Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN NEGARA

(Dosen Pengampu: Toto Gustanto)

Liberal Arts

OLEH:

1. Ricka Erwinda 150405030

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya
yang telah diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Makalah Liberal
Arts.

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam


menyelesaikan studi di Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas
Sumatera Utara.

Makalah ini dapat berjalan lancar dengan bantuan dan dukungan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, penghargaan dan ucapan terima kasih penulis tujukan
kepada:

1. Bapak, selaku dosen pembimbing yang telah membimbing penulis selama


menyelesaikan Makalah ini.
2. Orang tua tercinta yang telah memberikan dukungan moril dan materil
kepada penulis.
3. Dan semua pihak yang telah membantu penyusunan hingga
terselesaikannya laporan ini yang tidak dapat disebut satu persatu.
Penulis menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka
kritik dan saran dari pembaca dibutuhkan dalam tujuan menemukan refleksi untuk
peningkatan mutu dari laporan yang serupa di masa mendatang.

Akhir kata, semoga Makalah ini dapat memberikan manfaat kepada seluruh
pembaca. Terima kasih.

Medan Oktober 2018

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH


Di zaman globalisasi saat ini, mencari pekerjaan merupakan hal yang tidak
mudah. Butuh banyak spesialisasi untuk mendapatkan pekerjaan dengan mudah.
Namun, apakah perlu kita mendapatkan banyak gelar terlebih dahulu, baru mendapat
pekerjaan yang layak untuk gelar yang telah diraih? Liberal Arts memberikan solusi
bagi masalah ini. Dalam Liberal Arts dipelajari hampir seluruh mata pelajaran,
walaupun bukan spesialisnya tetapi kita tetap mempelajari dasar-dasarnya. Hal ini
dilakukan supaya manusia di didik menjadi serba bisa dan terampil, sehingga dapat
melakukan hal-hal apapun walaupun hanya dasar-dasarnya saja (Brian, dkk 2014).

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa yang dimaksud dengan Liberal Arts?
2. Bagaimanakah penerapan Liberal Arts dalam kehidupan manusia?
3. Mengapa kita harus belajar Liberal Arts?

1.3 TUJUAN PENULISAN


1. Memahami apa yang dimaksud dengan Liberal Arts.
2. Memahami penerapan Liberal Arts dalam kehidupan manusia.
3. Mengetahui alasan untuk belajar tentang Liberal Arts.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 PENGERTIAN LIBERAL ARTS


Liberal Arts merupakan program belajar yang membebaskan peserta didiknya
untuk belajar apapun yang diinginkannya tanpa melihat latar belakangnya. Liberal
Arts ini juga mendidik pelajarnya segala dasar mata pelajaran, yang bertujuan untuk
membangun pribadi yang mandiri dan toleran dalam kehidupan sehari-hari (Brian,
dkk., 2014).

2.2 FUNGSI LIBERAL ARTS


- Mengajari cara berpikir yang luas dan selalu bersikap kritis.
- Mengajari untuk memperluas wawasan.
- Wawasan yang luas akan membuat kita menjadi pribadi yang lebih bijak.
- Wawasan yang luas akan membuat kita semakin pintar dan terbuka pada ilmu-ilmu
baru (Brian, dkk., 2014).

