Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN DISKUSI

MATA KULIAH MIP


“”TEKNIK ASEPTIK”

SEMESTER GENAP
TAHUN AJARAN 2017/ 2018
PROGRAM PENDIDIKAN FARMASI
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS NU SUNAN GIRI BOJONEGORO
2018

1
Disusun oleh

1.Indah Pita Pangestuningtyas 1120150008


2.Indah Setya Rahmawati 1120150009

Dibimbing oleh :

Sebilah Sabil Noer, S.Farm., Apt


Dosen Pengampu Mata Kuliah Mip

2
DAFTAR ISI

BAB I
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 4
BAB II
KERANGKA KONSEPTUAL .............................................................................................................. 5
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................................................... 6
BAB IV
KESIMPULAN ....................................................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................. 8

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.LATAR BELAKANG

Teknik aseptik merupakan metode pertama yang dipelajari oleh orang-orang yang
berkecimpung dalam bidang Mikrobiologi. Pada prinsipnya teknik aseptik adalah usaha
menghindarkan setiap kontak antara kultur murni (“pure culture”), medium steril dan semua
wadah steril serta permukaan meja kerja, dengan mikroorganisme kontaminan/ kompetitor
(mikroorganisme yang tidak diinginkan). Teknik aseptik dibutuhkan misalnya, pada saat
melakukan kultivasi mikroorganisme dan pemindahan (transfer) kultur murni dari satu vessel
(mis. tabung reaksi) ke tabung reaksi yang lain. Teknik aseptik harus ditegakkan untuk
mencegah terjadinya kontaminasi oleh mikroorganisme “kompetitor” pada kultur mikroba
(murni) yang digunakan dalam suatu eksperimen serta pada media dan peralatan yang sudah
steril. Ancaman kontaminasi mikroorganisme “kompetitor” selalu ada (mungkin terjadi) karena
mikroorganisme terdapat dimana-mana dan karena ukurannya kecil maka mudah tersebar
melalui udara dan mudah ditemukan pada berbagai permukaan peralatan laboratorium dan
media pertumbuhan mikroorganisme. Oleh karena itu penguasaan akan teknik aseptik sangat
diperlukan untuk mendukung keberhasilan eksperimen (praktikum) di Laboratorium
Mikrobiologi. (Anna Rakhmawati, 2013)

1.2. RUMUSAN MASALAH

1.Apa definisi teknik aseptik?

2.Bagaimana alur kerja dan implementasi dari teknik aseptik

1.3. TUJUAN

1.Untuk mengetahui definisi dari teknik aseptik

2.Untuk mempelajari bagaimana alur kerja dan implementasi dari teknik aseptik

4
BAB II
KERANGKA KONSEPTUAL

5
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Teknik aseptik adalah salah satu cara untuk memperoleh kondisi bebas dari
mikroorganisme.(Skillslab uns, 2017)

Kegiatan aseptis dimulai didalam Ruang Steril dan Ruang Inkubasi / Kultur, kegiatan utama
yang dilakukan meliputi sterilisasi dan penanaman eksplan diatas atau didalam medium
kultur. Prinsip-prinsip dasar teknik aseptik yang harus ditegakkan adalah:

(1) Media pertumbuhan dalam wadah (mis. erlenmeyer atau tabung reaksi) harus disterilisasi
segera setelah dibuat dg autoklaf

(2) Wadah (mis. petridish) yang akan digunakan untuk kultivasi mikroorganisme sebaiknya
dibungkus dan kemudian disterilkan dengan autoklaf

(3) Semua instrumen (mis. jarum ose ataupun tip pipet) dan berbagai larutan serta aquadest
yang akan menyentuh sisi sebelah dalam petridish dan tabung reaksi yang sudah disterilkan,
medium steril dan kultur mikroorganisme, pertama-tama harus disterilkan terlebih dahulu dg
autoklaf

(4) Area kerja atau meja kerja harus disterilkan dahulu sebelum dipakai dan selalu dijaga
sterilitasnya sepanjang pemakaiannya (misalnya, tidak meletakkan ose dan tip pipet yang
telah digunakan untuk kultivasi maupun transfer mikroorganisme, di atas meja kerja. Jarum
ose harus disterilkan kembali (dengan dibakar pada nyala api Bunsen) sebelum diletakkan di
tempatnya dan tip pipet bekas pakai harus diletakkan dalam larutan disinfektan/ alkohol)

(5) Mulut tabung reaksi harus selalu dipanaskan dahulu sebelum maupun sesudah transfer
ataupun kultivasi mikroorganisme. Tutup/sumbat tabung kultur tidak boleh diletakkan di atas
meja kerja untuk mencegah kontaminasi ulang-alik antara tabung reaksi kultur dan meja kerja

(6) Biasakan untuk memisahkan (mengkategorikan) segala macam peralatan dan medium
antara yang steril dan terkontaminasi agar pekerjaan berjalan lancar

(7) Transfer kultur dan kultivasi mikroorganisme harus dilakukan di dekat nyala api Bunsen
pada meja kerja yang sudah disterilkan atau dalam laminar-air flow cabinet. (Anna
Rakhmawati, 2013)

6
BAB IV
KESIMPULAN

Teknik aseptik adalah salah satu cara untuk memperoleh kondisi bebas dari mikroorganisme.
Alur kerja teknik aseptik meliputi usaha menghindarkan dan mencegah kontaminasi dengan
mikroorganisme. Implementasi dari kegiatan aseptis dimulai dari ruang,kegiatan utamanya
adalah sterilisasi kemudian penanaman eksplan. Sterilisasi disini dilakukan pada
alat,area/meja kerja, dan eksplan.Lampu Ultra Violet (UV) hanya dinyalakan jika ruangan tidak
dipakai dan harus dimatikan ketika digunakan untuk bekerja. Radiasi UV harus diwaspadai
karena pada jangka panjang dapat mengubah DNA dengan pembentukan dimer antara dua
basa tirnin pada satu rantai DNA. Penetrasi sinar UV utamanya pada bagian superfisial dari
jaringan sehingga dapat melukai kulit dan retina mata. Sinar UV dapat menghasilkan ozon
sehingga peneliti yang akan bekerja haras menunggu 15-30 menit setelah UV dimatikan, Stelil
box dapat digunakan tanpa laminar air flow, namun laminar air flow digunakan tidak bisa tanpa
steril box.

7
DAFTAR PUSTAKA

1.Rakhmawati,Anna.2013.Praktik Layanan Kegiatan Praktikum Biologi.FMIPA UNY.

2.Skillslab.2017.Teknik Aseptik dan Sterilisasi.fk uny

Anda mungkin juga menyukai