Proposal Ni Kadek Dwiraravika
Proposal Ni Kadek Dwiraravika
Oleh :
Ni Kadek Dwiraravika
NIM : 1204105004
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
2.6.3 Pemberian skor atau nilai ................................................................. 24
2.7 Uji Validitas ................................................................................................. 25
2.8 Uji Reliabilitas Instrumen ............................................................................ 26
2.9 Analisis Korelasi Berganda ......................................................................... 27
2.10 Analisis Regresi Linier Berganda ................................................................ 28
2.11 Analisis Determinasi .................................................................................... 28
2.12 Uji F-test ...................................................................................................... 29
2.13 Uji t-test ....................................................................................................... 30
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
kebijakan yang telah ditetapkan, di antaranya dengan memberikan pujian,
memberikan hadiah dan penghargaan tertentu, serta melakukan tindakan korektif,
bahkan dengan menggunakan cara memberikan tekanan terhadap karyawannya.
Kinerja atau performance merupakan prestasi kerja, yaitu perbandingan
antara hasil kerja dengan standar yang ditetapkan (Desssler, 2000). Kinerja
mengacu pada prestasi karyawan yang diukur berdasarkan standar atau kriteria
yang ditetapkan perusahaan. Dengan demikian karyawan memegang peranan
penting dalam menjalankan segala aktivitas perusahaan agar dapat tumbuh dan
berkembang mempertahankan kelangsungan hidup perusahaannya.
Kawasan Denpasar sebagai Ibu Kota Provinsi Bali memberikan
pengaruh sangat besar kepada kabupaten sekitarnya (Badung, Gianyar dan
Tabanan) membentuk satu kesatuan geografis dan ekonomi yang disebut
kawasan Metropolitan Sarbagita. Pesatnya pembangunan pada kawasan
metropolitan Sarbagita menyebabkan banyaknya perusahaan jasa konstruksi di
kawasan tersebut. Oleh karena itu perlu diteliti pengaruh kepemimpinan terhadap
kinerja karyawan pada perusahaan jasa konstruksi di perkotaan Sarbagita.
2
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh
kepemimpinan terhadap kinerja karyawan pada perusahaan jasa konstruksi di
wilayah perkotaan Sarbagita. Selain itu manfaat yang dapat diambil dari
penelitian ini adalah untuk lebih mendalami ilmu Teknik Sipil pada umumnya dan
manajemen konstruksi pada khususnya.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah keseluruhan aktivitas dalam rangka mempengaruhi
orang-orang agar mau bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan yang memang
diinginkan bersama. Kepemimpinan yang baik perlu dikembangan dan dipelihara
sebaik-baiknya, karena manajemen yang berhasil bersumber atau bergantung pada
adanya kepemimpinan yang baik (Martoyo,2007).
Kepemimpinan dalam suatu organisasi merupakan suatu faktor yang
menentukan berhasil tidaknya suatu organisasi atau usaha. Faktor kepemimpinan
akan tampak dalam proses dimana seseorang mengarahkan, membimbing,
mempengaruhi, dan menguasai pikiran, perasaan atau tingkah laku oramg lain.
Pemimpin harus menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan bawahannya,
sehingga terciptamya suasana kerja yang membuat bawahan merasa aman,
tentram, dan memiliki suatu kebebasan dalam mengembangkan gagasannya dalam
rangka mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan. Kepemimpinan yang
sukses, menunjukan bahwa pengelolaan suatu organisasi berhasil dilaksanakan
dengan sukses pula.
Setiap kemampuan dalam kepemimpinan harus melekat erat pada seorang
manajer, apapun ruang lingkup tanggung jawabnya. Tanpa kemampuan
memimpin dalam hal manajemen, tidak mungkin seorang manajer berhasil baik
dalam melaksanakan tanggung jawabnya. Sikap dan gaya serta prilaku
kepemimpinan manajer sangat besar pengaruhnya terhadap organisasi yang
dipimpinnya, bahkan dapat berpengaruh terhadap produktivitas organisasinya.
4
pengetahuan ke dalam strategi bisnis karena perusahaan maupun organisasi yang
menjadikan knowledge (pengetahuan) sebagai aset utamanya akan mampu
mendorong perusahaan lebih inovatif kepada kepemilikan daya saing perusahaan
terhadap pesainggnya. Knowledge dalam kepemimpinan akan mempengaruhi
keberhasilan suatu perusahaan.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi knowledge (pengetahuan)
adalah (Mubarak, 2007) :
1. Pendidikan seorang pemimpin
Dalam memimpin perusahaan, seorang prmimpin harus memiliki
pendidikan yang tinggi karena tinggi rendahnya pendidikan akan
mempengaruhi pengetahuan dalam meningkatkan kinerja suatu
perusahaan.
2. Usia Pemimpin
Dengan bertambahnya usia akan terjadi perubahan pada aspek psikis
dan psikologi (mental) seseorang. Pada aspek psikologis mental taraf
berfikir seseorang semakin matang dan dewasa. Semakin bertambahnya
usia semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikir seseorang
tersebut, sehingga pengetahuan yang diperoleh semakin membaik.
