Anda di halaman 1dari 12

PENGOLAHAN LIMBAH PLASTIK/AVALLAN MENJADI BIJIH

PLASTIK BERNILAI EKONOMIS SEBAGAI SOLUSI ALTERNATIF


UNTUK PENGURANGAN SAMPAH PLASTIK
MAKALAH
Dibuat untuk memenuhi tugas UTS mata kuliah Hukum Lingkungan
Tahun ajaran 2015/2016

Disusun oleh:
Ponco wahyudi 14040704064
Ahmad Hafidz JP 14040704066
Satria Wirayudha 14040704110
Kelas : B (2014)

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS ILMU SOSIAL & HUKUM
JURUSAN HUKUM
PROGRAM STUDI S1 ILMU HUKUM
2016
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul makalah tentang hukum
lingkungan yang kami beri judul “pengolahan limbah plastic/avallan menjadi bijih plastic
bernilai ekonomis sebagai solusi alternatif untuk pengurangan sampah plastik”.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak.
Bimbingan dan arahan dari Dosen Pengampu Mata Kuliah Hukum Lingkungan, dan rekan-rekan
mahasiswa Universitas Negeri Surabaya yang selalu memberikan motivasi kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar tulisan ini dapat
lebih baik lagi. Akhir kata penulis berharap kerangka acuan makalah ini dapat memberikan
wawasan dan pengetahuan kepada para pembaca pada umumnya dan pada penulis pada
khusunya.

ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ii

Daftar Isi iii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 2

1.3 tujuan penulisan 2

BAB II PEMBAHASAN 3

2.1 Jenis Usaha Dan Proses Daur Ulang 3

2.1.1 Jenis Usaha 3


2.1.2 Proses Daur Ulang 4

2.1.2.1 Pengolahan Biji Plastik Skala Besar 5

2.1.2.2 Pengolahan Bijih Plastik Skala Kecil 6

2.2 Mekanisme Proses Perizinan Dan Lembaga Yang Berwenang Mengeluarkannya 6

BAB III PENUTUP 8

3.1 Kesimpulan 8

3.2 Penutup 8

Daftar Pustaka 9

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Plastik menjadi bahan pembungkus yang paling banyak digunakan masyarakat.


Meskipun semangat go green terus dikumandangkan oleh sebagian besar masyarakat dan
banyak yang mencoba menghindarinya, penggunaan plastik di Indonesia hingga kini
belum menurun. Hal tersebut dibuktikan dengan fakta di lapangan yang sering terlihat
yakni tumpukan sampah di TPA semakin hari semakin menggunung, selain itu sungai-
sungai di kota-kota besar di Indonesia juga kerap kali dicemari oleh sampah plastik dari
masyarakat sekitar.

Polemik tentang sampah sebenarnya merupakan sebuah masalah yang klasikal di


Indonesia, dan telah menjadi beban tugas setiap pemimpin yang memimpin republik ini.
Namun, kurangnya kebijakan yang konkret & masih sangat rendahnya tingkat partisipasi
masyarakat menyebabkan seakan-akan penanganan masalah sampah tersebut jalan di
tempat. Sampah plastik adalah bahan yang cukup sulit untuk diuraikan. Penggunaan
plastik sebagai kemasan sudah sangat massif dari sachet shampoo yang kecil, gelas
minuman, kantong plastik, bungkus deterjen, dan masih banyak lagi untuk disebutkan
satu per satu. Dan kita sering membuangnya saja tanpa mnegerti nilai ke-ekonomian-nya.
Memang sampah merupakan persoalan tersendiri yang tak pernah selesai dibahas, apalagi
di tengah ‘pemanasan global’ yang bukan sekedar isu lagi. Sampah non organik menjadi
salah satu tersangka utama atas dosa abadinya yaitu tidak mau diurai oleh alam secara
alami.

Daur ulang adalah salah satu strategi pengolahan sampah non organik yang secara
garis besar meliput kegiatan pengumpulan sampah, penyortiran, pembersihan, dan
pemrosesan material baru untuk proses produksi. Dengan daur ulang, sampah yang

