Anda di halaman 1dari 19

SURAT PERNYATAAN

Laporan kasus ini diajukan oleh :

Nama : Anastasia Saskia Ratu-Langie

NIM : 1710221075

Program Studi : S1 Fakultas Kedokteran

Tahun Akademik : Mei 2018

Menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat dalam penulisan laporan
kasus saya yang berjudul :

Skizofrenia YTT

Apabila suatu saat saya terbukti melakukan plagiat, maka saya akan menerima
sanksi yang telah ditetapkan.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Jakarta, Mei 2018

Anastasia Saskia Ratu-Langie


I. Identitas Pasien

Nama : Tn.F

Usia : 30 tahun

Status Pernikahan : Belum menikah

Pekerjaan : tidak bekerja

Pendidikan : SMA

Tanggal periksa : 30 Mei 2018

II. Riwayat Psikiatri

Anamnesis dilakukan pada tanggal 30/05/2018 secara autoanamnesis di


Poliklinik Kesehatan Jiwa Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan.

A. Keluhan Utama

Pasien datang ke Poliklinik Kesehatan Jiwa Rumah Sakit Umum


Pusat Persahabatan pasien datang dengan keluhan cemas dan obat telah
habis.

B. Riwayat Gangguan Sekarang


Pasien seorang laki-laki berusia 30 tahun datang ke Poliklinik
Kesehatan Jiwa Rumah Sakit Umum Pusar Persahabatan dengan
keluhan cemas dan obat cemas telah habis. Pasien datang dengan
seorang diri. Pasien dateng menggunakan pakaian sopan namun kurang
rapih. Pasien datang dengan menggunakan kaos lengan pendek
berwarna merah cabai. Pasien memiliki kulit yang berwarna sawo
matang, rambut tampak sedikit botak dan tipis, dan tubuh tampak sedikit
gemuk.
Pasien mengaku memiliki gangguan cemas dan mengatakan bahwa
obat cemas miliknya telah habis. Pasien mengatakan apabila pasien

1
tidak minum obat cemas maka dirinya akan merasa gelisah,sulit tidur,
kesulitan napas, sesak, pikiran terganggu, dan berdebar-debar. Pasien
mengatakan perasaan cemasnya bertambah apabila penyakit asam
lambungnya sedang kumat. Pasien mengaku memiliki penyakit cemas
mulai di rasakan ketika pasien harus melakukan operasi empedu pada
akhir tahun 2016 lalu. Sejak tahun 2014 sampai dengan tahun 2016
pasien diberikan obat nyeri setelah pasien diketahui memiliki penyakit
empedu. Pasien mengaku memiliki penyakit asam lambung, hipertensi,
dan hiperkolesterolemia. Pasien juga mengatakan bahawa dirinya
pernah memiliki penyakit saraf kejepit. Beberapa bulan yang lalu pasien
mengatakan sempat masuk IGD karena sakit asam lambung. Kemudian
pasien mengatakan ia kemudian dilakukan endoskopi dan dari hasil
endoskopi ditemukan erosi pada lambung pasien.
Pasien ditanyakan apakah mendengar suara-suara bisikan kemudian
pasien menjawab bahwa tidak merasa adanya bisikan-bisikan. Hal ini
menunjukan bahwa tidak ada halusinasi auditorik. Lalu pasien ditanya
apakah pasien pernah melihat sosok bayangan yang tidak bisa dilihat
oleh orang lain tapi bias dilihat oleh dirinya, kemudian pasien
mengatakan dapat melihat setan. atau apakah pasien pernah melihat
sosok bayangan yang tidak bisa dilihat oleh orang lain namun dapat
dilihat oleh pasien, hal ini untuk menilai apakah ada gangguan
halusinasi visual atau tidak pada pasien. Berdasarkan pernyataan pasien
menunjukan adanya halusinasi visual. Kemudian pasien ditanyakan
apakah pernah mencium bau yang orang lain tidak bias menciumnya.
Kemudian pasien mengatakan bahwa dirinya bisa dan sering mencium
bau-bau mawar. Berdasarkan pernyataan pasien hal ini menunjukan
adanya halusinasi olfaktorius. Setelah itu pasien ditanyakan apakah
pernah merasa adanya sentuhan pada tubuhnya walau tidak ada benda
atau seseorang disekitarnya. Kemudian pasien mengatakan bisa
merasakan kehadiran makhluk halus dengan merasakan bahwa tangan
pasien seperti ada yang menyentuh. Hal ini menunjukan adanya
halusinasi taktil pada pasien.