3. Minat dalam memimpin
Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal
dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih dalam. Seorang
pemimpin hendaknya memiliki minat yang besar untuk memotivasi
dalam meningkatkan kinerja karyawan sehingga perusahaan yang
dikelola meningkat dan berkembang menjadi lebih baik. Pemimpin
yang peduli adalah pemimpin yang memiliki minat tinggi dan mampu
mengkoordinasikan siapapun yang berminat dan peduli untuk
mensukseskan perusahaan dengan perubahan-perubahan tertentu.
4. Pengalaman Pemimpin
Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang
dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Pengalaman seseorang
dalam memimpin sangatlah dibutuhkan karena pengalaman bisa
5
dijadikan evaluasi ketika mendapat masalah, terutama masalah yang
sama.
5. Informasi Yang Dimiliki Pemimpin
Kemudahan memperoleh informasi dapat membantu mempercepat
seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru. Penting bagi
seorang pemimpin memiliki informasi atau standar dalam melaksankan
pekerjaan. Standar pekerjaan yang dimiliki pemimpin diinformasikan
kepada karyawannya untuk melaksnakan suatu pekerjaan dan
memperoleh hasil yang maksimal sesuai dengan yang diharapkan.
6. Faktor Sistem
Faktor sistem berkaitan dengan sistem atau metode kerja yang ada dan
fasilitas yang disediakan oleh suatu organisasi. Seorang pemimpin
menyediakan fasilitas untuk menunjang proses kegiatan suatu
organisasi demi kelancaran kegiatan yang direncanakan.
6
kelompok, memupuk moral kelompok, bersama-sama membuat
keputusan, menyerahkan tangung jawab, memberi dukungan dan
pengarahan. Dukungan dan pengarahan dari pemimpin akan
mempengaruhi baik buruknya kinerja karyawan. Untuk memperoleh
keterampilan tersebut diperlukan pengalaman, karena pemimpin harus
bekerjasama, dan berkomunikasi dengan orang yang dipimpinya.
2. Keterampilan Komunikasi
Keterampilan komunikasi adalah kemampuan untuk bekerja dengan
orang lain, memahami orang lain dan memotivasi orang lain, baik
sebagai perorangan maupun sebagai kelompok. Seorang pemimpin
harus bisa berkomunikasi baik dengan semua orang karena
keterampilan berkomunikasi yang baik sangat diperlukan untuk
menjalin hubungan anatara pemimpin dengan bawahannya.
3. Keterampilan Konseptual
Keterampilan konseptual adalah keterampilan mental untuk berpikir
dalam memberikan pengertian, pandangan, dan pendapat dalam
mengangani kegiatan-kegiatan organisasi secara menyeluruh, baik
mengenai kebijakan, kemungkinan-kemungkinan dalam menghadapi
perubahan-perubahan dan bagaimna mengantisipasinya dalam
mencapai tujuan-tujuan organisasi. Pemimpin yang memiliki
keterampilan konseptual mampu mengetahui bermacam-macam faktor
dalam suatu keadaan yang berkaitan satu sama lain sehingga tindakan
yang diambil ditujukan untuk kepentingan organisasi secara
keseluruhan.
4. Keterampilan manajemen
Keterampilan manajemen adalah seluruh kemampuan yang berkaitan
dengan perencanaan (planing), pengorganisasian (organizing), dan
pengawasan (controling). Seorang pemimpin harus memiliki
kemampuan manajemen yang baik dan dapat merencanakan segala
sesuatu secara matang. Semua rencana yang sudah dibuat juga harus
berjalan sesuai rencana dan tersusun secara sistematis serta memiliki
7
rencana cadangan sehingga ketika rencana sebelumnya gagal, seorang
pemimpin tersebut sudah mempunyai solusi untuk mengatasinya.
5. Keterampilan dalam menilai
Penilaian atau evaluasi ialah suatu usaha untuk mengetahui sampai di
mana suatu kegiatan sudah dapat dilaksanakan atau sampai di mana
suatu tujuan sudah dicapai. Yang dinilai biasanya ialah : hasil kerja,
cara kerja dan orang yang mengerjakannya. Adapun teknik dan
prosedur evaluasi ialah : menentukan tujuan panilaian, menetapkan
norma/ukuran yang akan dinilai. Mengumpulkan data yang dapat
diolah menurut kriteria yang ditentukan, pengolahan data, dan
menyimpulkan hasil penilaian.
8
pemimpin yang sukses harus memiliki antusiasme dan semangat yang
besar. Dengan demikian, orang disekitarnya bisa terinspirasi dan
termotivasi oleh semangatnya. Keterampilan kepemimpinan dalam
organisasi sangat mendorong orang disekitarnya untuk mengambil
upaya menuju tujuan yang diharapkan dalam organisasi. Seorang
pemimpin yang antusias dan berpikiran terbuka akan lebih didekati
oleh orang yang ada disekitarnya. Didekati adalah salah satu atribut
mendasar yang membantu orang lain merasa nyaman dengan
pemimpin dalam organisasi mereka.