2.3 TUJUAN LIBERAL ARTS


– Untuk mengembangkan kekuatan intelektual;
Intelektual adalah kekuatan berpikir dari mengetahui sesuatu yang belum diketahui.
Mencari sesuatu yang belum diketahui secara lebih lanjut dapat disebut dengan
mencari kebenaran. Jadi membangun kekuatan inteletual adalah menjadikan
kekuatan pikiran yang menggambarkan potensi dan bakat manusia yang dapat
digerakkan oleh kemampuan berpikir, baik yang disadari maupun tidak disadari,
untuk mencari terus tentang kebenaran.
– Untuk membuat manusia literate (melek) dalam arti luas.
Literate disini bukan hanya dalam arti melek aksara dan angka, tetapi melek dalah
segi intelektual, moral dan spiritual. Melek intelektual diartikan sebagai manusia
yang dapat mencari kebenaran (pengetahuan), melek Moral merupakan kemampuan
untuk bersikap, berperilaku, bertindak, bertingkahlaku berdasarkan pengalaman,
tafsiran, suara hati, nasihat dan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat.
– Untuk memberikan pendidikan secara menyeluruh;
Dalam pendidikan dalam pendekatan praksis, lebih menekankan pada produk dari
sebuah subjek/mata pelajaran, namun dalam liberal arts, pendidikan dilaksanakan
secara menyeluruh tanpa kotak-kotak jurusan/studi.
– Liberal Arts bukan digunakan untuk mencari nafkah, namun untuk mempelajari
pengetahuan.
Konsep liberal arts sebenarnya menekankan pada pengetahuan adalah untuk
pengetahuan.
(Ibrahim, 2014).
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 SEJARAH
Kata Liberal arts berasal dari bahasa latin artes liberates yang
berartimempelajari ilmu pengetahuan umum bagi individu secara bebas. Hal tersebut
berlaku bagi masyarakat bebas yunani untuk membedakan mereka kepada para
budak dizaman yunani kuno. ketika itu yang dipelajari sebatas gramatika, logika dan
retorika. Tapi seiring waktu, pada zaman modern saat ini ilmu Liberal Arts telah
berkembang tidak hanya sebatas tiga hal itu saja, area keilmuannya menjadi lebih
luas yaitu Literatur, Bahasa, Filosofi, Sejarah, Matematika, Psikologi, Kesehatan
hingga Sains.
Meskipun perkembangan liberal arts dimulai dari benua eropa sejak
abad pertengahan, penerapan liberal arts di AS lebih populer dan sangat maju.
Akhirnya pada awal tahun 2000 Liberal arts kembali berkembang pesat dibenua
eropa setelah universitas ternama yakni di Utrecht University,Belanda tahun 1998
menerapkan kembali metode belajar tersebut. Seiring perkembangan zaman, liberal
arts semakin dikenal masyarakat dunia melalui penerapan liberal arts diberbagai
negara (Brian, dkk., 2014).

3.2 KONSEP KURIKULUM LIBERAL ARTS


Liberal arts merupakan pendidikan yang lebih menekankan individu untuk
memiliki kemampuan menalar. Penekanan pada penalaran tujuannya untuk mampu
menemukan suatu solusi dan hasil ketika menghadapi suatu permasalahatan. Liberal
arts memberikan ilmu pengetahuan kepada individu yang umum dan mendasar.
Umum berarti keseluruhan materi yang diberikan dengan mengacu pada garis
besarnya suatu keahlian. Sementara mendasar merupakan pondasi awal terhadap
keahlian guna menjadikan individu mampu mengembangkan pola pikirnya. Selain
itu juga liberal arts mampu mengolah kompetensi individu untuk mampu melakukan
interaksi dan menjadikan pribadi individu tersebut pula terus berkembang (Brian,
dkk., 2014).
Atas dasar penekanan terhadap kemampuan menalar tersebut, berbagai
cabang ilmu pengetahuan yang umum diberikan kepada individu. Cabang ilmu yang
dipelajari liberal arts ada tujuh dan dapat diklasifikasi menjadi dua grup terpisah.
Tujuh liberal arts adalah anggota dari sistem pembelajaran yang dimulai dari cabang
bahasa sebagai tahap pertama, cabang matematika sebagai tahap kedua, dan sains
sebagai tahap akhir. Grup pertama mempelajari tata bahasa, retorika, dan logika atau
dialektika. Grup pertama sering dianggap sebagai grup dasar, atau
disebut triviumkarena terdiri atas 3 cabang dasar, dan lebih dikenal sebagai kajian
bahasa atau artes sermocinales. Grup kedua terdiri atas aritmatika, geometri,
astronomi, dan musik dan lebih dikenal sebagai disiplin matematika-fisika atau artes
reales/physicae. Istilah lain untuk pengelompokan ini adalah quadrivium karena
mempelajari 4 cabang.
Cabang ilmu pengetahuan tersebut mampu memberi keseimbangan
pengetahuan kepada individu. Akibatnya, individu mampu menghadapi
permasalahan dengan memberi pendekatan-pendekatan pengetahuan yang telah
dimiliki (Brian, dkk., 2014).

