REPUBLIK INDONESIA
5 Rekomendasi
• Visi:
INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, ADIL DAN MAKMUR
• MISI:
1. Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika,
berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila.
2. Mewujudkan bangsa yang berdaya-saing.
3. Mewujudkan masyarakat demokratis berlandaskan hukum.
4. Mewujudkan Indonesia aman, damai, dan bersatu.
5. Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan
6. Mewujudkan Indonesia asri dan lestari
VISI-MISI PRESIDEN RI
Nawa Cita ke-6:
Membangun sejumlah Science dan Techno Park di daerah-daerah, politeknik
dan SMK-SMK dengan prasana dan sarana dengan teknologi terkini.
LEMBAGA YANG
INOVASI
BERKUALITAS
MENTERI Referensi :
1. Bidang Akademik; RISET, TEKNOLOGI DAN Peraturan Menteri Ristek Dikti No. 15/2015
2. Bidang Infrastruktur PENDIDIKAN TINGGI
3. Bidang Relevansi dan STAF AHLI
Produktivitas
Sekretariat
Inspektorat Jenderal
Biro Biro Biro
Biro Biro Keuangan Hukum dan Kerjasama dan
Inspektorat I Inspektorat II Inspektorat III Perencanaan SDM dan Umum Organisasi Komunikasi Publik
Direktorat Direktorat
Pembinaan Kelembagaan Pengelolaan
Perguruan Tinggi Kekayaan Intelektual
Kelompok Jabatan
Fungsional Pusat Pusat
Pusat
Data dan Informasi Penelitian Pendidikan
Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Iptek DiktiRistek dan Iptek
Kementerian Diktidan Pelatihan PT LLPT/ LBM PP Iptek
31/01/2016 Kopertis EIJKMAN 15 15
15
Pendekatan Kesisteman Pengorganisasian
Penguatan Inovasi Nasional
Direktorat Jenderal
Penguatan Inovasi
Sistem Inovasi Penciptaan Nilai
Tambah dan
produktifitas
Sekretariat Ekonomi, Publik
Direktorat Jenderal
Perusahaan
Pemula Inovasi dan Akademik
Berbasis Industri untuk
Direktorat peningkatan
Sistem Inovasi Teknologi
daya saing
bangsa
Direktorat
Inovasi Industri Dukungan Manajemen
Direktorat
Perusahaan Pemula
Berbasis Teknologi
Penguatan Inovasi Nasional dikelola secara holistik dan integratif
sebagai sebuah sistem yang “beroperasi” berdasarkan roadmap
pengembangan yang terarah secara fokus, konsisten serta
berkelanjutan untuk mendukung penciptaan nilai tambah menuju
penguatan daya saing dan kemandirian bangsa.
9th Pilar: Technology Readi Avail. of the Latest Techn. Firm Level Techn. Adoption FDI Technology Transfer
Rank Country Value Rank Country Value Rank Country Value Rank Country Value
47 Malaysia 4.6 30 Malaysia 5.7 23 Malaysia 5.6 5 Malaysia 5.6
58 Thailand 4.2 68 Indonesia 4.8 40 Philippines 5.1 28 Thailand 4.9
68 Philippines 3.9 70 Thailand 4.7 41 Indonesia 5.1 42 Philippines 4.8
85 Indonesia 3.5 78 Philippines 4.6 53 Thailand 4.9 54 Indonesia 4.6
11th Pilar: Business Sophist Local Supplier Quality Value Chain Breadth State of Cluster
Rank Country Value Rank Country Value Rank Country Value Rank Country Value
13 Malaysia 5.3 19 Malaysia 5.3 11 Malaysia 6.2 6 Malaysia 5.3
35 Thailand 4.4 59 Thailand 4.4 31 Indonesia 4.3 28 Indonesia 4.4
36 Indonesia 4.3 64 Philippines 4.3 32 Thailand 4.3 39 Thailand 4.1
42 Philippines 4.3 74 Indonesia 4.2 33 Philippines 4.2 45 Philippines 4
12th Pilar: Innovation Quality of R&D Inst University Industri Collaboration Patent Application Per Million Pop
Rank Country Value Rank Country Value Rank Country Value Rank Country Value
20 Malaysia 4.8 20 Malaysia 5.3 12 Malaysia 5.3 33 Malaysia 11.8
30 Indonesia 3.9 41 Indonesia 4.3 30 Indonesia 4.5 66 Thailand 1.3
