Anda di halaman 1dari 56

RAHASIA

KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT Lampiran III Keputusan Danpusdikkes


PUSAT PENDIDIKAN KESEHATAN Nomor Kep / / X / 2008
Tanggal Oktober 2008

PERTOLONGAN DARURAT DILAPANGAN


(LONGDARLAP)

BAB I
PENDAHULUAN

1. Umum .

a. Pertolongan darurat di lapangan (Longdarlap) adalah pertolongan yang diberikan


oleh personel kesehatan di lapangan atau merupakan pertolongan lanjutan dari
pertolongan pertama di lapangan yang telah dilaksanakan sendiri oleh prajurit TNI
Angkatan Darat.

b. Agar tidak terjadi bahaya maut atau cacat terhadap korban/penderita yang
ditolong, maka pertolongan darurat di lapangan harus diberikan secara segera, tepat
dan akurat oleh personel kesehatan TNI Angkatan Darat di daerah garis depan.

2. Maksud dan Tujuan.

a. Maksud. Untuk dapat dipergunakan sebagai Bahan Ajaran bagi Gumil dalam
memberikan pelajaran tentang pertolongan darurat di lapangan (Longdarlap) serta
sebagai referensi bagi para siswa Sekolah Dasar Kecabangan Kesehatan.

b. Tujuan. Agar siswa memahami dan mampu menerapkan pelajaran tentang


pertolongan darurat di lapangan (Longdarlap) dalam pelaksanaan tugas mereka.

3. Ruang Lingkup dan Tata Urut.

a. Ruang Lingkup. Meliputi pertolongan darurat terhadap korban/penderita di


lapangan agar tidak terjadi bahaya maut atau cacat, baik akibat luka tempur maupun
akibat kecelakan, keracunan yang menimpa korban.

b. Tata Urut. Naskah Departemen ini disusun dengan tata urut sebagai berikut :

1) Pendahuluan
2) Pengetahuan Longdarlap
3) Berbagai kasus Longdarlap & penanganannya
4) Praktek Longdarlap
5) Evaluasi
6) Penutup
RAHASIA
2

4. Referensi

a. Basic Trauma and Cardiac Life Support Yayasan Ambulans Gawat Darurat 118.

b. Pertolongan pertama dan RJP (First Aid and CPR) Jones and Bartlett
Publishers, Inc Alih bahasa K.G. Soma Prasada, S.P.

BAB II
PENGETAHUAN LONGDARLAP

5. Umum. Seorang personel kesehatan lapangan harus benar benar memahami


tentang pengetahuan longdarlap, agar tidak terjadi kesalahan dalam penanganan korban
sehingga tujuan longdarlap dapat tercapai secara cepat,tepat,dan akurat.

6. Ketentuan umum longdarlap.

a. Jangan memindahkan korban/penderita sebelum diketahui dengan jelas penyebab


cedera atau sakitnya dan melakukan Longdarlap. Ketentuan tersebut tidak berlaku jika
terjadi di daerah pertempuran atau berada di area yang berbahaya bagi penolong dan
korban.

b. Pada waktu melakukan penilaian terhadap korban, penolong harus dengan cepat
mencari informasi dari saksi kejadian tentang penyebab, tentang apa yang terlihat pada
korban dan apa yang dikatakan oleh korban. Namun perkiraan cedera utamanya tidak
boleh dibuat hanya dengan menyimpulkan keterangan saksi dan dari apa yang dilihat
dari korban, perkiraan cedera utama tetap harus ditentukan berdasarkan pemeriksaan
fisik dengan cepat dan benar.

7. Tujuan Longdarlap.

a. Mencegah Kematian. Pada banyak kasus penyebab kematian sering kali


disebabkan oleh kerusakan-kerusakan organ tubuh yang secara langsung tidak
terkena trauma. Contoh kerusakan sel otak yang mengakibatkan kematian akibat
kekurangan oksigen karena perdarahan hebat pada patah tulang terbuka paha.

b. Mencegah Kecacatan. Kerusakan bagian tubuh yang permanen dan


menyebabkan kecacatan dapat disebabkan oleh kegagalan sirkulasi akibat
perdarahan hebat pada bagian atas dari bagian tubuh tersebut.

c. Mencegah Infeksi. Infeksi adalah masuknya kuman penyakit ke dalam tubuh.


Jalan masuk kuman ke dalam tubuh paling banyak adalah karena adanya luka yang
tidak dirawat dengan baik. Infeksi pada tubuh manusia dapat menyebabkan kematian,
kecacatan dan kesakitan yang berkepanjangan.
3

d. Mempermudah Pertolongan Lanjutan. Pertolongan lanjutan oleh personel


kesehatan yang lebih ahli sangat ditentukan pertolongan sebelumnya. Kesalahan
pada pertolongan sebelumnya akan mempersulit pertolongan lanjutan. Contoh pada
patah tulang tertutup yang tidak ditolong dengan benar akan menyebabkan
pergeseran ujung patahan tulang dan dapat menyebabkan robekan pembuluh darah,
syaraf serta jaringan kulit yang akhirnya mempersulit pertolongan lanjutan.

e. Mempercepat Proses Penyembuhan. Longdarlap yang tepat dan disertai


pertolongan lanjutan yang tepat pula akan mempercepat proses penyembuhan korban
/ penderita.

f. Mengurangi Rasa Sakit. Pada korban dengan patah tulang pembidaian dan
immobilisasi yang tepat akan mengurangi pergerakan tulang yang patah dan akan
mengurangi rasa sakit yang ditimbulkannya.

8. Sikap dan Tindakan Penolong.

a. Bersikaplah dan bertindaklah dengan tenang dan percaya diri. Sikap panik dan
tidak percaya diri akan memperburuk kondisi kejiwaan korban dan prajurit lainnya
serta menyebabkan tindakan pertolongan tidak dapat berlangsung dengan baik.

b. Perhatikan keadaan sekitar korban / penderita. Dengan tujuan untuk


mengamankan korban dan penolong dari ancaman bahaya yang ada disekitar tempat
kejadian misalnya ancaman tembakan musuh, bahaya kebakaran, bahaya runtuhan
bangunan, bahaya ledakan dan kemungkinan tabrakan kendaraan lain pada
kecelakaan lalulintas. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :

1) Tempat kejadian atau kecelakaan.


2) Sebab kejadian atau kecelakaan.
3) Keadaan cuaca dan medan.
4) Suasana di sekitar tempat kejadian.

Nilai secara cepat dan tepat kondisi korban, yang meliputi :

1) Bagaimana kesadarannya ?
2) Bagaimana jalan napasnya ?
3) Bagaimana pernapasannya ?
4) Bagaimana sirkulasi darahnya dan apakah ada perdarahan ?
5) Apakah ada cedera dan patah tulang ?

d. Buat perencanaan pertolongan secara cepat sesuai hasil penilaian korban dan
segera lakukan pertolongan darurat secara tepat dan cepat sesuai perencanaan
tersebut.

e. Apakah korban memerlukan pertolongan lanjutan oleh tenaga yang lebih ahli,
segeralah meminta bantuan. Sambil menunggu bantuan dan tenaga yang lebih ahli
segera lakukan tindakan Longdarlap.
4

f. Semua tindakan medis dalam rangka Longdarlap harus dicatat dan dilaporkan ke
penolong selanjutnya. Bila Longdarlap dilakukan di daerah operasi maka pencatatan
dan pelaporan kegiatan Longdarlap dilakukan dengan mengisi kartu luka serta
menyelipkan kartu yang telah diisi tersebut di kantong baju korban sebelah kiri.

g. Setelah selesai memberikan pertolongan, isilah kartu luka dan ikatkan atau
masukkan dalam saku kiri baju penderita. Beri tanda kedudukan korban sehingga
memudahkan dalam pencarian. Kirim berita ke belakang (misal ke Poslongyon)
melalui alat komunikasi yang tersedia.

h. Korban dengan luka ringan dan dapat berjalan sendiri, cukup diberikan petunjuk
untuk pergi ke Poslongyon (setelah ditolong seperlumya).

9. Evaluasi.

a. Sebutkan tujuan dari Longdarlap!


b. Bagaimanakah sikap dan tindakan penolong?

BAB III
BERBAGAI KASUS LONGDARLAP DAN PENANGANANNYA

10. Umum. Terdapat berbagai macam kasus trauma yang harus ditolong secara darurat,
mulai dari gangguan kesadaran hingga penanganan luka dan pendarahan. Dalam bab ini
akan dijelaskan tentang berbagai maacam kasus longdarlap dan penanganannya.

11. Gangguan keadaan umum. Adalah gangguan dari keadaan umum seseorang yang
meliputi gangguan kesadaran dan fungsi vital manusia yang dapat mengancam jiwa orang
tersebut apabila tidak segera diberikan pertolongan untuk diatasi. Gangguan kesadaran akan
meyebabkan terjadinya kekurangan zat asam (oksigen) yang sangat dibutuhkan oleh tubuh
manusia, terutama otak yang sangat membutuhkan, apabila dalam waktu 3 menit saja tidak
mendapatkan oksigen, dapat menyebabkan terjadinya gangguan fungsi otak yang meliputi
hilangnya kesadaran, terhentinya pernapasan, dan disusul dengan berhentinya denyut
jantung secara mendadak.

12. Macam-macam Gangguan Keadaan Umum.

a. Lena (Collapse)

1) Adalah keadaan dimana kesadaran berkurang yang diakibatkan oleh


kegagalan pengaliran darah ke jaringan tubuh manusia. Lena merupakan
gangguan kesadaran yang paling ringan, yang masih dapat sembuh sendiri tanpa
pertolongan, tapi kadang-kadang ada juga yang berubah jadi pingsan bila tidak
ditolong.
5

2) Sebab-sebabnya :

a) Sengatan Matahari. Pertolongannya :

(1) Bawa ke tempat yang teduh dengan ventilasi yang baik.


(2) Tidurkan telentang tanpa bantal.
(3) Longgarkan baju/buka baju korban.
(4) Ciumkan bau wangi-wangian atau amoniak.
(5) Bila sudah sadar berikan minum.

b) Kekurangan zat asam (Oksigen). Pertolongannya :

(1) Bawa ke tempat terbuka.


(2) Longgarkan semua pakaian yang melekat.
(3) Berikan bau-bauan yang merangsang.
(4) Setelah sadar berikan minum.

c) Terlalu letih dan banyak mengeluarkan keringat.

(1) Jika seorang prajurit melaksanakan kegiatan fisik yang berat,


sedangkan jumlah air minum sedikit dan tanpa diberi garam, maka
dapat terjadi kekurangan oksigen dan garam sebanyaknya keringat
yang keluar dari tubuhnya.

(2) Gejala-gejalanya :

(a) Mula-mula banyak keringat, kulit cepat kering.


(b) Kesadaran menurun, napas jadi cepat/sesak.
(c) Lidah jadi kering dan sangat merasa haus.
(d) Badan terasa lemas dan mata berkunang-kunang.

(3) Pertolongannya :

(a) Bawa ke tempat yang teduh


(b) Longgarkan semua pakaian yang mengikat.
(c) Beri bau-bauan yang merangsang.
(d) Bila sudah sadar berikan minum air garam.

b. Gugat (Syok).

1) Gugat atau Syok adalah penurunan kesadaran yang lebih berat dari Lena,
dan diakibatkan oleh kegagalan pengaliran darah ke jaringan tubuh.

2) Sebab-sebabnya :

a) Kelanjutan dari Lena yang terlambat ditolong.


b) Kekurangan cairan, misalnya karena perdarahan, muntah-muntah,
buang-buang air dan sebagainya.
c) Gangguan psikis, misalnya :
6

(1) Sangat terkejut.


(2) Sangat ketakutan.
(3) Sangat kesakitan.
(4) Stress.

3) Gejala-gejalanya :

a) Merasa haus, mual dan muntah.


b) Kesadaran menurun.
c) Muka pucat.
d) Berkeringat dingin.
e) Tubuh terasa dingin.
f) Pernapasan cepat dan dangkal.
g) Nadi cepat dan kecil.
h) Penderita gelisah dan ketakutan.

4) Pertolongannya :

a) Bawa ke tempat yang teduh dan aman.


b) Tidurkan telentang tanpa bantal, bila mungkin anggota badan
diluruskan.
c) Kendorkan semua pakaian yang mengikat termasuk tali sepatu.
d) Usahakan posisi korban yang menyenangkan.
e) Bila ada perdarahan, agar dihentikan.
f) Bila kesakitan, berikan obat untuk menghilangkan rasa yang nyeri, dan
jangan menambah perasaan sakit di korban dengan mengerjakan hal-hal
yang tidak perlu.
g) Bila korban gelisah, ditenangkan dengan cara menghiburnya dan
memberikan semangat.
h) Usahakan agar korban tetap hangat badannya, dengan cara
menutupnya dengan selimut, tapi jangan sampai keluar keringat.
i) Berikan minuman yang hangat.
j) Kirimkan berita ke belakang untuk evaluasi selanjutnya.

c. Pingsan.

1) Pingsan adalah keadaan dimana kesadaran hilang sama sekali, sehingga


korban sama sekali tidak sadar, tidak mendengar dan tidak merasa sakit,
walaupun ditusuk dengan jarum atau dicubit. Penurunan kesadaran lebih berat
dari Lena atau Gugat, dan dapat merupakan kelanjutan dari Lena atau Gugat yang
terlambat mendapatkan pertolongan.

2) Sebab-sebabnya :

a) Lena atau Syok yang tidak tertolong .


b) Gegar otak karena benturan pada kepala.
c) Keracunan, misalnya karena alkohol (mabuk yang berat), karena
keracunan obat-obatan.
d) Perdarahan dalam otak.
7

e) Karena penyakit :

(1) Penyakit ginjal yang berat.


(2) Penyakit hati yang berat.
(3) Penyakit kencing manis (Diabetes Mellitus) yang berat.
(4) Penyakit infeksi yang berat.

f) Penyakit ayan (Epilepsi).


g) Dan sebagainya.