1
tadinya tak berguna disulap menjadi produk baru yang bernilai guna sama maupun
produk baru yang punya fungsi berbeda. Dalam pengertian sempit, tak jarang proses atau
kegiatan daur ulang dinilai sebagai proses yang (lebih) mahal dibanding membuat produk
baru. Namun secara kompleks, tujuan dari kegiatan daur ulang memiliki cakupan yang
luas, yaitu mengurangi penggunaan bahan baku yang baru, mengurangi penggunaan
energi, mengurangi kerusakan lahan, dan mengurangi polusi dan emisi gas rumah kaca,
ketimbang proses pembuatan barang baru. Penghematan energi dan polusi yang cukup
besar bisa didapatkan dari daur ulang kertas, logam, kaca, dan plastik. Sehinga, pada
akhirnya volume plastik yang beredar di masyarakat akan lebih berkurang dan lebih
baiknya lagi, sampah plastik yang sebelumnya dianggap tidak bernilai oleh masyarakat
awam menjadi bernilai ekonomis yang cukup menguntungkan bagi pelaku usaha tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang diatas dapat kami rumuskan beberapa rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Jenis usaha apakah yang akan ditekuni dan bagaimanakah proses daur ulang dari
sampah plastik tersebut?
2. Bagaimanakah mekanisme proses izin yang dilalui untuk mendirikan usaha
tersebut dan lembaga apa saja yang berwenang mengeluarkannya?
1.3 Tujuan Penulisan
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas UTS pada mata kuliah Hukum
lingkungan dan ingin lebih mengetahui serta mengkaji tentang azas ilmu hukum
Indonesia itu sendiri khusunya dalam sub materi azas hukum yang berkaitan dengan
lingkungan hidup.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Jenis usaha & Proses daur ulang


2.1.1 Jenis Usaha
Dalam jenis usaha ini, kelompok kami memilih usaha daur ulang limbah
plastik, alasan kelompok kami memilih usaha ini adalah dikarenakan
keprihatinan kami atas keadaan lingkungan sekitar kami yakni problematika
tentang sampah yang menurut kami tak kunjung terselesaikan. Sampah plastik
itu sendiri merupakan hasil dari limbah kegiatan sehari-hari manusia, karena
saat ini kehidupan manusia seperti tak dapat lepas dari plastik. Kebanyakan
orang menganggap plastik sebagai sampah apabila telah habis fungsinya,
padahal seperti yang kita ketahui butuh waktu hingga ratusan tahun untuk
menguraikan sampah plastik itu sendiri dari dalam tanah. Tentu tak dapat
dibayangkan bagaimana keadaan bumi sekarang, yang mungkin saja sudah
banyak plastik yang terpendam di dalam tanah. Sebenarnya sampah plastik
memiliki nilai jual kembali apabila dapat dikelola dengan baik dengan cara
mendaur ulangnya kembali menjadi biji plastik untu kemudian dijual kembali
ke pabrik-pabrik pembuat plastik, sehingga tidak perlu lagi ada pembuatan biji
plastik baru melainkan hanya memanfaatkan plastik bekas pakai yang
kemudian di daur ulang. Namun, sayangnya hal tersebut masih sangat jarang
diterapkan oleh kebanyakan masyarakat maupun pengusaha, sehingga dengan
melihat masih belum begitu ketatnya persaingan salam sektor usaha ini maka
prospek kedepan bagi para pengusaha yang bergerak dalam sektor ini cukup
menjanjikan.
Plastik menjadi bahan pembungkus yang paling banyak digunakan
masyarakat. Meski semangat go green terus berkumandang dan banyak yang
mencoba menghindarinya, penggunaan plastik hingga kini belum menurun.
Itulah sebabnya bisnis penggilingan plastik tetap menggelinding. Penggilingan

3
sampah plastik merupakan bagian penting dalam sistem daur ulang plastik.
Proses itu menjadi jembatan agar sampah plastik bisa bermanfaat. Para
penggiling sampah mengumpulkan plastik berupa botol, gelas atau lembaran
plastik dari pemulung atau mencarinya sendiri. Sampah plastik digiling
menjadi cacahan plastik. Kemudian, hasilnya dijual ke pabrik plastik.
Di pabrik, cacahan itu diolah menjadi plastik baru. Biasanya, ada dua
proses dalam pengolahan sampah plastik, yaitu penggilingan kering dan
basah. Jika penggilingan kering, pencucian dilakukan setelah proses giling.
Adapun penggilingan basah caranya mencampur plastik dengan air dingin
atau panas. Karena tingkat kebersihan dan kejernihan berbeda dan menurut
beberapa sumber, lebih baik menggunakan air digin agar menghasilkan olahan
yang lebih bersih. Dan biasanya, selain dijual ke pabrik-pabrik pengolahan
plastik dalam negeri, ada juga yang menjual hasil cacahan plastik tersebut ke
pasar luar negeri dan omzetnya bisa sekitar Rp 200 juta-an.
Aliran kas di bisnis penggilingan plastik dipercaya tergolong cepat.
Karena biasanya pengusaha pengolahan plastik bekas harus membayar
langsung secara tunai para pengepul sampah plastik. Untuk menghindari
kemacetan pembayaran, disarankan agar Anda meminta bayaran tunai ke
pabrik-pabrik yang membeli plastik olahannya. Dengan peluang tersebut,
tertarik-kah Anda untuk berbisnis pengolahan sampah plastik? Selain Anda
mengelola keuangan sendiri sebagai bos, Anda juga bisa membuka lapangan
pekerjaan bagi banyak orang lain dan orang lain tersebut tidak membutuhkan
modal khusus untuk mengikuti bisnis Anda tersebut. Mereka hanya tinggal
memungut sampah plastik sebagai pemungut, hingga mungkin berkembang ke
pengepul hingga sampailah ke tangan Anda sebagai pendaur ulang sampah.