3. Percaya Diri
Memunculkan kepercayaan diri sebagai penentu dari kepemimpinan
dalam suatu organisasi. Tanpa kepercayaan diri, seorang pemimpin
tidak bisa mengharapkan orang lain untuk mengikutinya. Untuk
mengambil keputusan yang tepat dan tindakan yang efektif seorang
pemimpin harus memiliki kepercayaan diri dalam dirnya.
4. Tenang
Ketenangan adalah kemampuan seseorang untuk mengambil
keputusan secara rasional dan arif dalam situasi sesulit apa pun. Lama
waktu untuk memutuskan suatu masalah bergantung pada tingkat
kompleksitasnya. Mampu untuk bersikap tenang dalam semua jenis
situasi adalah bagian penting untuk menjadi seorang pemimpin. Rasa
tenang akan membantu dalam mengambil keputusan yang tepat
karena hasil keputusan sepenuhnya tergantung pada keputusan yang
akan diambil dan pengambilan keputusan yang tepat menjadikan
seorang pemimpin yang baik.
5. Mengetahui Keadaan Orang Lain
Untuk menjadi seorang pemimpin yang baik, pemimpin harus tahu
dan memahami keadaan orang-orang disekitarnya. Pemimpin perlu
membuat pilihan, memberikan tanggung jawab dan memilih orang-
orang yang layak untuk mengimplementasikan keputusannya.
Memahami potensi yang dimiliki orang-orang disekitarnya sangat
penting bagi pelaksanaan kerja yang tepat. Membuat pilihan yang adil
9
dan tepat pada waktu yang tepat adalah ciri yang baik untuk
kepemimpinan dalam organisasi.
6. Menghargai Orang Lain
Untuk menjadi pemimpin yang baik, seorang pemimpin harus bisa
menerima pendapat atau masukan dari orang lain. Dengan adanya rasa
saling menghargai, akan menimbulkan kenyamanan dalam suatu
organisasi
10
Dalam setiap permasalahan pemimpin selalu menyertakan pendapat para
bawahnnya dalam pengambilan keputusan, sehingga mereka akan merasa
dilibatkan dalam setiap permasalahan yang ada dan merasa bahwa
pendapatnya selalu diperhitungkan, dengan begitu mereka akan
melaksanakan tugas dengan rasa tanggung jawab akan pekerjaannya
masingmasing.
6. Kepemimpinan Bakat (Indigenous Leadership)
Pemimpin tipe ini memiliki kemampuan dalam mengajak orang lain, dan
diikuti oleh orang lain. Para bawahan akan senang untuk mengikuti perintah
yang diberikan karena pembawaannya yang menyenangkan.
11
selanjutnya akan melancarkan proses pencapaian tujuan organisasi. Menurut
Davis (1972) dalam Thoha (2013) ada empat sifat umum yang mempunyai
pengaruh terhadap keberhasilan dalam kepemimpinan , yaitu :
1. Kecerdasan
Pemimpin mempunyai tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan
dengan yang dipimpin.
2. Kedewasaan dan keluasan hubungan sosial
Pemimpin cenderung menjadi matang dan mempunyai emosi yang stabil,
karena mempunyai perhatian yang luas terhadap aktivitas-aktivitas sosial.
3. Motivasi diri dan dorongan berprestasi
Para pemimpin secara relatif mempunyai dorongan motivasi yang kuat untuk
berprestasi.
4. Sikap-sikap hubungan kemanusiaan
Pemimpin-pemimpin yang berhasil mau mengakui harga diri dan kehormatan
para pengikutnya dan mampu berpihak kepadanya.
12
Pemimpin seperti ini mengutamakan pemberian pedoman dan petunjuk
kepada bawahan bagaimana melakukan pekerjaan serta memberitahukan
mengenai apa yang diharapkan dari mereka.
2. Gaya Kepemimpinan Suportif (pemimpin pendukung)
Pemimpin seperti ini memberi pertimbangan atas kebutuhan bawahan,
memberi perhatian bagi kesejahteraan dan menciptakan keakraban dengan
bawahan dan lingkungan kerja yang menyenangkan.
3. Gaya kepemimpinan partisipatif (pemimpin partisipatif)
Gaya kepemimpinan ini, yaitu beruding dengan bawahan, memberi peluang
kepada bawahan untuk memberi masukan berupa saran dan gagasan sebelum
mengambil keputusan atau mempengaruhi keputusan yang telah dan akan
dibuat.
4. Gaya kepemimpinan yang berorientasi pada prestasi (pemimpin yang
berorientasi pada prestasi)
Pemimpin ini menetapkan tujuan menantang, mengupayakan bawahan
meningkatkan prestasi, serta mendorong bawahan untuk mencapai tujuan dan
hasil karya yang lebih tinggi.
13
3. Tegas dan Adil
Tegas dan adil adalah keputusan yang tidak memihak pada kelompok
tertentu. Keberanian pemimpin untuk bersikap tegas dan adil yang
mengutamakan untuk kepentingan bersama merupakan kunci
pertumbuhan organisasi.