3) Gejala-gejalanya. Mengingat adanya berbagai macam penyebab dari


keadaan Pingsan ini, maka gejala-gejalanyapun berbeda-beda, sesuai dengan
gejala khas dari penyakit penyebab Pingsan tersebut. Namun sebagai gejala
umum dapat ditemukan hal-hal sebagai berikut :

a) Gejala-gejala umum :

(1) Tidak Sadar.


(2) Tidak mendengar.
(3) Tidak merasa sakit.
(4) Terjatuh dimana saja, dan tidak berdaya.
(5) Bila kelopak mata dibuka, tampak biji mata tidak bergerak.

b) Gejala-gejala khusus :

(1) Bila sebabnya karena gugat atau keracunan :


(2) Masih ada tanda-tanda gugat atau keracunan.
(3) Denyut nadi kecil sekali, hampir tak teraba, cepat dan tidak teratur.

c) Berkeringat dingin.

(1) Bila disebabkan karena penyakit yang mengakibatkan banyak


berak-berak (diare), banyak muntah, banyak kencing atau terlalu
banyak mengeluarkan keringat atau karena panas yang tinggi, maka
gejalanya :

(a) Kejang-kejang.
(b) Menggigit-gigit.
(c) Warna muka pucat dan membiru.
(d) Denyut nadi cepat, sampai lebih dari 120 x per menit.
(e) Biji mata berputar ke atas.
(f) Suhu badan naik.

(2) Bila disebabkan penyakit Ayan (Epilepsi)

(a) Kejang-kejang dengan warna muka biru, yang berubah


menjadi merah.
(b) Mulut berbuih.
8

(c ) Kadang-kadang buang air besar atau buang air kecil tanpa


disadari.

(d) Setelah kejang berhenti akan tidur beberapa menit.


(e) Setelah bangun kembali biasanya sembuh.

4) Pertolongannya :

a) Tidurkan telentang, dan letakkan penderita dalam posisi yang


menyenangkan.
b) Kendorkan semua pakaian yang mengikat.
c) Usahakan untuk mendapatkan udara segar.
d) Usahakan agar suasana sekitarnya tenang.
e) Berikan rangsangan dengan ammonia, minyak klonyo atau bawang.
f) Bila penyebabnya karena Gugat, sesuaikan dengan pertolongan gugat
g) Bila karena keracunan, pertolongan sesuaikan dengan tindakan untuk
mengatasi keracunan.
h) Bila karena panas yang tinggi, berikan kompres dengan air dingin di
kepalanya.
i) Pada korban yang kejang-kejang, supaya lidah tidak tergigit, maka
letakkan benda yang lunak diantara rahangnya dan masukkan dari samping
mulutnya.
j) Bila korban muntah, miringkan kepalanya ke kiri dan ke kanan.
k) Setelah sadar berikan minum. Selama pingsan, jangan memberikan
minum.

d. Mati Suri

1) Mati suri adalah suatu keadaan yang menyerupai seseorang yang telah mati,
tetapi belum ditemukan tanda-tanda kematian yang pasti.

2) Penyebabnya :

a) Kelanjutan dari Coma.


b) Sumbatan pada jalan napas.
c) Karena aliran listrik tegangan tinggi atau disambar petir.
d) Keracunan gas mobil (Karbon monoksida) atau karena gas beracun
lainnya.

3) Gejala-gejalanya :

a) Tidak sadar.
b) Denyut nadi atau jantung tidak teraba.
c) Tidak terlihat tanda-tanda pernapasan.
d) Warna muka pucat kelabu.
9

4) Pertolongannya :

a) Satu-satunya cara untuk menol;ong korban adalah dengan pertolongan


Resusitasi Jantung Paru (RJP).

b) Jika pertolongan Resusitasi berhasil, segera lakukan evakuasi segera


ke Rumah Sakit terdekat, untuk mendapatkan pertolongan lanjutan.

c) Jika pertolongan Resusitasi tidak berhasil, maka laksanakan perawatan


jenazah sebagaimana mestinya.

5) Tanda-tanda kematian yang pasti :

a) Seseorang baru boleh dinyatakan mati, jika telah timbul tanda-tanda


lebam mayat dan kaku mayat ditubuh korban.

b) Tanda-tandanya :

(1) Lebam mayat. Yaitu darah yang membeku, berwarna biru ungu,
yang terdapat pada bagian tubuh yang terendah sesuai dengan posisi
mayat. Timbulnya 2 jam setelah seseorang meninggal, dan baru
terbentuk secara lengkap setelah korban meninggal 6 – 8 jam.

(2) Kaku mayat. Yaitu kekakuan yang timbul pada mayat, karena
adanya kontraksi otot-otot, mulai timbul 2 jam setelah orang meninggal
dan maksimal kekakuan didapatkan setelah 6 – 8 jam setelah
meninggal. Kekakuan ini terlihat pada rahang.

13. Perdarahan

a. Volume darah manusia dewasa rata-rata 5-6 liter, kehilangan darah sampai
dengan ½ liter secara umum masih aman. Tetapi kehilangan darah > 1 liter dapat
menyebabkan Syok dan kematian .Pada anak-anak kehilangan > ½ liter dapat
menyebabkan Syok / kematian.

b. Kehilangan darah dapat terjadi akibat robekan pada pembuluh darah Arteri, Vena
maupun Kapiler.Kebanyakan perdarahan terjadi akibat robekan lebih dari satu macam
pembuluh darah.Perdarahan dari Arteri berwarna merah terang dan
memancar.Perdarahan Arteri menyebabkan kehilangan darah dalam jumlah banyak
dan cepat, paling sulit dikontrol dan paling berbahaya.Perdarahan yang berasal dari
Vena dan Kapiler berwarna merah agak gelap dan merembes agak pelan.

c. Sistem peredaran darah terdiri dari :

1) Jantung
2) Pembuluh darah nadi (Arteri)
3) Pembuluh darah rambut (Kapiler)
4) Pembuluh darah balik (Vena)
10

14. Macam-macam Perdarahan.

a. Perdarahan keluar Tubuh. Adalah perdarahan yang tampak nyata keluar dari
tubuh, dan pada umumnya perdarahan ini disebabkan oleh kerusakan pembuluh darah
yang letaknya dekat dengan permukaan tubuh. Permukaan tubuh itu sendiri mengalami
luka pula kerusakan hingga darah dapat mengalir keluar.

b. Perdarahan di dalam / ke dalam Tubuh. Adalah perdarahan yang terdapat di


dalam tubuh, dan perdarahan itu tidak dapat atau hanya sebagian yang dapat keluar
dari tubuh. Pada umumnya perdarahan ini disebabkan karena kerusakan pembuluh
darah yang letaknya di dalam tubuh seperti perdarahan di dalam rongga dada, rongga
perut, di paru-paru, otak dan sebagainya. Bisa juga karena kerusakan pembuluh darah
yang letaknya dekat dengan permukaan tubuh tapi tidak disertai dengan kerusakan
pada permukaan tubuh, maka pada daerah tersebut darah tidak dapat keluar mengalir.
Ini terjadi apabila salah satu anggota badan terkena pukulan atau benturan yang cukup
keras (lengan atau paha), sehingga pembuluh darah dalam anggota tubuh tersebut
rusak, maka akan terjadi perdarahan yang menimbulkan pembengkakan. Karena hal-
hal tersebut di atas, maka perdarahan di dalam / ke dalam tubuh tidak tampak nyata.
Tanda-tanda lain, adanya perdarahan yang keluar dari hidung, mulut atau telinga, dan
juga pembengkakan dari anggota badan.

15. Tanda-tanda Perdarahan

a. Tanda-tanda perdarahan secara umum yang dijumpai pada Korban

1) Pucat
2) Denyut nadi teraba kecil dan cepat
3) Pernapasan menjadi cepat
4) Berkeringat dingin
5) Penderita menjadi gelisah, penglihatan gelap/kabur seperti mau pingsan.
6) Penderita merasa haus.

b. Tanda-tanda Perdarahan dari bermacam-macam Pembuluh Darah yang Rusak.

1) Perdarahan dari pembuluh nadi (Arteri)

a) Darah yang keluar memancar, sesuai dengan denyutan jantung


b) Warnanya merah hidup (karena mengandung banyak oksigen).

2) Perdarahan dari pembuluh darah rambut (Kapiler).

a) Darah yang keluar sedikit merembes


b) Perdarahan ini tidak berbahaya, karena pembuluh darahnya sangat
kecil, makanya perdarahan ini disebut sebagai perdarahan yang ringan saja.
11

3) Perdarahan dari pembuluh darah balik (Vena).

a) Darah yang keluar mengalir .


b) Berwarna merah tua, namun banyak mengandung CO2.
c) Bila perdarahan dari pembuluh darah balik yang besar tidak segera
diatasi, akan mengancam jiwa korban. Bila pembuluh darah balik yang kecil,
digolongkan pada perdarahan yang ringan.

16. Pertolongan. Pertolongan pada Perdarahan Pembuluh Darah Nadi (Arteri)

a. Bagian atau anggota tubuh yang berdarah ditinggikan, bila tidak disertai dengan
patah tulang.

b. Tekan pembuluh darah nadi yang terletak pada tempat perdarahan.

c. Pasang segera pembalut penekan pada tempat perdarahan.

d. Apabila dengan pembalut penekan ini perdarahan masih terus ada, tambah lagi
pembalut penekan diatasnya, tanpa membuka pembalut penekan yang pertama. Bila
sudah berhasil menghentikan perdarahan, maka penekan pembuluh nadi pada point b
di atas dapat dilepaskan.

e. Bila sekalipun sudah ditambah penekan dengan pembalut penekan yang baru,
masih ada juga perdarahan, bila tersedia klem arteri, carilah pada luka pembuluh nadi
yang putus, kemudian jepitlah, selanjutnya klem itu dibalut bersama-sama dengan
lukanya.

f. Jika perdarahan sulit dihentikan dan adanya indikasi Traumatik amputasi,


pasanglah penasat darah (Tourniquet), yang digunakan sebagai pengganti penekanan
pada pembuluh darah nadi dengan jari. Alat ini dapat berupa sepotong karet, sepotong
kain atau lain-lain sarana yang pada prinsipnya harus dapat diikatkan pada anggota
badan dengan maksud dapat penekan pembuluh darah nadi yang ada di bawah ikatan
tersebut sehingga pembuluh darah nadi tersebut tertutup, sehingga darah tidak dapat
mengalir keluar. Harus diingat akibat dari penasat darah itu, seluruh anggota badan di
bawah / di ujung penasat darah tersebut sudah tidak mendapatkan darah lagi. Syarat
pemasangan penasat darah :

1) Usahakan penasat darah dipasang pada anggota badan yang bertulang


satu, di antara luka dengan jantung, misanya pada lengan atas atau tungkai
atas.
2) Apabila perdarahan terjadi pada anggota badan yang bertulang dua
atau pada daerah tepi anggota gerak maka pemasangan penasat kurang
lebih 2-3 jari dari luka.
3) Harus dijaga agar tiap-tiap 15 menit darah akan mengalir kembali ke
jaringan-jaringan yang terdapat di ujung penasat darah, supaya tidak mati.
Maka diakukan pengendoran penasat darah, sampai kulit di bawah/ di ujung
penasat itu kelihatan kemerah-merahan kembali, kemudian penasat
dikencangkan kembali.
12

4) Pemasangan penasat darah tersebut tidak boleh tertutup oleh pakaian


atau selimut, agar tetap diawasi dan tidak dilupakan.
5) Jangan lupa menulis huruf (T) di dahi korban, yang berarti Tourniquet,
sehingga penolong berikutnya mengetahui bahwa telah dipasang penasat
darah pada korban.
6) Harus juga pada kartu luka korban, jam berapa penasat darah tersebut
dipasang dan jam berapa telah dikendorkannya.
7) Bila dengan pemasangan penasat darah tersebut perdarahan telah
berhenti, maka dapat dicoba mengendorkannya untuk beberapa waktu, bila
perdarahan berhenti, maka penasat darah dapat dilepaskan.
8) Ingatlah, bahwa apabila penasat darah itu tetap terpasang terus
menerus selama 6 jam (tanpa pernah dilonggarkan), maka anggota badan
tersebut akan rusak dan terpaksa diamputasi (dipotong).

g. sahakan agar korban yang dipasang penasat darah, agar segera dilanjutkan
dengan tindakan evakuasi untuk mendapatkan pertolongan lebih lanjut.

17. Tindakan pada Perdarahan yang Banyak.

a. Pada Perdarahan Arteri

1) Baringkan korban, perhatikan darah yang mengalir keluar.


2) Angkat bagian badan yang megalami perdarahan (apabila tidak terjadi patah
tulang), untuk mengurangi derasnya aliran darah.
3) Singkirkan pakaian yang menghalangi luka / perdarahan tersebut.
4) Hentikan perdarahan dengan perban penekan yang bersih
5) Bila terjadi Syok, segera atasi.
6) Jalan terakhir untuk menghentikan perdarahan pada kasus traumatic
amputasi), gunakan penasat darah dengan syarat-syarat pemasangannya harus
diingat.
13

b. Pada Perdarahan Pembuluh Darah Rambut dan Balik

1) Bagian atau anggota badan yang luka ditinggikan, bila tidak terjadi patah
tulang.
2) Pasang segera pembalut penekan yang bersih.
3) Dengan tindakan ini saja, perdarahan biasanya sudah dapat diselesaikan.

c. Pertolongan pada Perdarahan di dalam / ke dalam Tubuh.

1) Perdarahan di dalam rongga perut atau dada. Pertolongan terhadap


keadaan ini, tidak dapat dilakukan dengan Longdarlap, tapi harus dilakukan oleh
dokter di rumah sakit dengan peralatan dan sarana yang lengkap. Di lapangan,
satu-satunya yang dapat dilakukan adalah mencegah dan mengurangi Syok,
dengan jalan memasang infus, kemudian secepat mungkin mengevakuasikan
korban. Biasanya bahaya kematian pada korban besar sekali.

