ABSTRAK
Menurut data statistik pada tahun 2013 sebanyak 535 kasus dan pada tahun 2014
sebanyak 723 kasus, dan berdasarkan data yang ada kenaikan terjadi ± 1,35%.
Penyebab terjadinya tindakan kriminal ini disebabkan oleh banyak faktor, tetapi jika
faktor-faktor penyebab terjadinya tindakan kejahatan ini diketahui lebih dini oleh
pihak orang tua (masyarakat), mungkin orang tua dapat mendidik anaknya dan
dapat mengurangi jumlah anak remaja pelaku tindak pidana kriminal fisik. Tindakan
kriminal fisik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah : Perampokan, ketertiban
Umum pencurian dan pembunuhan.
Multifactor Evaluation Process (MFEP) adalah metode kuantitatif yang
menggunakan.”weighting system”. Dalam pengambilan keputusan multifaktor,
pengambil keputusan secara subyektif dan intuitif menimbang berbagai faktor yang
mempunyai pengaruh penting terhadap alternative pilihan mereka. Untuk keputusan
yang berpengaruh secara strategis, lebih dianjurkan menggunakan sebuah
pendekatan kuantitatif seperti MFEP. Dalam MFEP pertama-tama seluruh kriteria,
yang menjadi faktor penting dalam melakukan pertimbangan diberikan pembobotan
(weighting) yang sesuai. Langkah yang sama juga dilakukan terhadap alternatif-
alternatif yang akan dipilih, yang kemudian dapat dievaluasi berkaitan dengan
faktor-faktor pertimbangan tersebut. Metode MFEP menentukan bahwa alternatif
dengan nilai tertinggi adalah solusi terbaik berdasarkan kriteria yang telah dipilih.
Kata Kunci : Tindak Kriminal Fisik, Kenakalan Remaja, MFEP, Sistem Pendukung
Keputusan
Potensi Tindak Pidana Kriminal oleh Anak Remaja ditinjau dari Faktor Umur dan Pendidikan dengan 69
Metode Multi Factor Evaluation Process (MFEP). Oleh : Riswan Limbong, Kristian Siregar
Volume 3 No. 1, Juni 2018 MEANS (Media Informasi Analisa dan Sistem)
http://ejournal.ust.ac.id/index.php/Jurnal_Means/ p-ISSN : 2548-6985, e-ISSN : 2599-3089
keputusan bagi siswa dalam memilih program Kriminologi adalah ilmu pengetahuan
studi yang diminatinya. Karena pengambilan mengenai sikap tindak kriminal. Sehubungan
keputusan dikembalikan lagi kepada siswa itu beliau menjelaskan pula bahwa Kriminologi
yang bersangkutan [2]. modern berakar dari sosiologi, psikologi,
psikiatri dan ilmu hukum yang ruang lingkupnya
LANDASAN TEORI meliputi :
2.1. Kriminologi a. Hakekat, bentuk-bentuk dan
Kriminologi sebagai ilmu pembantu dalam frekuansi-frekuensi perbuatan kriminal
hukum pidana yang memberikan pemahaman sesuai dengan distribusi sosial, temporal
yang mendalam tentang fenomena kejahatan, dan geografis.
sebab dilakukannya kejahatan dan upaya yang b. Karakteristik-karakteristik fisik, psikologis,
dapat menanggulangi kejahatan, yang sejarah serta. sosial penjahat dan
bertujuan untuk menekan laju perkembangan hubungan antara. kriminalitas dengan
kejahatan. Seorang antropolog yang berasal tingka laku abnormal lainnya.
dari Prancis, bernama Paul Topinard c. Karakteristik korban-korban kejahatan.
mengemukakan bahwa “Kriminologi adalah d. Tingkah laku non kriminal anti sosial, yang
suatu cabang ilmu yang mempelajari soal-soal tidak semua masyarakat dianggap,
kejahatan. Kata Kriminologi itu sendiri berdasar sebagai kriminalitas.
