Pengawasan hygiene sanitasi tempat pengolahan makanan (TPM) :
g. Rumah makan/ampere
h. Makanan jajanan
i. Penyuluhan kesehatan di sekolah
j. Pemeliharaan dan pengawasan kualitas lingkungan
28
5 Tempat-tempat umum 36,4% 33,3% 33,3% 35% 70%
yang memenuhi syarat
kesehatan
6 Tempat pengelolaan 4,44% 7,14% 0,00% 5,15% 75%
makanan
29
Tabel 3.4 : Hasil Kegiatan Program KIA Januari-Juni 2018
Target Target
Pencapaian
No Program Kegiatan Jan-Mei 2018
(%)
(%) (%)
1 Ibu K1 89,5% 91,6% 100%
K4 86% 87,1% 95%
Persalinan oleh tenaga
86,4% 80,7% 90%
kesehatan
Kunjungan Nifas 86,4% 82,5% 90%
Deteksi resiko tinggi ibu
hamil oleh tenaga 77,7% 100%
91,6%
kesehatan
Ibu hamil komplikasi
44,7% 88%
yang ditangani 73,3%
Kematian ibu hamil atau -
- -
bersalin atau nifas
2 Anak Jumlah KN 1 58% 67,5% 84%
Jumlah KN Lengkap 54,5% 67,5% 84%
DDTK 4 kali/tahun 50,3% 67,5% 90%
DDTK 2 kali/tahun 47,7% 63% 85%
Jumlah kematian neonatus - - -
Jumlah kematian bayi - - -
Jumlah kematian balita - - -
30
4 DO 0,6% -
5 KB paska salin 0,6% -
6 PUS Gakin 1002 -
7 KB aktif gakin 61,6% -
31
2 Persentase balita 66,8 78,8 87
yang ditimbang berat
badannya
3 Persentase bayi usia 72,8 86,1 47
kurang dari 6 bulan
mendapat ASI
Eklusif
4 Presentase rumah - 39,6 95
tangga mengonsumsi
garam beryodium
5 Presentase balita 6- 91,4 80 89
59 bulan mendapat
kapsul vitamin A
6 Presentase ibu hamil 86,1 80 95
yang mendapatkan
tablet tambahan
darah (TTD) minimal
90 tablet selama
masa kehamilan
7 Presentase ibu hamil 100 59,6 80
kurang energi kronik
(KEK) yang
mendapat makanan
tambahan
8 Presentase balita 100 73,3 85
kurus yang mendapat
makanan tambahan
9 Persentase remaja - 10,4 25
puteri mendapat TTD
10 Persentase ibu nifas 34,1 82
32
mendapat kapsul
vitamin A
11 Persentase bayi yang 19,5 47
baru lahir mendapat
IMD
12 Persentase bayi 5,1 6 6,5
dengan berat badan
lahir rendah (berat
badan < 2500 garm)
13 Persentase balita 85,8 91,6 100
mempunyai buku
KIA/KMS
14 Persentase balita 66,9 78,8 87
ditimbang yang naik
berat badannya
15 Persentase balita 17,6 7,3 6
ditimbang yang tidak
naik berat badannya
(T)
16 Persentase balita 9,5 2,1 2
ditimbang yg tidak
naik berat badannya
dua kali berturut2
(2T)
17 Persentase balita di 0,5 0,45 0,4
bawah garis merah
(BGM)
18 Persentase ibu hamil 6,25 8,33 20
anemia
33
5) Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit
a. Kegiatan yang dilakukan :
34
Hasil kegiatan:
Suspek : 1026
Penemuan kasus BTA (+) -
triwulan I CNR : 102
Pemberian VAR/SAR - -
2/100.000 x
AFP - jmlh pddk <15
th
HIV (+) - -
6) Program Imunisasi
a. Kegiatan
1) Pelayanan Imunisasi
2) BIAS
3) TT WUS
35
4) Sweeping
5) Pelacakan KIPI
HB 0 65,7 % 63,3%
7) Program TB
Kegiatan :
- Penjaringa
- Pengobatan
Program :
1. didalam gedung
36
- Poli TB
Pasien rujukan dari poli lain (rujukan interna)
Seperti dari poli umum dan poli anak
Suspek lakukan pemeriksaan sputum
Rujukan dari rumah sakit (rujukan eksterna)
Atau disebut TB 09 atau TB pindahan
2.. di luar gedung
- melakukan penyuluhan dan deteksi dini terhadap suspek TB dengan
melakukan pemeriksaan sputum
Kegiatan dilakukan di :
- Posyandu balita
- Posyandu lansia
- Posbindu
- Skrinning disekolah
37
Tabel 2.26 : Data sasaran kegiatan TB Triwulan 1
TRIWULAN I
BTA
No Kelurahan TARGET TARGET JUMLAH BTA (-)
KAMBUH EP ANAK
+ FR
SUSPEK CNR SUSPEK (+)
Tanah
1
Garam 161 16 44 2 0 0 1 2
2 VI Suku 77 8 23 2 1 0 0 0
Sinapa
3
Piliang 18 2 9 1 0 0 0 0
Total 256 26 76 5 1 0 1 2
1 Kesehatan Jiwa
3 PKPR
4 Kesehatan Lansia
38
a. Pelayanan di dalam dan luar gedung
b. Pembinaan kelompok lansia
c. Senam lansia
d. Penyuluhan kesehatan lansia
e. Deteksi dini kesehatan lansia
a. Dalam gedung
a. Pelayanan kedaruratan gigi
b. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut dasar
c. Pelayanan medik gigi dasar
b. Luar gedung
d. UKGS
e. UKGM
39
3.4 Fokus Kajian Program Kesehatan Masyarakat
kesehatan lingkungan, kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana, perbaikan gizi
program esensial tersebut masih terdapat kesenjangan antara target dan pencapaian.