2) Perdarahan di dalam anggota badan (tungkai atau lengan). Perdarahan


di dalam anggota tubuh ini, dapat dilihat dengan adanya pembengkakan ini.
Tindakan yang dilakukan adalah meninggikan anggota badan tersebut (bila tidak
terdapat patah tulang), dan biasanya pembengkakan akan berkurang. Bila tidak
berhasil, maka diperlukan pemasangan penasat darah di atas pembengkakan,
dan ini dkerjakan biasanya bila pembengkakan itu sangat besar dan hebat
sehingga banyak darah yang berkumpul di situ. Hal ini dapat menimbukan Syok
bahkan kematian. Pembengkakan pada tungkai bawah atau lengan tidaklah begitu
membahayakan.

18. Pertolongan Menghentikan Perdarahan dengan Tekanan Jari.

a. Perdarahan di Dahi. Tekanlah pembuluh nadi di pelipis.

b. Perdarahan di sekitar Mulut. Tekanlah pembuluh nadi di rahang bawah.

c. Perdarahan di Kepala atau Leher. Tekanlah pembuluh nadi di leher (Arteri


Karotis). Ingat, jangan sampai mencekik leher korban.

d. Perdarahan pada Pundak atau Lengan Atas. Tekanlah pembuluh nadi di


belakang tulang selangka, baik dengan menekan pada tulang selangka atau pada
tulang rusuk pertama. Biasanya penekanan pada tulang rusuk itu menyebabkan rasa
sakit pada penderita.

e. Perdarahan pada Lengan Atas atau Siku. Tekanlah pembuluh nadi pada kira-kira
pertengahan sebelah lengan atas, pada tulang lengan atas.

f. Perdarahan pada Lengan Bawah. Tekanlah pembuluh nadi di lekukan siku


bagian depan.

g. Perdarahan pada Tangan. Tekanlah pembuluh nadi pada pergelangan tangan


bagian depan.
14

h. Perdarahan pada Paha. Tekanlah pembuluh nadi pada kira-kira pertengahan


pelipatan paha bagian depan. Karena letak dari pembuluh nadi paha (Femoralis) di sini
sangat dalam, apalagi bila korban gemuk atau otot-ototnya kuat, maka penekanan tidak
dilakukan dengan jari, melainkan dengan kepalan tangan dan dibantu dengan tangan
lainnya yang menekan di atas kepalan tangan tadi.

i. Perdarahan pada Tungkai Bawah. Tekanlah pembuluh nadi pada pelipatan lutut
bagian belakang dengan kepalan tangan, sambil menekan lutut di depan dengan
tangan yang lain.

j. Perdarahan pada Kaki. Tekanlah pembuluh nadi dengan cara memegang dan
menekan sedikit di atas pergelangan kaki.

19. Luka.

a. Luka adalah terputusnya hubungan jaringan tubuh satu dengan yang lainnya
akibat suatu trauma atau penyakit.

b. Umumnya luka disebabkan karena pukulan / benturan oleh benda dari luar yang
dapat berupa benda tajam, benda tumpul atau benda panas.

20. Pedoman Dasar Pertolongan pada Luka.

a. Jangan sekali-kali menyentuh luka dengan tangan atau alat yang kotor.

b. Jangan mencuci luka dengan air yang tidak steril, karena sangat berbahaya
sehingga dapat terjadi infeksi.

c. Luka dibersihkan dari kuman-kuman dengan bahan anti kuman (antiseptik)


seperti :

1) Tepung sulfa steril


2) Mercurochrome 2%
3) Alkohol 70%
4) Betadine
5) Yodium tinctuur 3% dan sebagainya.

d. Bebaskan luka dengan menggunting/memotong pakaian yang menutupi luka.

e. Kemudian tutup luka dengan kasa steril, lalu balut dengan pembalut cepat, dan
jangan sekali-kali menaruh kapas langsung di atas luka.

f. Jika ada perdarahan, ikatkan pembalut cepat tadi erat-erat, dan anggota badan
yang terluka tadi ditinggikan.

g. Kapas diletakkan sesudah kain kasa, kemudian dibalut.


15

h. Bila di lapangan tidak ada lagi pembalut cepat atau kain kasa steril, secara
improvisasi dapat digunakan kain yang bersih, pucuk daun pisang atau daun yang
panjang.

i. Tunjanglah anggota badan yang mendapat luka tersebut, baik dengan gendongan
(untuk lengan) atau bidai (untuk tungkai).

21. Macam Luka, Penyebab, Tanda-tanda dan Cara Pertolongannya.

a. Luka Iris

1) Penyebab, akibat irisan benda tajam, seperti pisau, kaca, dsb.


2) Tanda-tandanya :

a) Tepi luka rata


b) Semua jaringan kulit seperti akar rambut, pembuluh darah dan syaraf
putus, maka perdarahannya banyak.
c) Sudut luka runcing

3) Pertolongannya :

a) Hentikan perdarahannya, misalnya dengan pembalut penekan.


b) Bersihkan luka dari kotoran-kotoran dengan kapas steril yang diberi
alkohol / mercurochrome / betadine.
c) Beri obat mercurochrome / betadine.
d) Dibalut.
e) Evakuasi ke belakang dengan cepat agar kurang dari 6 jam sudah
sampai ke dokter dan dapat dijahit.

b. Luka Memar

1) Luka memar adalah luka yang disebabkan karena tumbukan keras dengan
benda tumpul, dan perdarahannya umumnya karena pembuluh darah hanya
tergencet.

2) Penyebabnya. Benda keras dan tumpul, misalnya batu, kayu, batang besi
dan sebagainya.

3) Gejala-gejalanya. Pada tempat luka berwarna biru, bengkak dan nyeri.

4) Pertolongannya :

a) Bersihkan luka dari kotoran dengan kapas steril yang diberi


betadine/mercurochrome.
b) Berikan Antalgin 1 tablet untuk menghilangkan rasa sakit
c) Luka akan sembuh sendiri secara bertahap.
16

c. Luka Tusuk.

1) Luka tusuk adalah luka yang disebabkan oleh tusukan benda tajam, dan
kerusakannya lebih hebat daripada luka yang terlihat karena jaringan rusak.

2) Penyebab.

a) Pisau
b) Sangkur
c) Paku, jarum dan lain-lain.

3) Gejala-gejalanya.

a) Lubang luka yang dalam


b) Perdarahan keluar/ke dalam
c) Jika perdarahannya banyak, korban pucat.
d) Dapat terjadi Syock

4) Pertolongannya

a) Periksa keadaan umum korban seperti :

(1) Kesadaran menurun atau tidak


(2) Denyut nadi
(3) Wajah pucat atau tidak.

b) Pada luka tusuk di dada, perut, leher dan kepala segera kirim berita ke
belakang.

c) Pada luka tusuk di lengan, tungkai, maka hentikan perdarahan dengan


pembalut penekan, setelah luka dibersihkan, lalu kirim berita ke belakang.

d) Jangan mencabut benda yang menancap,Segera evakuasi.


17

d. Luka Tembak

1) Berat atau ringannya luka tembak tergantung pada :

a) Lokasi luka
b) Jarak tembakan
c) Jenis peluru
d) Arah peluru.

2) Penyebabnya. Senjata api

3) Gejala-gejalanya :

a) Terdapat luka tembak termasuk peluru, dan mungkin juga luka tembak
keluar.

b) Perdarahan bisa keluar, ke dalam.

c) Jika perdarahan banyak (mungkin tidak tampak karena perdarahan ke


dalam), pasien pucat dan dapat terjadi Syok.

4) Pertolongannya :

a) Jika terdapat perdarahan yang dapat dihentikan, misalnya dengan


pembalut penekan, maka hentikan perdarahan tersebut, kemudian
bersihkan.

b) Jika korban tersebut terlihat pucat, nadi cepat dan kecil, mungkin
kesadaran menurun, maka kemungkinan adalah perdarahan ke dalam, dan
segera kirim berita ke belakang.

c) Jika lukanya kecil dan perdarahan sedikit, bersihkan luka dengan


betadine, setelah itu dibalut.

e. Luka Bakar.

1) Luka bakar adalah kerusakan jaringan tubuh yang disebabkan karena suhu
tinggi. Tiap persentuhan yang intensif dan cukup lama antara kulit dengan benda
panas (lebih dari 600 Celcius) atau bahan kimia yang menmbulkan panas dapat
menyebabkan luka bakar.

2) Penyebab

a) Api
b) Cairan / benda panas
c) Bahan kimia seperti lysol, kreolin, dsb.
d) Sinar terik matahari
e) Listrik
f) Radiasi
18

3) Gejala-gejalanya

a) Tingkat I. Tampak kemerah-merahan, dan pembakaran hanya


mengenai lapisan atas kulit ari (stratum corneum). Juga tampak kemerahan
ini juga disebut Erythema, contohnya terbakar sinar matahari.

b) Tingkat II. Pembakaran terjadi sampai pada bawah kulit, terasa


rasa nyeri dan terjadi gelembung yang berisi cairan kuning jernih.
Gelembung ini disebut lepuh atau bullae.

c) Tingkat III . Pembakaran sampai pada kulit jangat atau lebih dalam,
dan terjadi luka hitam keputih-putihan yang disebut Escharotica. Bila hebat
sekali bisa terjadi luka hitam mengarang yang disebut Carbonisation. Tidak
terdapat rasa nyeri syaraf nyerinya mengalami kerusakan.

4) Pembagian permukaan tubuh dengan hukum sembilan. Untuk dapat


menentukan berapa persen permukaan tubuh yang mengalami luka bakar, maka
permukaan tubuh dibagi dalam daerah yang dinyatakan dalam prosentase. Hal ini
penting sekali bagi luka bakar, karena berat ringannya tersebut ditentukan oleh
berapa persen luar permukaan tubuh yang terkena, dan sekaligus juga
menentukan pengobatan, khususnya jumlah cairan tubuh yang harus diganti.
Seluruh permukaan tubuh dibagi dalam daerah anatomis dan masing-masing
daerah diperkirakan adalah sama dengan 9% atau perkalian angka 9.

5) Daerah anatomis tersebut adalah :

a) Permukaan kepala dan leher : 9%


b) Masing-masing permukaan lengan : 9%
c) Permukaan tubuh bagian depan (dada dan perut) : 2 x 9% = 18%
d) Permukaan punggung : 2 x 9 % = 18%
e) Permukaan daerah kemaluan dan dubur (perineum) : 1%
f) Masing-masing permukaan tungkai : 2 x 9% = 18%

Pembagian daerah ini dikenal dengan Hukum Sembilan ( The Rule of Nine)
19

6) Akibat Luka Bakar

a) Syok, karena pada kerusakan kulit terjadi juga kehilangan Plasma


(cairan darah) serta nyeri yang hebat.

b) Infeksi, kulit yang rusak mudah sekali dimasuki kuman.

c) Pada umumnya luka bakar tingkat I tidak begitu membahayakan dari


pada luka bakar tingkat II dan III, namun hal ini tergantung juga dari luas
permukaan tubuh yang terkena.

(1) Bila lebih dari 10% permukaan tubuh terkena luka bakar maka hal
ini dapat membahayakan jiwa penderita.
(2) Bila lebih dari 40% yang terkena, maka angka kematian bisa
mencapai sampai 50%.
(3) Bila yang terkena luka bakar lebih luas lagi, maka angka kematian
dapat mencapai 100%.
d) Mereka yang sembuh dari luka bakar, akan mengalami cacat kulit
untuk selama-lamanya, bahkan mereka yang telah tertolong dari
bahaya maut karena luka bakar yang berat harus mengalami masa
penyembuhan yang lama (berbulan-bulan), bahkan sampai bertahun-
tahun.

7) Pertolongan Luka Bakar Tingkat I.

a) Siram / rendam dalam air dingin (jangan air es).


b) Tutup luka bakar dengan kain steril, bila tidak ada kain steril, dapat
dipakai kain yang bersih.
c) Sekiranya ada, diberikan obat salep seperti Borzalf steril, Levertan zalf
steril, Bioplacenton zalf.
d) Balut luka bakar tersebut longgar-longgar saja.
e) Berikan banyak minum
f) Dijaga agar korban jangan sampai kedinginan.
g) Periksa kesadaran, nadi dan luasnya luka bakar. Jika luas dan
kesadaran menurun, nadi kecil dan cepat maka segera untuk diinfus.

8) Pertolongan Luka Bakar Tingkat II dan III. Pertolongannya sama dengan


luka bakar Tingkat I, hanya saja disini terdapat gelembung atau Bullae yang tidak
boleh dipecahkan.

f. Luka Gigitan

1) Luka gigitan manusia

Pengobatan

a) Luka dioles dengan mercurochrome 2% atau dengan yodium


tinctuur 3% atau dengan betadine.
b) Taburi dengan bubuk sulfa steril
20

c) Tutup dengan kain steril dan kapas


d) Kemudian dibalut.

2) Luka gigitan anjing gila

a) Gejala dari anjing yang menderita Rabies :

(1) Kelakuannya sangat ganjil, tidak seperti biasanya.


(2) Kadang-kadang pendiam, lalu menjadi galak mendadak.
(3) Tidak mau makan.
(4) Suka menggigit anjing lain, atau orang yang mendekatinya
atau benda apa saja yang diberikan kepadanya.
(5) Suka lari kian kemari.
(6) Mulut berbuih dan bunyi gonggongannya berbeda.
(7) Ekornya dijatuhkan ke bawah selangkangannya.
(8) Takut melihat air.

b) Pertolongannya :

(1) Sedapat mungkin segera dikirim ke Rumah Sakit untuk


mendapatkan pengobatan dokter.

(2) Apabila hal ini belum berangkat segera, maka luka gigitan
dibersihkan dengan air sabun, kemudian dibilas lagi dengan air
garam yang hangat.

(3) Bila lukanya tidak beraturan dan dalam, sehingga susah


untuk membersihkannya, maka luka itu perlu diperlebar dengan
irisan baru yang steril, sehingga bisa dibersihkan betul.

(4) Luka ditutup dengan kain kasa steril dan dibalut.

c) Agar diperhatikan.

(1) Anjing yang mengigit sedapat mungkin jangan dibunuh,


karena penting untuk penetapan diagnosa penyakit Rabies.