etimologinya berasal dari dua kata, crimen e. Prosedur sistem peradilan pidana
yang berarti kejahatan dan logos yang berarti f. Metode-metode hukuman, latihan dan
ilmu pengetahuan, sehingga secara penanganan narapidana
sederhana Kriminologi dapat diartikan sebagai g. Struktur sosial dan organisasi
ilmu pengetahuan yang mempelajari kejahatan lembaga-lembaga penal
[12]. h. Metode-metode pengendalian dan
Kriminologi sebagai salah satu disiplin penanggulangan kejahatan
ilmu sosial menelaah gejala dan tingkah laku i. Metode-metode identifikasi kejahatan dan
anggota masyarakat dari sudut tertentu yaitu penjahat
dari segi pola, motivasi, serta usaha j. Studi mengenai asas dan perkembangan
menanggulangi kejahatan. Kriminologi adalah hukum pidana serta. sikap umum terhadap
ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala- kejahatan dan penjahat.
gejala kejahatan seluas-luasnya (kriminologi
teoritis dan kriminologi murni). Kriminilogi 2.2. Pengertian Tindak Pidana dan Unsur-
teoritis adalah ilmu pengetahuan yang Unsurnya
berdasarkan pengalaman, yang seperti ilmu- Tindak Pidana atau delik berasal dari bahasa
ilmu pengetahuan lainnya yang sejenis, Latin delicta atau delictum yang dikenal dengan
memperhatikan gejala-gejala dan mencoba istilah strafbar feit dan dalam KUHP (Kitab
menyelidiki krminologi teoritis disusun Undang–Undang Hukum Pidana) dengan
kriminologi terapan. perbuatan pidana atau peristiwa pidana.
Kriminologi menurut Soedjono Kata Strafbar feit inilah yang melahirkan
Dirdjosisworo adalah ilmu pengetahuan yang berbagai istilah yang berbeda–beda dari
mempelajari sebab, akibat, perbaikan dan kalangan ahli hukum sesuai dengan sudut
pencegahan kejahatan sebagai gejala manusia pandang yang berbeda pula. Ada yang
dengan menghimpun sumbangan-sumbangan menerjemahkan dengan perbuatan pidana,
berbagai ilmu pengetahuan. Tegasnya, tindak pidana dan sebagainya. Dari pengertian
Kriminologi merupakan sarana untuk secara etimologi ini menunjukan bahwa tindak
mengetahui sebab-sebab kejahatan dan pidana adalah perbuatan kriminal, yakni
akibatnya, mempelajari cara-cara mencegah perbuatan yang diancam dengan hukuman.
kemungkinan timbulnya kejahatan [4], Dalam pengertian ilmu hukum, tindak pidana
menyatakan bahwa kriminologi adalah studi dikenal dengan istilah crime dan criminal.
ilmiah tentang kejahatan dan penjahat yang Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
mencakup analisa tentang : kata pidana berarti hukuman kejahatan tentang
a. Sifat dan luas kejahatan pembunuhan, perampokan, korupsi dan lain
b. Sebab-sebab kejahatan sebagainya. Pidana juga berarti hukuman.
c. Perkembangan hukum pidana dan Dengan demikian, kata mempidana berarti
pelaksanaan peradilan pidana menuntut berdasarkan hukum pidana,
d. Ciri-ciri penjahat menghukum seseorang karena melakukan
e. Pembinaan penjahat tindak pidana. Dipidana berarti dituntut
f. Pola-pola kriminalitas, dan berdasarkan hukum pidana, dihukum
g. Akibat kejahatan atas perubahan sosial berdasarkan hukum pidana, sehingga
terpidana berarti orang yang dkenai hukuman.
