Bab 14. Obat-Obat Dalam Ilmu Penyakit Mata PDF
Bab 14. Obat-Obat Dalam Ilmu Penyakit Mata PDF
ikenal beberapa bentuk dan kerja obat tertentu yang banyak dipakai
di dalam bidang ilmu penyakit mata. Obat mata dibuat khusus dan
selamanya bertanda obat mata, hal ini disebabkan obat mata biasanya
berkonsentrasi rendah dibanding dengan obat luar lainnya.
Antiinflamasi
- nonsteroid
- steroid
Antiinfeksi
- Antibakteri
- Antijamur
- Antivirus
Antiglaukoma
- Topikal
- Miotika
- Betablocker
- Sistemik
- Asetazolamida
- Obat hiperosmotik
- Gliserin
- Manitol
Midriatika dan sikloplegia
Obat diagnostik
Anestesia topikal
Dekongestan
Air mata buatan
282
Obat Antiinflannasi
Radang pada mata dapat terjadi akibat reaksi jaringan tubuh
terhadap adanya antigen dari dunia luar yang tidak selalu disertai dengan
infeksi. Biasanya pada radang akan timbul dilatasi kapilar, bengkak dan
rasa sakit. Dikenal beberapa jenis antiradang seperti :
Antiinflamasi Steroid
Diketahui bahwa steroid memberikan efek baik pada peradangan
karena
- mengurangkan permeabilitas pembuluh darah
- Mengurangkan gejala radang
- Mengurangi pembentukan jaringan parut.
Sebaiknya steroid topikal tidak dipakai pada kelainan dengan defek
epitel kornea dan tukak kornea.
Steroid mempunyai efek samping sebagai berikut :
283
Antiinfeksi
Obat antiinfeksi untuk penyakit pada mata dapat topikal (tetes, salep,
dan suntikan subkonjungtiva) dan sistemik.
Antibakteri
Anti bakteri, merupakan antibiotika yang dipakai sesuai dengan etiologi
yang ditetapkan dengan pemeriksaan pulasan, biakan, dan uji resistensi.
Antibakteri utama yang dikenal adalah :
- Aminogliksida, efektif terhadap pseudomonas, streptokokus, dan
stafikokus
- Basitrasin, efektif untuk kokus gram positif, neiseria, hemofilus, dan
basil Gram (+)
- Cetazolin, Staphylococcus Gram (+)
- Eritromisin, efektif untuk bakteri gram positif, neiseria, spiroketa, dan
hemofilus.
- Gentamisina, efektif untuk kokus gram positif, gram negatif basil, dan
pseudomonas.
- Kloramfenikol, efektif untuk kuman gram negatif dan positif, klamidia
dan riketsia
- Penisilin, yang efektif terutama terhadap streptokokus, neiseria,
haemophilus, kleseila, stafilokokus, dan actinomyces (filamen Gram +)
- Polimiksin, efektif terhadap pseudomonas, bakteri gram negatif kecuali
proteus dan neiseria.
- Sefalosporin, yang efektif terhadap stafilokokus, streptokokus, dan
gram negatif tertentu.
- Sulfonamida, efektif untuk kokus dan basil gram negatif dan positif,
klamidia, actinomises, dan nokardia.
- Surbenisilin, efektif untuk pseudomonas dan bakteri anaerob
- Tetrasiklin, efektif untuk bakteri positif dan negatif, klamidia, dan
mikoplasma.
- Vancomycin, kokus Gram (+) dan batan Gram (-)
Dikenal beberapa kombinasi obat pada ilmu penyakit mata seperti
antibiotika dengan antibiotika dan antibiotika dengan steroid.
Kombinasi antibiotika dengan antibiotika :
- Neomisin sulfat + polimiksin
- Kloramfenikol + polimiksin
- Neomisina sulfas + polimiksin + gramisidin
284
- Neomisin + basitrasin
- Polimiksin + gramisidin
- Teramisin + polimiksin
Selain daripada itu banyak bentuk kombinasi lain baik dalam bentuk
tetes maupun Salep mata.
Antijamur
Obat Antijamur yang sering digunakan nistatin, dan amfoterisin.
Dikenal beberapa jenis Antijamur seperti :
- Natamisin (pimafulin), efektif untuk kandidia dan fusarium aspergilus,
Penicillium, Cephalosporium
- Nistatin, (mycostatin), efektif untuk kandida
- Amfoterisina (fungicid) efektif untuk aspergilus, histoplasma, blastomy-
ces, coccidiodes.
- Amfoterisin B, Antibiotik yang didapatkan turunan Streptomyces nodosus.
Dipergunakan untuk mengobati infeksijamur yang dalam pemakaian
obat adalah dengan jalan perentral.
Antivirus
Obat yang sering dipakai untuk Antivirus adalah iodouksiridin (lDU)
(cendirid), vidarabin, adenosin arabinosa (ARA A),.trifluorotimidin (TFT)
dan asiklovir. Vidarabin sama dengan lDU, akan tetapi hanya terdapat
dalam bentuk salep.