2.1.2 Proses Daur Ulang


Sampah plastik adalah bahan yang cukup sulit untuk diuraikan.
Penggunaan plastik sebagai kemasan sudah sangat massif mulai dari sachet
shampoo yang kecil, gelas minuman, kantung plastik, bungkus deterjen, dan

4
masih banyak lagi untuk disebutkan satu per satu. Dan kita sering
membuangnya begitu saja tanpa sadar nilai keekonomiannya. Memang
sampah merupakan persoalan tersendiri yang tak pernah selesai dibahas
apalagi di tengah isu global warming. Sampah non-organik menjadi salah satu
tersangka utama atas “dosa abadinya” yaitu tidak mau diurai oleh alam secara
alami.
Daur ulang adalah salah satu strategi pengolahan sampah non-organik
yang secara garis besar meliputi kegiatanpengumpulan sampah, pernyotiran,
pembersihan, dan pemrosesan material baru untuk proses produksi. Dengan
daur ulang, sampah yang tadinya tak berguna disulap menjadi produk baru
yang punya fungsi berbeda. Dalam pengertian sempit, tak jarang proses atau
kegatan daur ulang dinilai sebagai proses yang (lebih) mahal disbanding
membuat produk baru. Namun secara kompleks, tujuan dari kegiatan daur
ulang memiliki cakupan yang luas, yaitu mengurangi penggunaan bahan baku
yang baru, mengurangi penggunaan energy, mengurangi kerusakan lahan, dan
mengurangi polusi serta emisi gas rumah kaca, ketimbang proses pembuatan
bahan baku baru. Penghematan energy dan polusi yang cukupbesar bisa di
dapatkan dari daur ulang kertas, logam, kaca, dan plastik.

2.1.2.1 Pengolahan biji plastik skala besar


Secara garis besar, pabrik pengolah plastik akan memproses biji plastik
baru dalam berbagai bentuk melalui beberapa proses :
 Biji plastik dicuci dengan cairan kimia atau cairan panas
 Dipanakan sampai cair, diberi pewarna (sesuai permintaan)
 Dicetak menyerupai lidi panjang
 Dipotong kecil-kecil (sesuai permintaan)

Dalam proses pelelehan biasanya ditambahkan polimer guna


merekatkan, melenturkan plastik agar tidak mudah patah atau pecah saat
dibentuk nantinya.

5
Potongan-potongan plastik yang sudah diwarnai ini dimasukkan ke
dalam mesin cetak (moulding machine) untuk dilelehkan dan dicetak
sesuai keinginan. Misalnya, ember, gayung, tas plastik, jerigen, dan lain-
lain. Nah, produk semacam inilah yang sering kita jumpai di pasaran.

2.1.2.2 Pengolahan biji plastik skala kecil


Perlu diketahui, tidak semua plastik dapat di daur ulang, terdapat
karakteristik tertentu dari plastik agar dapat dicacah oleh mesin pencacah
plastik agar dapat dijadikan sebagai biji plastik.
Jenis plastik yang dapat dicacah dengan mesin adalah jenis plastik yang
berkarakter cenderung keras dan tebal (bukan tipis seperti tas plastik atau tas
kresek). Contohnya adalah botol minuman, kursi plastik dan sebagainya.
Biasanya berkode PET (Poly Ethylene Therapalate), HDPE (High Density
Polyethylene), PVC (Poly Vinyl Chlorida), PP (Poly Propylene), dan PS (Poly
Styrene). PET pada umumnya digunakan pada produk botol minuman atau
bahan konsumsi cair lainnya, HDPE pada botol diterjen, PVC pada pipa dan
furniture, sedang PP pada tutup botol minuman. Dan PS sering dipakai pada
pembuat kotak makan, kotak pembungkus daging, cangkir dan peralatan
dapur lainnya.

