Anda di halaman 1dari 2

DI HARI ITU , DI DALAM LAMUNANKU

Di hari itu, aku merasa dunia ini tidak mendukungku, aku tertunduk di dalam sebuah ruangan kedap
suaru hanya sedikit cahaya dari laptop yang menerangiku dan musik bertemakan patah hati yang aku
dengarkan dengan headsetku yang sedang aku pakai waktu itu, sambil menenggak air mineral dan
menatap ke layar monitor aku berkata di dalam hati “kenapa patah hati sesakit ini ?”, padahal sudah
berkali-kali aku patah hati seharusnya hati ini sudah kebal dengan hal seperti itu, tapi kenapa ? kenapa
ini malah terjadi lagi, di setiap hubungan apa pun aku paling tidak suka dengan yang namanya
perpisahan dan patah hati, tapi kenapa patah hati kali ini sangat-sangat lah sakit aku terdiam saat itu
dan aku baru sadar kenapa patah hati kali ini sangat sakit ternyata aku sangat mencintainya ketika
sudah seperti ini aku baru sadar bahwa aku sangatlah mencintainya, aku selalu bertanya pada diriku
“kenapa dulu ketika kita masih baik-baik saja, kenapa aku dengan teganya mengabaikan dia dan
sempat berpikir kalau aku bosan dengan hubungan ini ? kenapa ?” namun setelah perpisahan itu
terjadi dan menjadi sebuah kenyataan pahit, kenapa aku baru menyesal dan baru menyadari betapa
berartinya dia di hidupku ? aku tahu hubungan kita sangatlah berat, 2 insan manusia yang harus jatuh
cinta dan di pisahkan oleh jarak, sempat kita berjanji untuk terus berkomunikasi dan menjaga
komunikasi kita agar kita tidak berpisah, sempat berkata dengan mantapnya “Jarak yang memisahkan
kita ? itu tak sebarapa, cintaku padamu lebah besar dari itu” namun tetap saja perpisahan harus terjadi
karena ketika ada pertemuan maka ada perpisahan, aku tidak bisa merubah sebuah takdir bahwa kita
harus berpisah.

Dan saat itulah aku berpikir bahwa patah hati ini berbeda dengan sebelum-sebelumnya, mungkin ini
karena aku terlalu mencintainya, padahal aku sudah berjanji pada diriku sendiri dulu “aku tidak akan
terlalu full untuk mencintai seseorang” karena aku takut ketika aku terlalu mencintai seseorang hal
seperti ini akan terjadi, namun apa daya seolah-olah ketika aku sudah bersamamu aku lupa dengan
perkataan itu.

Berbulan-bulan aku mencoba melupakannya, melupakan semua kenangan tentangnya dan tentang
hubungan ini, bukannya aku lupa aku malah semakin mengingatnya, mengingat setiap detail, detik,
menit dan jam yang kita lewati, jujur aku tidak bisa semudah ini melupakanmu karena mungkin aku
terlalu mencintaimu, ini salahku dari awal karena mempercayakan perasaan ini padamu namun
seharusnya aku tidak menyalahkan mu karena kamu tidak salah, akulah yang salah terlalu, percaya
dan tunduk sama namanya CINTA padahal sebelum aku mengenalmu aku tidak lagi percaya dengan
yang namanya cinta namun ketika aku mengenalmu waktu itu aku kembali percaya dengan yang
namanya cinta walaupun akhirnya aku harus patah hati seperti ini.

Dan pada akhirnya aku hampir saja bisa melupakanmu, sedikit demi sedikit aku lupa dengan kenangan
kita, namun waktu itu di dalam lamunan ku kau pun muncul dengan senyuman itu, senyuman yang
sama seperti yang ada di dalam fotomu yang sedang memegang gambar bertuliskan namaku, aku
tersadar dan mengingatmu kembali saat itu pun aku sadar, bahwa aku tidak bisa sepenuhnya
melupakanmu, setiap saat aku mencoba melupakan mu, terus mencoba dengan keras bukannya aku
melupakanmu, melainkan aku semakin mengingatmu, aku merasa ada yang salah dengan hatiku tidak
pernah aku merasakan hal seperti ini dan ini bukan hal yang benar, seharusnya aku bisa melupakanmu
dan kenangan kita dulu seperti asap yang perlahan-lahan meninggalkan api, aku percaya aku bisa
melupakanmu tapi tolong untuk saat ini ijinkan aku mengingatmu karena aku tidak sanggup untuk
melupakanmu, aku janji ketika saatnya tiba kau dan kenangan kita akan hilang seiring berjalannya
waktu, mudah-mudahan kau membaca ini dan merestuinya, terima kasih pernah menjadi alasanku
untuk percaya kembali dengan yang namanya cinta.

Oh iya mungkin ini adalah Patah Hati terhebatku.

Anda mungkin juga menyukai