48 Philippines 3.5 53 Thailand 4 45 Thailand 4 85 Philippines 0.3
57 Thailand 3.4 69 Philippines 3.7 56 Philippines 3.8 102 Indonesia 0.1
DEFINISI INOVASI
Industri
•Masyarakat
•BUMD/BUMN
KESAMAAN •Investor TRIGGER
LANGKAH (INSENTIF)
(INSENTIF)
academia
•PT •KEUANGAN, BAPENAS
•SEKTOR
•LPNK •RISTEKDIKTI
•Lemlit •Perindustrian dll
Pendidikan
Profit
Litbang Komersialisasi
Pengabdian Teknologi
Masyarakat Baru & Tepat Guna
Litbang Produk
Pembangunan
Ekonomi
Konsekwensi:
Bamelis, Bayer
Temuan
baru Penguatan
Inovasi
IPTEK 2025”
(Iptek
Membangun)
Demand Driven
Take Market
to identified
market
Supply Push
Basic
Take to Market to
Research Tecnology Product Development
market be
identified
Lembaga
Telekomunikasi, Informasi
Penanggulangan bencana
Perguruan Tinggi
bersifat integratif
Sosial Humaniora
Pemerintah Daerah
dan Komunikasi
Material Maju
Industri
Transportasi
Terbarukan
Keamanan
Masyarakat
bencana
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
1. Kontrol
kecepatan motor
AC dengan
menggunakan
inverter
1. Sepeda Listrik
1. Pengembangan PUSNAS
Mobil Menggunakan
Baterai Litium
Perahu
Nelayan
Sepeda
1. Model Perahu Energi
Nelayan Berbasis Alternatif Listrik
Energi Alternatif
Membangun pola
Produksi benih sebar
Kerangka kemitraan dalam rangka
Penguatan Balai Benih yang dilakukan oleh produsen
produksi dan pemasaran
Kelembagaan ada di berbagai daerah benih baik BUMN,PT,
benih (Public Private
swasta dan penangkar.
Patrnership)
Program kecukupan benih Mendorong lembaga
Kerangka (kemandirian) benih bagi keuangan untuk terlibat
Penjaminan risiko produksi
masyarakat menjadi dalam investasi/
Pendanaan tanggungjawab pemerintah
benih
pendanaan produksi benih
melalui berbagai program dengan suku bunga
insentif. rendah
Kerangka Mekanisme evaluasi untuk
mengukur kecukupan benih Mekanisme sertifikasi dan Fasilitasi sertifikasi dan
Evaluasi bagi masyarakat secara standardisasi benih standardisasi benih
nasional
Membangun pola
Kerangka Penguatan Dinas/Balai Produksi bibit sapi dilakukan kemitraan dalam rangka
Peternakan sapi, kelompok oleh produsen bibit baik produksi dan pemasaran
Kelembagaan ternak yang ada di daerah BUMN dan swasta bibit sapi (Public Private
Patrnership)
Mendorong lembaga
Kerangka Program kecukupan bibit sapi keuangan untuk terlibat
Penjaminan risiko produksi
menjadi tanggungjawab dalam investasi/
Pendanaan pemerintah melalui berbagai
bibit sapi
pendanaan produksi bibit
program kegiatan sapi dengan suku bunga
rendah
Kerangka Mekanisme evaluasi untuk
mengukur ketersediaan bibit Mekanisme sertifikasi dan Fasilitasi sertifikasi dan
Evaluasi sapi bagi masyarakat secara standardisasi bibit sapi standardisasi bibit sapi
nasional
UU 13 Tahun 2003 • Kewajiban alih teknologi dan alih keahlian dari tenaga kerja asing
(Ketenagakerjaan) melalui pendidikan dan pelatihan kerja bagi tenaga kerja
Indonesia pendamping tenaga kerja asing.
•Dalam keadaan tertentu alih teknologi dilakukan melalui proyek putar kunci (turnkey project)
•Keadaan dimana kebutuhan pembangunan industri sangat mendesak namun teknologi belum
UU 3 Tahun 2014 dikuasai.
•Proyek putar kunci adalah pengadaan teknologi dengan membeli paket teknologi lengkap
(Perindustrian) (pengkajian/asesmen, rancang bangun dan perekayasaan, pengoperasian, dan penyerahan dalam
kondisi siap digunakan), termasuk pelatihan dan dukungan operasional berkelanjutan.
•
TERIMAKASIH