Anda di halaman 1dari 13

PENGAWASAN MENELAN OBAT (PMO)

No.Dokumen : /SOP/PKM.L
No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
Puskesmas Perawatan A.Gafur Samanery, Amd.Kep
Luhu NIP. 19751005 199503 1 001
1 1. Seseorang yang di kenal, dipercaya dan disetujui, baik oleh petugas
Pengertian kesehatan maupun pasien, selain itu harus disegani oleh pasien.
2. Seseorang yang dekat dengan pasien
3. Bersedia membantu pasien dengan suka rela
4. Bersedia dilatih dan atau mendapatpenyuluhan bersama-sama dengan
pasien

2 Tujuan 1. Agar mencegah terjadinya putus obat


2. Agar mencegah resintesis obat
3 Kebijakan SK Kepala Puskesmas No.440/004/KKP/PKM.L/1/218
tentang penunjukan pemegang program pada lingkungan kerja Puskesmas
Perawatan Luhu
4 Referensi Pedoman Program Penanggulangan TB paru Nasional
5 Alat dan Bahan 1. OAT Katagor I atau II
2. Timbangan berat badan
3. Lembaran kuning pengambilan obat
4. Alat tulis

6 Prosedur 1. membuat perjanjian dengan pasien, siapa yang dipercaya/di tunjuk untuk
menjadi PMO
2. mengisi kartu kuning pengambilan OAT
3. menjelaskan teknis pemberian OAT tepat waktu, tepat dosis,tepat obat
4. menjelaskan efek samping dari OAT.
5. menjelaskan waktu Follow Up dahak
7 Unit Terkait Pasien TB Paru PMO, kontak serumah

8 Dokumen terkait Lembar TB 01, TB 06


PEMERIKSAAN KONTAK SERUMAH
No.Dokumen : /SOP/PKM.L
No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
Puskesmas Perawatan A.Gafur Samanery, Amd.Kep
Luhu NIP. 19751005 199503 1 001
1 Pengertian Semua anggota keluarga yang tempat tinggalnya satu rumah berinteraksi
sama lainnya
2 Tujuan Penemuan kontak serumah suspek TB
3 Kebijakan SK Kepala Puskesmas No.440/004/KKP/PKM.L/1/218
tentang penunjukan pemegang program pada lingkungan kerja Puskesmas
Perawatan Luhu
4 Referensi Pedoman program Penanggulangan TB Paru Nasional.
5 Alat dan Bahan 1. Lembaran Anamnese
2. Pot Dahak
6 Prosedur 1. anggota keluarga yang memiliki keluhan batuk lebih dari 2 minggu
2. Pemeriksaan Vital sigen (TD, Suhu, Nadi, Pernapasan)
3. Pengambilan dahak sewaktu
4. Membekali Pot Dahak sewaktu
7 Unit Terkait Laboratorium Microscopik, Puskesmas
8 Dokumen Terkait Lembar pemeriksaan dahak
SOSIALISASI PROGRAM P2 TB PARU
No.Dokumen : /SOP/PKM.L
No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
Puskesmas Perawatan A.Gafur Samanery, Amd.Kep
Luhu NIP. 19751005 199503 1 001

1 Pengertian 1. Sosialisasi adalah proses yang membantu individu belajar dan


menyesuaikan diri terhadap bagaimana cara hidup dan bagaimana cara
berfikir kelompok, agar ia dapat berperan dan berfungsi dalam
kelompoknya.
2. Sosialisasi Program TB paru adalah proses yang membantu masyarakat,
kelompok dan individu menerima kegiatan program TB
2 Tujuan Sebagai acuan untuk menyampaikan informasi tentang kegiatan Program TB
paru kepada masyarakat, kelompok dan masyarakat dan individu.
3 Kebijakan SK Kepala Puskesmas No.440/004/KKP/PKM.L/1/218
tentang penunjukan pemegang program pada lingkungan kerja Puskesmas
Perawatan Luhu
4 Referensi Pedoman Program Penanggulangan TB Paru Nasional.
5 Alat dan Bahan 1. Media KIE , Poster
2. Alat Tulis.
6 Prosedur 1. Penanggung jawab program menginventaris kegiatan –kegiatan
berdasarkan analisis
2. penanggung jawab mengkonsultasi kegiatan-kegiatan yang sudah di
inventariskan kepada kepala Puskesmas
3. Penanggung jawab program dan kepala puskesmas membuat prioritas
kegiatan yang akan di laksanakan.
4. penanggung jawab Program mencatat hasil konsultasi
5. Penanggung jawab Program menindak lanjuti rekomendasi dari
puskesmas dengan menyusun kegiatan - kegiatan yang sudah
diperioritaskan
6. Penanggung jawab program mensosialisasikan kegiatan – kegiatan yang
akan dilaksanakan dengan cara mengumpulkan peserta dalam sebuah
tempat/ ruangan kemudian mensosialisasikan program pengendalian TB
paru kepada masyarakat.
7. Penanggung jawab Program mendokumentasikan semua kegiatan.

