Anda di halaman 1dari 17

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

Nama Mahasiswa : Yogie Bagus Pratama


NIM : 182311101027
Tempat Pengkajian : Ruang 19 RSUD Dr. Saiful Anwar Malang
Tanggal : 5 November 2018

A. PENGKAJIAN
I. Identitas Klien
Nama : Ny N No. RM : 1076xxxx
Umur/Tgl Lahir : 77 tn/ 01-01-1941 Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Jenis kelamin : Laki-laki Status perkawinan : menikah
Agama : Islam Tanggal MRS : 2 November 2018
Pendidikan : SD Tanggal pengkajian : 5 November 2018
Alamat : Jl Sumpil IB RT3 Sumber informasi : Pasien, keluarga
RW13 Purwodadi dan rekam medis
Malang

II. Riwayat Kesehatan


1. Diagnosa medik:
Metastase adenoma ca submandibular+ ca colli

2. Keluhan utama:
Pasien mengeluhkan nyeri pada daerah leher post operasi hari ke 1

3. Riwayat penyakit sekarang:


Pasien mengatakan terdapat bennjolan pada depan telinga kiri, dan leher sebelah kiri sejak
sebulan yang lalu, kemudian pembesarannya cepat dan dirasakan nyeri sehingga keluarga
langsung membawa pasien untuk berobat ke RSSA Malang dan masuk di ruang 20 pada
tgl 2 November 2018.

4. Riwayat kesehatan terdahulu:


a. Penyakit yang pernah dialami:
Pasien pernah mengalami tumor pada mata dan sudah dilakukan operasi pengangkatan
mata sejak 1 tahun yang lalu. Pasien tidak memiliki riwayat hipertensi, DM.

b. Alergi (obat, makanan, plester, dll):


Pasien dan keluarga mengatakan tidak memiliki alergi makanan dan tidak memiliki alergi
pada obat dan plester atau yang lainnya.

Panduan Profesi Ners Keperawatan Bedah Fkep UNEJ 2018


c. Imunisasi:
Keluarga mengatakan lupa terkait imunisasi

d. Kebiasaan/pola hidup/life style


Pasien tidak memiliki kebiasaan yang bertentangan dengan proses perawatan

e. Obat-obat yang digunakan:


Pasien tidak mengonsumsi obat-obatan sebelumnya.

5. Riwayat penyakit keluarga:


Pasien mengatakan keluarga tidak ada yang memiliki penyakit yang sama dengan pasien,
keluarga juga tidak ada yang memiliki riwayat hipertensi dan DM

6. Genogram:

Keterangan:
: laki-laki
: perempuan
: Meninggal
: Menikah
: Pasien
: Tinggal serumah

III. Pengkajian Keperawatan


1. Persepsi & pemeliharaan kesehatan:
Pasien mengatakan kondisi sehat adalah jika tidak ada gangguan dan tidak dirawat
dirumahsakit.

2. Pola nutrisi/ metabolik:


Antropometri
BB = 38 kg
TB = 140 cm
Lingkar Lengan Atas = 22 cm
BMI = BB/TB2= 38/1,42 = 19,38
Keterangan : Kurus < 18 ; Normal 18-25 ; Kegemukan 25-27; Obesitas >27.
Interpretasi: pasien termasuk kategori Normal
Clinical sign

Panduan Profesi Ners Keperawatan Bedah Fkep UNEJ 2018


Tidak ada tanda-tanda malnutrisi.
Biomedical sign:
Hemoglobin 13,3 gr/dL (N 11,1-15,1)
Leukosit 7,8 103/uL (N 4,7-11,3)
Diet Pattern (intake makanan dan cairan):
Diet TKTP

