Kuis&Tugas #3 - Struktur Beton Lanjut
Kuis&Tugas #3 - Struktur Beton Lanjut
Disusun Oleh:
KUIS 3
SI 4112 – STRUKTUR BETON LANJUT
Diketahui suatu sistem lantai flat plate dengan panel 7,2 m × 6 m ditumpu kolom persegi
500 mm. Tentukan ketebalan pelat minimum yang dibutuhkan untuk panel interior dan eksterior
𝑓𝑐′ = 25 MPa dan 𝑓𝑦 = 400 MPa. Bandingkan bila sistem pelatnya adalah sistem balok dan pelat.
Ukuran balok tepi 350 mm × 650 mm dan ukuran balok tengah 400 mm × 750 mm.
Gambar 2 Potongan A - A
Diketahui pelat yang ditinjau merupakan panel interior (dalam) tanpa penebalan dan 𝑓𝑦 =
400 MPa. Berdasarkan Tabel 1, diperoleh hasil sebagai berikut.
𝑙𝑛 6700 mm
ℎmin(1) = = = 𝟐𝟎𝟑, 𝟑𝟑 mm (Ambil 𝒉𝐩𝐥𝐚𝐭 = 𝟐𝟏𝟎 𝐦𝐦)
33 33
Kemudian berdasarkan SNI Pasal 9.5.3.2 disebutkan bahwa untuk pelat tanpa balok interior yang
membentang di antara tumpuan dan mempunyai 𝛽 ≤ 2, tebal minimum pelat tanpa panel drop
adalah sebesar 125 mm dan tebal minimum pelat dengan panel drop adalah sebesar 100 mm.
Dalam hal ini, pelat yang didesain tidak memiliki panel drop sehingga 𝒉𝐦𝐢𝐧(𝟐) = 𝟏𝟐𝟓 𝐦𝐦.
Perhatikan bahwa ℎplat ≥ ℎmin(2) , maka tebal pelat yang diambil sudah memenuhi
persyaratan tebal pelat minimum. Dengan demikian, tebal pelat yang diperlukan untuk pelat
interior sistem flat plate adalah 210 mm.
Dengan demikian, diambil nilai 𝑏𝑓 pada balok T sebesar 𝒃𝒇 = 𝟏𝟓𝟎𝟎 mm. Selanjutnya, dicari nilai
titik berat (centroid) dari balok T tersebut pada arah sumbu Y sebagai berikut.
𝐴1 𝑦1 + 𝐴2 𝑦2 𝑏𝑤 ℎ(0.5ℎ) + 𝑏𝑓 ℎ𝑓 (ℎ + 0,5ℎ𝑓 )
𝑦̅ = =
𝐴1 + 𝐴2 𝑏𝑤 ℎ + 𝑏𝑓 ℎ𝑓
400(550)(275) + 1500(200)(650)
𝑦̅ = = 𝟒𝟗𝟏, 𝟑𝟓 mm
400(550) + (1500)(200)
Nilai inersia penampang balok tengah (𝐼𝑏 ) dapat dicari sebagai berikut.
1 1
𝐼𝑏 = 𝑏𝑤 ℎ3 + 𝑏𝑓 ℎ𝑓 3 + 𝑏𝑤 ℎ(𝑦1 − 𝑦̅)2 + 𝑏𝑓 ℎ𝑓 (𝑦2 − 𝑦̅)2
12 12
1 1
𝐼𝑏 = 400(550)3 + 1500(200)3 + 400(550)(275 − 491,35)2 + 1500(200)(650 − 491,35)2
12 12
𝑰𝒃 = 𝟐𝟒, 𝟏𝟑 × 𝟏𝟎𝟗 𝐦𝐦𝟒
Asumsikan tebal plat (ℎplat ) adalah 𝟐𝟎𝟎 𝐦𝐦 sebagai asumsi awal. Akan ditentukan lebar
flens (𝑏) dari balok T yang ditinjau (lihat Gambar 4) sehingga menghasilkan nilai sebagai berikut.