(2) Anjing tersebut setelah ditangkap, harus diserahkan kepada


dokter hewan / Dinas Veteriner, begitu juga apabila anjingnya
ternyata sudah menjadi bangkai.

d) Catatan. Luka gigitan oleh kucing, monyet atau tikus yang


mengkhawatirkan, sebelum dibawa ke Rumah Sakit, perlu diberikan
pertolongan merawat luka gigtan dengan membersihkannya serta
diolesi dengan Betadine dan ditutup dengan kain kasa steril, dan
binatangnya bila mungkin ditangkap dan diserahkan ke Dinas Veteriner
untuk penetapan diagnosa.
21

3) Luka gigitan ular

a) Macam-macam ular berbisa

(1) Golongan Colubrida

(a) Ular Welang


(b) Ular Totong atau Ular Anag
(c) Ular Sendok
(d) Ular Cabe

(2) Golongan Viperida

(a) Ular Puspa


(b) Ular Tanah atau Beludak

b) Gigitan golongan Colubrida. Gejala-gejalanya :

(1) Gangguan pada dada


(2) Pernapasan susah dan sesak
(3) Pada tempat gigitan, tidak begitu sakit.
(4) Angka kematian tinggi karena melumpuhkan otot
pernapasan, sehingga bisa terjadi henti napas.

c) Gigitan golongan Viperida :

(1) Tempat gigitan terasa nyeri dan membengkak


(2) Di seluruh badan timbul bercak merah
(3) Dapat disertai batuk darah, kencing darah dan sebagainya

d) Pertolongannya :

(1) Periksa kesadaran penderita, serta cek ABC nya.


(2) Kenali penyebabnya dari luka gigitan.
(3) Membersihkan luka dengan sabun.
(4) Merendahkan luka dari jantung.
(5) Memberikan penekanan pada pembuluh darah Lymphe
dengan membalut atas dan bawah luka untuk menghambat
menjalarnya bisa menuju jantung dan otak dengan perban/ elastis
perban.
(6) Kompres dingin / es daerah luka yang tergigit ular.
7) Bila korban mengalami henti napas, berikan petolongan
pernapasan (Breathing Mouth to Mouth).
(8) Berikan istirahat.
(9) Usahakan secepat mungkin evakuasikan untuk
mendapatkan suntikan ABU (Anti Bisa Ular).
(10) Harus diingat bahwa :
22

(a) Pemasangan pembalut, bukan dimaksud untuk


menghentikan perdarahan, tetapi untuk mencegah
dibawanya bisa ular menuju pembuluh lymphe ke otak dan
jantung yang sangat berbahaya. Sehingga dalam melakukan
pembalutan tidak terlalu menekan dan tidak juga terlalu
kendor.

(b) Apabila ular yang menggigit tidak tertangkap dan bekas


gigitannya tidak jelas, maka dianggap saja gigitan ular
berbisa saja.

(c) Jangan sekali-sekali mengisap bisa ular dengan mulut,


karena pada rongga mulut banyak sekali pembuluh lymphe,
tempat penjalaran bisa ular tersebut, apalagi letak mulut
dengan organ otak sangat berdekatan.

(d) Korban jangan sekali-kali disuntik dengan morphine,


untuk menghilangkan perasaan nyeri, sebab suntikan
morphine dapat menimbulkan penekanan pernapasan
sehingga bisa terjadi henti napas, yang sangat berbahaya.

(e) Setelah ditolong, korban harus betul-betul istirahat, agar


bisa ular yang diperkirakan masih ada di lukanya tidak
menjalar ke otak dan jantung.

4) Luka Gigitan Serangga . Adalah luka yang disebabkan oleh macam-


macam gigitan serangga. Pada umumnya gigitan serangga ini tidak
berbahaya, akan tetapi mengganggu karena rasa sakit, gatal dan bengkak.
Serangga yang sering mengganggu manusia adalah :

a) Kalajengking
b) Kelabang
c) Laba-laba
d) Tawon, dan lain-lain
e) Pengobatannya. Di tempat yang digigit dan sekitarnya diolesi
dengan ammonia atau kapur sirih.

22. Pertolongan pada beberapa Kasus Luka Tertentu

a. Luka di Kepala

1) Ada tiga macam luka di kepala yang perlu diperhatikan, yaitu :

a) Luka kepala di luar tengkorak (Extra cranial)

(1) Luka ini hanya mengenai kulit kepala saja sampai mengenai
tulang kepala (tengkorak).
23

(2) Luka semacam ini selalu mengganggu dan menimbulkan


perdarahan yang hebat.

(3) Pertolongan yang diberikan adalah :

(a) Korban didudukkan, kemudian dilakukan penghentian


perdarahan serta dibersihkan, diberikan obat kemudian dibalut
dengan pembalut penekan.

(b) Korban diawasi selama perjalanan evakuasi dan setelah


sampai di daerah belakang, sekurang-kurangnya 48 jam,
mengingat adanya kemungkinan jaringan di dalam tengkorak
terkena.

b) Luka tengkorak terbuka (Open cranial cerebral wound). Disini kecuali


kulit kepala terbuka, tengkorak pun pecah terbuka, dan jaringan otak tampak
dengan nyata dan perdarahan banyak.

c) Luka tengkorak tertutup (closed cranial cerebral wound)

(1) Disini, baik kulit kepala maupun tengkorak tetap utuh.


(2) Pada umumnya disertai kerusakan pada jaringan otak, seperti
halnya pada luka tengkorak terbuka.

2) Kerusakan pada jaringan otak memberikan tanda-tanda :

a) Korban pingsan.
b) Darah atau cairan bening keluar dari mata, hidung atau telinga.
c) Anak mata tidak sama benar kiri dan kanan.

3) Pertolongannya :

a) Bebaskan jalan napas dengan cara :

(1) Membersihkan mulut dari lendir atau darah


(2) Membuat posisi tengadah atau extensi.
(3) Jika muntah, kepala dimiringkan

b) Jika terdapat luka tengkorak terbuka, jangan sekali-kali membersihkan


luka atau mencoba mengembalikan jaringan otak atau pecahan tulang pada
tempatnya semula, cukup luka tersebut dibalut dengan pembalut cepat,
kemudian dibalut lagi dengan sempurna.

c) Cara evakuasi ialah dengan membaringkan penderita pada posisi


miring, yaitu miring pada posisinya.
24

b. Luka pada Mata. Luka pada mata, selalu harus kita anggap penting.

1) Sebab-sebabnya :

a) Trauma oleh benda tajam atau benda tumpul


b) Trauma oleh benda keras
c) Oleh bahan-bahan kimia
d) Dan lain-lain

2) Gejala-gejalanya :

a) Bila penderita mengatakan bahwa ia merasakan ada sesuatu pada


matanya, sedangkan pada pemeriksaan mata ternyata masih utuh, gerakan
mata baik, penglihatan baik, maka hal ini dapat digolongkan pada luka mata
ringan. Pertolongannya dengan membersihkan mata tersebut dengan larutan
Boorwater steril sampai bersih, kemudian oleskan pada mata tersebut zalf
mata yang tersedia. Akhirnya, kalau perlu, balut matanya secara longgar-
longgar.

b) Bila kita melihat pada mata korban ada lukanya, penglihatan kabur atau
berkurang, gerakan mata tidak ada lagi, keluar cairan dari mata, maka hal ini
tergolong pada luka mata yang berat.

3) Pertolongannya :

a) Jangan sekali-kali mencoba membersihkan mata yang sudah terluka


sepeti point 2). b) di atas.
b) Tutup mata dengan pembalut cepat.
c) Segera evakuasikan ke belakang.
25

c. Luka pada Rahang

1) Luka pada rahang dan muka, merupakan luka yang perlu mendapatkan
perhatian khusus, karena letaknya berdekatan dengan jalan pernapasan bagian
atas. Kerusakan jaringan di sini mudah menyumbat jalan pernapasan tersebut,
sehingga korban dapat meninggal karena tidak dapat bernapas.

2) Sebab-sebabnya : Terdapat trauma pada rahang.

3) Gejala-gejalanya :

a) Terdapat luka pada daerah rahang.


b) Terdapat tanda-tanda patah tulang pada rahang.

4) Pertolongannya :

a) Sebagai langkah pertama yang harus kita kerjakan adalah


mengusahakan agar jalan pernapasan tetap terbuka, dan untuk ini mulut
dibersihkan dari gigi yang rontok, kotoran dan sebagainya.

b) Khusus mengenai gigi palsu, jangan dibuang tetapi masukkan dalam


saku penderita, karena mungkin nanti diperlukan guna pembuatan gigi
palsunya atau perbaikan rahangnya.

c) Bila korban tidak pingsan dan ia memilih ingin duduk, suruh korban
bersandar ke depan dengan kepala menunduk ke bawah, agar darah dapat
leluasa keluar dari mulutnya.

d) Bila korban pingsan, letakkan pada sisi miring atau ditengkurapkan


dengan kepala ke samping untuk mencegah masuknya darah ke jalan napas.
26

e) Atasi segera bahaya Syok yang mengancam.

f) Perdarahan pada umumnya dapat diatasi dengan pembalut penekan


asalkan dijaga jangan sampai menutup penekan tadi dari bawah dagu ke
ubun-ubun kepala, dengan demikian rahang yang mengalami patah tulang
dapat ditunjang.

g) Pengikatan pembalut ini jangan terlampau erat, apabila korban ingin


muntah atau untuk membantu bernapas tidak akan mengalami kesulitan.
h) Morphin dapat disuntikkan dengan syarat tidak ada luka di kepala atau
di dada.

d. Luka pada Leher

1) Bila mengalami luka yang hebat pada leher, maka biasanya korban mudah
atau segera meninggal, karena luka di leher ini akan terkena jaringan penting yang
lain, yaitu sum-sum tulang leher dan kerongkongan.

2) Sebab-sebabnya : Trauma yang mengenai leher.

3) Gejala-gejalanya :

a) Terdapat luka pada leher.


b) Tanda-tanda patah tulang leher.
c) Dapat terjadi henti napas.
d) Jika berat, dapat terjadi kelumpuhan.

4) Pertolongannya :

a) Pertama-tama atasi perdarahan yang hebat dengan menekan


pembuluh nadi di leher dengan menggunakan jari, tapi jaga agar jangan
sampai mencekik leher korban, dan bila sudah memungkinkan dapat diganti
dengan pembalut penekan untuk menghentikan perdarahan tersebut.

b) Jaga agar jalan napas tetap terbuka.

c) Korban harus diletakkan pada posisi miring atau tengkurap, agar


pengeluaran cairan (lendir atau darah) dapat lancar melalui mulut.

d) Bila ada patah tulang pada tulang leher, korban harus diletakkan
dengan posisi telentang dengan kepalanya ditunjang.

e) Selalu diingat, agar jalan napas tidak terganggu.

f) Korban diatasi Syoknya, dan jangan sekali-kali diberikan minum atau


makanan.
27

e. Luka pada Dada

1) Rongga dada berisi alat yang sangat penting, yaitu jantung, pembuluh darah
yang besar dan paru-paru, sehingga bila terdapat luka berat pada dada, tentu
akibatnya fatal (mematikan).

2) Paru-paru dilapisi oleh dua lapisan (pleura), yang satu melapisi langsung
paru-parunya, dan yang satu lagi terletak dekat dinding dada sebelah dalam, dan
ruangan yang terdapat di antara kedua lapisan itu disebut ruangan pleura yang
mempunyai tekanan udara negatif. Dengan adanya tekanan negatif itu, maka
paru-paru akan mudah mengembang dan mengempis pada waktu pernapasan.
Bila tekanan yang terdapat di ruangan pleura itu berubah, maka akan terjadi
kesukaran bernapas. Akibat dari pada luka pada dada antara lain adalah
masuknya udara kedalam ruangan pleura (disebut dengan pneumothorax),
dengan akibatnya terjadi kesukaran dalam pernapasan.

3) Sebab-sebabnya

a) Luka tembak
b) Luka tusuk
c) Benturan yang keras pada daerah dada

4) Gejala-gejalanya. Terjadi pneumothorax dengan tanda-tanda :

a) Korban susah bernapas


b) Biasanya batuk darah
c) Cairan yang berganti-ganti terhenbus dari luka tersebut, seiring dengan
pernapasan. Bila masuknya udara ke dalam ruangan pleura tadi begitu
banyak, maka paru-paru menjadi tertekan, sehingga korban akan
kekurangan oksigen, makanya akan kelihatan kebiru-biruan.

5) Pertolongannya

a) Korban ditidurkan setengah duduk, supaya ia lebih mudah bernapas.

b) Cegah secepat mungkin, agar udara tidak masuk ke dalam pleura


melalui luka pada dada tersebut dengan memberikan pembalut kontra ventil.

c) Tidak boleh diberikan morphin, karena setiap keadaan dengan


kesukaran pada pernapasan, bila diberikan morphin akan menekan
pernapasan, sehingga terjadi henti napas.

d) Korban dilarang berbicara, karena lebih memudahkan udara masuk ke


dalam ruangan pleura (memperberat keadaan).

e) Laksanakan evakuasi secepat-cepatnya, dan korban selama dalam


pengangkatan agar diawasi pernapasannya. Luka dada yang
mengakibatkan pnemothorax disebut pnemothorax terbuka, karena udara
dari luar yang masuk melalui luka ke dalam ruangan pleura.
28

f. Pneumothorax Tertutup

1) Ada juga keadaan yang disebut pneumothorax tertutup, yaitu apabila


terdapat kebocoran dalam ruangan pleura yang disebabkan karena udara dari
udara paru-paru sendiri yang masuk ke dalam ruangan pleura tadi. Ini dapat
terjadi misalnya apabila terdapat tulang rusuk yang patah, dan ujung tulang rusuk
yang patah itu menusuk dan merusak paru-paru sehingga udara dari paru-paru
mengalir masuk ke dalam ruangan pleura.

2) Gejala-gejalanya. Tanda-tanda pneumothorax tertutup ini antara lain


adalah pernapasan yang susah, batuk darah dengan warna merah muda dan
berbuih.

