Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
terselesaikannya penyusunan Rencana Strategis ( RENSTRA ) Inspektorat
Kabupaten Banyuwangi Tahun 2010-2015 dalam rangka ikut serta dalam
mewujudkan pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Kabupaten Banyuwangi.
Rencana Strategis (RENSTRA) Inspektorat Kabupaten Banyuwangi
Tahun 2010-2015 disusun sesuai tahapan dan tata cara berdasarkan Permendagri
Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun
2008 tentang Tahapan, Tata cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah dan mengacu pada Peraturan Bupati
Banyuwangi Nomor 40 Tahun 2011 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja
Inspektorat Kabupaten Banyuwangi.
Dokumen Rencana Strategis (RENSTRA) Inspektorat Kabupaten
Banyuwangi Tahun 2010-2015 berisi Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi,
Kebijakan, Program dan kegiatan yang diselaraskan dengan Visi dan Misi Kepala
Daerah dalam RPJMD dan merupakan upaya yang harus diwujudkan dalam kurun
waktu 5 (lima) tahun kedepan dengan memperhatikan potensi, peluang dan
hambatan yang dihadapi dalam mewujudkan transparansi dan akuntabilitas kinerja
yang efektif dan efisien.
Akhir kata dengan disusunnya Rencana Strategis (RENSTRA), semoga
dapat memberikan manfaat bagi Inspektorat Kabupaten Banyuwangi (khususnya)
dan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi (umumnya).
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Landasan Hukum
1.3 Maksud dan Tujuan
1.4 Sistematika Penulisan
5 SLTA 13 orang
6 SLTP 0
7 SD 1 orang
JUMLAH 46 orang
JUMLAH 6 orang
JUMLAH 27 orang
- Golongan II :
NO PANGKAT/ GOLONGAN JUMLAH KETERANGAN
JUMLAH 12 orang
- Golongan I :
NO PANGKAT/ GOLONGAN JUMLAH KETERANGAN
2 Juru (I/c) 0
JUMLAH 1
SPADYA/ADUMLA/ PIM
4 2 orang
TK.IV
5 SEPADA/ADUM -
JUMLAH 7 orang
7 PKN 0
8 AUDIT OPERASIONAL 0
JUMLAH 20 orang
NAMA
BARANG/JENIS JUMLAH SATUAN KETERANGAN
NO BARANG
1 2 4 5 9
1 MOBIL 5 UNIT
2 SEPEDA MOTOR 7 UNIT
3 MESIN KETIK 3 BUAH
4 RAK ARSIP 1 BUAH
5 FILLINGCABINET 6 BUAH
6 BRANGKAS 3 BUAH
7 LEMARI SOROK 3 BUAH
PAPAN
8 STRUKTUR 1 BUAH
9 PAPAN TULIS 1 BUAH
10 WHITE BOARD 5 BUAH
11 PETA 2 BUAH
12 LEMARI 3 BUAH
13 RAK ARSIP 2 BUAH
14 MEJA KERJA 9 BUAH
15 KURSI KERJA 5 BUAH
16 MEJA RAPAT 1 BUAH
17 MEJA TULIS 8 BUAH
MEJA
18 RESEPSIONES 1 BUAH
19 KURSI TAMU 6 SET
20 KURSI PUTAR 17 BUAH
21 KURSI PLASTIK 30 BUAH
22 KURSI LIPAT 75 BUAH
23 JAM DINDING 5 BUAH
24 LEMARI ES 1 BUAH
25 AC SPLIP 3 BUAH
26 KOMPUTER 14 UNIT
27 LAPTOP 10 UNIT
28 PRINTER 15 UNIT
PESAWAT
29
TELEPON 3 BUAH
30 MESIN FAX 1 BUAH
3. Inspektur Pembantu :
Mempunyai tugas melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan
penyelenggaaan pemerintahan daerah, pemerintahan desa dan penanganan
kasus pengaduan.