4. Konsisten
Konsisten adalah sikap yang diambil oleh pemimpin untuk tidak
melanggar rambu-rambu yang telah dibuat dan selalu sama dalam
situasi yang mirip.
2.2 Kinerja
Kinerja berasal dari pengertian performance. Ada pula yang memberikan
pengertian performance sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Namun, sebenarnya
kinerja mempunyai makna yang lebih luas, bukan hanya hasil kerja, tetapi
termasuk bagaimana proses pekerjaan berlangsung.
Menurut Amstrong dan Baron (1998) dalam Wibowo (2007), kinerja
merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan
strategis organisasi, kepuasan konsumen, dan memberikan kontribusi pada
ekonomi. Dengan demikian, kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil
yang dicapai dari pekerjaan tersebut. Kinerja adalah tentang apa yang dikerjakan
dan bagaimana cara mengerjakannya.
Kinerja dalam suatu organisasi dilakukan oleh segenap sumber daya
manusia dalam organisasi, baik unsur pimpinan maupun pekerja. Banyak faktor
yang dapat mempengaruhi sumber daya manusia dalam menjalankan kinerjanya.
Setiap pekerja mempunyai kemampuan berdasar pada pengetahuan dan
keterampilan, kompetensi yang sesuai dengan pekerjaannya, motivasi kerja, dan
kepuasan kerja. Namun, pekerja juga mempunyai kepribadian, sikap, dan prilaku
yang dapat mempengaruhi kinerja suatu organisasi tidak hanya dipengaruhi oleh
sumber daya manusia di dalamnya, tetapi juga oleh sumber daya lainnya seperti
dana, bahan peralatan, teknologi dan mekanisme kerja yang berlangsung dalam
organisasi.
14
2.2.1 Tujuan Kinerja
Tujuan kinerja adalah menyesuaikan harapan kinerja individual dengan
tujuan organisasi. Kesesuaian antara upaya pencapaian tujuan individual dengan
tujuan organisasi akan mampu mewujudkan kinerja yang baik (Wibowo, 2007).
Tujuan dapat didefinisikan sebagai apa yang diharapkan untuk dicapai
oleh suatu organisasi, fungsi, departemen dan individu suatu periode waktu
tertentu. Arti pentingnya menetapkan tujuan adalah sebagai proses manajemen
yang memastikan bahwa setiap pekerja individual tahu peran apa yang harus
mereka lakukan dan hasil apa yang perlu mereka capai untuk memaksimumkan
kontribusinya pada keseluruhan bisnis. Setiap pekerja tahu apa sebenarnya
harapan manajer kepada mereka.
Tujuan dapat bersifat work-related, atau berkaitan dengan pekerjaan,
dengan mengacu pada hasil yang dicapai atau kontribusi yang diberikan pada
prestasi organisasional, fungsional atau tujuan tim. Misalnya berupa terjalinnya
koordinasi kerja yang efektif di antara tingkatan manajemen dalam organisasi
untuk mencapai tujuan organisasi. Namun, tujuan dapat pula bersifat personal
atau pribadi, dalam bentuk tujuan dan pengembangan atau pembelajaran yang
bersangkutan dengan apa yang harus dilakukan individu untuk mengembangkan
pengetahuan, keterampilan, dan potensi untuk memperbaiki kinerja di bidang
tertentu.
15
dikerjakan. Tindakan yang dilakukan tergantung dari seberapa besar usaha-
usaha yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan dalam organisasi.
3. A time Element, menunjukan kapan waktu pekerjaan dilakukan. Waktu
pekerjaan disusun terlebih dahulu kemudian orang yang akan melakukan
pekerjaan tersbut dapat menjalankan pekerjaannya untuk mencapai suatu
tujuan.
4. An evaluation method, tentang cara penilaian bagaimana hasil pekerjaan dapat
dicapai. Penilaian kinerja karyawan merupakan sebuah metode untuk
melakukan evaluasi dan apresiasi terhadap kinerja seorang karyawan di
sebuah perusahaan. Proses penilaian kinerja karyawan dilakukan dengan
membandingkan orang per orang untuk dapat menilai hasil pekerjaan yang
dilakukan.
5. The place, menunjukan tempat dimana pekerjaan dilakukan.
Tempat dimana pekerjaan akan dilakukan harus jelas demi kelancaran dalam
melakukan suatu pekerjaan.
16
mendapat imbalan atas upaya mereka dan karyawan yang tidak efektif
mendapat konsekuensi sebaliknya atas kinerjanya yang buruk.
2. Untuk meningkatkan kinerja dengan mengidentifikasi tujuan-tujuan
pengembangan yang spesifik.
3. Untuk mengembangkan tujuan karir sehingga karyawan dapat selalu
menyesuaikan diri dengan tuntutan dinamika organisasi. Semakin
lama, setiap pekerjaan dalam organisasi menjadi semakin menantang
dengan persyaratan-persyaratan baru. Seorang karyawan yang efektif
kinerjanya saat ini belum terjamin akan efektif pula kinerjanya di masa
depan. Ia perlu diberi peluang berkembang dalam pekerjaannya dan
dalam organisasi.