3) Pertolongannya.

a) Tidurkan korban dengan posisi setengah duduk, karena dengan posisi


demikian ia lebih mudah bernapas.
b) Berikan kompres air dingin di dada.
c) Korban dilarang berbicara.
d) Berikan minum air garam.
e) Berikan butir es untuk diisap-isap.
f) Laksanakan evakuasi secepat-cepatnya.
Kontra Ventil

g. Luka pada Perut

1) Luka pada perut merupakan luka yang penting diperhatikan, karena di dalam
rongga perut ini terdapat alat dan jaringan yang penting, antara lain pembuluh
darah yang besar, lambung, usus, hati, limpa dan sebagainya, karenanya bila ada
luka pada perut akan mudah terjadi perdarahan di dalam rongga perut, yang sukar
diatasi dengan Longdarlap, serta perdarahan di dalam rongga perut mudah
menimbulkan sobek.

Di samping itu, luka pada perut ini mudah mengalami infeksi, bila usus ikut
luka, bagian ada selaput rongga perut (disebut peritoneum) sangat peka terhadap
timbulnya infeksi dengan segala akibatnya. Luka pada perut ini dapat disebabkan
oleh benda tajam maupun benda tumpul.
29

2) Sebab-sebabnya :

a) Luka tembak
b) Luka terkena senjata tajam
c) Benturan yang keras pada daerah perut

3) Gejala-gejalanya :

a) Ada luka pada daerah perut


b) Usus mungkin terburai keluar
c) Korban pucat, mungkin sobek karena ada perdarahan di dalam.

4) Pertolongannya :

a) Tidurkan korban dengan posisi setengah duduk, bila lukanya melintang,


dan tidur telentang bila lukanya membujur, supaya usus korban tidak
bertambah banyak yang keluar.
b) Bila korban dalam keadaan Syok, atasi segera syok.
c) Untuk mengatasi perdarahan, segera diberikan cairan infus oleh yang
berwenang.
d) Bila ada luka terbuka, ditutup dengan pembalut cepat yang besar.
e) Jangan memasukkan usus yang terburai

f) Balut dengan kain segitiga (mitella)


g) Lipat kedua tungkai agar menekan pendarahan.
h) Segera evakuasi

5) Harus diperhatikan :

a) Usus yang sudah keluar dari perut tidak boleh dimasukkan kembali ke
dalam rongga perut, karena bisa menimbulkan infeksi dan mengganggu
gerakan (peristaltik) usus tersebut.

b) Korban dilarang minum atau makan.


30

23. Patah tulang. Patah tulang adalah suatu keadaan dimana terjadi kerusakan pada
tulang sehingga kesinambungan tulang tersebut tidak utuh lagi.

a. Macam Patah Tulang.

1) Patah tulang terbuka (Fractura Complicata), yaitu patah tulang dimana salah
satu dari kedua ujung tulang yang patah tersebut merusak kulit hingga menonjol
keluar dan berhubungan dengan dunia luar. Jadi disini terdapat luka disamping
patah tulang.

2) Patah tulang tertutup (Fractura Incomplicata), yaitu patah tulang yang kedua
ujungnya tetap berada di dalam badan, dan tidak merusak kulit. Jadi tidak ada
luka di tempat patah tulang.

b. Gejala Patah Tulang.

1) Yang terlihat.

a) Terdapat perubahan bentuk seperti bengkak, menonjol, dsb.


b) Korban kesakitan.

2) Yang dapat diraba

a) Terdapat nyeri tekan dan nyeri ketok


b) Terasa suara di bawah kulit yang disebut dengan krepitasi. Hal ini
jangan dilakukan karena menambah rasa nyeri.
3) Pergerakan

a) Nyeri bila digerakkan


b) Pergerakan tidak normal
c) Fungsi gerakan terganggu

4) Kepastian adanya retak tulang dengan pemeriksaan Rontgen foto.

c. Sebab-sebabnya :

1) Tertimpa benda berat


2) Terpukul dengan keras
3) Tertembak
4) Akibat kecelakaan

d. Pertolongannya :

1) Patah tulang terbuka

a) Hentikan perdarahan dengan pembalut penekan.


b) Rawat lukanya, kemudian tutup dengan kasa steril
c) Kerjakan pembidaian
d) Bila rasa sakit hebat, berikan antalgin 2 tablet
31

e) Anggota badan yang patah ditinggikan


f) Laksanakan evakuasi secepatnya

2) Patah tulang tertutup

a) Kerjakan pembidaian
b) Bila rasa sakit hebat, berika Antalgin 2 tablet
c) Anggota badan yang mengalami patah tulang ditinggikan.

3) Tujuan pertolongan

a) Mencegah perdarahan
b) Mencegah syok
c) Mencegah cacat
d) Mengurangi rasa sakit
e) Mencegah gerakan pada tulang yang patah

24. Tanda-tanda atau Gejala-gejala Patah Tulang dari Anggota Badan tertentu. Di
sampingnya gejala umum patah tulang yang sudah ditentukan di atas, maka perlu juga
diketahui beberapa gejala/tanda khusus dari beberapa patah tulang anggota badan antara
lain :

a. Patah Tulang pada Tengkorak. Pada keadaan ini, dijumpai cairan bening keluar
dari hidung, mulut atau telinga, ukuran pupil mata berbeda pada kedua mata, denyut
nadi berubah dan pernapasan susah, serta korban biasanya sudah tidak sadar. Setelah
beberapa waktu, di sekitar kedua mata, terlihat berwarna biru (hematom).

b. Patah Tulang Leher/Tulang Belakang. Bila dalam hal ini sumsum tulang
belakang ikut terluka, maka dapat dijumpai terjadinya kelumpuhan dari anggota tubuh di
bawah tempat patah tulang.Korban akan kehilangan kemampuan untuk menahan berak
dan kencing.

c. Patah Tulang Rahang. Gigi tidak dapat dikatupkan dengan sempurna, dan
tidak dapat menelan atau berbicara, dan tidak tampak perdarahan dari rongga mulut.
Bila terjadi patah tulang dari kedua rahang, maka jaringan di dalam rongga mulut dapat
tertarik ke belakang dan bisa menyumbat kerongkongan korban.
32

d. Patah Tulang Selangka. Ujung tulang yang patah biasanya dapat diraba di
bawah kulit, dan bahu yang bersangkutan kelihatan lebih rendah dari yang sebelah,
korban tidak dapat mengangkat lengan pada sisi yang sakit.

e. Patah Tulang Iga. Korban merasa sakit pada waktu menarik napas atau pada
saat batuk, ujung tulang yang patah kadang-kadang dapat diraba di bawah kulit, dan
bila iga yang patah ini melukai jaringan paru-paru, maka korban akan batuk darah yang
berwarna merah muda. Hal ini sangat berbahaya.

f. Patah Tulang Panggul. Korban tidak dapat berdiri atau berjalan, dan merasa
sakit pada daerah panggul. Bila ginjal atau kandung kencing ikut terkena, maka korban
akan kencing darah (hematuria).

25. Petunjuk Penting pada Pertolongan Patah Tulang Anggota Badan tertentu.

a. Langkah Pertama.

1) Dengan cepat melihat seberapa hebat dan luas luka yang dideritanya.
2) Bila keadaan membahayakan jiwa korban seperti :

a) Henti napas
b) Henti jantung
c) Perdarahan yang hebat. Maka tindakan pertama harus mengatasi
keadaan yang membahayakan jiwa korban tersebut, misalnya dengan
tindakan Resusitasi.

3) Setelah tindakan di atas, barulah diadakan pertolongan terhadap patah


tulangnya.

4) Bila terdapat tanda-tanda Syok, segera atasi.


5) Dalam hal-hal tertentu, dapat diberikan morphin untuk menghilangkan rasa
sakit yang hebat.

b. Prinsip Pertolongan Patah Tulang

1) Lakukan pembidaian di tempat anggota badan yang mengalami cedera.

2) Pada patah tulang terbuka, rawatlah lukanya terlebih dahulu sebelum


melaksanakan pembidaian.

3) Jangan mengangkat, menggerakkan atau memindahkan anggota badan


yang patah, karena sangat berbahaya, ujung tulang yang patah merusak jaringan
di sekitarnya, seperti melukai pembuluh darah, urat syaraf, otot maupun kulit. Hal
ini akan menambah kemungkinan terjadinya perdarahan yang hebat, sehingga
menimbulkan Syok dan cacat menetap.
33

4) Sewaktu membidai, membalut dan sebagainya yang terpaksa mengangkat


atau memindahkan anggota badan yang patah, harus dilakukan dengan hati-hati
sekali.

5) Untuk mencegah kerusakan jaringan lebih lanjut, tulang yang patah harus
segera diistirahatkan (immobilisasi), yaitu dengan melakukan pembidaian yang
meliputi dua sendi daripada tulang yang patah tersebut.

6) Bidai yang akan dipakai itu dibalut dulu dengan perban sebelum digunakan,
yang bertujuan untuk mengurangi rasa sakit, dan mencegah kerusakan pada kulit,
serta mencegah terganggunya peredaran darah. Di lapangan, bila tidak ada
perban, maka dapat dipergunakan daun-daun, rumput-rumput sebagai pembalut
bidai, dan harus diingat agar jangan terlalu erat mengikatkan bidai pada anggota
badan sampai ikatan itu berubah kerjanya menjadi terikat.

7) Di lapangan sebagai bidai dapat mempergunakan :

a) Sepotong kayu
b) Papan
c) Bambu
d) Senjata panjang korban, yang sudah diamankan.
e) Pelepah pisang

Sebagai penahan pada bidai, dapat digunakan selimut atau gulungan kertas
(Koran), dan sebagai pengikat dapat digunakan tali, sabuk atau kopellrim dan
sebagainya.

26. Pertolongan pada Beberapa Patah Tulang tertentu.

a. Patah Tulang Belakang

1) Bila disertai dengan luka :

2) Rawat luka terlebih dahulu

a) Tidurkan korban dengan posisi tengkurap, dengan memberikan bantal /


alas pada dada dan perut bagian bawah.

b) Segera evakuasi untuk pertolongan lebih lanjut.

3) Bila tidak disertai luka :

a) Korban ditidurkan dengan posisi telentang, kepala diberikan bantal


yang tipis.
34

b) Di bawah pinggang diberikan ganjal dengan bantal yang tipis. Dengan


posisi seperti ini, ujung tulang belakang yang patah tidak akan
merusak/menusuk sumsum tulang belakang lebih besar lagi.

c) Segera evakuasi untuk pertolongan lebih lanjut.

4) Cara mengangkut korban patah tulang belakang.

a) Untuk mengangkut korban tersebut, jangan sekali-kali menggunakan


tandu dari kain atau tandu yang dialasi dengan kasur.

b) Gunakan tandu dari papan dengan ukuran selebar dan sepanjang


tubuh korban.

c) Di lapangan untuk tandu dapat digunakan daun pintu, atau tandu biasa
yang dialasi dengan papan.

b. Patah Tulang Paha.

1) Alat yang dibutuhkan :

b) Dua buah bidai

(1) Satu bidai yang panjangnya dari ketiak sampai ujung kaki korban.
(2) Bidai yang lain panjangnya dari sela paha sampai ujung kaki
korban.

c) Tujuh buah kain segitiga (Mitella) untuk mengikat :

(1) 2 buah untuk mengikat bagian atas dan bagian bawah dari tulang
yang patah
(2) 2 buah untuk mengikat pada bagian betis.
(3) 2 buah untuk mengikat pada bagian pinggang dan punggung.
(4) 1 buah untuk mengikat kedua kaki.
2) Setelah selesai mengerjakan pembidaian, anggota badan yang patah
tersebut ditinggikan.

3) Improvisasi untuk bidai di lapangan dapat digunakan :


35

a) Senapan korban (setelah diamankan)


b) Dahan kayu yang cukup besar dan kuat
c) Bambu/tongkat kayu
d) Pelepah pisang

c. Patah Tulang Betis

1) Alat yang dibutuhkan :

a) Sebuah bidai yang panjangnya dari pangkal paha sampai tumit sebelah
dalam korban.
b) Satu bidai yang serupa untuk sebelah luar.
c) Empat helai mitella untuk mengikat :

(1) 2 buah untuk mengikat di bagian atas dan bagian bawah dari
tulang yang patah.
(2) 1 buah untuk mengikat di bagian paha
(3) 1 buah untuk mengikat di bagian tumit.
(4) Setelah selesai mengerjakan pembidaian, tungkai bawah yang
patah itu ditinggikan.
36

d. Patah Tulang Lengan Bawah

1) Alat yang dibutuhkan :

a) Satu bidai yang panjangnya dari siku sampai ke pergelangan tangan


korban.
b) Empat buah mitella untuk mengikat :

(1) 2 buah untuk mengikat di atas dan bawah dari tulang yang patah
(2) 1 buah untuk mengikat di ujung jari (telapak tangan)
(3) 1 buah untuk menggendong

2) Lengan bawah yang patah setelah selesai dengan pembidaian, kemudian


digendong.

e. Patah Tulang Lengan Atas

1) Alat yang dibutuhkan :

a) Dua bidai sepanjang lengan bawah dan atas.


b) Empat buah mitella untuk mengikat :

(1) 2 buah untuk mengikat di bagian atas dan bawah dari tulang yang
patah
(2) 2 buah untuk mengikat bagian lengan bawah
3) 1 buah untuk memfiksasi seluruh lengan.

2) Lengan atas yang patah tersebut tidak bergerak karena difiksasi rapat
ketubuh korban.
37

f. Patah Tulang Selangka

1) Lakukan ransel verban (berbentuk angka delapan dan ransel)


2) Bagian yang patah diberikan alas.
3) Dapat juga ditolong dengan pengikat kedua sikunya ke belakang sehingga
tulang selangkanya tertarik, dan pergerakannya berkurang.
4) Atau bisa juga diberi pembalut penunjang tinggi (huge mitella).

g. Patah Tulang Iga. Pertolongannya adalah memberi pembalut plester menurut


panjang rusuk yang meliputi dari tulang dada sampai ke tuang punggung.

h. Dislokasi/trauma Sendi.