3. Pola eliminasi:
BAK BAB
Sebelum MRS Setelah MRS Sebelum MRS Setelah MRS
Frekuensi : 3-4x/hari 3-4 x/hari 1 x/hari 1x sehari
Jumlah : ± 800 cc/hr ± 800 cc/hari Normal Tidak terkaji
Warna : Jernih Kekuningan Kuning Tidak terkaji
Bau : Khas amoniak Khas amoniak Khas Tidak terkaji
Karakter : Tidak terkaji Tidak terkaji Keras dan lembek Tidak terkaji
Alat bantu : Tidak memakai Menggunakan Tidak memakai Tidak memakai
kateter
Kemandirian : Mandiri Dibantu keluarga Mandiri Dibantu keluarga
Lain : - - - -
Balance cairan:
Input cairan = 1000+190=1190 cc Output cairan = 800+525=1325 cc
1. Air (makan dan minum)= 1000 cc/hari 1. Urine = 800cc/hari
2. Air Metabolisme = 5cc/kgBB/hr= 5x38: 190cc 2. IWL = 15xBB= 15x38: 525
Balance cairan =input-output= 1190-1325= -135 cc

4. Pola aktivitas & latihan:


Pasien mengatakan sesak semakin parah ketika dibuat berjalan
Aktivitas harian (Activity Daily Living)
Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan / minum √
Toileting √
Berpakaian √
Mobilitas di tempat tidur √
Berpindah √
Ambulasi / ROM √
Ket: 0: tergantung total, 1: bantuan petugas dan alat, 2: bantuan petugas, 3: bantuan alat, 4:
mandiri
5. Pola tidur & istirahat:
Pasien tidak mengalami kesulitan tidur di rumah sakit, sama seperti saat sebelum di rumah
sakit. Durasi tidur kurang lebih 8 jam sehari.

6. Pola kognitif & perceptual:


Fungsi Kognitif dan Memori : pasien masih dapat mengingat dengan baik dan kemampuan
komunikasi pasien masih baik.
7. Pola persepsi diri:

Panduan Profesi Ners Keperawatan Bedah Fkep UNEJ 2018


Identitas diri :
Pasien sudah mengetahui dirinya seorang wanita lansia, pasien wanita seutuhnya
Harga diri :
Harga diri pasien baik
Ideal diri :
Menurut pasien, idealnya saat-saat ini bisa tiduran dan menikmati masa tua di rumah
Peran diri :
Pasien sebagai ibu rumah tangga.
8. Pola seksualitas & reproduksi:
Pola seksual dan reproduksi pasien tidak terdapat gangguan.
9. Pola peran & hubungan:
Pasien merasa tidak dapat menjalankan perannya ketika sakit dan dirawat di rumah sakit
10. Pola manajemen koping-stress:
Ketika ada masalah pasien cenderung diam dan berusaha mengatasi sendiri.
11. System nilai & keyakinan:
Pasien memiliki agama islam, pasien melakukan ibadah sesuai dengan ketentuan dan nilai
keyakainan yang diyakini.

IV. Pemeriksaan Fisik


Keadaan umum:
Pasien mengeluhkan nyeri, pasien sadar dengan GCS 456.
Tanda-tanda vital:
Tekanan darah 130/90 mmHg, denyut nadi 85 x/m, frekuensi pernafasan 22 x/m, dan suhu
tubuh 36,5o C.

1. Kepala:
Inspeksi: bentuk kepala simetris, distribusi rambut merata, rambut puth, wajah tidak
simetris ada pembengkakan sebelah kiri karena post operasi,
Palpasi: tidak terdapat nyeri tekan pada daerah wajah.
2. Mata:
Inspeksi: pupil isokor, bola mata simetris, tidak terdapat gangguan penglihatan, pasien
tidak menggunakan alat bantu penglihatan, reflek cahaya positif, sklera kemerahan.
Palpasi: tidak ada nyeri tekan pada daerah mata
3. Telinga:
Inspeksi : bentuk telinga simetris, tidak ada serumen, terdapat perban post operasi
ditelinga kiri, pasien tidak mengalami penurunan pendengaran, tidak menggunakan alat
bantu pendengaran.
Palpasi : terdapat nyeri tekan pada telinga
P: nyeri post operasi
Q: panas dan kaku
R; depan telinga kiri dan leher
S: 5
T: terus menerus
4. Hidung