2
Pasien mengatakan tidak merasa adanya pikiran yang tiba-tiba
kosong dan terlepas. Hal ini menunjukan bahwa tidak ada waham
withdrawl pada pasien ini. Pasien juga menngatakan tidak merasa kalau
orang-orang sekitar tahu isi pikirannya. Hal ini menunjukan bahwa tidak
ada delusion of reference pada pasien. Pasien mengatakan tidak merasa
bahwa pembawa acara membicarakannya atau meledek dirinya. Hal ini
menunjukan bahwa tidak ada thought of broadcasting pada pasien ini.
Pasien juga mengatakan tidak ada perasaan bahwa pasien bukan atau
tidak mengenali dirinya. Hal ini menunjukan bahwa tidak ada
depersonalisasi. Pasien juga mengatakan bahwa dirinya tidak merasa
asing dengan lingkungan sekitarnya saat ini. Hal ini menunjukan bahwa
tidak ada derealisasi pada pasien.
Kemudian untuk mengukur daya nilai kognitif pasien yaitu dengan
cara pemeriksa menanyakan hasil hitung matematika dasar 100-7
kemudan pasien dapat menjawab spontan 93 kemudian ditanyakan lagi
93 dikurangi 7 kemudian pasien dapat menjawab dengan spontan 86.
Hal ini menunjukan bahwa daya nilai kognitif pasien baik. Kemudian
untuk menilai pengetahuan umumnya pasien ditanyakan presiden
Indonesia yang menjabat sebelum Jokowi. Kemudian pasien menjawab
SBY. Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan umum pasien baik.
Kemudian untuk menilai apakah ada gangguan mental akibat
penyalahgunaan NAPZA dan alcohol, pasien mengatakan tidak pernah
mengkonsumsi NAPZA dan alkohol. Setelah itu pasien ditanyaakan
mengenai status sekolah pasien. Pasien dapat menyebutkan alamat
dimana dirinya bersekolah dulu dari SD,SMP hingga tamat SMA.
Pasien mengatakan bahwa dirinya pernah tidak naik kelas saat SD
karena kecelakaan. Pasien mengaku bahwa masa kecilnya memiliki
banyak teman dan dapat bersosialisasi dengan baik. Hal ini menunjukan
bahwa daya ingat jangka panjang pasien baik. Pasien dapat
menceritakan dengan siapa dan naik apa pasien ke rumah sakit
persahabatan. Setelah itu saat pasien diminta mengulangi 3 kata benda