𝑏𝑓(max) = 𝑏 + 8ℎ = 350 + 8 × 200 = 1950 mm
𝑏𝑓 = 𝑏𝑤 + 2ℎ𝑤 = 350 + 2 × (650 − 200) = 1250 mm ≤ 𝑏𝑓(max)
𝑏𝑓 𝑏𝑤 1250 350
𝑏= + = + = 𝟖𝟎𝟎 𝐦𝐦
2 2 2 2
Selanjutnya, dicari nilai titik berat (centroid) dari balok T tersebut pada arah sumbu Y sebagai
berikut.
𝐴1 𝑦1 + 𝐴2 𝑦2 𝑏𝑤 ℎ(0.5ℎ) + 𝑏ℎ𝑓 (ℎ + 0,5ℎ𝑓 )
𝑦̅ = =
𝐴1 + 𝐴2 𝑏𝑤 ℎ + 𝑏ℎ𝑓
350(450)(225) + 800(200)(550)
𝑦̅ = = 𝟑𝟖𝟖, 𝟕𝟖 mm
350(450) + (800)(200)
Nilai inersia penampang balok tengah (𝐼𝑏 ) dapat dicari sebagai berikut.
1 1
𝐼𝑏 = 𝑏𝑤 ℎ3 + 𝑏ℎ𝑓 3 + 𝑏𝑤 ℎ(𝑦1 − 𝑦̅)2 + 𝑏ℎ𝑓 (𝑦2 − 𝑦̅)2
12 12
1 1
𝐼𝑏 = 350(450)3 + 800(200)3 + 350(450)(225 − 388,78)2 + 800(200)(550 − 388,78)2
12 12
𝑰𝒃 = 𝟏𝟏, 𝟖𝟕 × 𝟏𝟎𝟗 𝐦𝐦𝟒
Pelat interior pada Gambar 1 hanya dimiliki oleh pelat nomor 3. Asumsikan tebal plat
(ℎplat ) adalah 𝟐𝟎𝟎 𝐦𝐦 sebagai asumsi awal. Pertama-tama, kita hitung nilai inersia pelat (𝐼𝑝 ) dan
rasio kekakuan balok-pelat (𝛼) untuk semua sisi (lihat Gambar 5).
1 1
𝐼𝑝(𝑦) = 𝑙𝑦 ℎplat 3 = × 7200 × 2003 = 𝟒, 𝟖 × 𝟏𝟎𝟗 𝐦𝐦𝟒
12 12
1 1
𝐼𝑝(𝑥) = 𝑙𝑥 ℎplat 3 = × 6000 × 2003 = 𝟒 × 𝟏𝟎𝟗 𝐦𝐦𝟒
12 12
𝐼𝑏 24,13 × 109 mm4
𝛼2 = 𝛼4 = = = 𝟓, 𝟎𝟑
𝐼𝑝(𝑦) 4,8 × 109 mm4
𝑓𝑦 400
𝑙𝑛 (0,8 + 1400) 6700 (0,8 + 1400)
ℎmin = = = 𝟏𝟓𝟓, 𝟒𝟑 𝐦𝐦 (≈ 𝟏𝟔𝟎 𝐦𝐦)
36 + 9𝛽 7,2
36 + 9 ( 6 )
Selanjutnya, kita hitung nilai inersia pelat (𝐼𝑝 ) dan rasio kekakuan balok-pelat (𝛼) untuk
semua sisi untuk pelat 2 (lihat Gambar 5).