Beberapa masalah yang ditemukan di puskesmas tanah garam harus ditentukan prioritas
40
Nilai 2 : kurang penting
Nilai 4 : penting
Nilai 4 : penting
Nilai 4 : penting
41
target pemeriksaan IVA
pada wanita usia subur di
Puskesmas Tanah Garam
Rendahnya kesadaran 4 5 5 100 P2
masyarakat dalam
penggunaan jamban sehat
Rendahnya capaian target 5 4 4 80 P3
balita yang ditimbang
berat badannya di
wilayah kerja puskesmas
tanah garam.
Rendahnya pencapaian 4 4 4 64 P4
booster imunisasi
Pentavalen di Puskesmas
Tanah Garam
42
Diagram Sebab Akibat Dari Ishikawa (Fishbone) Rendahnya Kesadaran
Masyarakat Dalam Penggunaan Jamban Sehat Diwilayah Kerja Puskkesmas
Tanah Garam
MAN METODA
-kebiasaan -kurangnya
masyarakat yang sosialisasi
susah untuk diubah kepada
masyarakat
-kurangngya atau
kesadaran masyarakat penyuluhan
akan pentingnya
jamban sehat
-kurangnya
pengetahuan dan Rendahnya
pemahaman kesadaran
masyarakat tentang masyarakat
jamban sehat dalam
penggunaan
jamban
sehat
diwilayah
kerja
-daerahnya puskesmas
-Media yang banyak tanah garam
kesehatan terdapat
-dana APBD kurang sungai
kurang memadai seperti
leaflet,
-dana sering
brosur, poster
disalahgunakan
dll
oleh masyarakat
43
BAB IV
PEMBAHASAN
44
sosialisasi / penyuluhan tentang
penyuluhan kepada Jamban Sehat
masyarakat Jadwal penyuluhan
Melakukan secara rutin
pengamatan mengenai jamban
,wawancara , sehat yang
penyuluh langsung memenuhi syarat
dengan cara tidak ada
kunjungan ke Meningkatkan
masyarakat ataupun kerjasama lintas
pemilik rumah sector melalui
mengenai jamban pembahasan
sehat yang program jamban
memenuhi syarat sehat
kesehatan kemudian
dilakukan pendataan.
Kurang kerjasama
lintas sector
3 Money Dana APBD kurang Menyediakan dana
memadai untuk pelaksanaan
Ketergantungan pembuatan jamban
masyarakat sehat dengan cara
terhadap bantuan Iuran didalam
Dana yang masyarakat untuk
diberikan disalah pembuatan jamban
gunakan sehat
4 Sarana Pemanfaatan media Penyebaran leaflet
informasi kurang dan penempelan
maksimal poster mengenai
Kurangnya biaya Jamban Sehat
45
untuk pembelian
sarana
5 Lingkung Kurangnya Memberikan
an kesadaran pemahaman kepada
keluarga & masyarakat tentang
masyarakat untuk pentingnya Jamban
membangun Sehat
jamban sehat
Tempat tinggal
masyarakat
banyak terdapat
sungai
46
berkala para pustu/ okter Promosi
petugas puskeskel/ Kesehatan
pustu/ dokter dan
puskeskel/ penyehatan
dokter lingkungan
3 Penyebaran Meningkatkan Seluruh Rumah Sekali Petugas
leaflet dan ketersediaan warga masyarak enam promosi
penempelan media masyarakat at bulan kesehatan,
poster atau informasi di wilayah dokter
stiker yang kerja muda, dan
mengenai berkaitan Puskesmas penyehatan
penyakit yang dengan Tanah lingkungan
dipicu oleh penyakit yang Garam
Jamban tidak dipicu oleh
sehat Jamban tidak
sehat
47
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Agar program-program kerja di puskesmas dapat berjalan dengan baik dan masalah dapat
teratasi, maka penulis menyarankan:
1. Melakukan koordinasi antar program/lintas program dan tokoh masyarakat/lurah (lintas
sector)
2. Melakukan pembangunan MCK plus dan pemeliharaannya
3. Memberikan penyuluhan mengenai pentingnya jamban sehat
4. Penyebaran leaflet dan menempel poster ataupun brosur mengenai jamban sehat.
5. Melakukan pendekatan kepada masyarakat dengan cara menanamkan kesadaran kolektif
bahwa sanitasi itu penting dan merupakan masalah kita bersama.
48
DAFTAR PUSTAKA
49
DOKUMENTASI KEGIATAN
50