3
yang telah disebutkan pemeriksa sebelumnya dan pasien dapat
mengulangi 3 kata benda tersebut dengan lancar.
Setelah itu pasien ditanyakan perasaannya saat ini, apakah ada
perasaan sedih, kehilangan minat beraktifitas, tampak lelah dan tidak
segar. Kemudian pasien mengatakan saat ini pasien merasa sedih karena
ibu pasien tidak bisa tertidur dengan nyenyak dan ibu pasien
ketergantungan obat tidur. Pasien merasakan sedih karena ibu pasien
seperti sedang ada masalah sehingga pasien akhir-akhir ini merasakan
cemas memikirkan ibunya. Pasien ditanyakan juga apakah ada rasa
bahagia berlebihan atau sedang sangat bersemangat beraktifitas dan
muncul banyak ide. Kemudian pasien mengatakan tidak merasa adanya
perasaan tersebut. Kemudian pasien ditanyakan apa arti dari panjang
tangan. Kemudian pasien menjawab suka mencuri. Lalu pasien
ditanyakan apa yang akan dilakukan jika melihat anak ingin
menyebrang. Lalu apsien menjawab bahwa pasien akan membantu
menyebrangkan anak tersebut apabila penyakit asam lambung pasien
sedang tidak kambuh. Namun bila penyakit asam lambung pasien
kambuh, pasien tidak mau menyebrangkan anak tersebut.
Pasien saat ini belum menikah, dan tinggal bersama orang tua.
Pasien belum memiliki rumah pribadi. Pasien mengatakan pekerjaan
nya adalah penjual galon. Namun saat ini pasien tidak bekerja karena
tempat pasien bekerja sedang diadakan sweeping oleh satpol PP
sehingga pasien sudah tidak bekerja selama 2 bulan terakhir ini.
Penghasilan sehari-hari kebanyakan didapatkan dari saudara-
saudaranya. Pasien berobat menggunakan BPJS.
Saat ditanyakan 3 harapan yang diinginkan pasien:
1. Pasien ingin menyenangkan Tuhan
2. Menyenangkan Ibu
3. Bermanfaat bagi semua orang

4
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya
1. Riwayat gangguan psikiatri
Tidak ada keluarga yang menderita seperti ini
2. Riwayat gangguan medik
Pasien mengaku memiliki penyakit asam lambung, hipertensi, saraf
kejepit (HNP), dan pernah sakit batu empedu.
3. Riwayat pengguanaan NAPZA dan alcohol
Pasien mengatakan tidak pernah mengkonsumsi NAPZA maupun
minum alcohol

D. Riwayat Kehidupan Pribadi


1. Riwayat Prenatal
Pasien dilahirkan secara normal
2. Riwayat Masa anak-anak dan remaja
Pasien mengatakan pernah tidak naik kelas saat SD karena
kecelakaan
3. Riwayat Pendidikan
Pendidikan terakhir pasien adalah SMA
4. Riwayat Pekerjaan
Pasien pernah menjual galon, namun saat ini sudah tidak
bekerja karena tempat dirinya bekerja telah di sweeping oleh
satpol PP
5. Riwayat Pernikahan
Pasien belum menikah dan tinggal bersama orangtuanya.
6. Aktifitas Sosial
Pasien mengaku orang partai. Pasien mengatakan dapat
bersosialisasi di lingkungan.
7. Riwayat Keluarga sama
Tidak ada anggota dalam keluarga yang menderita penyakit
yang sama

E. Situasi Sosial Sekarang dan Ekonomi

5
Pasien adalah seorang laki-laki berusia 30 tahun, Pasien saat ini
belum menikah, dan tinggal bersama orang tua. Pasien belum memiliki
rumah pribadi. Pasien mengatakan pekerjaan nya adalah penjual galon.
Namun saat ini pasien tidak bekerja karena tempat pasien bekerja
sedang diadakan sweeping oleh satpol PP sehingga pasien sudah tidak
bekerja selama 2 bulan terakhir ini. Penghasilan sehari-hari kebanyakan
didapatkan dari saudara-saudaranya. Pasien berobat menggunakan
BPJS.

F. Persepsi (tanggapan) pasien tentang dirinya dan kehidupannya


Keinginan pasien adalah pasien ingin menyenangkan Tuhan,
Menyenangkan Ibu, dan bermanfaat bagi semua orang.

III. Status Mental


A. Deskripsi Umum
 Penampilan
Pasien dateng menggunakan pakaian sopan namun kurang
rapih. Pasien datang dengan menggunakan kaos lengan pendek
berwarna merah cabai. Pasien memiliki kulit yang berwarna
sawo matang, rambut tampak sedikit botak dan tipis, dan tubuh
tampak sedikit gemuk.