- Inspektur Pembantu (wilayah I, II dan III) mempunyai tugas sesuai
kewenangannya masing-masing pada wilayahnya) :
a. menyusun rencana kerja Inspektur Pembantu sesuai dengan rencana kerja
Inspektorat;
b. mengusulkan program pengawasan di wilayah kerjanya;
c. menkoordinasikan pelaksanaan pengawasan di wilayah kerjanya;
d. melaksanakan pengawasan terhadap penyelenggaraan urusan
pemerintahan daerah di wilayah kerjanya;
e. melakukan penilaian atas pelaksanaan tugas pengawasan di wilayah
kerjanya;
f. mengkoordinasikan bawahan agar terjalin kerjasama yang baik dan
saling mendukung;
g. menilai hasil kerja bawahan untuk bahan pengembangan karier;
h. melaksanakan tugas kedinasan yang diberikan oleh atasan sesuai tugas
pokok dan fungsinya;
i. melaporkan hasil pelaksanaan tugas/kegiatan kepada atasan.
a. Tantangan
1. Tuntutan pelayanan masyarakat terhadap pemerintahan yang lebih
transparan dan akuntabel dan bersih dari KKN.
2. Masih rendahnya tingkat kepatuhan dan ketaatan terhadap peraturan
perundang-perundangan oleh SKPD.
3. Implementasi pengendalian intern pada SKPD masih belum berjalan
dengan baik.
4. Rendahnya penyelesaian tindak lanjut temuan hasil pengawasan oleh
SKPD
5. Rendahnya tingkat implementasi SOP (Standart Operating Prosedure)
dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya di SKPD
b. Peluang
1. Adanya komitmen pemimpin/ Kepala Daerah yang tercermin dalam
RPJMD.
2. Adanya kerjasama dalam bentuk Asistensi, Audit dan Evaluasi dengan
BPKP Perwakilan Propinsi Jawa Timur dalam pelaksanaan pengawasan
dan pengendalian intern pemerintah.
3. Tersedianya jaringan SIKD dalam mendukung pelaporan, penyerapan/
realisasi terkait dengan pengelolaan keuangan.
Permasalahan tersebut dipengaruhi oleh faktor – faktor internal dan eksternal sebagai
berikut :
1. Faktor Internal
a. Rendahnya dukungan penyertaan Diklat Jabatan Fungsional Auditor/
P2UPD untuk peningkatan profesionalisme Aparatur Pengawas.
b. Rendahnya dukungan sarana dan prasarana pengawasan terkait banyaknya
tugas-tugas pengawasan yang harus diselesaikan.
c. Masih banyaknya tindak lanjut temuan hasil pengawasan yang belum
tuntas.
2. Faktor Ekternal
a. Tuntutan pelayanan masyarakat terhadap pemerintahan yang lebih
transparan dan akuntabel serta bersih dari KKN.
b. Masih rendahnya tingkat kepatuhan dan ketaatan terhadap peraturan
perundang-undangan oleh SKPD.
c. Implementasi pengendalian intern pada SKPD masih belum berjalan
dengan baik.
d. Rendahnya penyelesaian tindak lanjut temuan hasil pengawasan oleh
SKPD.
e. Rendahnya tingkat implementasi SOP (Standart Operating Prosedure)
dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya di SKPD.
3.2 Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
Terpilih
Dengan visinya : “Terwujudnya masyarakat Banyuwangi yang
mandiri, sejahtera dan berakhlak mulia melalui peningkatan perekonomian
dan kualitas sumber daya manusia”
dan 9 misi yang tertuang dalam RPJMD Kabupaten yang salah satunya adalah
untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih, efektif dan efisien melalui
penyelenggaraan pemerintahan yang professional, efektif, efisien, transparan dan
Akuntabel, akan dilakukan upaya-upaya yang maksimal untuk mencapai
terwujudnya visi dan misi tersebut.
Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang baru berharap kepada
seluruh masyarakat Banyuwangi untuk membantu memberikan dukungan dengan
ikut serta dalam pelaksanaan visi dan misinya menuju masyarakat Banyuwangi
yang makmur, sejahtera dan damai (dengan akhlak yang mulia).
Dalam hal penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan Kepala
Daerah mengharuskan setiap SKPD bersama-sama melakukan optimalisasi yang
berbasis kinerja dengan anggaran yang tersedia untuk mendukung terwujudnya
visi dan misi Kepala Daerah.