Panduan Profesi Ners Keperawatan Bedah Fkep UNEJ 2018


Inspeksi : hidung bersih, tidak ada benjolan, tidak ada pernapasan cuping hidung, tidak
ada sekret, tidak ada massa, tidak ada perdarahan (rinorea), tidak ada fraktur nasal, tidak
menggunakan alat bantu pernafasan.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
5. Mulut:
Inspeksi : mukosa bibir kering, warna bibir tidak sianosis, mulut bersih
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
6. Leher:
Inspeksi : terdapat perban post operasi pada leher sebelah kiri, warna kulit normal
Palpasi : terdapat nyeri tekan pada leher
7. Dada:
Inspeksi : bentuk dada simetris, warna kulit normal, pengembangan paru simetris,
tidak terdapat penggunaan otot bantu nafas.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada krepitasi/benjolan,
Perkusi : perkusi paru sonor, perkusi jantung pekak
Auskultas : suara paru vesikuler, suara S1 dan S2 normal, tidak ada suara jantung
abnormal.
8. Abdomen:
Inspeksi : tidak terdapat hiperpigmentasi, bentuk simetris, tidak ada benjolan atau lesi,
kondisi bersih.
Auskultasi : bising usus 12 x/m
Perkusi : timpani
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan
9. Urogenital:
Buang air kecil spontan, warna kekuningan, bau khas urin.
10. Ekstremitas:
Inspeksi : kaki dan tangan normal tidak ada gangguan sensori maupun motorik
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Kekuatan tonus otot normal
5 5

5 5
11. Kulit dan kuku:
Kulit
Turgor kulit baik, akral hangat, kulit dalam keadaan kering dan bersih.
Kuku
Warna kuku normal (merah muda), kondisi kuku tidak ada yang retak/pecah, CRT < 2
detik.
Keadaan lokal:
Keadaan lokal pasien mengeluhkan nyeri, pasien kelihatan lemas.

Panduan Profesi Ners Keperawatan Bedah Fkep UNEJ 2018


V. Terapi
No Jenis terapi Farmako dinamik dan farmako Dosis dan rute Indikasi dan Efek samping Implikasi
kinetik pemberian kontraindikasi keperawatan
1. Infus NaCl 0,9% Komposisi (mmol/L) pada 1.000 cc/24 Indikasi: Respon febris, abses, Memonitor
NaCl 0,9% adalah Na 154 dan jam a. Untuk penderita nekrosis jaringan atau kemungkinan
Cl 154. Natrium merupakan IV hiponatremia atau infeksi pada tempat efek samping
kation utama dalam cairan sindrom rendah garam. penyuntikan, trombosis pemberian
ekstraseluler dan memegang b. Sebagai zat vena atau cairan
peranan penting pada regulasi pembawa atau pelarut hypervolemia,
tekanan osmotis. untuk obat-obatan dehidrasi seluler,
infus. lemah, disorientasi,
c. Untuk mengganti anoreksida, distensi,
kehilangan air dan oliguria dan
natrium klorida peningkatan BUN.
d. Untuk mengganti
cairan ekstraseluler
e. Untuk terapi
alkalosis metabolik
karena kehilangan
cairan dan deplesi
natrium ringan
Kontraindikasi:
a. Hipernatremia
b. Retensi cairan
2. Ranitidin Farmakodinamik : ranitidin Indikasi : tukak lambung Sakit kepala, sulit Memantau
menghambat reseptor H2 secara 2x50 mg dan tukak duodenum, buang air besar, diare, efek samping
selektif dan reversible. IV refluks esofagitis, mual, nyeri perut, obat,
Reseptor H2 akan merangsang dispepsia episodik kronis, gatal-gatal pada kulit meminimalkan