 Kesadaran
a.) Kesadaran Umum : Compos Mentis.
b.) Kontak Psikis : Kontak psikis baik, komunikasi
baik dan kooperatif

 Perilaku dan aktivitas psikomotor


a.) Cara berjalan : Pasien dapat berjalan sendiri
dengan baik tanpa bantuan orang
lain.

b.) Aktivitas Psikomotor : Kooperatif, kontak mata

6
kurang baik, namun dapat
menjawab pertanyaan yang
diajukan oleh pemeriksa, dan
tidak terdapat gerakan-
gerakan involunter.
 Pembicaraan

a.) Kuantitas : Baik, pasien dapat menjawab seluruh


pertanyaan yang diberikan pemeriksa dan
dapat mengungkapkan keluhan, serta
perasaan pasien.

b.) Kualitas : Baik, bicara spontan, artikulasi kurang jelas,


volume cukup, isi pembicaraan dapat
dimengerti.

 Sikap terhadap pemeriksaan


Pasien kooperatif namun pandangan pasien tidak menghadap
pemeriksa. Pasien mau menjawab pertanyaan yang diajukan
pemeriksa.

B. Keadaan Afektif

1. Mood : biasa

2. Afek : luas

3. Keserasian : mood dan afek serasi

4. Empati : pemeriksa tidak dapat merasakan apa yang


dirasakan pasien.

7
C. Fungsi intelektual/kognitif
 Taraf Pendidikan, Pengetahuan umum dan Kecerdasan
a.) Taraf Pendidikan
Pendidikan terakhir pasien adalah tamat SMA,
pengetahuan umum, serta kemampuan berhitung baik.

b.) Pengetahuan Umum


Pengetahuan umum baik, pasien dapat menjawab
pertanyaan presiden Indonesia yang menjabat sebelum
Presiden Jokowi.

 Daya Konsentrasi
Pasien dapat mengingat 3 kata benda yang ditanyakan oleh
pemeriksa. Hal ini menunjukan daya konsentrasi pasien baik.

 Orientasi
a) Waktu : Baik, pasien dapat mengetahui waktu
pemeriksaan yaitu pada siang hari.
b) Tempat : Baik,pasien dapat mengetahui berada dimana,
yaitu di RSUP Persahabatan.
c) Orang : Pasien dapat mengetahui sedang berbicara
dengan koas
d) Situasi : Pasien dapat mengetahui sedang melakukan
apa, yaitu sedang melakukan wawancara dengan
koas.

 Daya Ingat
a) Daya ingat jangka panjang
Baik, pasien dapat menceritakan masa kecilnya masa
dimana dirinya bersekolah dulu dari SD di mts 17, SMP
di komplek kehakiman, dan SMA di percetakan Negara.

8
b) Daya ingat jangka menengah
Pasien dapat mengingat dan menceritakan tinggal
dimana dan bersama siapa.

c) Daya ingat jangka pendek


Baik, pasien dapat menceritakan datang naik apa dan
Bersama siapa.

d) Daya ingat segera


Baik, pasien dapat menyebutkan kembali 3 kata benda
yang disebutkan oleh pemeriksa sebelumnya.

 Pikiran abstrak
Pasien dapat menjawab Pertanyaan arti dari pribahasa
“panjang tangan” dengan baik.

 Bakat kreatif
Tidak ditanyakan

 Kemampuan menolong diri sendiri


Pasien dapat mengurus dirinya sendiri dan dapat minum obat
sendiri tanpa bantuan pihak lain.

D. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi dan Ilusi
a. Halusinasi auditorik : tidak ada
b. Halusinasi Visual : ada
c. Halusinasi Taktil : ada
d. Halusinasi Olfaktorik : ada
e. Halusinasi Gustatorik : Tidak ada

9
2. Depersonalisasi dan Derealisasi

a) Depersonalisasi : Tidak ada


b) Derealisasi : Tidak ada

E. Proses Pikir
 Arus Pikir

a) Produktivitas : baik, pasien dapat menjawab spontan.

b) Kontinuitas : baik, pasien dapat menjawab semua


Pertanyaan.