1 1
𝐼𝑝(1) = 𝑙1 ℎplat 3 = × 6000 × 2003 = 𝟒 × 𝟏𝟎𝟗 𝐦𝐦𝟒
12 12
1 1
𝐼𝑝(2) = 𝑙2 ℎplat 3 = × 7200 × 2003 = 𝟒, 𝟖 × 𝟏𝟎𝟗 𝐦𝐦𝟒
12 12
1 1
𝐼𝑝(3) = 𝑙3 ℎplat 3 = × 6000 × 2003 = 𝟒 × 𝟏𝟎𝟗 𝐦𝐦𝟒
12 12
1 1
𝐼𝑝(4) = 𝑙4 ℎplat 3 = × (0,5 × 7200) × 2003 = 𝟐, 𝟒 × 𝟏𝟎𝟗 𝐦𝐦𝟒
12 12
𝐼𝑏(1) 24,13 × 109 mm4
𝛼1 = = = 𝟔, 𝟎𝟑
𝐼𝑝(1) 4 × 109 mm4
𝐼𝑏(2) 24,13 × 109 mm4
𝛼2 = = = 𝟓, 𝟎𝟑
𝐼𝑝(2) 4,8 × 109 mm4
𝐼𝑏(3) 24,13 × 109 mm4
𝛼3 = = = 𝟔, 𝟎𝟑
𝐼𝑝(3) 4 × 109 mm4
𝐼𝑏(4) 11,87 × 109 mm4
𝛼4 = = = 𝟒, 𝟗𝟒
𝐼𝑝(4) 2,4 × 109 mm4
𝛼1 + 𝛼2 + 𝛼3 + 𝛼4 5,03 + 6,03 + 6,03 + 4,94
𝛼= = = 𝟓, 𝟓𝟏 > 𝟐
4 4
Karena nilai 𝛼 > 2, maka tebal minimum pelat yang diperlukan (ℎmin ) untuk pelat 2 dapat
diperoleh dengan menggunakan persamaan berikut (lihat Pasal 9.5.3.3 SNI 2847-2013).
𝑓𝑦 400
𝑙𝑛 (0,8 + 1400) 6700 (0,8 + 1400)
ℎmin = = = 𝟏𝟓𝟓, 𝟒𝟑 𝐦𝐦 (≈ 𝟏𝟔𝟎 𝐦𝐦)
36 + 9𝛽 7,2
36 + 9 ( )
6
Selanjutnya, kita hitung nilai inersia pelat (𝐼𝑝 ) dan rasio kekakuan balok-pelat (𝛼) untuk
semua sisi untuk pelat 4 (lihat Gambar 5).
1 1
𝐼𝑝(1) = 𝑙1 ℎplat 3 = × 6000 × 2003 = 𝟒 × 𝟏𝟎𝟗 𝐦𝐦𝟒
12 12
1 1
𝐼𝑝(2) = 𝑙2 ℎplat 3 = × 7200 × 2003 = 𝟒, 𝟖 × 𝟏𝟎𝟗 𝐦𝐦𝟒
12 12
1 1
𝐼𝑝(3) = 𝑙3 ℎplat 3 = × (0,5 × 6000) × 2003 = 𝟐 × 𝟏𝟎𝟗 𝐦𝐦𝟒
12 12
1 1
𝐼𝑝(4) = 𝑙4 ℎplat 3 = × 7200 × 2003 = 𝟒, 𝟖 × 𝟏𝟎𝟗 𝐦𝐦𝟒
12 12
𝐼𝑏(1) 24,13 × 109 mm4
𝛼1 = = = 𝟔, 𝟎𝟑
𝐼𝑝(1) 4 × 109 mm4
𝐼𝑏(2) 24,13 × 109 mm4
𝛼2 = = = 𝟓, 𝟎𝟑
𝐼𝑝(2) 4,8 × 109 mm4
𝐼𝑏(3) 11,87 × 109 mm4
𝛼3 = = = 𝟓, 𝟗𝟑𝟓
𝐼𝑝(3) 2 × 109 mm4
𝐼𝑏(4) 24,13 × 109 mm4
𝛼4 = = = 𝟓, 𝟎𝟑
𝐼𝑝(4) 4,8 × 109 mm4
𝛼1 + 𝛼2 + 𝛼3 + 𝛼4 6,03 + 5,03 + 5,935 + 5,03
𝛼= = = 𝟓, 𝟓𝟏 > 𝟐
4 4
Karena nilai 𝛼 > 2, maka tebal minimum pelat yang diperlukan (ℎmin ) untuk pelat 2 dapat
diperoleh dengan menggunakan persamaan berikut (lihat Pasal 9.5.3.3 SNI 2847-2013).