Trifluorotimidin (TFT)sama dengan lDU, diberikan 1% setiap 4iam.
Acyclovir bersifat selektif terhadap sintesis DNA virus. Dalam bentuk
salep 3% yang diberikan setiap 4 iam. Sama efektif dengan antivirus lain
akan tetapi dengan efek samping yang kurang.
285
Antiglaukoma
Lokal
Dikenal bentuk miotika, obat ini bekerja dengan mengecilkan pupil,
mengakibatkan bertambahnya fasilitas keluarnya cairan mata di sudut bilik
mata. Miotika dipakai pada glaukoma sudut terbuka yang menambah
fasilitas pengeluaran cairan mata, selain daripada glaukoma sudut sempit
untuk membuka sudut bilik mata. Biasanya dipakai larutan pilokarpin,
eserin, miostat, dan karbakol.
Miotika obat yang mengakibatkan miosis atau mengecilnya pupil
dengan tujuan untuk :
286
Sistemik
Asetazolamida, obat yang menghambat enzim karbonik anhidrase
yang akan mengakibatkan diuresis dan menurunkan sekresi cairan mata
sebanyak 60%, menurunkan tekanan bola mata. Pada permulaan pem-
berian akan terjadi hipokalemia sementara. Dapat memberikan efek sam-
ping hilangnya kalium tublh, parastesi, anoreksia, diarea, hipokalemia,
batu ginjal dan miopia sementara.
Obat antiglaukoma lain adalah : Adrenalin, sinonim dengan adre-
naline, adrine, adrenamine, adnephhrine, chalafrin, epirenan, epinephrine,
hemisin, hemostatin, paranephrine, suprarenine, suprarenaline, supracap-
siline, supranepharane. Adrenalin klorida dipakai dalam larutan 1:10000
untuk pembedahan mata, hidung, dan uretra. Adrenelin merupakan astri-
ngen, hemostatik, dan tonik jantung yang kuat.
Antidrenergik atau simpatolitik. Zatatau sifat serupa adrenelin dalam
saraf zat ini diaktifkan atau disalurkan dengan epinefrin. Adrenergik adalah
istilah yang dipakai pada saraf yang melepaskan simpatin pada sinaps
saat rangsang melaluinya. Zatini ditemukan pada saraf simpatis.
Obat yang menghambat sistem saraf simpatis yang menghambat
transmisi epinefrin saraf, yang dipakai untuk antikglaukoma, dan kadang-
kadang mengakibatkan vasokonstriksi.
Adrenergik stimulasi atau simpatomimetik, obat yang bekerja se-
bagai sistem saraf simpatis, yang dipergunakan untuk glaukoma yang
bekerja membuka sudut bilik mata yang akan menambah pengaliran keluar
cairan mata dan menghambat produksi cairan mata pada badan siliar.
Obat ini mengakibatkan dilatasi pupil tanpa menghambat akomodasi. Obat
ini mengkibatkan mata menjadi putih akibat konstriksi pembuluh, darah
konjungtiva yang melebar. Lihat epinefrin, isoprotenol, neosinefrin, dan
paredrin.
Obat Hiperosmotik
Gliserin, bekerja menurunkan tekanan bola mata, gliserin tidak boleh
diberikan lebih dari 1 kali dalam B jam. Manitol, bekerja dengan meng-
akibatkan cairan ekstra selular hiperosmotik sehingga terjadi dehidrasi sel
dan diuresis.
Obat hiperosmotik bekerja mengatur tekanan bola mata dengan
mengatur tekanan osmotik cairan mata.
287
Midriatika dan Sikloplegia
Secara umum dapat dikatakan bahwa midriatika dipakai dalam ilmu
penyakit mata untuk :
Menekan peradangan
Melepaskan sinekia
- Melemahkan akomodasi pada pemeriksaan 'kelainan refraksi anak-
anak
- Melabarkan pupil selama pembedahan lensa yang memerlukan pupil
tetap melebar.
Midriatika tetes mata bekerja pada otot iris dan berfungsi melebarkan
pupil. Sikloplegia bekerja selain pada iris juga bekerja pada otot badan
siliar, dan melumpuhkannya sehingga mata tidak atau hilang kemampuan
akomodasinya.
Obat midriatika yang mempunyai sedikit atau tidak ada sama sekali
efek sikloplegia adalah fenilefrin (neosinefrin), epinefrin dan kokain.
Fenilefr"in hidroklorida (0.25-10%) mempunyai efek midriatika cepat yaitu
15 menit dan hilang setelah 1-2 iam.
Epinefrin mempunyai efek midriatika yang ringan, bekerja mengu-
rangkan produksi cairan mata dan bertambahnya fasilitas pengeluaran
cairan mata. Contoh adalah epinal dan eppy n. Pemberian epinefrinpada
pasien dengan hipertensi sebaiknya hati-hati. Epinefrin memberikan efek
maksimal setelah 20 menit dengan lama kerja 3 jam. Kokain selain
anestetika kuat juga memberi efek midriatik ringan.