 Isi Pikiran
a.) Preokupasi : Tidak ada
b.) Gangguan Pikiran :
- Delusion of grandiosity : tidak ada
- Delusion of reference : tdak ada
- Delusion of control : tidak ada
- Thought of withdrawal : tidak ada
- Thought of broadcasting : tidak ada

F. Pengendalian Impuls
Baik, pasien dapat mengendalikan impuls, pasien tidak mengalami
perubahan mood secara mendadak dari awal hingga akhir proses
wawancara berlangsung.

G. Daya Nilai
 Nilai Sosial
Baik, pasien dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan
sekitar.
 Uji daya Nilai
Uji daya nilai cukup, pasien mampu mengerti akibat dari
perbuatannya.

10
 Penilaian Realita
Terdapat gangguan halusinasi visual,halusinasi taktil dan
halusinasi olfaktorik

H. Penilaian tentang diri dan kehidupannya


Pasien tidak menyadari bahwa dirinya mengalami gangguan jiwa
yang berupa halusinasi. Pasien hanya merasa dirinya sakit cemas
akibat memiliki sakit lambung.

I. Tilikan
Tilikan 3, pasien sadar bahwa dirinya sakit namun menyalahkan
faktor lain sebagai penyebab penyakitnya.

J. Taraf dapat dipercaya


Pemeriksa memperoleh kesan menyeluruh bahwa jawaban pasien
dapat dipercaya karena konsistensi jawaban pasien dari Pertanyaan-
pertanyaan yang diberikan dari awal hingga akhir proses tanya
jawab.

IV. Pemeriksaan Fisik


A. Status Generalis
a) Keadaan Umum : Baik, tampak sakit sedang
b) Tanda Vital
 Tekanan Darah :130/90
 Nadi : 80x/menit
 Frekuensi Napas : 16x/menit
c) Sistem Kardiovaskular : hipertensi
d) Sistem Resporatory : Tidak ada kelainan
e) Sistem Dermatovenerologi : Tidak ada kelainan
f) Sistem Gastrointestinal : asam lambung
(gastritis)

11
g) Sistem Muskuloskletal : saraf kejepit
h) Sistem Urogenital : Tidak ada kelainan
i) Gangguan Khusus : Tidak ada kelainan
B. Status Neurologis
a) Saraf cranial : Tidak ada kelainan
b) Saraf motorik : Tidak ada kelainan
c) Saraf sensorik : Tidak ada kelainan
d) Fungsi luhur : Tidak ada kelainan
e) Gangguan khusus : Tidak ada kelainan

V. Iktisar Penemuan Bermakna

A. Pasien adalah seorang laki-laki berusia 30 tahun datang dengan


keluhan cemas dan obat telah habis.
B. Pasien tidak memiliki masalah pada kesadaran, fungsi kognitif,
pengetahuan umum, daya ingat, dan orientasinya baik.
C. Pasien tidak pernah mengkonsumsi alcohol dan pasien tidak pernah
mengkonsumsi NAPZA.
D. Pasien mengaku tidak pernah mendengar suara bisikan-bisikan
E. Pasien mengaku bisa melihat bayang-bayangan seperti setan. Pasien
juga mengatakan bisa mencium bau kemenyan dan mawar. Pasien
mengatakan dapat merasakan kehadiran mahluk halus yang
menyentuh nya.
F. Pasien tidak mengeluhkan adanya gangguan sulit tidur
G. Pasien saat ini tidak merasakan adanya perasaan sangat sedih,
kehilangan minat, mudah lelah. Pasien mengaku tidak memiliki
perasaan senang yang berlebihan.
H. Pasien mengaku merasa cemas dan gelisah terutama saat penyakit
asam lambung kumat.
I. Pasien tidak memiliki gangguan tumbuh kembang, pasien dapat
bersosialisasi dengan lingkungannya.
J. Pasien hanya dapat menempuh pendidikan dari SD hingga SMA.