𝑓𝑦 400
𝑙𝑛 (0,8 + 1400) 6700 (0,8 + 1400)
ℎmin = = = 𝟏𝟓𝟓, 𝟒𝟑 𝐦𝐦 (≈ 𝟏𝟔𝟎 𝐦𝐦)
36 + 9𝛽 7,2
36 + 9 ( )
6
Kesimpulan
1. Tebal pelat yang diperlukan untuk pelat interior dan eksterior sistem flat plate berturut-
turut adalah 𝟐𝟏𝟎 𝐦𝐦 dan 𝟐𝟑𝟎 𝐦𝐦.
2. Tebal pelat minimum yang diperlukan untuk semua pelat (interior dan eksterior) sistem
balok-pelat adalah 𝟏𝟓𝟓, 𝟒𝟑 𝐦𝐦 (≈ 𝟏𝟔𝟎 𝐦𝐦).
3. Kebutuhan tebal pelat minimum pada sistem flat plate lebih kecil dibandingkan dengan
sistem balok-pelat.
TUGAS 3
SI 4112 – STRUKTUR BETON LANJUT
Dengan menggunakan DDM, rancang pelat datar interior dan eksterior berikut (lihat Gambar 6
dan Gambar 7). Bentang pelat adalah 6 m × 5 m. Pelat ditumpu kolom persegi 500 mm ×
500 mm dengan tinggi 3,6 m. Diketahui juga beban hidup 400 kg/m2 dan beban SDL
120 kg/m2 . Data material yang digunakan adalah 𝑓𝑐′ = 30 MPa dan 𝑓𝑦 = 400 MPa.
Pengasumsian tebal plat dapat didasarkan pada Tabel 16.1 SNI 2847-2013 (Tabel 1) karena
sangat konservatif. Berdasarkan Tabel 1, dapat diperoleh hasil sebagai berikut.
500
𝑙𝑛 = 6000 − 2 ( ) = 5500 mm
2
𝑙𝑛 5500 mm
ℎmin = = = 𝟏𝟖𝟑, 𝟑𝟑 mm (Asumsikan 𝒉𝐩𝐥𝐚𝐭 = 𝟐𝟎𝟎 𝐦𝐦)
30 30
Selanjutnya, akan ditentukan besaran beban akibat berat sendiri pelat beton (𝑞𝐷𝐿 ) yang dapat
dihitung sebagai berikut (Asumsi berat jenis beton 2400 kg/m3 ).
𝑞𝐷𝐿 = 𝛾𝑐 × 𝑡 = 2400 kg/m3 × 0,2 m = 𝟒𝟖𝟎 𝐤𝐠/𝐦𝟐
Beban ultimate (𝑞𝑢 ) dapat dicari dengan menggunakan persamaan sebagai berikut.
𝑞𝑢 = 1,2(𝑞𝐷𝐿 + 𝑞𝑆𝐷𝐿 ) + 1,6𝑞𝐿
𝑞𝑢 = 1,2(480 + 120) + 1,6(400)
𝑞𝑢 = 1360 kg/m2 = 𝟏𝟑, 𝟔 𝐤𝐍/𝐦𝟐
Lebar lajur kolom dapat ditentukan dengan persamaan sebagai berikut.
Hasil perhitungan momen negatif interior, momen negatif eksterior, dan momen positif pada panel
yang ditinjau untuk panel interior dan eksterior dapat dilihat dalam Tabel 2.
