Anda di halaman 1dari 1

dat perkawinan suku Sabu, Nusa Tenggara Timur, memiliki unsur kesatuan dan persatuan orang Sabu

yang patut dihargai.

Pihak-pihak yang terlibat dalam adat perkawinan suku ini adalah para utusan (dari pihak laki-laki maupun
perempuan), juru bicara kedua pihak, kepala adat (nuhu jami), orang tua perempuan dan ipar lelaki dari
gadis, ibu-ibu yang pernah membantu ketika melahirkan gadis (pada saat buka kenoto), kerabat keluarga
dan kenalan masing-masing pihak, turunan kakek dari lelaki (pada saat pengumpulan belis), orang tua
lelaki bersama rombongan, dan kedua pengantin.

Tahap adat perkawinan Sabu dimulai dari hari bicara. Rombongan lelaki bersama juru bicara menuju ke
rumah wanita untuk memulai pembicaraan adat (peli). Setelah ditentukan hari upacara (hari lodo),
utusan dari pihak lelaki mengantar rukenan ae (tempat sirih pinang) sebagai lambang pinangan yang
diberikan pada keluarga perempuan. Jika sirih pinang dimakan oleh keluarga perempuan, maka lamaran
pun diterima. Lelaki juga membawa seekor babi besar (wawi rukena ae) untuk diantar ke rumah mertua
perempuan sebagai tanda hormat.

Pada hari berikutnya, pihak dari lelaki mengantar kenoto melalui upacara pemaho rukenan ae dengan
seekor babi ke rumah keluarga perempuan. Dalam antaran ini, masing-masing juru bicara akan
membicarakan harga belis. Setelah itu, kenoto yang dibawa akan dibuka oleh keluarga perempuan,
disaksikan oleh ibu-ibu yang membantu melahirkan si gadis.

Kemudian, di rumah lelaki diadakan acara makan bersama (nga’a kebue) sekaligus mengumpulkan
kelengkapan belis. Belis yang sudah ada diantarkan ke rumah perempuan dan melangsungkan
pembicaraan untuk kesepakatan adat. Gadis akan dibawa dari rumah orang tuanya ke rumah lelaki dan
keluarga lelaki memberikan semua harga yang telah diputuskan bersama. Diadakan juga pembagian
wawi ata-kii ata (babi dan kambing) kepada semua pihak. Pembagian ini disebut pala. Pada akhirnya,
diadakan upacara nuhu amu (memasuki rumah), yang menandakan istri meninggalkan sukunya sebagai
acara terakhir dari seluruh rangkaian adat perkawinan.

Anda mungkin juga menyukai