Pimpinan yang sangat sibuk sering tidak menyukai penilaian kinerja.
dengan alasan bahwa ( Wibowo, 2007) :
a. Bawahannnya tidak melakukan pekerjaannya dengan baik seperti
seharusnya.
b. Penilaian Kinerja memerlukan banyak waktu dan waktu bagi manajer
merupakan asset langka.
17
2.4 Faktor-Faktor Pengaruh Kepemimpinan dan Kinerja
Berdasarkan pada penjelasan sebelumnya mengenai kepemimpinan dan
kinerja dirangkum dan digunakan sebagai acuan dalam menentukan faktor yang
akan digunakan dalam proses pengambilan data. Faktor-faktor pengaruh
kepemimpinan dan kinerja akan digunakan dalam proses pembuatan kuesioner,
yaitu sebagai berikut :
18
2.5 Kualifikasi Jasa Pelaksana Konstruksi
Penggolongan kualifikasi usaha jasa perencana konstruksi dan usaha jasa
pengawas konstruksi didasarkan pada kriteria tingkat/kedalaman kompetensi dan
potensi kemampuan usaha, serta kemampuan melakukan perencanaan dan
pengawasan pekerjaan berdasarkan kriteria resiko dan/atau kriteria penggunaan
teknologi dan/atau kriteri besaran biaya (nilai proyek/nilai pekerjaan).
19
dengan maksimum diberi satu sub bidang atau satu bagian sub bidang
pekerjaan.
20
Keterangan Ahli (SKA) minimal ahli muda untuk ditetapkan sebagai Penanggung
jawab teknik (PJT) dan Penanggung Jawab Bidang (PJB).
Kualifikasi B1 dapat melaksanakan pekerjaan dengan batasan nilai
pekerjaan (nilai proyek) diatas Rp. 1 milyar sampai Rp. 250 milyar. Badan usaha
untuk kualifikasi B1 harus berbentuk Perseroan Terbaras (PT). Memiliki Sertifikat
Keterangan Ahli (SKA) minimal ahli madya untuk Penanggung jawab teknik
(PJT) dan Sertifikat Keterangan Ahli (SKA) minimal ahli muda untuk
Penanggung Jawab Bidang (PJB).
Kualifikasi B2 dapat melaksanakan pekerjaan dengan batasan nilai
pekerjaan (nilai proyek) diatas Rp. 1 milyar sampai dengan tidak terbatas. Badan
usaha untuk kualifikasi B2 harus berbentuk Perseroan Terbaras (PT), termasuk
badan usaha Penanam Modal Asing (PT-PMA). Memiliki Sertifikat Keterangan
Ahli (SKA) minimal ahli madya untuk ditetapkan sebagai Penanggung jawab
teknik (PJT).
2.6 Kuesioner
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan yang digunakan untuk memperoleh
data dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal lain yang
perlu diketahui. Penggunaan kuesioner adalah cara pengumpulan data dengan
menggunakan daftar pertanyaan (angket) atau daftar isian terhadap objek yang
diteliti (populasi atau sampel) (Sugiyono, 2012).
21
2.6.1 Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin meneliti semua
yang ada pada populasi, (misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu)
maka dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut. Apa yang
dipelajari dari sampel tersebut, kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi
tersebut. Sampel yang diambil dari populasi harus benar-benar representatif
(mewakili). Bila sampel tidak representatif, maka dapat mengakibatkan
kesimpulan yang diambil tidak akan sesuai dengan kenyataan atau kesimpulan
yang diambil salah (Sugiyono, 2012).
22
Adalah pengambilan sampel secara acak dan berstrata tetapi
sebagian ada yang kurang proporsional pembagiannya dan
dilakukan apabila anggota populasinya hiterogen.
d. Area sampling (sampling daerah/wilayah)
Adalah teknik sampling yang dilakukan dengan cara
mengambil wakil dari setiap daerah/wilayah geografis yang
ada.
2. Nonprobability Sampling
Nonprobability sampling adalah teknik sampling yang tidak
memberikan kesempatan (peluang) pada setiap anggota populasi untuk
dijadikan anggota sampel. Menurut Sugiyono (2012) yang tergolong
dalam teknik ini antara lain :
a. Sampling sistematis
Adalah pengambilan sampel didasarkan atas urutan dari
populasi yang telah diberi nomor urut atau anggota sampel
diambil dari populasi pada jarak interval waktu dan ruang
dengan urutan yang seragam.
b. Sampling kuota
Adalah penentuan sampel dari populasi yang mempunyai
ciri-ciri tertentu sampai jumlah (jatah) yang dikehendaki atau
pengambilan sampel yang didasarkan pada pertimbangan-
pertimbangan tertentu dari peneliti. Pengambilan dengan
teknik quota sampling dilakukan dengan cara menetapkan
jumlah tertentu sebagai target yang harus dipenuhi dalam
pengambilan sampel dari populasi (khususnya yang tidak
terhingga atau tidak jelas), kemudian dengan patokan jumlah
tersebut peneliti mengambil sampel secara sembarang asal
memenuhi persyaratan sebagai sampel dari populasi tersebut.