Potensi Tindak Pidana Kriminal oleh Anak Remaja ditinjau dari Faktor Umur dan Pendidikan dengan 70
Metode Multi Factor Evaluation Process (MFEP). Oleh : Riswan Limbong, Kristian Siregar
Volume 3 No. 1, Juni 2018 MEANS (Media Informasi Analisa dan Sistem)
http://ejournal.ust.ac.id/index.php/Jurnal_Means/ p-ISSN : 2548-6985, e-ISSN : 2599-3089
Potensi Tindak Pidana Kriminal oleh Anak Remaja ditinjau dari Faktor Umur dan Pendidikan dengan 71
Metode Multi Factor Evaluation Process (MFEP). Oleh : Riswan Limbong, Kristian Siregar
Volume 3 No. 1, Juni 2018 MEANS (Media Informasi Analisa dan Sistem)
http://ejournal.ust.ac.id/index.php/Jurnal_Means/ p-ISSN : 2548-6985, e-ISSN : 2599-3089
Potensi Tindak Pidana Kriminal oleh Anak Remaja ditinjau dari Faktor Umur dan Pendidikan dengan 72
Metode Multi Factor Evaluation Process (MFEP). Oleh : Riswan Limbong, Kristian Siregar
Volume 3 No. 1, Juni 2018 MEANS (Media Informasi Analisa dan Sistem)
http://ejournal.ust.ac.id/index.php/Jurnal_Means/ p-ISSN : 2548-6985, e-ISSN : 2599-3089
Gambar 3. Data jumlah kejahatan Remaja dari tahun 2010-2013 di Sumatera Utara
Sumber : http://sumut.bps.go.id/frontend/linkTabelStatis/view/id/479
Sedangkan menurut data statistik pada tahun 2014 adalah seperti pada gambar 4 berikut:
Dari data di atas dapat dilihat pada tahun pembobotan = 1). Misalnya nilai bobot
2013 sebanyak 535 kasus dan pada tahun ditentukan sebagai berikut, 0,20 untuk Umur,
2014 sebanyak 723 kasus, dan berdasarkan 0,45 untuk Tingkat Pendidikan dan 0,35 untuk
data yang ada kenaikan terjadi ± 1,35% . Status sosial Keluarga , seperti pada tabel 1
Penyebab terjadinya tindakan kriminal ini berikut:
disebabkan oleh banyak faktor, tetapi jika
faktor-faktor penyebab terjadinya tindakan Tabel 1. Nilai Bobot Untuk Faktor
kejahatan ini diketahui lebih dini oleh pihak Nilai
orang tua (masyarakat), mungkin orang tua Faktor
Bobot
dapat mendidik anaknya dan mengambil Umur 0,20
sebuah solusi yang tepat dan dengan Pendidikan 0,45
mengetahui faktor ini sudah tentu akan dapat Sosial Keluarga 0,35
mengurangi jumlah anak remaja pelaku tindak Total 1
pidana kriminal fisik. Tindakan kriminal fisik
yang dimaksud dalam penelitian ini adalah :
Setelah dilakukan pembobotan, ditetapkan
Perampokan, Ketertiban Umum, Pencurian
ada 3 kriteria pelaku tindakan pidana yang
dan pembunuhan.
akan ditimbang, yaitu Umur, Pendidikan
Langkah selanjutnya adalah
dan Status Sosial Keluarga dievaluasi dan
memberikan pembobotan kepada faktor-
diberikan nilai bobot untuk setiap kriterianya
faktor yang digunakan dimana total
seperti tercantum dalam tabel 2.
pembobotan harus sama dengan 1 (∑
Potensi Tindak Pidana Kriminal oleh Anak Remaja ditinjau dari Faktor Umur dan Pendidikan dengan 73
Metode Multi Factor Evaluation Process (MFEP). Oleh : Riswan Limbong, Kristian Siregar
Volume 3 No. 1, Juni 2018 MEANS (Media Informasi Analisa dan Sistem)
http://ejournal.ust.ac.id/index.php/Jurnal_Means/ p-ISSN : 2548-6985, e-ISSN : 2599-3089
Potensi Tindak Pidana Kriminal oleh Anak Remaja ditinjau dari Faktor Umur dan Pendidikan dengan 74
Metode Multi Factor Evaluation Process (MFEP). Oleh : Riswan Limbong, Kristian Siregar
Volume 3 No. 1, Juni 2018 MEANS (Media Informasi Analisa dan Sistem)
http://ejournal.ust.ac.id/index.php/Jurnal_Means/ p-ISSN : 2548-6985, e-ISSN : 2599-3089
Potensi Tindak Pidana Kriminal oleh Anak Remaja ditinjau dari Faktor Umur dan Pendidikan dengan 75
Metode Multi Factor Evaluation Process (MFEP). Oleh : Riswan Limbong, Kristian Siregar