1) Alat yang dibutuhkan :

a) Dua buah bidai yang panjangnya meliputi kedua tulang yang


tersambung oleh sendi yang luka

b) Mitella secukupnya untuk mengikat :

(1) Proksimal dan distal dari sendi yang mengalami dislokasi


(2) Bagian ujung ekstremitas

2) Jangan mencoba untuk meluruskan atau mereposisi sendi yang mengalami


trauma.
38

27. Pembidaian.

a. Bidai atau Spalk. Adalah suatu alat dari kayu, anyaman kawat atau bahan lain
yng pada prinsipnya harus kuat tetapi ringan, yang digunakan untuk menahan atau
menjaga agar kedua bagian tulang yang patah tidak dapat bergerak (tetap pada
tempatnya).

b. Prinsip Pembidaian. Tindakan yang harus dilakukan untuk pertolongan pertama


pada kecelakaan dengan patah tulang adalah melakukan pembidaian dengan prinsip-
prinsip sebagai berikut :

1) Lakukan pembidaian, di tempat dimana anggota badan mendapatkan


cedera, sehingga korban jangan diangkat atau dipindahkan.

2) Lakukan pembidaian meliputi persendian di atas dan di bawah tempat cedera


yang diperkirakan patah tulang, agar tulang yang patah tidak dapat
bergerak/bergeser.

c. Syarat-syarat Pembidaian

1) Sediakan alat selengkapnya, baru mengerjakan pembidaian.

2) Bidai harus meliputi dua sendi dari tulang yang patah, dan sebelum
dipasang, diukur terlebih dahulu pada anggota badan si peniolong atau anggota
badan penderita yang tidak sakit.

3) Ikatan jangan teralu keras dan jangan pula terlalu kendor.

4) Bidai dibalut dengan pembalut sebelum digunakan agar tidak menambah


perasaan sakit.

5) Ikatan harus cukup jumlahnya, dimulai dari sebelah atas dan bawah tempat
yang patah.

d. Tujuan Pembidaian

1) Mencegah pergerakan/pergeseran dari ujung tulang yang patah.


2) Memberikan istirahat pada anggota tubuh yang patah.
3) Mengurangi rasa sakit.
4) Mempercepat penyembuhan.
5) Mencegah terjadinya Syok.
6) Mencegah terjadinya perdarahan.
7) Mencegah terjadinya cacat.

28. Keracunan. Keracunan adalah akibat daripada masuknya racun, yang dapat berupa
benda padat, benda cair maupun gas ke dalam tubuh dengan jalan :
39

a. Melalui jalan pernapasan


b. Melalui kulit atau luka pada kulit
c. Melalui jalan makanan.

29. Racun yang Masuk Melalui Jalan Pernapasan. Racun yang masuk ke dalam
tubuh manusia melalui jalan pernapasan, adalah bentuk gas.

a. Macam-macam Gas Racun

1) Gas perang
2) Gas industri, antara lain :

a) Gas lampu
b) Gas tambang
c) Gas belerang
d) Gas asam arang

b. Gejala-gejala Umum Keracunan Gas

1) Kepala pusing
2) Rasa mau muntah
3) Lena
4) Pingsan
5) Mati suri

c. Pertolongan Umum.

1) Penolong dianjurkan memakai topeng gas


2) Bila tidak ada topeng gas, dapat menggunakan kain yang dibasahi dengan
air kapur.
3) Korban segera dikeluarkan dari ruangan yang mengandung gas tersebut.
4) Pertolongan selanjutnya tergantung dari pada keadaan korban, jika korban
dalam keadaan Lena, pertolongan sesuai dengan Lena, begitu juga bila korban
Pingsan.

30. Racun yang Masuk Melalui luka pada Kulit.

a. Macam-macam Racun yang Masuk Melalui Kulit.

1) Analine
2) Bensol
3) Nicotine

b. Pertolongannya. Siram dengan air dingin sebanyak-banyaknya agar racun


terbuang serta pembuluh darah mengalir, sehingga penyerapan racun jadi berkurang.
40

31. Racun yang Masuk Melalui Jalan Makanan

a. Keracunan yang banyak terjadi adalah keracunan yang disebabkan karena


masuknya racun melalui makanan.

b. Macam-macamnya :

1) Racun yang bersifat menggigit, yang memberikan perasaan nyeri.


2) Racun yang bersifat tidak mengigit, tidak memberikan rasa nyeri.

c. Gejala-gejalanya :

1) Racun yang bersifat mengigit, merusak selaput lendir, sehingga berakibat


timbul perasaan rasa terbakar mulai dari mulut sampai ke lambung. Contoh racun
yang mengigit adalah Karbol, Lysol, Soda dan lain-lain.
2) Racun yang tidak mengigit tidak merusak selaput lendir, maka tidak terasa
apa-apa. Contoh dari racun ini adalah :

a) Obat tidur
b) Morfin
c) Candu
d) Makanan busuk, antara lain daging busuk,tempe bongkrek dan jamur.

d. Pertolongan Umum. Jika ada racun termakan, sedangkan tidak diketahui racun
apa yang termakan, maka pertolongannya yang dilakukan secara umum adalah :

1) Minumlah beberapa gelas air susu.


2) Berikan obat tablet Tanalbin 2 atau 3 buah.
3) Minumlah Norit sebanyak 50 gram dalam satu gelas.

e. Pertolongan pada Keracunan yang tidak Menggigit :

1) Usahakan agar racun yang termakan tersebut dapat keluar dari lambung
dengan cara memasukkan jari telunjuk ke tenggorokan, digoyang-goyangkan agar
korban menjadi muntah.

2) Bila dengan usaha tersebut belum dapat muntah, minumlah air garam hangat
dengan ukuran 2 sendok makan garam dapur dalam 1 gelas air yang hangat,
kemudian ulangi masukkan jari ke tenggorokan sampai mulut.

3) Sesudah korban muntah, minumkan :

a) Beberapa gelas susu


b) Tablet Tanablin 2 – 3 buah
c) Norit 50 gram dalam air satu gelas
41

f. Pertolongan pada Keracunan yang Menggigit :

1) Tindakan pertama ialah mengusahakan agar racun tersebut tidak berbahaya


dengan cara membersihkan mulut dari sisa racun dengan air bersih.
2) Usahakan agar korban dapat muntah.
3) Bila racun tersebut sudah lebih dari ½ jam termakan, jangan sekali-kali
mencoba menimbulkan muntah karena lambung dapat robek karena muntah itu.
4) Minumkan susu sedikit-dikitnya ½ liter dan Norit 50 gram dalam air satu
gelas.
5) Catatan : Untuk semua keracunan, jangan lupa melakukan tindakan sebagai
berikut :

a) Ambil muntahan korban dan segera dikirim ke laboratorium untuk


penanganan lebih lanjut.
b) Usahakan pula agar sisa racun dapat diketemukan / diambil untuk
segera dikirim guna pemeriksaan, antara lain cari botolnya, etiketnya dan
sebagainya.

32. Kecalakaan Listrik.

a. Sebab-sebabnya :

1) Listrik
2) Petir

b. Gejala-gejalanya :

1) Gejalanya :

a) Otot-otot berkontraksi
b) Pingsan atau mati suri

2) Gejala setempat. Pada tempat yang terkena arus listrik timbul luka bakar,
sehingga pengobatannya tidak berbeda dengan luka bakar yang lain.

c. Pertolongannya : Untuk memberikan pertolongan pada orang yang terkena


sengatan listrik, kita bagi pertolongan itu ke dalam 3 bagian :

1) Persiapan

a) Memakai sarung tangan karet atau kain yang tebal dan kering.
b) Berdiri di atas karpet tebal atau pada kain yang tebal dan kering
c) Dengan sepotong kayu atau tongkat yang kering diusahakan
membebaskan korban dari kawat listrik. (Ingat hal ini bahaya sekali bagi
penolong).
42

2) Pelaksanaan.

a) Aliran listrik diputuskan dulu, dan bila hal ini tidak mungkin dikerjakan,
maka diusahakan untuk mengalirkan arus listrik ke tanah, sehingga korban
bebas dari arusnya. Hal ini dapat dikerjakan sebagai berikut :

(1) Sebatang besi dihubungkan dengan tiang listrik, atau dengan pipa
air leding.
(2) Kemudian besi tersebut dijatuhkan ke kawat listrik yang putus tadi.

b) Bila korban telah terlepas, maka pertolongan seterusnya tergantung


dari gejala yang dihadapi, dan yang perlu diperhatikan adalah pernapasan
dan denyut nadi korban. Bila tidak ada segera lakukan pertolongan
pernapasan (Breathing) atau Resusitasi Jantung Paru (RJF), sampai tanda-
tanda hidup atau tidak berhasil.

3) Perawatan lanjutan

a) Bilamana masih ada tanda hidup (muka kemerahan, bernapas dan ada
denyut nadi) :

(1) Berikan rangsangan dengan bau-bauan


(2) Berikan minum bila sudah sadar
(3) Korban diletakkan pada posisi sisi miring
(4) Laksanakan evakuasi dengan segera.

b) Bilamana Resusitasi Jantung dan Paru gagal, dengan ketentuan :

(1) Tetap tidak sadar


(2) Henti napas
(3) Henti jantung.

Maka korban diperbolehkan untuk medapatkan perawatan sebagai


jenazah.

33. Tenggelam. Korban tenggelam, apabila seseorang jatuh kedalam air yang dalam
(seperti sungai, kolam renang, danau atau laut), dan tidak dapat menguasai keadaan, atau
tidak bisa berenang, maka dia akan tenggelam.

a. Biasanya akan Terlihat :

1) Korban timbul tenggelam dan tangan meraih-raih


2) Korban tidak timbul kembali ke permukaan air dalam waktu yang relatif lama.
43

b. Sebab-sebabnya :

1) Terjatuhnya ke dalam air dan tidak dapat berenang.


2) Kejang (kraam), sehingga tidak bisa bergerak lagi.
3) Terbentur benda keras sewaktu terjun kedalam air, sehingga kehilangan
kesadaran (pingsan).
4) Karena penyakit ayan (epilepsi), sewaktu berenang.

c. Pertolongannya :

1) Kalau korban sedang timbul tenggelam :

a) Lemparkan tali atau bambu yang panjang ke arah korban.


b) Setelah tali atau bambu terpegang oleh korban, baru diterik ke pinggir.

2) Kalau korban tidak muncul lagi ke permukaan air :

a) Kalau korban tidak muncul lagi, maka penolongnya harus segera


masuk ke dalam air untuk menolongnya.
b) Pegang leher bajunya atau rambutnya dari arah belakang, kemudian
korban ditarik keluar dari air.
c) Kalau sudah sampai di darat, tindakan yang harus segera dikerjakan
adalah :

(1) Bersihkan hidung, mulut dan kerongkongan.


(2) Keluarkan air dari paru-paru korban dengan cara :

(a) Korban ditelungkupkan sehingga kepalanya bergantung ke


bawah, kemudian punggung dan sisi dada ditekan hingga air
keluar dari hidung dan mulut korban.

(b) Dapat juga dilakukan ditelungkupkan dan penolong berdiri,


sehingga korban berada diantara kedua kaki penoong, kemudian
penolong mengangkat pinggang korban ke atas, sehingga kepala
akan menggantung ke bawah. Punggung korban diukul-pukul
sehingga air akan keluar dari paru-paru melalui mulut dan hidung
korban. Hal ini dikerjakan selama 15 – 20 menit.

(3) Apabila korban tidak bernapas, maka segera berikan pertolongan


pernapasan (Breathing) secara Mouth to Mouth, tanpa membuang
waktu untuk membuka pakaian korban yang basah, atau memindahkan
korban ke tempat yang lebih enak.

(4) Apabila korban tidak sadar, henti napas dan henti jantung, segera
dilaksanakan pertolongan Resusitasi Jantung Paru (RJF) oleh satu atau
dua orang penolong.
44

(5) Catatan. Menolong orang tenggelam ada bahayanya bagi


penolong, karena korban mungkin merangkul penolong tanpa disadari,
sehingga penolong tidak dapat bergerak dan mungkin akan ikut
tenggelam bersama korban. Untuk pengamanannya, si penolong harus
diikat pinggangnya sewaktu mendekati korban, dan harus memegang
korban dari arah belakang pada leher baju atau rambutnya.

34. Pencegahan Terjadinya Kecelakan Tenggelam

a. Jangan berenang segera setelah makan, tunggulah sekurang-kurangnya 2 jam


setelah makan.
b. Jangan berenang sendirian, kecuali memang sudah mahir berenang.
c. Jangan berenang apabila sesak napas.
d. Jangan berenang bila sudah tahu ada kelainan jantung.
e. Jangan memaksa berenang terus bila sudah merasa lelah.
f. Jangan berontak atau menjadi panik apabila tertangkap oleh arus bawah yang
deras, karena dengan kekuatan arus itu sendiri orang dapat tertolong ke permukaan air
kembali.
g. Jangan terjun ke dalam air, sedangkan belum diketahui berapa dalam air tersebut,
dan apakah dalam air itu ada batu yang asing membentur ke kepala sehingga bisa
menimbulkan pingsan.

35. Gas perang Dalam perang, segala macam senjata digunakan untuk melumpuhkan
lawan, sehingga kita mengenal senjata Nuklir, Biologi dan Kimia (Nubika), yaitu yang kita
sebut Gas Perang.

Istilah “Gas” disini sebenarnya sebagai satu kata pengumpulan saja, karena dalam
penggunaan senjata kimia ini, tidak hanya digunakan bahan yang berbentuk gas saja, tapi
juga menggunakan bahan kimia yang berbentuk padat maupun yang berbentuk benda cair.
Senjata kimia ini digunakan untuk meracuni, melumpuhkan dan memusnahkan lawan, yang
biasanya ditembakkan dengan cara menyemprotkan ke udara sebagai asap atau sebagai
uap sehingga akan jatuh korban dalam jumlah massal.