c. Sampling aksidental
Adalah teknik penentuan sampel berdasarkan faktor
spontanitas, artinya siapa saja secara tidak sengaja bertemu
23
dengan peneliti dan sesuai dengan karakteristiknya, maka
orang tersebut dapat digunakan sebagai sampel (responden).
d. Purposive sampling (sampling pertimbangan)
Adalah teknik sampling yang digunakan peneliti jika peneliti
mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu di dalam
pengambilan sampelnya atau penentuan sampel untuk tujuan
tertentu. Dalam hal ini hanya mereka yang ahli yang patut
memberikan pertimbangan untuk pengambilan sampel yang
diperlukan. Oleh karena itu, sampling ini cocok untuk studi
kasus yang mana aspek dari kasus tunggal yang
representative diamati dan dianalisis.
e. Sampling jenuh
Adalah teknik pengambilan sampel apabila semua populasi
digunakan sebagai sampel dan dikenal juga dengan istilah
sensus. Sampling jenuh dilakukan bila populasinya kurang
dari 30 orang.
f. Snowball sampling
Adalah teknik sampling yang semula berjumlah kecil
kemudian anggota sampel mengajak para sahabatnya untuk
dijadikan sampel dan seterusnya sehingga jumlah sampel
semakin banyak jumlahnya.
24
5. Jawaban STS: Sangat Tidak Setuju, mendapat skor 1
(2.1)
Dimana :
X = Skor yang diperoleh subyek dari seluruh item
Y = Skor total yang diperoleh dari seluruh item
ΣX = Jumlah skor dalam distribusi X
ΣY = Jumlah skor dalam distribusi Y
ΣX2 = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X
ΣY2 = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y
N = Banyaknya responden
Dasar pengambilan keputusan dalam uji validitas adalah :
1. Jika nilai r hitung > r tabel, maka item pertanyaan atau pernyataan
dalam kuesioner berkorelasi signifikan terhadap skor total (artinya
item kuesioner dinyatakan valid).
2. Jika nilai r hitung < r tabel, maka item pertanyaan atau pernyataan
dalam kuesioner tidak berkorelasi signifikan terhadap skor total
(artinya item kuesioner dinyatakan tidak valid).
25
2.8 Uji Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuisioner yang merupakan
indikator dari peubah atau konstruk. Suatu kuisioner dikatakan reliabel atau
handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil
dari waktu ke waktu. Pengujian statistik dalam program SPSS dengan
menggunakan teknik statistik Croambach’s alpha instrumen dikatakan reliabel
untuk mengukur variabel bila nilai alpha lebih besar dari 0,7 maka item-item
angket yang digunakan dinyatakan reliabel atau konsisten, sebaliknya jika nilai
Croambach’s alpha lebih kecil dari 0,7 maka item-item angket yang digunakan
dinyatakan tidak reliabel atau konsisten (Nunnally, 1978) :
𝑘 ∑𝑆𝑖
α = (𝑘−1) × (1 − ) (2.2)
𝑆𝑡
Dimana :
α = nilai reliabilitas
k = jumlah item
St = varians total
∑Si = jumlah varians skor tiap-tiap item
(∑Xi )2
∑Xi 2 −
𝑁
Si = 𝑁
(2.3)
Dimana :
Si = varians skor tiap-tiap item
∑Xi 2 = jumlah kuadrat item xi
(∑Xi )2 = jumlah item xi dikuadratkan
N = jumlah responden
(∑Xt )2
∑Xt 2 −
𝑁
St = (2.4)
𝑁
Dimana :
26
St = varians total
∑Xt 2 = jumlah kuadrat seluruh skor item
(∑Xt )2 = jumlah seluruh skor item dikuadratkan
N = jumlah responden
𝑏1 ∑ 𝑥1 𝑦+𝑏2 ∑ 𝑥2 𝑦+𝑏3 ∑ 𝑥3 𝑦
𝑅𝑦 (1,2,3) = √ ∑ 𝑦2
(2.5)
Dimana :
𝑅𝑦 (1,2,3) = Koefisien korelasi berganda X1, X2 dan X3 terhadap Y.
b1 = Koefisien predictor (X1)
b2 = Koefisien predictor (X2)
b3 = Koefisien predictor (X3)
∑ 𝑥1 𝑦 = Skor deviasi antar X1 dengan Y
∑ 𝑥2 𝑦 = Skor deviasi antara X 2 dengan Y
∑ 𝑥3 𝑦 = Skor deviasi antara X 3 dengan Y
∑ 𝑦2 = Jumlah kuadrat kriterium Y
27
0,800 – 1,000 = Korelasi yang sangat tinggi.
Data yang diperoleh nantinya akan dibantu diolah menggunakan bantuan program
pengolahan data komputer yaitu Statistical Package for Service Solution (SPSS)
19.00 untuk menghasilkan nilai koefisien determinasi yang lebih akurat.
28
terhadap kinerja karyawan yang dinyatakan dalam prosentase. Rumus (Djarwanto,
2007).