7 Unit Kerja Masyarakat dan RT


8 Dokumentasi Buku panduan Penanggulangan Program TB Paru Nasional, dan Absensi
Terkait
COMMUNITIY BASED APPROACH
(CBA)
No.Dokumen : /SOP/PKM.L
No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
Puskesmas Perawatan A.Gafur Samanery, Amd.Kep
Luhu NIP. 19751005 199503 1 001

1 Pengertian Pendekatan kepada masyarakat guna meningkatkan peran serta masyarakat


dalam upaya penemuan kasus baru TB Paru dengan cara mengumpulkan
masyarakat dan memberikan penyuluhan sekaligus pengambilan dahak
tersangka ( suspek)

2 Tujuan 1. Meningkatkan cakupan penjaringan suspek dan penemuan baru BTA


positif
2. meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penyakit TB paru
3. mengurangi angka kejadian TB paru di masyarakat melalui penemuan
kasus baru secara dini
4. meningkatkan peran serta masyarakat dalam penemuan kasus baru TB
Paru
5. membentuk partisipasi aktif (toma, Toga, Kader) untuk mendukung upaya
penemuan kasus.
3 Kebijakan SK Kepala Puskesmas No.440/004/KKP/PKM.L/1/218
tentang penunjukan pemegang program pada lingkungan kerja Puskesmas
Perawatan Luhu
4 Referensi Pedoman Program penanggulangan TB Paru Nasional.
5 Alat dan Bahan 1. Media KIE , Poster
2. Alat Tulis
3. Tensi Meter dan stetoscop
4. Timbangan berat Badan
5. Pot Dahak
6 Prosedur 1.Tentukan Sasaran, sasaran yang akan di undang pada kegiatan CBA
2. tentukan lokasipelaksana
3. waktu di sesuaikan dengan undangan
4. tengan pelaksana , petugas TB, Dokter Puskesmas dan petugas promosi
kegiatan
5. Masyarakat / populasi dengan resiko tinggi ( keadaan rumah tidak sehat,
jumlah penderita tinggi.
7 Unit Kerja Toga, Toma, Kadus, perangkat Desa dan Masyarakat Potensial.
8 Dokumen Terkait Buku Register
ALUR PEMERIKSAAN SUSPEK TB
PARU
No.Dokumen : /SOP/PKM.L
No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
Puskesmas Perawatan A.Gafur Samanery, Amd.Kep
Luhu NIP. 19751005 199503 1 001
1 Pengertian Seorang dengan berdahak dalam 2-3 minggu atau lebih di sertai rasa sakit
didada, batuk darah, selera makan menurun, BB kurang dan demam lebuh
dari satu bulan, berkeringat pada malam hari.
2 Tujuan Deteksi dini penemuan penderita TB Paru BTA+
3 Kebijakan SK Kepala Puskesmas No.440/004/KKP/PKM.L/1/2018
tentang penunjukan pemegang program pada lingkungan kerja Puskesmas
Perawatan Luhu
4 Referensi Pedoman Program Penanggulangan TB Paru Nasional
5 Alat dan Bahan 1. Alat Tulis
2. Tensi Meter dan Stetoscop
3. Timbangan Berat Badan
4. Pot Dahak
6 Prosedur
Suspek TB Paru

Pemeriksaan dahak mikroskopis sewaktu pagi sewaktu

Hasil Hasil Hasil


BTA BTA BTA

Antibiotic Non OAT

Tidak ada ada


perbaikan perbaikan

Foto Torak Pemeriksaan


dan Dahak
pertimbangan

Hasil BTA Hasil BTA


+++++++

Foto Torak dan


pertimbangan
TB Paru

Bukan TB

7 Unit Terkait Masyarakat potensial/ orang yang di curaigai TB paru ( Suspek )

8 Dokumen terkait Buku panduan penanggulangan TB Paru Nasional, Buku register


POSYANDU PARU SEHAT
No.Dokumen : /SOP/PKM.L
No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
Puskesmas Perawatan A.Gafur Samanery, Amd.Kep
Luhu NIP. 19751005 199503 1 001