Tabel 2 Hasil Perhitungan Momen Negatif Interior, Eksterior, dan Momen Positif Panel Arah E-W
Pelat Eksterior
Momen
Momen Koefisien
(kN.m)
M- luar 0.26 66.8525
M+ dalam 0.52 133.705
M- dalam 0.7 179.9875
Pelat Interior
Momen
Momen Koefisien
(kN.m)
M- dalam 0.65 167.13125
M+ dalam 0.35 89.99375
M- dalam 0.65 167.13125
Tabel 4 Tabel Koefisien Distribusi Momen Negatif Eksterior pada Lajur Kolom
Karena nilai 𝜶 = 𝟎 dan 𝜷𝒕 = 𝟎, maka koefisien momen negatif interior untuk lajur kolom diambil
sebesar 75%, koefisien momen negatif eksterior untuk lajur kolom diambil sebesar 100%, dan
koefisien momen positif untuk lajur kolom diambil sebesar 60%. Untuk lajur tengah, diperoleh
koefisien momen negatif interior untuk lajur tengah diambil sebesar 25%, koefisien momen negatif
eksterior untuk lajur tengah diambil sebesar 0%, dan koefisien momen positif untuk lajur tengah
diambil sebesar 40%. Untuk mendapatkan momen pada lajur kolom dan lajur tengah, besaran
momen 𝑀0 yang sudah didistribusikan arah longitudinal dikalikan dengan koefisien distribusi pada
lajur kolom. Hasil perhitungannya dapat dilihat dalam Tabel 6.
Tabel 6 Hasil Perhitungan Momen pada Lajur Kolom dan Lahur Tengah Arah E-W
Pelat Eksterior
Momen CS MS
Momen Koefisien
(kN.m) Koef Nilai Koef Nilai
M- luar 0.26 66.8525 100% 66.8525 0.00% 0
M+ dalam 0.52 133.705 60% 80.223 40.00% 53.482
M- dalam 0.7 179.9875 75% 134.99063 25.00% 44.996875
Pelat Interior
Momen CS MS
Momen Koefisien
(kN.m) Koef Nilai Koef Nilai
M- dalam 0.65 167.13125 75% 125.34844 25.00% 41.782813
M+ dalam 0.35 89.99375 60% 53.99625 40.00% 35.9975
M- dalam 0.65 167.13125 75% 125.34844 25.00% 41.782813
Dalam hal ini, 𝐶 merupakan konstanta torsi balok yang dapat dicari dengan menggunakan
persamaan sebagai berikut.
0,63𝑥 𝑥 3 𝑦
𝐶 = ∑ (1 − )( )
𝑦 3
Karena tidak ada balok pada kasus ini (sistem flat plate), maka nilai 𝑪 = 𝟎 dan 𝜶 = 𝟎 sehingga
tidak ada distribusi momen pada arah transversal.
Pelat Eksterior
Momen
Momen Koefisien
(kN.m)
M- luar 0.26 53.703
M+ dalam 0.52 107.406
M- dalam 0.7 144.585
Pelat Interior
Momen
Momen Koefisien
(kN.m)
M- dalam 0.65 134.2575
M+ dalam 0.35 72.2925
M- dalam 0.65 134.2575
Tabel 8 Hasil Perhitungan Momen pada Lajur Kolom dan Lahur Tengah Arah N-S
Pelat Eksterior
Momen CS MS
Momen Koefisien
(kN.m) Koef Nilai Koef Nilai
M- luar 0.26 53.703 100% 53.703 0.00% 0
M+ dalam 0.52 107.406 60% 64.4436 40.00% 42.9624
M- dalam 0.7 144.585 75% 108.43875 25.00% 36.14625
Pelat Interior
Momen CS MS
Momen Koefisien
(kN.m) Koef Nilai Koef Nilai
M- dalam 0.65 134.2575 75% 100.69313 25.00% 33.564375
M+ dalam 0.35 72.2925 60% 43.3755 40.00% 28.917
M- dalam 0.65 134.2575 75% 100.69313 25.00% 33.564375