D = 𝑅 2 x 100% (2.12)
Dimana:
D = Koefisien determinasi
R = Koefisien korelasi berganda
𝑅 2 /𝑘
F= (2.13)
(1−𝑅 2 )/(𝑛−𝑘−1)
Dimana:
F = F-hitung
R = Koefisien berganda
n = Jumlah data (responden)
k = Jumlah variabel
Langkah-langkah uji statistiknya adalah :
1. Membuat formulasi hipotesis
Ho : R = 0, berarti tidak ada hubungan kepemimpinan secara simultan
terhadap kinerja karyawan.
Hi : R > 0, berarti ada hubungan positif kepemimpinan secara simultan
terhadap kinerja karyawan.
2. Ketentuan pengujian
Menggunakan derajat kepercayaan 95% atau tingkat kesalahan 5% (α=0,05),
derajat bebas pembilang: k dan derajat penyebut : n-k-l maka diperoleh nilai F
tabel 0,05 (k ; n-k-l )
3. Kriteria pengujian
a) Jika F-hitung > F-tabel, maka Ho ditolak berarti signifikan.
29
b) Jika F-hitung < F tabel, maka Ho diterima berarti tidak signifikan.
Dimana :
t = t-hitung
𝑏𝑖 = Koefisien regresi ke-1
𝑆(𝑏𝑖) = Standard error koefisien regresi (X1, X2, X3)
30
BAB III
METODE PENELITIAN
Ide Permasalahan
Variabel Penelitian
Desain Kuesioner
Ya
Pengumpulan Data Primer Tahap II
- Hasil Kuesioner
Uji Kuesioner
1. Uji Validitas
2. Uji Reliabilitas
31
A
Pengolahan Data
- Tabulasi data kuesioner
Hasil
- Tabulasi data
kuesioner
Simpulan dan Saran
32
perkotaan Sarbagita (Denpasar-Badung-Gianyar-Tabanan) yang berada pada
kualifikasi kecil dan menengah. Responden berasal dari para karyawan tetap pada
perusahaan kualifikasi kecil dan menengah di wilayah perkotaan Sarbagita.
33
merupakan variabel terikat karena tingkat kinerja dipengaruhi oleh
kepemimpinan
34
3.2.6 Pilot Study
Pilot study merupakan sebuah pengujian awal atau upaya coba-coba atas
instrument penelitian. Setelah dilakukan desain kuesioner maka selanjutnya
dilakukan pilot study untuk menguji kuesioner yang telah dibuat. Dari pilot study
dapat diketahui apakah metode atau instrumen yang diusulkan atau direncanakan
oleh peniliti cukup baik, sederhana, pantas, ataukah terlalu rumit. Apabila
ditemukan masalah maka dilakukan upaya perbaikan metode serta desain
kuesioner. Pada penelitian ini pilot study dilakukan pada 20-30 responden yang
merupakan bagian dari respondan total penelitian.
35
orang yang benar-benar paham tentang permasalahan yang diajukan dan
memiliki pengalaman kerja dan dilihat dari tingkat pendidikannya.
Katagori expert dalam penelitian ini adalah orang-orang ahli yang
memeiliki kriteria sebagai berikut :
1. Memiliki pengalaman kerja min.5 tahun.
2. Pendidikan minimal SMA/SMK/STM.
3. Staff pegawai yang berada di perusahaan.
36
Construct Validity adalah sebuah metode dimana variabel-variabel yang
digunakan diambil dari berbagai literatur yang memiliki kesamaan topik, sehingga
dapat dikatakan kuesioner yang akan digunakan dalam penelitian ini valid.
37
4. Uji Determinasi
Analisis ini dipergunakan untuk mengetahui variasi hubungan antara
knowledge, skill, dan attitude yang dimiliki pemimpin dalam
kepemimpinan terhadap kinerja karyawan yang dinyatakan dalam
prosentase.
5. Uji F-test
Uji ini digunakan untuk menguji signifikansi nilai koefisien korelasi
berganda sehingga apakah secara simultan (bersama-sama) antara
knowledege, attitude dan skill seorang pemimpin dalam kepemimpinan
mempunyai pengaruh positif dan signifikan atau tidak terhadap kinerja
karyawan pada perusahaan jasa konstruksi.
6. Uji t-test
Uji ini untuk menguji signifikansi masing-masing koefisien regresi
linier berganda, sehingga secara individual pengaruh antara knowledge,
attitude dan skill pemimpin dalam kepemimpinan terhadap kinerja
karyawan pada perusahaan jasa konstruksi adalah signifikan atau diperoleh
kebetulan.
38
DAFTAR PUSTAKA
Djarwanto. 2007. Mengenal Beberapa Uji Statika Dalam Penelitian, Edisi Kedua.
Liberty. Yogyakarta.
Ervianto, W.I.2005. Manajemen Proyek Konstruksi. Andi, Yogyakarta.
Gibson. 1996. Prilaku Struktur
http://id.shvoong.com/business-management/human-resources/2197108-
pengertian%20keterampilan-dan-jenisnya/
Diakses tanggal 14/11/2015.