1 Pengertian Wadah yang dibentuk oleh, dari dan untuk masyarakat yang ada diwilayah
puskesmas untuk mendapatkan pelayanan (konseling dan pemeriksaan) TB
paru secara periodic dan berkesinambungan baik bagi tersangka ( Suspek)
yang telah positif menderita TB Paru maupun pasien paksa pengobatan
2 Tujuan 1. Meningkatkan penjaringan suspek TB paru
2. Meningkatkan penemuan BTA +
3. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penyakit TB Paru
melalui Penyuluhan
4. Meni£ngkatkan peran serta masyarakat dalam penanggulangan penyakit
TB Paru
5. Mend£ekatkan jangkauan masyarakat dalam penanggulangan penyakit
TB Paru
6. Mengurangi biaya COST dalam pengumpulan sasaran
7. Memudahkan petugas untuk evaluasi bagi pasien yang akan, sedang
maupun paksa pengobatan.
8. Mengurangi amgka Drop out (DO) karna disiapkan OAT bagi pasien
yang sedang dalam pengobatan.

3 Kebijakan SK Kepala Puskesmas No. 440/004/KKP/PKM.L/1/2018


tentang penunjukan pemegang program pada lingkungan kerja Puskesmas
Perawatan Luhu
4 Referensi Pedoman penanggulangan TB Paru Nasional
5 Alat dan Bahan 1. kursi dan meja
2. alat tulis/KMS TB paru
3. tensi meter
4. timbangan berat badan
5. pot dahak
6. obat simtomatis
7 Media KIE.
6 Prosedur 1. semua sasaran yang dating dicatat di buku/formulir pendaptaran yang
telah disediakan sebelumnya
2. Timbang sasaran untuk mengetahui berat badan saat pertama di
temukan /sebelum mendapat pengobatan.
3. berikan konseling dan pemeriksaan fisik serta pengukuran tensi sasaran
oleh perawat dan petugas TB
4. pengambilan specimen dahak sasaran oleh analis
5. berikan obat simtomatis bagi sasaran yang bukan/ tidak memenuhi
kriteria suspek
6. bekali pot dahak bagi suspek untuk dahak pagi.
7 Unit Terkait Masyarakat kelompok potensial dan penderita TB Paru
8 Dokumen Terkait Buku register PPS
PENCATATAN DAN PELAPORAN TB
PARU

No.Dokumen : /SOP/PKM.L
No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
Puskesmas Perawatan A.Gafur Samanery, Amd.Kep
Luhu NIP. 19751005 199503 1 001

1 Pengertian Suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk pencatatan dan pelaporan pasien
TB yang disusun dan disajikan untuk memantau secara kohort
perkembangan pengobatan pasien TB yang dilakukan pada setiap unit
pelayanan kesehatan samapai ke kementerian kesehatan.
2 Tujuan 1. Memastian petugas melakuakan pencatatan dan pelaporan pasien TB
sesuai dengan aturan yang telah di tetapkan.
2. Memantau secara kohort perkembangan pengobatan pasien TB
3 Kebijakan SK Kepala Puskesmas No.440/004/KKP/PKM.L/1/218
tentang penunjukan pemegang program pada lingkungan kerja Puskesmas
Perawatan Luhu
4 Referensi Pedoman Program Penanggulangan TB paru Nasional
5 Alat dan bahan Formulir ,TB 06 TB 01
6 Frosedur 1. pencatatan dan pelaporan pada tingkat Fasilitas pelayanan kesehatan

7 Unit Terkait P2PB Paru


8 Dokumen -
8 Dokumen terkait Buku panduan penanggulangan TB Paru
PROSEDUR PENGGUNAAN
LOGISTIK TB

No.Dokumen : /SOP/PKM.L
No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
Puskesmas Perawatan A.Gafur Samanery, Amd.Kep
Luhu NIP. 19751005 199503 1 001

1 Pengertian Penggunaan logistik merupakan pemanfaatan barang sesuai dengan fungsi


dan peruntukannya. Logistic program TB digunakan di semua jenjang untuk
mendukung operasional program dimulai dari unit pelayanankesehatan
sampai ke kementerian kesehatan
2 Tujuan Memastikan penggunaan logistik sesuai dengan aturan yang telah di
tetapkan
3 Kebijakan SK Kepala Puskesmas No. 440/004/KKP/PKM.L/1/2018
tentang Standar pelayanan publik Puskesmas perawatan Luhu
4 Referensi Pedoman Program Penanggulangan TB paru Nasional