3.3 PENERAPAN LIBERAL ARTS DI INDONESIA


Penggunaan sistem Liberal Arts di Indonesia tampaknya masih sangat kurang
diminati oleh sebagian besar masyarakat di Indonesia. Hal ini disebabkan karena
berbagai faktor, seperti adanya sikap yang masih sulit menerima hal-hal baru,
ketergantungan terhadap kurikulum yang sangat terbatas yang telah lama berlaku
sehingga menyebabkan pola pikir masyarakat juga terbatas dan faktor-faktor lainnya.
Akibatnya sistem yang telah lama berkembang dibelahan dunia barat sepertiLiberal
Arts nyatanya masih dianggap sebagai sesuatu yang baru. Masyarakat di Indonesia
telah terbiasa untuk hanya memiliki satu keahlian. Hal ini pula disebabkan karena
jumlah pekerjaan di Indonesia pada umumnya masih sangat terbatas, sehingga
kebutuhan tenaga kerja juga terbatas.
Seiring perkembangan zaman, berbagai perubahan yang sifatnya maju seperti
budaya, sosial, teknologi dan ekonomi memberi dampak kepada masyarakat.
Masyarakat dalam hal ini adalah objek dari perubahan tersebut. Dampak yang
dimaksud dalam perubahan tersebut yakni realita menuntut manusia menjadi
individual yang terampil dan serba bisa dalam mengerjakan berbagai hal pekerjaan.
Melihat kenyataan berupa perubahan-perubahan tersebut, tentunya harus dihadapi
dengan kesiapan kompetensi manusia. Liberal arts hadir untuk menjadi solusi.
Secara garis besar liberal arts bertujuan untuk melahirkan manusia-manusia terampil
dan mandiri dengan membekali pengetahuan umum. Lalu seperti apakah
pengembangan liberal arts tersebut di Indonesia ?
Indonesia saat ini berada di zaman era modern yang kompleks. Perubahan-
perubahan di segala aktivitas masyarakat dewasa yakni pekerjaan mengharuskan
individu mampu memiliki keahlian yang beragam. Sebagai contoh seorang lulusan
sarjana kedokteran terpaksa ingin bekerja sebagai pegawai suatu bank. Hal ini
disebabkan tidak tersedianya lapangan pekerjaan untuk lulusan sarjana kedokteran.
Tentunya terjadi ketidaksesuaian antara keahlian dengan pekerjaan. Akibatnya
mengharuskan seseorang tersebut untuk melanjutkan pendidikan ketingkat lebih
tinggi sebagai seorang akuntan perbankan.
Liberal arts hadir sebagai solusi dan dasar dari keahlian yang beragam untuk
menghindari keahlian yang tidak dapat diaplikasikan. Objek utama dari liberal arts
adalah individu berusia produktif. Lembaga pendidikan seperti Universitas
merupakan wadah untuk mengasah individu mempelajari dasar dari liberal arts.
Materi dalam liberal arts sendiri sangat beragam, yakni: Filosofi, sastra, Ilmu seni,
Ilmu sosial, Ilmu alam dan ilmu lainnya. Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan
dalam dunia pekerjaan. Kemampuan dalam berpikir kritis dan mengemukakan
pendapat adalah hal yang inti bagi individu dalam liberal arts.
Universitas Pembangunan Jaya merupakan salah satu universitas di Indonesia
yang yang menjadikan Liberal arts sebagai pilar dalam melahirkan mahasiswanya
untuk menjadi individu terampil dan siap menghadapi tantangan global. Melihat
bahwa perkembangan globalisasi tidak lagi mengacu pada keahlian khusus
melainkan kemampuan serba bisa, Berbeda dengan universitas lain yang pada
umumnya lebih menyiapkan mahasiswanya untuk keahlian yang tunggal, Universitas
pembangunan jaya justru melakukan peranan awal bagi Indonesia dengan membuat
variasi metode belajar yakni liberal arts. Memandang bahwa dunia akan selalu
mengalami perubahan dengan cepat diperlukan pula kesiapan mental dan kesiapan
kemampuan (Brian, dkk., 2014).