Ibadurrahman. 2011. Pengaruh gaya Kepemimpinan, Kompensasi, Dan Locus Of
Control (Loc) Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada Pt. Bahtera Citra
Mandiri).
Kartono, K. 2011. Patologi Sosial. PT Raga Grafindo Persada, Jakarta.
Martoyo, S. 2007. Manajeme n Sumber Daya Manusia. Alfabeta, Badung.
Mubrak, W. I. 2007. Promosi Kesehatan. Graha Ilmu. Jogjakarta
Murwansyah. 2014. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Kedua. Alfabeta,
Bandung.
Maramis, W.F. 2006. Ilmu Perilaku Dalam Pelayanan Kesehatan.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27147/4/Chapter%20II.pdf
Diakses tanggal 14/11/2015.
Nunnally. 1978. Pshycometric Theory. McGRAW-Hill, Newyork.
Notoatmodjo, S. 2010. Konsep Pengetahuan.
http://soddis.blogspot.co.id/2014/01/pengertian-pengetahuan-knowledge.html
Diakses tanggal 14/11/2015
Pratama, A. A. N. D. Pengaruh Kompensasi dan Kepemimpinan terhadap Kinerja
Karyawan pada Perusahaan Jasa Konstruksi di Kabupaten Badung. (Tugas
Akhir yang tidak dipublikasikan, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Udayana, 2015).
Ridwan. 2003. Dasar-Dasar Statika. Alfabeta, Bandung.
Robbins, dan Stephen P. 2000. Prinsip-Prinsip Prilaku Organisai.
http://www.duniapelajar.com/2014/07/29/pengertian-keterampilan-menurut-
para-ahli/
Diakses tanggal 14/11/2015.
Sudjana, N. 2001. Penelitian dan Peniliaian Pendidikan. Gramedia Pustaka,
Jakarta.
Sugiyono. 2012. Statika untuk Penelitian. Alfabeta, Bandung.
________. 2010. Statika untuk Penelitian. Alfabeta, Bandung.
________. 2014. Statika untuk Penelitian. Alfabeta, Bandung.
Suwanto dan Priansa. 2011. Manajemen SDM dalam Organisasi Publik dan
Bisnis. Alfabeta, Jakarta.
Thoha, M. 2013. Kepemimpinan Dalam Manajemen. PT Raga Grafindo Persada,
Jakarta.
Wibowo. 2007. Manajemen Kinerja, Edisi Kedua. PT Raga Grafindo Persada,
Jakarta.
Wulan, W. 2013. Manajemen organisasi.
http://wenny16.blogspot.co.id/2013/06/manajemen-organisasi.html
Diakses tanggal 14/11/2015.
39
Wedara. 2015. Tips Kepemimpinan Dalam Mencapai Tujuan Organisasi
http://www.wedaran.com/5372/tips-kepemimpinan-dalam-organisasi-untuk-
mencapai-tujuan/.
Diakses tanggal 15/11/2015.
http://masadepananda.com/artikel.php?id=45
http://mcscv.com/produk_detail.php?page-id=Kualifikasi-Keterampilan-Skill-
Kompetensi-Paling-Dicari-Dunia-
Kerja&rdmt=76766&id=defadm&pid=kualifikasi-skill-paling-dicari-perusahaan-
dalam-rekruitasi-tenaga-kerja
http://khoirurosida.blogspot.co.id/2012/08/faktor-faktor-yang-
mempengaruhi_2571.html
40
KUESIONER
UNTUK TUGAS AKHIR
Oleh :
NI KADEK DWIRARAVIKA
NIM: 1204105004
41
Kepada
Yth.
di Tempat
Dalam rangka penyusunan Tugas Akhir, saya sebagai mahasiswa Jurusan teknik
Sipil Fakultas Teknik Universitas Udayana akan melakukan penelitian mengenai :
“Pengaruh Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan pada
Perusahaan Jasa Konstruksi di Wilayah Perkotaan Sarbagita.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan
terhadap kinerja karyawan pada perusahaan jasa konstruksi di wilayah perkotaan
Sarbagita (Denpasar-Badung-Gianyar-Tabanan).
Besar harapan saya agar Bapak/Ibu bersedia untuk mengisi pernyataan-
pernyataan yang sudah tersedia didalam kuesioner ini. Atas kesediaanya, saya
ucapkan terimakasih.
Hormat Saya
Ni Kadek Dwiraravika
42
KUESIONER
A. DATA PERUSAHAAN
1. Nama Perusahaan :
2. Alamat Perusahaan :
3. Kualifikasi : K1 K2 K3 M1 M2 B1
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
N = Netral/ Ragu-ragu/ Kurang Setuju
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
D. KONTAK :
Jika ada pertanyaan terkait dengan survei ini, Bapak/Ibu responden dapat
menghubungi tim peneliti sebagai berikut :
Nama : Ni Kadek Dwiraravika
HP : 085238925917
43
E. Daftar Pernyataan
I. Kepemimpinan
No. Pernyataan STS TS N S SS
Pengetahuan (Knowledge)
44
II. Kinerja
No. Pernyataan STS TS N S SS
45