36. Macam-macam Gas Perang.

a. Perusak Paru-paru (Lung Irritant). Inilah bahan kimia yang bila terhirup dengan
udara pernapasan akan mengakibatkan kerusakan pada selaput lendir dari saluran
pernapasan, sampai ke dalam paru-paru, sehingga korban akan mengalami henti
napas.

b. Penyebab Lepuh dan Gelembung (Vesicant). Inilah bahan kimia yang merusak
mata, menyebabkan kulit kemerah-merahan dan melepuh, dan bila terhirup oleh
pernapasan akan merusak selaput lendir pernapasan.
c. Penyebab Air Mata (Lacrimator). Inilah bahan kimia yang terutama bekerja
pada mata, sehingga menyebabkan pengeluaran air mata dan sangat sakit pada mata.
45

d. Asap yang Merangsang (Irritant Smoke). Inilah bahan kimia yang disem-protkan
sebagai asap atau debu yang bila terhirup dengan udara pernapasan akan
mengakibatkan batuk, bersin, keluar air mata yang berlebihan, sakit kepala dan mual.
Ini semua menyebabkan perasaan yang sangat melelahkan bagi korban.

e. Perusak Sel Darah Merah (Systomic poison). Inilah bahan kimia yang apabila
diserap dari udara pernapasan dan masuk ke dalam peredaran darah sehingga akan
merusak sel-sel darah merah, maka pengangkutan oksigen menjadi terganggu dengan
segala akibatnya.

37. Bahan Kimia yang Mempunyai Daya Rusak Paru-paru.

a. Phosgene

1) Sifatnya, pada suhu rendah berbentuk cairan yang jernih dan tidak berwarna
sedangkan pada suhu tinggi akan cepat menguap dan berbentuk gas yang tidak
berwarna.

2) Ciri-cirinya, Phosgene cepat dapat dikenal karena baunya yang spesifik yang
keras.

3) Gejala. Penderita/korban yang menghisap bahan kimia ini akan batuk, rasa
tertekan di dada dan mengeluarkan air mata. Kemudian 2 – 24 jam kemudian
akan timbul gejala edema pada paru-paru, sehingga pernapasan jadi cepat dan
dangkal, batuk dan menyebabkan korban kelihatan kebiru-biruan, dapat pula
disertai dengan mual dan muntah. Gejala ini menghebat dan akhirnya korban
pingsan, apabila edema pada paru-paru ini bertambah hebat.

4) Pertolongan pertama.

a) Istirahat. Korban sebaiknya istirahat, selama belum timbul gejala dapat


melaksankaan pekerjaannya. Tapi bila sudah timbul gejala seperti batuk, tapi
belum ada kesukaran pada pernapasan, korban dievakuasikan ke belakang
dengan berjalan kaki saja.
b) Mencegah kedinginan, korban diusahakan agar tetap hangat (dengan
memberikan selimut).

c) Pengobatan dengan oksigen. Bila sudah timbul gejala batuk keras,


sesak napas, korban kelihatan kebiru-biruan dan gelisah, maka segera harus
diangkat ke belakang untuk mendapatkan pengobatan dengan Oksigen.
Pengobatan selanjutnya untuk mengatasi keracunan terhadap bahan kimia
ini sebaiknya memakai topeng gas (masker).

5) Pencegahan. Untuk menghindari keracunan terhadap bahan kimia ini


sebaiknya memakai topeng gas.
46

b. Chlorporin

1) Sifatnya. Chlorporin adaah cairan minyak yang tak berwarna dan tidak dapat
larut dalam air, maka ia sudah dipisahkan dari air.

2) Ciri-cirinya. Bahan Kimia ini mempunyai bau yang spesifik manis. Kadang-
kadang sebelum kita sempat membau bahan kimia ini, kita sudah mengeluarkan
air mata, dan hal ini juga dipakai sebagai tanda pengenal bahan kimia ini.

3) Gejala. Gejala yang ditimbulkan adalah sama dengan phosgene. Disini


gejalanya batuk, pengeluaran air mata, mual dan muntah lebih menonjol.
4) Pertolongan pertama. Sama seperti yang dilakukan pada keracunan
Phosgene.

5) Pencegahan. Memakai masker (topeng gas).

c. Chlorine

1) Sifat. Chlorine merupakan gas yang berat, berwarna hijau kekuning-


kuningan, berbau tidak enak dan mempunyai daya merangsang/merusak selaput
lendir pernapasan dengan kuat.

2) Ciri-cirinya. Chlorine cepat dapat dikenal karena baunya yang menusuk kuat
dan tidak enak.

3) Gejala. Daya perusaknya pada paru-paru lebih tinggi dari pada yang
sebelumnya. Pada konsentrasi yang tinggi bila terhirup dengan pernapasan, maka
cepat terjadi kerusakan pada paru-paru dan timbul edema paru-paru. Chlorine
juga menyebabkan mata terasa sakit sekali dan begitu banyak mengeluarkan air
mata. Terdapat ula goresan seperti terbakar pada tenggorokan, batuk hebat dan
seperti tercekik. Pada konsentrasi yang rendah pun cepat terjadi edema paru-
paru, yaitu kira-kira 20 menit setelah terhirup.

4) Pertolongan pertama. Sama seperti yang dilakukan pada keracunan


Phosgene.

5) Pencegahan. Memakai masker (topeng gas).

d. Asap Nitras.

1) Sifat. Asap Nitras terdiri dari campuran-campuran Chlorida dan


Nitrogen. Warnanya kuning sampai merah kecoklat-coklatan dan larut dalam air.

2) Ciri-cirinya. Sukar untuk dapat dikenali.

3) Gejala. Bila bahan kimia ini terhirup dengan pernapasan, maka gejala
pertama dapat sangat ringan sekali, bahkan korban sendiri tidak merasakan apa-
apa, tapi dapat pula disertai dengan batuk dan kadang-kadang juga diikuti sakit
kepala, mual dan muntah. Setelah beberapa saat timbul edema paru-paru.
47

4) Pertolongan pertama. Sama seperti yang dilakukan pada keracunan


Phosgene.

5) Pencegahan. Memakai masker (topeng gas).

38. Penyebab Lepuh atau Gelembung. Bahan kimia yang mempunyai daya perusak
seperti ini adalah :

a. Mustard

1) Sifat. Mustard adalah bahan kimia berupa minyak berat, dan sukar
menguap. Penguapan dapat dipercepat dengan cara menyemprotkan ke udara
dengan pesawat terbang, atau dengan menembakkan granat yang berisi Mustard.
Ia tidak larut dalam air, tetapi larut dalam minyak seperti bensin, kerosene dan
minyak motor.

2) Ciri-cirinya : Bahan kimia ini pada konsentrasi yang rendah mempunyai


bau yang spesifik. Pada konsentrasi yang rendah ini, Mustard dapat melumpuhkan
syaraf pembau, sehingga korban dapat tinggal lama-lama di tempat yang terkena
semprotan Mustard itu tanpa dapat mencium adanya bau Mustard tadi, hingga tak
disadarinya bahwa ia dalam keadaan bahaya. Pada konsentrasi yang tinggi,
Mustard dapat berbau menusuk dan merangsang.

3) Gejala. Pertama-tama dapat terlihat bila seseorang terkena bahan kimia


ini, ialah adanya gangguan pada mata yang terasa sangat sakit, dan setelah
beberapa saat seperti ada pasir di dalam mata, dan dapat mengeluarkan banyak
sekali air mata.
Korban takut melihat sinar dan pada kulit akan terlihat perubahan yang
mulanya gatal dan beberapa jam kemudian tampak kemerah-merahan pada kulit
yang terkena terik matahari. Pada mulanya kulit yang terbakar karena terkena
Mustard ini tidak terasa sakit, tapi lama-lama setelah timbul lepuh / gelembung
akan terasa sangat sakit. Gelembung ini merupakan gelembung besar yang
terpisah-pisah berisi cairan dan di sekitarnya berwarna kemerah-merahan. Bagian
tubuh yang paling parah terkena adalah bagian yang basah dan pada lipatan
seperti tengkuk, ketiak, pelipatan siku dan lutut, selangka dan daerah kemaluan.
Bila Mustard ini sampai terhisap dengan pernapasan, maka gejalanya adalah
bersin, menjadi pilek dan suara menjadi parau, kemudian akan timbul batuk, mual
dan sakit pada perut.

4) Pertolongan pertama. Bila terkena percikan Mustard tersebut, kulit


segera harus dibersihkan dengan cara diusap kain atau perban. Untuk ini tiap
prajurit harus melakukannya sendiri dengan segera, karena apabila menunggu
petolongan dari Petugas Kesehatan, akan terlambat. Bila pakaian terkena pula,
usahakan mengganti pakaian atau menggunting/mengoyak pakaian yang terkena
tadi.
48

a) Mata. Bila mata terkena, segera dicuci dengan air bersih, atau
rantang dapat digunakan untuk merendam mata dengan air bersih. Setelah
itu, mata tidak boleh diperban, karena tekanan perban dapat mengakibatkan
iritasi pada selaput mata dan juga mata harus dihindarkan dari pengaruh
sinar terang.

b) Kulit. Kulit yang terkena harus diberi zalf Natrium Hypochlorite


(Darkins Solutions), dan cegah jangan sampai zalf mengenai kulit yang tidak
terkena, kemudian setelah beberapa menit, zalf itu harus dibersihkan
kembali. Diulang-ulang 2 – 3 kali. Pada korban yang terkena Mustard ini
perlu segera diungsikan ke belakang, karena perawatan selanjutnya pada
mata dan kulit tersebut hanya dapat dilakukan dengan obat dan alat yang
lengkap.

5) Pencegahan. Selain harus memakai masker, seluruh tubuh harus tertutup


dengan pakaian dan masing-masing mempunyai persediaan zalf penawar
tersebut.

b. Lewisite

1) Sifat. Lewisite adalah semacam minyak tak berwarna yang mengandung


Arsen, ia tidak larut dalam air, tetapi larut dalam minyak seperti bensin dan minyak
tanah. Sekalipun Lewisite sukar larut dalam air, tapi ia berada dapat mengadakan
hydrolisakan dan terjadi perubahan kimia yang meracuni air tersebut, dan ini
sangat berbahaya.

2) Ciri-cirinya. Baunya tidak enak, dengan mencium Lewisite ini, timbul


perasaan panas yang tidak enak di hidung dan tenggorokan, dan disertai dengan
bersin.

3) Gejalanya. Akibat yang ditimbulkan pada kulit dan mata, lebih berat daripada
Mustard, dimana mata sangat sakit dan terdapat peradangan, bersin, pilek yang
hebat serta sakit pada hidung. Dalam 15 sampai 30 menit setelah terkena
Lewisite, kulit kemerah-merahan seperti terbakar, kemudian dengan terjadinya
gelembung-gelembung yang berisi cairan keruh, dan sekitar gelembung-
gelembung itu tampak kemerah-merahan. Terbakar karena Lewisite ini sangat
sakit rasanya. Bila keadaan ini dibiarkan, maka lama-kelamaan akan timbul tanda-
tanda umum keracunan Arsen.

4) Pertolongan pertama.

a) Mata. Bila mata terkena cairan Lewisite, segera harus diobati


dengan BAL (British Anti Lewisite) secepat mungkin. Apabila pengobatan
BAL ini tertunda, makin kurang daya penyembuhannya. Makanya dalam
situasi Nubika, prajurit dibekali dengan zalf BAL. Bila mata yang terkena itu
masih dapat dibuka, maka BAL dioleskan langsung pada biji mata, kemudian
kelopak mata gosok pelan-pelan, dan bila mata tidak dapat dibuka, BAL
digosokkan pada pinggir kelopak mata yang tertutup, dan kemudian
digosokkan sedemikian rupa agar zalf BAL dapat masuk ke dalam mata.
49

Juga bulu mata, agar kelopak mata dan kulit sekitar mata diberikan zalf BAL
tipis-tipis.

Ingat. Jangan sekali-kali mengoles mata dengan BAL bila tidak terkena
Lewisite, yaitu dengan adanya tanda-tanda sakit mata yang hebat. Mata
yang sehat bila diberi zalf BAL justru akan terasa sakit dan kemerah-
merahan pada mata sampai beberapa jam. Mata yang sedang terkena
Lewisite dan terasa sakit sekali justru dengan zalf BAL akan hilang sakitnya.

b) Kulit. Bila kulit yang terkena uap Lewisite, maka uap tersebut
jarang menyebabkan terbakarnya kulit. Bila pakaian terkena tetesan uap
Lewisite, maka dapat merusak kulit di bawah pakaian yang terkena tadi,
sehingga bila pakaian terkena segera tanggalkan dan ganti yang baru. Bila
kulit terkena cairan Lewisite, maka cairan tersebut harus segera dihilangkan
dengan mengisapnya dengan kain, perban atau pengisap lainnya, kemudian
dapat diberikan zalf BAL. Seperti halnya korban yang terkena Mustard,
korban dengan Lewisite pun harus segera diungsikan ke belakang untuk
perawatan selanjutnya yang tidak mungkin dilakukan di depan.

5) Pencegahan. Selain harus memakai topeng gas, seluruh tubuh harus


tertutup dengan pakaian, dan masing-masing prajurit dibekali dengan zalf/larutan
BAL.

c. Penyebab lepuh/gelembung lainnya

1) Nitrogen Mustards.
2) Ethidchlorrasine.

39. Penyebab Air Mata.

a. Bahan Kimia Terpenting Penyebab Pengeluaran Air Mata.

1) Chloracetphenone
2) Larutan Chloracetphenone
3) Brombenzyzcyanida

b. Sifatnya. Bahan kimia ini berbentuk gas, dan sengaja digunakan untuk
mengeluarkan air mata pada lawan. Sekalipun demikian pada udara yang panas
dimana pori-pori kulit melebar, bahan kimia ini dapat juga merusak kulit.

c. Ciri-cirinya. Sukar untuk dikenal, kecuali bila korban mengeluarkan air mata.

d. Gejalanya. Korban mengeluarkan air mata. Bila bahan kimia tersebut


berbentuk cairan dan mengenai mata, maka mata dapat rusak.

e. Pertolongan Pertama. Korban harus segera diungsikan ke belakang untuk


pengobatan lebih lanjut, terutama apabila yang mengenai adalah bahan kimia yang
50

berbentuk cairan. Selain daripada mata, bahan kimia ini dapat menyebabkan kulit
korban terbakar, dan memerlukan pengobatan di belakang.

f. Pencegahan. Memakai topeng gas (masker).