Panduan Profesi Ners Keperawatan Bedah Fkep UNEJ 2018


sekresi cairan lambung pada tukak akbiat AINS komplikasi
pemberian ranitidin sekresi Kontraindikasi : penderita
lambung dihambat. diketahui hipersensitif
Farmakokinetik : terhadap ranitidin
bioavailabilitas ranitidin yang
diberikan secara oral sekitar
50% dan meningkat pada
pasien penyakit hati.
3. Ketorolac Ketorolac adalah obat dengan 3x10 mg Indikasi: Nyeri dada, lemas, Memantau
fungsi mengatasi nyeri sedang IV Ketorolac diindikasikan sesak, efek samping
hingga nyeri berat untuk untuk penatalaksanaan BAB hitam, berdarah, obat,
sementara. Biasanya obat ini jangka pendek terhadap muntah, bengkak, lebih meminimalkan
digunakan sebelum atau nyeri akut sedang sampai jarang atau tidak buang komplikasi
sesudah prosedur medis, atau berat setelah prosedur air kecil, mual, nyeri
setelah operasi. Ketorolac bedah perut, demam ringan,
adalah golongan obat tidak napsu makan,
Kontraindikasi:
nonsteroidal anti-inflammatory urin gelap, BAB
Resiko perdarahan,
drug (NSAID) yang bekerja dempul, sakit kuning
hipersensitifitas, asma,
dengan memblok produksi (kulit atau mata
penyakit ginjal
substansi alami tubuh yang menguning), kulit
menyebabkan inflamasi. Efek pucat, mudah memar,
ini membantu mengurangi kesemutan berat, baal,
bengkak, nyeri, atau demam. nyeri, lemah otot; atau

Panduan Profesi Ners Keperawatan Bedah Fkep UNEJ 2018


VI. Pemeriksaan Penunjang & Laboratorium
No Jenis pemeriksaan Nilai normal Hasil
(rujukan) (hari/tanggal)
Nilai Satuan 03-11-2018
1. Hematologi lengkap
Hemoglobin 11,4-15,1 gr/dL 13,3 gr/dL
Leukosit 4,7-11,3 103/ul 7,8 103/ul
Hematokrit 38-42 % 40,1 %
trombosit 142-424 103/ul 317 103/ul
2. Faal Hati
SGOT 0-32 u/L 118 u/L
SGPT 0-33 u/L 71 u/L
albumin 3,5-5,5 g/dL 3,91 g/dL
4. Faal Ginjal
Kreatinin serum <1,2 mg/dL 0,67 mg/dL
Ureum 16,6-48,5 mg/dL 25,8 mg/dL

Malang, 5 Nov 2018


Pengambil Data

Yogie Bagus Pratama

B. PROBLEM LIST

Profesi Ners Keperawatan Bedah Fkep UNEJ 2018


No. DATA PENUNJANG ETIOLOGI MASALAH
1. DS : Pembedahan Nyeri akut (00132)
Pasien mengeluh nyeri pada ↓
daerah post pembedahan, Inflamasi fisiologi
nyerinya panas dan terasa ↓
kaku, dan terjadi secara terus mengeluarkan mediator
menerus inflamasi (histamin,
DO : Bradykinin, prostaglandin)
- Skala nyeri 5 ↓
- Grimace (meringis) Merangsang nocireseptor
kesakitan ↓
Nyeri dipersepsikan
- TD :130/90 mmHg,
- N: 85 x/m
- RR: 22 x/m
- S: 36,5o C.
2. DS: mengeluhkan mual dan Pembedahan Mual (00134)
pingin muntah teruama ↓
setelah operasi Pengaruh anastesi
DO: ↓
Pasien tidak nafsu makan Mual
Pasien hanya mau minum air
gula

3. DS:- Pembedahan Resiko Infeksi (00004)


DO: ↓
Pasien post operasi hari 1 Diskontinuitas jaringan
Terdapat luka jahit operasi kulit
Terdapat balutan perban di ↓
area luka Port de entry kuman masuk