5 Alat dan Bahan 1. Surat Perjanjian Pemakaian Barang


2. Surat Penyerahan Barang Rusak/ kadaluarsa
3. Berita acara penghapusan dan pemusnahan barang.
6 Prosedur 1. Perawat membuat surat pemakaian barang yang meliputi pemakaian
dan sisa obat yang di gunakan untuk perencanaan kebutuhan OAT
2. Mencatat dalam kartu stok dan kartu stok induk setiap obat yang di
keluarkan
3. Mencatat jumlah, tanggal kadaluwarsa dan tanggal penerimaan masing-
masing OAT kedalam kartu stok dan kartu stok induk
7 Unit Terkait P2TB
8 Dokumen terkait Buku panduan penanggulangan TB Paru
PENEMUAN SUSPEK TB PARU
No.Dokumen : /SOP/PKM.L
No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
Puskesmas Perawatan A.Gafur Samanery, Amd.Kep
Luhu NIP. 19751005 199503 1 001

1 Pengertian Cara / metode menemukan secara cepat dan tepat kasus TB paru dengan
serangkaian kegiatan terdiri dari penjaringan suspek, diagnosa, penentuan
klasifikasi penyakit dan tipe pasien.
2 Tujuan Mendapatkan/ menemukan kasus TB melalui serangkaian kegiatan sehingga
segera dapat dilakukan pengobatan agar sembuh dan tidak menularkan
penyakit kepada orang lain.
3 Kebijakan SK Kepala Puskesmas No.440/004/KKP/PKM.L/1/218
tentang penunjukan pemegang program pada lingkungan kerja Puskesmas
Perawatan Luhu
4 Referensi Pedoman Program Penanggulangan TB paru Nasional
5 Alat dan Bahan 1. ruang pengelola
2. Pengelola P2 TB
3. Meja, Kursi, Kipas Angin
4. ATK, dan Buku Register
5. Buku penderita
6. Pot Dahak
6 Prosedur 1. Penemuan pasien TB secara pasif, dengan penyuluhan aktif dengan
melibatkan semua layanan dengan maksud untuk mempercepat
penemuan dan mengurangi keterlambatanpengobatan.
2. Penemuan secara aktif dapat dilakukan terhadap:
a. Kelompok yang rentan tertular TB (rumah tahanan), daerah
kumuh, keluarga atau kontak pasien TB, terutama mereka
yang dengan TB BTA positif.
b. Kontak dengan pasien TB resisten obat.
3. Tahap awal penemuan dilakukan dengan menjaring mereka yang
memiliki gejala utama pasien TB paru adalah batuk berdahak selam 2-3
minggu atau lebih. Batuk dapat di ikuti dengan gejala tambahan yaitu
dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas, badan lemas nafsu
makan menurun, berat badan menurun, malas, berkeringat di malam
hari tanpa kegiatan fisik, demam meriang lebih dari 1 bulan
4. Pengelola melakukan anamese dan mencatat mengenai
 Berapa lama batuk ?
 Berdahak / tidak?
 Dahak bercampur darah/tidak?
 sesak nafas /tidak?
 Nyeri dada/tidak?
 Nafsu makan berkurang /tidak?
 Berat badan menurun/tidak?
 Riwayat kontak dengan penderita TBC dan
 Apakah pernah minum obat paru-paru selama kurang dari 1 bulan
atau lebih dari 1 bulan?
5. Mengisi buku daftar suspek from TB.06
6. Pengelola memberi penjelasan mengenai pentingnya pemeriksaan
dahak dan cara batuk yang benar untuk mendapatkan dahak yang kental
dan purulen.
7. Memberikan pot dahak sewktu kunjungan pertama dan pengambilan
dilakuakan di samping puskesmas.
8. Memeriksa kekentalan, warna dan volume dahak. Dahak yang baik
untuk pemeriksaan adalah berwarna kuning kehijau-hijauan (
mukopurulen), kental, dengan volume 3-5 ml. bila volumenya kurang ,
penderita batuk lagi sampai volumenya mencukupi. Jika tidak ada
dahak keluar, pot dahak dianggap sudah terpakai dan harus di musnakan
untuk menghindari kemungkinan terjadinya kontaminasi kuman TBC.
9. Memberikan label pada dinding potyang memuat identitas sediaan
dahak sesuai dengan TB.06
10. Memberikan pot dahak pagi yang sudah di beri label untuk di isi di
rumah penderita dan disuruh dating besok pagi membawa dahak
paginya dan kemudian petugas mengambil dahak sewaktu kunjungan
kedua.
11. Mengisi form.TB.05 mengirim sediaan ke laboratorium.
12. Menerima jawaban dengan form TB 05, kemudian memasukan hasil
pemeriksaan ke TB 06.
13. Bila hasil pemeriksaan BTA positif, memberikan pengobatan sesuai
protap pengobatan TB.
14. Bila hasil pemeriksaan negative, di lakukan pemeriksaan dahak ulang,
bila hasilnya tetap negative di berikan pengobatandengan antibiotik
selama dua minggu.
15. Bila masih tetap batuk dilakukan pemeriksaan rongsen thorax.
16. Bila hasil positif di obati sesuai denganprotap TB.
17. Pasien mendaftar di loket pendaptaran.
18. Buku rawat jalan pasien di bawa keruang BP berdasarkanb nomor urut
pendaptaran
19. Pasien di silahkan duduk sambil menunggu namanya dipanggil
20. Penderita masuk di ruang BP
6 Unit terkait Penderita tersangka TB Paru( suspek)
7 Dokumen terkait Buku panduan penanggulangan TB Paru Nasional buku register pasien
PENGOBATAN TB PARU
No.Dokumen : /SOP/PKM.L
No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
Puskesmas Perawatan A.Gafur Samanery, Amd.Kep
Luhu NIP. 19751005 199503 1 001