2.2 Mekanisme proses perizinan dan lembaga yang berwenang


mengeluarkannya

Sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri Perdagangan RI Nomor 77/M-


DAG/PER/12/2013 tentang penerbitan surat izin usaha perdagangan dan tanda
daftar perusahaan secara simultan bagi perusahaan perdagangan mewajibkan bagi
setiap badan usaha yang akan memulai kegiatan usahanya untuk mengajuka

6
permohonan penerbitan SIUP dan TDP secara simultan di pelayanan terpadu satu
pintu dibawah arahan Kementerian Perdagangan Republik Indonesia.1

Dikarenakan perusahaan ini masih berbentuk perorangan maka sesuai


dengan ketentuan pasal 4 huruf d, syarat perusahaan perseorangan untuk
mendapatkan izin usaha ialah:

1. Fotokopi akta pendirian perusahaan (apabila ada),


2. Fotokopi kartu tanda penduduk (KTP) pemilik atau penanggungjawab
perusahaan,
3. Surat pernyataan dari pemohon tentang lokasi usaha perusahaan,
4. Foto pemilik atau penanggungjawab perusahaan ukuran 3x4 cm (2
lembar), dan
5. Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).2

Sebenarnya untuk jenis usaha ini telah dilindungi oleh ketentuan


perundang-undangan yakni dalam Perpres Nomor 98 tahun 2014 tentang
perizinan untuk usaha mikro dan kecil pasal 2 ayat (1) dan (2) yang pada intinya
pembentukan perpres ini diperuntukkan bagi para pelaku usaha mikro kecil &
menengah serta memberikan kepastian hukum dan sarana pemberdayaan bagi
pelaku usaha mikro dan kecil dalam mengembangka usahanya. 3 Sementara untuk
pejabat yang berwenang dalam mengeluarkan izin IUMK adalah pejabat daerah
setempat yakni Bupati/Walikota dan dapat didelegasikan kepada Camat serta
dapat didelegasikan kembali kepada Lurah/Kepala Desa dengan pertimbangan
karakteristik wilayah setempat.4

1
Peraturan Menteri Perdagangan RI Nomor 77/M-DAG/PER/12/2013
2
Peraturan Menteri Perdagangan RI Nomor 77/M-DAG/PER/12/2013 Pasal 4 huruf d
3
Peraturan Presiden RI Nomor 98 tahun 2014 pasal 2 ayat (1) dan (2)
4
Peraturan Presiden RI Nomor 98 tahun 2014 pasal 4

7
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pada pembahasan di atas dapat menarik kesimpulan yakni ,


limbah plastik adalah limbah yang tergolong sulit di uraikan oleh tanah. Limbah
plastik dapat di daur ulang dengan tujuan untuk mengurangi dampak negatif yang
di timbulkan oleh limbah plastik dan pengolahan limbah plastik lebih menghemat
energi dan mengurangi polusi yang cukup signifikan.

Usaha pengolahan limbah plastik ini terbagi menjadi 2 jenis yakni

a) pengolahan biji limbah plastik skala kecil, yang biasanya produk yang
di hasilkan adalah botol minuman, gelas plastik, pipa (PVC) dsb.
b) pengolahan biji limbah plastik skala besar, yang biasanya produk yang
di hasilkan adalah ember, tas plastik, gayung dsb.

Mekanisme perizinan untuk mendirikan usaha pengolahan biji limbah


plastik adalah melalui permohonan SIUP dan TDP ke kantor dinas perindustrian
dan perdagangan berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan RI Nomor 77/M-
DAG/PER/12/2013. Dan agar usaha ini mendapat perlindungan hukum maka
pengusaha wajib untuk mengajukan permohonan pembuatan IUMK(Izin Usaha
Mikro dan Kecil) kepada bupati/ camat/ lurah berdasrkan Perpres Nomor 98 tahun
2014

3.2 Saran

Dalam usaha pengolahan biji limbah plastik penulis menyarankan agar


usaha ini lebih ditingkatkan lagi dari segi produksi, teknologi , dan peraturan
perundang- undangnya. Karena jenis usaha pengolahan biji limbah plastik ii
termasuk usaha yang sangat baik untuk megurangi pencemaran lingkungan yang
ditimbulkan dari limbah plastik.

8
DAFTAR PUSTAKA

 Gunawan, Gugun.2007. Mengelola Sampah Menjadi Uang.


Jakarta: Trans Media
 Suparmoko.2000. Ekonomika Lingkunagn. Gajah Mada University
Press, Yogyakarta
 Peraturan Menteri Perdagangan RI Nomor 77/M-
DAG/PER/12/2013 Pasal 4 huruf d

 Peraturan Presiden RI Nomor 98 tahun 2014 pasal 2 ayat (1) dan


(2)
 Peraturan Presiden RI Nomor 98 tahun 2014 pasal 4

Anda mungkin juga menyukai