12
K. Pasien memiliki riwayat saraf kejepit (HNP), hipertensi, sakit asam
lambung (gastritis), dan pernah operasi batu empedu.
L. Status pernikahan belum menikah
M. Saat ini tinggal bersama orang tua. Pasien belum memiliki rumah
pribadi. Pasien sudah tidak bekerja selama 2 bulan terakhir ini.
Penghasilan sehari-hari kebanyakan didapatkan dari saudara-
saudaranya. Pasien berobat menggunakan BPJS.
N. Pasien ini memiliki gejala sedang yaitu terdapat halusinasi, pasien
dapat menjalani aktivitasnya tanpa bantuan orang lain. Pasien dapat
mengkonsumsi obat dengan kesadaran sendiri tanpa bantuan orang
lain.

VI. Formulasi Diagnostik


Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan yang telah dilakukan
pada pasien ini, terdapat sekumpulan gejala atau perilaku yang secara
klinis ditemukan bermakna sehingga menimbulkan penderitaan dan
yang berkaitan dengan terganggunya fungsi dari kehidupan pasien.
Berdasarkan hasil tersebut, maka pasien dikatakan menderita
Gangguan Jiwa.

a. Diagnosis Aksis I
 Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang telah dilakukan tidak
terdapat penyakit yang menyebabkan disfungsi otak. Hal ini dapat dinilai
dari tingkat kesadaran, fungsi kognitif, daya ingat atau daya konsentrasi, dan
orientasi pasien yang masih baik, sehingga pasien ini bukan penderita
Gangguan Mental Organik (F0).
 Dari anamnesis tidak didapatkan riwayat mengkonsumsi alcohol, Pasien
tidak mengkonsumsi narkotika, zat psikotropik dan atau zat adiktif lainnya.
Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa pasien ini bukan penderita
Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Zat Psikoaktif atau Alkohol
(F10).
 Pada pasien ini tidak ditemukan adanya gangguan dalam menilai realita
berupa waham namun pada pasien ini terdapat gangguan halusinasi yaitu

13
gangguan halusinasi visual, halusinasi olfaktorik, dan halusinasi taktil.
Sehingga pasien ini dapat digolongkan ke dalam penderita Gangguan
Psikotik namun, karena pada pasien terdapat halusinasi yang tidak dapat
digolongkan ke dalam paranoid, katatonik, hebrefenik, residual maupun
depresi pasca skizofrenia maka pasien digolongkan kedalam Skizofrenia
YTT (Yang Tak Tergolongkan) (F20.9).

b. Diagnosis Aksis II
Pada masa kanak-kanak hingga dewasa pasien tumbuh dengan baik, dapat
bersosialisasi dengan lingkungan. Pada pasien tidak ditemukan adanya
perilaku tidak fleksibel maupun mal-adaptif, sehingga pasien tidak
menderita gangguan kepribadian. Pendidikan terakhir pasien adalah tamat
SMA, fungsi kognitif pasien baik, pengetahuan umum pasien baik, maka
pasien tidak terdapat gangguan retardasi mental. Karena tidak terdapat
gangguan kepribadian dan tidak terdapat gangguan retardasi mental, maka
diagnosis pada Aksis II adalah tidak ada diagnosis.

c. Diagnosis Aksis III


Pada anamnesis, pasien menyebutkan memiliki penyakit asam lambung, dan
saraf kejepit. . Maka diagnosis aksis III pada pasien ini adalah sakit asam
lambung (gastritis), hipertensi dan saraf kejepit (HNP).

d. Diagnosis Aksis IV
Pasien seorang laki-laki berusia 30 tahun status pernikahan belum menikah,
saat ini tinggal bersama orang tua. Pasien belum memiliki rumah pribadi.
Pasien mengatakan pekerjaan nya adalah penjual galon. Namun saat ini
pasien tidak bekerja karena tempat pasien bekerja telah di sweeping oleh
satpol PP sehingga pasien sudah tidak bekerja selama 2 bulan terakhir ini.
Penghasilan sehari-hari kebanyakan didapatkan dari saudara-saudaranya.
Pasien berobat menggunakan BPJS. Masalah ekonomi.