Resiko infeksi

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Profesi Ners Keperawatan Bedah Fkep UNEJ 2018


NO DIAGNOSA TANGGAL TANGGAL KETERANGAN
PERUMUSAN PENCAPAIAN
1. Nyeri akut b/d agen cedera 5 November 7 November -
fisik yang ditandai dengan 2018 2018
pasien mengeluhkan nyeri
dengan skala 5 di lokasi
operasi, nyerinya terasa panas
dan kaku dan terjadi secara
terus menerus.
2. Mual b/d efek pengobatan 5 November 7 November -
pemberian anastesi 2018 2018
pembedahan
3. Resiko infeksi b/d 5 November 7 November
inkontinuitas jaringan kulit 2018 2018

Profesi Ners Keperawatan Bedah Fkep UNEJ 2018


C. INTERVENSI KEPERAWATAN
No DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI
.
1. Nyeri akut (00132) NOC NIC
Kontrol nyeri (1605) Manajemen nyeri (1400)
Tingkat nyeri (2102) 1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif (lokasi,
Setelah dilakukan tindakan keperawatan karakteristik, durasi, dan intensitas nyeri)
selama 3x24 jam nyeri akut pada pasien 2. Observasi TTV
dapat berkurang, dengan kriteria hasil: 3. Jelaskan pada pasien terkait nyeri yang dirasakan
1. Mampu mengontrol nyeri (tahu
4. Ajarkan keluarga dan pasien untuk mengurangi nyeri dengan
penyebab nyeri, mampu menggunakan Teknik relaksasi nafas dalam
teknik non farmakologi untuk 5. Dorong pasien mengambil posisi nyaman
mengurangi nyeri, mencari bantuan) 6. Kolaborasikan dengan dokter terkait pemberian analgesic
2. Melaporkan bahwa nyeri berkurang
7. Cek adanya riwayat alergi obat
dengan menggunakan manajemen nyeri
3. Mampu mengenali nyeri (skala,
intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
4. TTV dalam batas normal
2. Mual (000134) NOC NIC
Keparahan mual muntah (2107) Manajemen mual (1450)
Setlah dilakukan tindakan keperawatan 1. Identifikasi penyebab dari mual
selama 3x24 jam masalah mual pada pasien 2. Dorong pasien untuk belajar strategi mengatasi mual sendiri
dapat teratasi, dengan kriteria hasil: 3. Lakukan penilaian lengkap terhadap mual, termasuk
1. Intensitas mual berkurang frekuensi, durasi, tingkat keparahan
2. Frekuensi muntah berkurang 4. kolaborasi pemberian obat antiemetic yang sesuai.

3. Resiko Infeksi NOC NIC


(00004) Kontrol resiko proses infeksi (1924) Kontrol infeksi (6540)
Setelah dilakukan perawatan selama 3x24 1. bersihkan lingkungan dengan baik

Profesi Ners Keperawatan Bedah Fkep UNEJ 2018


jam resiko infeksi teratasi dengan kriteria 2. lakukan perawatan luka jahitan
hasil: 3. pastikan perawatan luka dilakukan dengan tepat
1. faktor risiko infeksi dalam aktifitas 4. ajarkan keluarga untuk mengendalikan aktifitas sehari-hari
sehari-hari terkendali yang beresiko memicu terjadinya infeksi berupa cuci tangan
2. mempertahankan lingkungan bersih dan menjaga luka tetap kering dan bersih.
3. menggunakan strategi untuk
mengontrol infeksi
4. menggunakan apd
5. mencuci tangan