1 Pengertian Tata cara memberikan pengobatan pendeita TB Paru sesuai tata laksana
pengobatan TB nasional.
2 Tujuan Untuk menyembuhkan pasien, mencegah kematian, mencegah kekambuhan
memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya resistensi kuman
terhadap obat anti tuberklosis (OAT)
3 Kebijakan SK Kepala Puskesmas No.440/004/KKP/PKM.L/1/218
tentang penunjukan pemegang program pada lingkungan kerja Puskesmas
Perawatan Luhu
4 Referensi Pedoman Program Penanggulangan TB paru Nasional
5 Alat dan Bahan 1. register rawat jalan
2. Register TB. 05
3. Register TB 06
4. Form TB 01
5. Form TB 02
6. Form TB 03
7. Obat OAT
6 Prosedur - Pasien yang telah di periksa dahaknya dipersilahkan masuk ke ruang
BP.
- Pasien diberi penjelasan sesuai dengan hasil pemeriksaan dahak di
TB 05.
- Untuk pasien dengan hasil BTA positif diberikan pengobatan dengan
OAT kategori I, dan untuk pasien dengan BTA Negativ dan rongsent
mendukung diberikan pengobatan dengan kategori III sesuai berat
badan pasien.
Dengan dosis pemberian sesuai dengan table berikut :
Tabel 01. Pemberian obat TB Paru sesuai BB pasien
Berat Badan Tahap intensif tiap Tahaplanjutan, 3
Hari selama 56 hari kali seminggu selama
RHZE
RH (150/150)
(150/75/400/275)
30-37 kg 2 tablet 4 KDT 2 tablet 2 KDT
38-54 kg 3 tablet 4 KDT 3 tablet 2 KDT
55-70 kg 4 tablet 4 KDT 4 tablet 2 KDT
>70 kg 5 tablet 4 KDT 5 tablet 2 KDT

Setelah pengobatan tahap intensif akhir bulan ke II, dilakukan pemeriksaan


BTA, bila hasil negative dilanjutkan tahap lanjutan, dan bila hasil
pemeriksaan BTA positif diberikan sisipan dengan dosis sesuai berat badan
pasien.
Dengan dosis sesuai table sebagai berikut :
Tabel 02. Pemberian obat sisipan sesuai BB
Berat Badan Tahap intensif (150/75/400/275)
30 -37 kg 2 tablet 4 KDT
38 – 54 kg 3 tablet 4 KDT
55 – 70 kg 4 tablet 4 KDT
>70 kg 5 tablet 4 KDT

Dan bila hasil pemeriksaan pada akhir tahap intensif negativ dilanjutkan
tahap lanjutan, kemudian diperiksa dahak ulang pada akhir bulan ke V, bila
hasil negative di lanjutkan pengobatannya, dan dilakukan pemeriksaan ulang
pada akhir bulan keVI negative pada awal pengobatan pasien di nyatakan
sembuh. Dan bila akir pengobatan hasil negative dan pada awal pengobatan
negative dengan rongsent positif pasien di katakana pengobatan lengkap.
6 Unit Terkait P2TB Paru

7 Dokumen terkait Buku pnduan penanggulangan TB Paru Nasional Register TB 01 dan TB 06


DOKUMENTASI PENJARINGAN SUSPEK, PENGAMBILAN SPECIMEN
DAN PEMERIKSAAN DAHAK

Anda mungkin juga menyukai