14
e. Diagnosis Aksis V
Pada pasien ini gejala sedang (moderate), disabilitas sedang. Sehingga, pada
aksis V didapatkan GAF scale 60-51

VII. Evaluasi Multiaksial


A. Aksis I : Skizofrenia YTT
B. Aksis II : Tidak ada diagnosis
C. Aksis III : gastritis, hipertensi dan saraf kejepit (HNP)
D. Aksis IV : pasien belum menikah, ekonomi kurang
E. Aksis V : GAF Scale 60-51

VIII. Daftar Problem


A. Organobiologik : asam lambung (gastritis), dan saraf kejepit
(HNP)
B. Psikologi : cemas saat gastritis kumat,
halusinasi olfaktorik, halusinasi visual dan
halusinasi taktil.
C. Sosioekonomi : Pasien saat ini belum menikah, dan tinggal
bersama orang tua. Pasien belum memiliki rumah pribadi. Pasien
mengatakan pekerjaan nya adalah penjual galon. Namun saat ini
pasien tidak bekerja karena tempat pasien bekerja telah di sweeping
oleh satpol PP sehingga pasien sudah tidak bekerja selama 2 bulan
terakhir ini. Penghasilan sehari-hari kebanyakan didapatkan dari
saudara-saudaranya. Pasien berobat menggunakan BPJS. Ekonomi
kurang.
D. Keluarga : pasien belum menikah, tinggal bersama
orangtua

IX. Prognosis
A. Prognosis ke arah baik
- Pasien masih rutin control
- Pasien datang untuk berobat atas keinginan sendiri

15
- Pasien mau mendengarkan dan menerima saran dokter
- Pasien memiliki keinginan untuk sembuh

B. Prognosis ke arah buruk


- Gejala kambuh apabila pasien tidak meminum obat
- Gejala cemas pasien akan kambuh saat penyakit asam
lambungnya kumat.

Berdasarkan data data diatas, dapat disimpulkan prognosis:


Ad Vitam : dubia ad bonam
Ad Functionam : dubia ad bonam
Ada sanationam : dubia ad malam
X. Terapi
A. Psikofarmaka
Risperidone 1x2mg
Alprazolam 1x1mg
Ranitidine tab 1x1

B. Psikoterapi
a) Edukasi kepada pasien mengenai kondisi kesehatan
jiwanya dan penyebabnya.
b) Edukasi kepada pasien tentang pentingnya minum
obat secara teratur
c) Edukasi pasien untuk kontrol rutin untuk mengetahui
kondisi pasien.
d) Memperbanyak beribadah dan lebih mendekatkan
diri kepada Tuhan.
e) Melakukan aktivitas yang membuat pasien senang,
Tenang
f.) Bercerita pada orang terdekat jika ada masalah

16
DAFTAR PUSTAKA

1. Elvira, Sylvia d, dkk, 2015, Buku Ajar Psikiatri, Badan Penerbit FK UI, Jakarta

2. Maslim Rusdi, 2013, Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa, Cetakan Kedua, PT.
Nuh Jaya, Jakarta

3. Maslim, Rusdi, 2007, Penggunaan Klinis Obat Pskotropik, Edisi Ketiga, PT. Nuh
Jaya, Jakarta

17
LAPORAN KASUS PSIKIATRI

SKIZOFRENIA YTT

Disusun oleh :

Anastasia Saskia Ratu-Langie

1710221075

Pembimbing :

Dr. Mardi Susanto, SpKJ (K)

Dr. Triwibowo T. Ginting SpKJ (K)

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN JIWA


RUMAH SAKIT UMUM PUSAT PERSAHABATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN
JAKARTA
2018

18

Anda mungkin juga menyukai