3.4 LEARNER (PESERTA DIDIK) LIBERAL ARTS.


Peserta didik harus bebas ; peserta didik pada liberal art harus bebas
(merdeka), jika mereka budak, mereka harus dibebaskan. Bebas arti kedua adalah
mereka harus berfikiran merdeka. Keluar dari tekanan yang membelenggu (politik,
pemerintahan, rasial dsb)
Terjadi Dialog, Secara alamiah manusia itu bebas, dan secara alamiah pula
manusia itu memiliki sifat sosial, supaya berkembang sepenuhnya sebagai “binatang
sosial” maka manusia harus berperanserta dalam kehidupan sosial. Syarat
berperanserta dalam kehidupan sosial adanya dialog.
Demokratis dan komunikasi ; komunikasi didasari atas landasan hakikat
manusia (bebas). Para peserta didik harus terjadi komunikasi, mereka tidak perlu
“sepakat”, tetapi harus mampu “saling memahami”, tidak peduli apakah mereka
mencapai “kesamaan” ataukan “perbedaan pendapat”.
Renaissance person ; Seseorang yang terampil pada beberapa keahlian.
Contoh : Leonardo da Vinci adalah Renaissance Man. Dia berpengetahuan tidak
hanya tentang seni, tetapi juga tentang ilmu pengetahuan, anatomi, dan ia
menemukan (inventiona) beberapa hal yang.
Peserta didik selalu belajar ; Tindakan belajar tidak akan berhenti selama
manusia masih hidup, kecuali bila kemampuan belajarnya layu karena tidak ia
gunakan. Memberi peserta didik kebiasaan-kebiasaan, gagasan-gagasan dan teknik-
teknik yang mereka perlukan untuk meneruskan “mendidik diri mereka sendiri”
dengan kata lain “long life education”
Peserta didik harus meningkatkan harkat dan martabat manusia ; konsep
bahwa manusia merupakan “binatang” yang “rasional” yang berusaha meningkatkan
harkat dan martabatnya melalui penggunaan dan penyempurnaan nalarnya melalui
pengetahuan. Peserta didik mengetahui apa yang baik untuk manusia.
Aristoteles berkata “Bukanlah kepemilikan, tetapi hasrat hasrat-hasrat
manusialah yang harus disetarakan, dan ini mustahil keculai bila mereka punya
pendidikan yang memadai menurut keadaan”.
Peserta didik mendapatkan pemahaman konseptual dan teoritis ; peserta didik
memiliki hasrat untuk mendapatkan pemahaman konseptual dan teoritis, tidak pada
tataran prakxis.
Dapat disimpulkan bahwa liberal arts memiliki tujuan untuk memberi
pengetahuan umum agar para peserta didik memiliki dasar pengetahuan kuat yang
akan menjadi bekal kepada mereka dalam dunia kerja dan dalam menempuh karier
profesional atau karier ilmiah yang lebih tinggi.
Pendidikan liberal art juga mencakup keseluruhan dimensi kemanusiaan
secara utuh, yakni manusia sebagai mahluk yang menalar, berinteraksi dan
berkembang, dan menciptakan individu yang bebas, mandiri, dan bertanggung
jawab. Pendidikan dalam seni liberal tidak diarahkan pada sebuah hasil (produk),
tetapi untuk membangun kemampuan manusia dimana dapat diubah sebagai upaya
intelektual termasuk berpikir kritis dan kemampuan untuk berkomunikasi secara
efektif secara lisan, maupun secara tertulis (Ibrahim, 2014).
BAB IV
CONTOH-CONTOH LIBERAL ART

Komik-komik mereka mengajak pembaca untuk melakukan perubahan positif mulai


dari diri sendiri.

www.facebook.com/karyauntukperubahan
Ada juga nasihat untuk tidak membiarkan diri kita larut dalam peliknya sosial media.

www.facebook.com/karyauntukperubahan
Cara menghancurkan musuh bukanlah dengan kekerasan, melainkan dengan hati
damai. karya para ibu komikus ini sungguh menenangkan hati.

www.facebook.com/comic4islamicdays
Karya-karya para kreator di Karya untuk Perubahan bukan sekadar kritik, melainkan
juga nasihat dan pengingat bagi kita dan para pembaca lainnya. Banyak sisi positif
yang sering kita abaikan karena terlanjur tenggelam dalam kemarahan. Emosi yang
mudah tersulut sebenarnya bisa diredam dengan menggunakan logika dan pikiran
positif saat menanggapi suatu isu. Kita juga diingatkan bahwa kekerasan bukanlah
jalan keluar yang ideal.
Indonesia butuh lebih banyak seniman yang membagikan inspirasi dan pesan
perdamaian seperti ini. Di kala kondisi sosial politik tengah carut marut dan di antara
derasnya konten berisi fitnah dan kebencian di dunia maya, komik-komik karya para
ibu ini bagaikan oase, angin segar dan sumber inspirasi bagi masyarakat Indonesia
(Triadanti, 2017).
BAB V
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
Liberal Arts merupakan sistem pembelajaran yang mendidik para pelajarnya
untuk menjadi pribadi yang berbudi luhur dan berpikir dengan kritis. Penerapan
Liberal Arts dalam kehidupan manusia sangat bermanfaat untuk mendidik pelajar
menjadi orang yang dapat berpikir secara logis dan memiliki banyak keterampilan.
Seiring perkembangan zaman, sangatlah penting untuk belajar banyak hal dan
mengasah skill diri sendiri. Setiap individu dituntut untuk mandiri dan serba-bisa.
DAFTAR PUSTAKA

Brian, Bernadet., Faras Afifah., Lie Verdian., Monica Reigita Yahya., Ocke
Pangestu., Prayang Anandita. 2014. “Penerapan Liberal Arts dalam
Pendidikan”. Tanggerang Selatan : Universitas Pembangunan Jaya.

Ibrahim, Jaysa. 2014. “Mengenal Lebih Jauh Tentang Liberal Arts”.


jaysaramadhani.wordpress.com

Triadanti. 2014. “Komik Kritik Sosial Soal Diskriminasi SARA”. www.idntimes.com

Anda mungkin juga menyukai