Disamping itu dengan MOU antara Kepala Daerah dan BPKP Perwakilan
Propinsi Jawa Timur, masing-masing SKPD dapat menindaklanjuti dalam bentuk
kerjasama Asistensi atau pendampingan dengan BPKP Perwakilan Propinsi Jawa
Timur sesuai dengan tugas pokok SKPD, dalam upaya pelaksanaan pemerintahan
yang baik, transparan dan akuntabel
Faktor Kelemahan :
1. Rendahnya dukungan penyertaan Diklat Jabatan Fungsional Auditor/ P2UPD
untuk peningkatan profesionalisme Aparatur Pengawas.
Faktor Tantangan :
1. Tuntutan pelayanan masyarakat terhadap pemerintahan yang lebih transparan
dan akuntabel serta bersih dari KKN.
2. Masih rendahnya tingkat kepatuhan dan ketaatan terhadap peraturan
perundang-undangan oleh SKPD.
3. Pengendalian intern pada SKPD masih belum berjalan dengan baik.
4. Tuntutan Kinerja yang optimal, sementara kebutuhan anggaran dan prasarana
belum tercukupi dalam pelaksanaan program pengawasan dan pengendalian
intern pemerintah.
5. Rendahnya penyelesaian tindak lanjut temuan hasil pengawasan oleh SKPD.
6. Belum adanya SOP (Standart Operating Prosedure) dalam pelaksanaan tugas di
SKPD.
Faktor Peluang :
1. Adanya komitmen pemimpin/ Kepala daerah yang tercermin dalam RPJMD.
2. Adanya kerjasama dalam bentuk Asistensi atau pendampingan dengan BPKP
Perwakilan Propinsi Jawa Timur dalam pelaksanaan pengawasan dan
pengendalian intern pemerintah.
3. Tersedianya jaringan SIKD dalam mendukung pelaporan, penyerapan/ realisasi
terkait dengan pengelolaan keuangan.
Kebijakan
Kebijakan merupakan ketentuan-ketentuan yang menjadi pedoman atau
pegangan organisasi dalam pelaksanaan program kegiatan didasari pandangan dari
pucuk pimpinan guna tercapainya tujuan, sasaran, visi dan misi yang telah
ditetapkan bersama. Kebijakan yang ditetapkan adalah :
1. Memperjelas Pelaksanaan Pembinaan dan Pengawasan yang dilakukan oleh
Inspektorat
2. Mengarahkan SKPD/ obyek pengawasan untuk melakukan konsultasi dan
asistensi/ pendampingan dengan Inspektorat
3. Memperjelas pelaksanaan Monev. Pengadaan barang/ jasa pemerintah pada
SKPD
Indikator Kinerja
Kelompok Indikator Kinerja yang digunakan oleh Inspektorat Kabupaten
Banyuwangi adalah indikator kinerja program (outcome = hasil) dan indikator
kinerja kegiatan (output = keluaran). Indikator kinerja kegiatan (output) yang
digunakan bervariasi tergantung pada jenis sasaran yang telah ditetapkan (bersifat
kuantitatif) sedangkan indikator kinerja program (outcome) tergantung pada tujuan
yang telah ditetapkan (bersifat proses).
Indikator kinerja program (outcome) dan indikator kinerja kegiatan (output).
tersebut menggambarkan sejauh mana Inspektorat Kabupaten Banyuwangi
melaksanakan tugas dan fungsinya untuk ikut berpartisipasi dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan.
Indikator Kinerja yang mengacu pada tujuan dan sasaran yang ingin dicapai
secara nyata oleh Inspektorat Kabupaten Banyuwangi dalam rumusan yang lebih
spesifik, terukur terdiri dari :
Tujuan Inspektorat sesuai RPJMD:
1. Tercapainya pengawasan yang efektif, efisien dan ekonomis dalam upaya
pencegahan terjadinya penyimpangan ketentuan peraturan perundang-undangan
penyelenggaraan pemerintahan daerah.
2. Meningkatnya Akuntabilitas Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Kabupaten
Banyuwangi
3. Terwujudnya SDM aparatur pengawasan yang profesional
Indikator sasaran strategis yang sekaligus sebagai Indikator Kinerja Utama telah ditetapkan
dengan keputusan Inspektur Kabupaten Banyuwangi sebagaimana terdapat dalam lampiran.