40. Asap yang Merangsang. Bahan kimia ini mempunyai daya perusak/merangsang
selaput lendir dari hidung, tenggorokan dan mata. Bahan ini disemprotkan ke udara sebgai
asap atau debu yang terdiri dari bintik kecil, makin kecil bintik debu/asap ini, makin kuat daya
perangsangnya pada jaringan tersebut di atas. Sekalipun akibat daripada penghirupan
asap/debu ini tidak mematikan, tapi mempunyai akibat pada jaringan tubuh korban, sehingga
terpaksa bersin, batuk dan mengeluarkan air mata yang berlebihan, sakit kepala yang sangat
dan mual. Akibatnya tidak segera terjadi sesudah menghirup asap ini, tapi mula-mula tidak
merasa apa-apa, kemudian baru timbul gejala-gejalanya. Bahan-bahan kimia yang dimaksud
antara lain :

a. Adamsite.

1) Sifatnya. Bahan bakunya berwarna kuning, larut dalam air sebanyak dan
agak sukar larut dalam air dan minyak. Hydralisis dari bahan ini sangat berbahaya,
karena terbentuk Oksida Arsen yang mematikan apabila tertelan.

2) Ciri-cirinya. Sukar dikenal karena asap/debunya tidak berbau sama


sekali, dan baru ketahuan adanya asap tersebut setelah terlihat gejala-gejala pada
korban.

3) Gejalanya. Rasa sakit dan rasa penuh di hidung dan sekitar hidung,
kepala sangat sakit dan tenggorokan seperti terbakar dan dda terasa sakit. Mata
juga terangsang hingga mengeluarkan banyak air mata, bersin hebat terus
menerus, dan sering korban merasa mual dan terus muntah. Mental korban
sangat menurun.

4) Pertolongan pertama. Bila mungkin, diberi semangat jangan sampai


putus asa dan jangan sampai berbuat nekat seperti bunuh diri dan lain
sebagainya. Korban harus istirahat dan diungsikan ke eblakang/ke tmpat yang
aman. Bila korban muntah dalam topeng gasnya, suruh dia menahan napas,
lepaskan topeng gasnya, bersihkan, kemudian segera pasang lagi. Pada
umumnya korban pulih kembali dalam 1 jam, setelah dia mendapatkan udara yang
segar.
5) Pencegahan. Memakai topeng gas (masker).

b. Gas Bersin (Sneeze Gas)

1) Sifat. Bahan bakunya adalah benda padat kristal tanpa warna.


2) Ciri-cirinya. Sukar, gejalanya sama dengan keracunan Adamsite.
3) Gejalanya. Sama dengan gejala pada keracunan Adamsite.
4) Pertolongan pertama. Sama dengan pertolongan pertama yang
dilakukan untuk pertolongan akibat keracunan Adamsite.
5) Pencegahan. Memakai topeng gas (masker).
51

41. Perusak Sel Darah Merah. Bahan kimia ini jarang dipakai sebagai senjata kimia
karena sukarnya menyemprotkannya di lapangan dengan konsentrasi yang cukup. Bahan
kimia ini antara lain :

a. Hydrocyanic Acid.

1) Sifatnya. Bahan kimia ini berbentuk cairan yang mudah menguap tidak
berwarna dan jernih. Uapnya mudah sekali tercampur dengan udara dan mudah
larut, baik dalam air maupun dalam alkohol.

2) Ciri-cirinya. Dikenal karena baunya yang spesifik.

3) Gejalanya. Gejala timbul segera setelah uap dari bahan kimia tersebut
terhisap, yaitu pusing, sakit kepala, jantung berdebar-debar, sesak napas,
kemudian segera disusul dengan pingsan, kejang-kejang, kekurangan oksigen
dan akhirnya meninggal. Bila yang terhirup ada dalam konsentrasi yang rendah,
maka korban merasa seperti tercekik di kerongkongan, mulut terasa pahit,
bingung, pusing dan sukar bernapas.

4) Pertolongan Pertama. Korban harus segera diungsikan ke tempat yang


udaranya bersih, kemudian lakukan pertolongan pernapasan (Breathing) dengan
cara Mouth to Mouth bila diperlukan. Pertolongan selanjutnya adalah di belakang,
dengan pemberian uap Amyl Nitrit untuk dihirup korban 15 – 30 detik setiap 3
menit. Korban harus mengaso dan badan dihangatkan.

5) Pencegahan. Memakai topeng gas (masker).

b. Arsine

1) Sifatnya. Gas yang mudah terbakar dan tidak berwarna.

2) Ciri-cirinya. Gas ini berbau seperti bau bawang putih, dan rasanya seperti
logam. Gas ini berbau seperti bawang putih. Kadang-kadang hal ini tidak sempat
diketahui pada gas dengan konsentrasi yang tinggi, hingga baru diketahui setelah
korban jatuh.

3) Gejalanya. Bila yang terhirup hanya gas dengan konsentrasi yang rendah,
maka gejalanya yang timbul ringan, yaitu kelelahan umum, sakit kepala, kadang-
kadang menggigil, mual dan muntah. Pada konsentrasi yang tinggi, terdapat
gejala yang disebabkan karena rusaknya sel darah merah, yaitu terjadi sesak
napas, kebiru-biruan pada seluruh kulit, pingsan, afiksia (tercekik dan tidak bisa
bernapas) kemudian korban akan meninggal.

4) Pertolongan pertama. Korban segera diungsikan ke tempat yang udaranya


bersih, diistirahatkan dan badannya dihangatkan.

1) Pencegahan. Memakai topeng gas (masker)


52

42. NARKOTIKA. Sesuai dengan UU No 22 tahun 1997 tentang Narkotika, narkotika


dibagi menjadi 3 golongan berdasarkan pada tinggi rendahnya potensi mengakibatkan
ketergantungan, meliputi :

a. Narkotika Golongan I. Adalah narkotika yang hanya dapat digunakan untuk


tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta
mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan sindroma ketergantungan. Jenis-
jenis narkotika golongan I antara lain :

1) Tanaman Papaver Somniferum L dan semua bagian-bagiannya


termasuk buah dan jeraminya kecuali bijinya.

2) Opium mentah, yaitu getah yang membeku sendiri, diperoleh buah


tanaman Papaver Somniferum L yang hanya mengalami pengolahan sekedar
untuk pembungkus dan pengangkutan tanpa memperhatikan kadar morfinnya.

3) Opium masak, terdiri dari :

a) Candu, hasil yang diperoleh dari opium mentah melalui suatu


rentetan pengolahan khususnya dengan pelarutan, pemanasan dan
peragian dengan atau tanpa penambahan bahan-bahan lain, dengan
maksud mengubahnya menjadi suatu ekstrak yang cocok untuk
pemadatan.

b) Jicing, sisa-sisa dari candu setelah dihisap tanpa memperhatikan


apakah candu itu dicampur dengan daun atau bahan lain.

c) Jicingko, hasil yang diperoleh dari pengolahan Jicing.

4) Tanaman Koka, yaitu semua tanaman dari genus Erythroxylon dari


keluarga Erythroxylaceae termasuk buah dan bijinya.

5) Daun Koka, daun yang belum atau sudah dikeringkan atau dalam
bentuk serbuk dari semua tanaman dari genus Erythroxylon dari keluarga
Erythroxylaceae yang menghasilkan Kokain secara langsung atau melalui
perubahan Kimia.
6) Kokain mentah, semua hasil-hasil yang diperoleh dari daun koka yang
dapat diolah secara langsung untuk mendapatkan Kokain.

7) Kokain (metal ester-benzoil ergonina), diperoleh dari daun tanaman


Erythroxylon Coca yang tumbuh di daerah Amerika Selatan bagian barat.
Kokain berupa serbuk berwarna putih atau tak berwarna. “ Crack” merupakan
salah satu bentuk padat dari Kokain dari kokaina basah.

8) Tanaman Ganja, semua tanaman genus Cannabis dan semua bagian


dari tanaman termasuk biji, buah, jerami hasil olahan tanaman ganja atau
bagian tanaman ganja termasuk damar.
53

b. Narkotika Golongan II. Adalah narkotika yang berkasiat pengobatan digunakan


sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan
sindroma ketergantungan. Jenis-jenis narkotika golongan II, antara lain :

1) Morfina, merupakan alkaloid yang terdapat dalam opium/candu yang


berasal dari tanaman Papaver Somniferum L. Morfina merupakan serbuk warna
putih digunakan dalam pengobatan untuk menghilangkan rasa nyeri.Dalam
bentuk sustain release tablet, digunakan untuk menghilangkan rasa nyeri yang
sangat pada penderita kanker, operasi dan lain- lain.Morfina dapat
mengakibatkan ketergantungan fisik, psikis dan toleransi sehingga penggunaan
dalam pengobatan sangat dibatasi dan meupakan obat pilihan terakhir.

2) Fentanil, merupakan narkotika sintetis yang sering digunakan untuk


anestesi umum.

3) Petidina (sinonim meperidina), efeknya seperti morfina dan banyak


digunakan dalam persalinan ibu hamil.

c. Narkotika Golongan III. Adalah narkotika yang berkhasiat pengobatan dan


banyak digunakan dalam terapi dan atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan
serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindroma ketergantungan. Jenis-
jenis narkotika yang termasuk golongan III, antara lain :

1) Kodeina, merupakan alkaloid yang terdapat dalam opium/candu atau


sintesa dari morfina. Kodeina berupa serbuk putih atau dalam bentuk tablet,
digunakan dalam pengobatan untuk menekan batuk/antitusif dan
menghilangkan nyeri/analgetik. Kodeina dapat juga menimbulkan
ketergantungan fisik dan psikhis serta toleransi namun sangat ringan bila
dibandingkan dengan morfina.

2) Etil Morfina (Dionina), merupakan senyawa sintetik dari morfina yang


sifat-sifatnya serupa dengan kodeina dan digunakan terutama sebagai penekan
batuk.

43. Obat golongan Psikotropika. Sesuai dengan UU No. 5 tahun 1997 tentang
Psikotropika, psikotropika dibagi menjadi 4 golongan berdasarkan tinggi rendahnya potensi
mengakibatkan ketergantungan, meliputi :

a. Psikotropika Golongan I. Adalah psikotropika yang hanya dapat diguna kan


untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi (pengobatan),
serta mempunyai potensi amat kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan,
termasuk golongan ini antara lain :

1) MDMA (ekstasi), merupakan turunan amfetamin, berbentuk serbuk


berwarna putih atau kekuningan bersifat halusinogen kuat. Nama lain : xtc,
adam, essence, dll.
54

2) Psilosibina dan psilosina, diperoleh dari sejenis jamur yang tumbuh di


Meksiko, efek yang dihasilkan menyerupai Meskalina.Di Indonesia pernah
ditemukan pada jamur tahi sapi.

3) LSD (Lisergik Dietilamida), berasal dari sejenis jamur ergot yang


tumbuh pada tanaman gandum hitam atau gandum putih, merupakan
halusinogen kuat, menimbulkan gangguan persepsi yang salah mengenai
pikiran, suara, warna dan lain-lain. LSD mengakibatkan ketergantungan fisik,
psikis dan toleransi. Ditemukan di jalur gelap dengan bentuk tablet atau
stiker (blotter paper)

4) Meskalina (peyote), diperoleh dari sejenis tanaman kaktus yang


tumbuh di Amerika Serikat Barat Daya. Meskalina mengakibatkan illusi dan
halusinasi dan ketergantungan fisik dan psikis.

b. Psikotropika Golongan II. Adalah psikotropika yang bekhasiat pengobatan dan


dapat digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. Yang termasuk
golongan ini adalah :

1) Amfetamin
2) Methamfetamina
3) Metakualon
4) Metilfenidat dan lain-lain.

c. Psikotropika Golongan III. Adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan


dan banyak digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindroma ketergantungan. Yang termasuk
golongan ini adalah :

1) Amobarbital
2) Flunitrazepam
3) Katina dan lain-lain.

d. Psikotropika Golongan IV. Adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan


dan banyak digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindroma ketergantungan. Yang termasuk
golongan ini adalah :
1) Barbital
2) Bromazepam
3) Diazepam
4) Estazolam
5) Fenobarbital
6) Klobazam
7) Nitrazepam
8) Dan lain-lain
RAHASIA
55
55

Lampiran III Keputusan Danpusdikkes


Nomor Kep / 31 / X / 2008
Tanggal 22 Oktober 2008

44. Evaluasi.

a. Sebutkan tujuan dari Longdarlap!


b. Bagaimanakah sikap dan tindakan penolong?

BAB IV
EVALUASI AKHIR PELAJARAN
(Bukan Naskah Ujian)

45. Evaluasi Akhir.

a. Sebutkan tujuan dari Longdarlap!


b. Bagaimanakah sikap dan tindakan penolong!
c. Sebutkan macam luka dan apa penyebabnya !
d. Jelaskan cara menolong korban tenggelam!
e. Bagaimana cara memberi pertolongan pada penderita kena arus listrik!
f. Bagaimana pertolongan darurat pada penderita yang keracunan!
g. Bagaimana cara menolong penderita dengan patah tulang paha kanan terbuka ,
dengan pendarahan banyak dan terdapat tanda-tanda syok!
h. Sebutkan contoh obat obatan yang termasuk dalam narkotika golongan I
i. Sebutkan contoh obat obatan yang termasuk dalam psikotropika golongan IV
j. Ceritakan dengan jelas urut-urutan cara menggendong lengan kanan !.

BAB V
PENUTUP

45. Penutup. Demikian Naskah Departemen ini disusun sebagai bahan ajaran untuk
pedoman bagi Gadik dan Perwira Siswa dalam proses belajar mengajar pada pelajaran
Pertolongan Darurat di Lapangan (Longdarlap) untuk pendidikan Sekolah Dasar
Kecabangan Kesehatan Pusdikkes Kodiklat TNI AD.

Komandan Pusat Pendidikan Kesehatan

dr. Dedy Achdiat Dasuki, SpM


Kolonel Ckm NRP 32144

RAHASIA
56

Anda mungkin juga menyukai