Obat sikloplegia bekerja melumpuhkan otot sfingter iris sehingga
terjadi dilatasi pupil, selain juga mengakibatkan paralisis otot siliar sehing-
ga melumpuhkan akomodasi. Dikenal obat sikloplegia atropin, homatropin
dan tropikamida.
Atropin (0.5%-2%) merupakan sikloplegik kuat dan juga bersifat
midriatik. Efek maksimal dicapai setelah 30-40 menit. Bila telah terjadi
kelumpuhan otot akomodasi maka akan normal kembali 2 minggu setelah
obat dihentikan. Atropin memberikan efek samping seperti nadi cepat,
demam, merah, ddn mulut kering.
Homatropin (2-5%) efek hilang lebih cepat dibanding dengan atro-
pin, efek maksimal dicapai dalam 20-90 menit dan biasanya akomodasi
normal kembali setelah 24 jam hingga 3 hari.
2BB
Tropikamida (0.5-1%) memberikan efek setelah 15-20 menit,
dengan efek maksimal dicapai setelah 20-30 menit dan hilang setelah 3-6
jam. Obat ini sering dipakai untuk melebarkan pupil pada pemeriksaan
fundus okuli.
Siklopentolat (0.5-1%) kerja maksimum setelah 20-45 menit dengan
lama kerja 4-7 hari.
Pada pemberian midiiatika sebaiknya hari-hati karena dapat mem-
berikan serangan glaukoma akut pada pasien yang mempunyai bakat
glaukoma sudut sempit. Pada pemeriksaan fundus dengan midriatika
terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan tekanan bola mata.
Obat Diagnostik
Dikenal beberapa obat untuk diagnostik dalam ilmu penyakit mata
seperti :
1. Fluoresein tetes atau strip. Bila terdapat defek apitel dan dilakukan tes
fluoresein maka defek akan terjadi bahaya larutan terkontaminasi oleh
pseudomonas. Kertas fluoresein adalah zat warna fluoresein yang
lebih aman untuk pemakaiannya.
2. Larutan fluoresein 5-10%. Larutan ini bila disuntikan intravena akan
dapat memberikan kontras foto pada pemeriksaan fotografi fundus
okuli. Foto yang dibuat adalah foto seri gambaran fundus setelah
mendapat zal warna kontras fluoresein.
Obat Anestetika
Obat anestetika dipakai untuk :
289
Kokain dapat memberikan efek samping berupa epitel kornea
menjadi iregular, gelisah, demam, kejang, gangguan kardiovaskular.
Obat anestetika lokal yang dipakai untuk anestesi infiltrasi dapat
dipakai buvikain hidroklorida, lidokaina dan novokaina.
Dekongestan
Dekongestan dipakai untuk menghilangkan gejala iritasi konjungtiva
akibat alergi dan radang. Obat dekongestan banyak dipakai sebagai untuk
menghilangkan rasa mata lelah, gatal, kabur, menghilangkan rasa tidak
enak akibat rangsangan matahari, silau selain daripada untuk menghilang-
kan gejala merah pada mata.
Obat yang dapat dipakai sebagai dekongestan adalah obat yang
menciutkan pembuluh darah sepertivasacon dan Zincprima.
Keracunan Obat
Diketahui beberapa jenis obat memberikan efek samping yang
merugikan pada mata ataupun pada keadaan umum pasien.
290
Bagan obat dengan efek sampingnya :
291
Kloramfenikol Aplastik anemia, psikosis, polieuritis, neuritis optik,
demielinisasi serabut papilo makular dan optik
atrofi
Klorokuin Edema kornea, fotofobia, fotopsia, skotoma, gang-
guan adaptasi gelap dan warna, deposit kornea,
dan kerusakan retina
Klorpromazina Deposit lensa, kornea dan konjungtiva
Kokain Keratitis
Manitol Gagal jantung kongestif, perdarah subaraknoid
atau subdural, neomisin topikal keratitis pungtata,
konjungtivitis alergi.
Penisilin Konjungtivitis
Pilokarpin Eksaserbasi iritis, ablasi retina, sakit kepala
Prednison topikal Glaukoma, katarak, infeksi kornea lain kontra
indikasi pada herpes simpleks dan fungal keratitis
Prednison sistemik Diabetes melitus, hipeftensi, glaukoma, katarak,
ulkus peptikum, osteoporosis, edema menghambat
perkembangan tumbu anak
Kontra indikasi pada ulkus peptikum, tuberkulosis,
infeksi aktif, dan hamil
Reserpin Miosis dan lakrimasi
Salisilat Penglihatan kabur
Skopolamina Pada orang tua jadi bingung
Streptomisin Xantopsia, skotoma sentral, atrofi optik, nistagmus,
gangguan vestibular
Sulfonamida Konjungtivitis, miopia, efusi uveal, Steven Johnson,
supresitulang
Neuritis optik Tembakau ambliopia dan buta warna
Tetrasiklin Hipertensi intrakranial, papiladema, enek,,hepa-
totoksik, kontra indikasi pada anak kurang 8 tahun
Timolol Kontra indikasi pada pasien dengan asma, bradi-
kardaritmia, gagal jantung kongestif, hipotensi.
292