Profesi Ners Keperawatan Bedah Fkep UNEJ 2018


D. CATATAN PERKEMBANGAN
DIAGNOSA: Nyeri Akut
WAKTU IMPLEMENTASI PARAF EVALUASI
5 Nov 2018 1. Lakukan pengkajian nyeri secara JAM: 06.00 WIB
komprehensif (lokasi, karakteristik, S : Pasien masih mengeluhkan nyeri dan kaku
durasi, dan intensitas nyeri) O:
Respon: pasien kooperatif, PQRST nyeri Skala nyeri 5
terkaji Pasien memhami penyebab nyeri
2. Observasi TTV Pasien tidak memiliki alergi obat
Respon: pasien kooperatif Pasien posisi supinasi
3. Jelaskan pada pasien terkait nyeri yang TD :130/90 mmHg,
dirasakan N: 87 x/m
Respon: pasien memahami terkait nyeri RR: 20 x/m
yang dirasakan S: 36,4o C.
4. Ajarkan keluarga dan pasien untuk A : Masalah nyeri akut belum teratasi
mengurangi nyeri dengan relaksasi nafas P : Lanjutkan intervensi
dalam 1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif (lokasi,
Respon: pasien dan keluarga mampu karakteristik, durasi, dan intensitas nyeri)
melakukan terapi nafas dalam 2. Observasi TTV
5. Dorong pasien mengambil posisi nyaman 3. Kolaborasi pemberian analgesik
Respon: pasien nyaman pada posisi semi
supinasi
6. Kolaborasikan dengan dokter terkait
pemberian analgesic
Respon: pasien kooperatif
7. Cek adanya riwayat alergi obat
Respon: pasien tidak memiliki riwayat
alergi

Profesi Ners Keperawatan Bedah Fkep UNEJ 2018


8 Nov 2018 1. Lakukan pengkajian nyeri secara JAM: 21.00 WIB
komprehensif (lokasi, karakteristik, S : Pasien mengatakan nyeri sudah berkurang
durasi, dan intensitas nyeri) O:
Respon: pasien kooperatif skala nyeri 5 Skala nyeri 3
2. Observasi TTV Posisi semi fowler
Respon: pasien kooperatif TD:110/60 N:86x/m S: 36,3 RR: 21x/m
A : Masalah nyeri belum teratasi
3. Kolaborasi pemberian analgesic
P : Lanjutkan intervensi
Respon: pasien kooperatif
1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif (lokasi,
karakteristik, durasi, dan intensitas nyeri)
2. Observasi TTV
3. Dorong pasien mengambil posisi nyaman
4. Kolaborasi pemberian analgesik
9 Nov 2018 1. Lakukan pengkajian nyeri secara JAM: 14.00 WIB
komprehensif (lokasi, karakteristik, S : Pasien mengatakan sudah tidak nyeri
durasi, dan intensitas nyeri) O:
Respon: pasien kooperatif, skala nyeri 5 Skala nyeri 2
2. Observasi TTV Posisi semi fowler
Respon: pasien kooperatif TD:120/70 N:86x/m S: 36,7 RR: 20x/m
3. Kolaborasi pemberian analgesic A : Masalah nyeri teratasi
P : hentikan intervensi
Respon: pasien kooperatif

DIAGNOSA: Mual
WAKTU IMPLEMENTASI PARAF EVALUASI

Profesi Ners Keperawatan Bedah Fkep UNEJ 2018


5 Nov 2018 1. Identifikasi penyebab dari mual JAM: 06.00 WIB
Respon: mual karena efek anastesi S: Pasien mengatakan masih ada mual
2. Dorong pasien untuk belajar strategi O:
mengatasi mual sendiri Mual durasi 4 menit
Respon: keluarga memberikan minyak
kayu putih pada perut pasien dan pasien Sehari 3-4 kali merasa mual
merasa nyaman A: masalah mual belum teratasi
3. Lakukan penilaian lengkap terhadap P: Lanjutkan intervensi
mual, termasuk frekuensi, durasi, 1. lakukan penialaian mual lengkap
tingkat keparahan 2. kolaborasi pemberian obat antiemetic yang sesuai
Respon: mual kurang lebih 5 menit,
sehari kurang lebih terjadi selama 4-5
kali, dan muntah sekali
4. kolaborasi pemberian obat antiemetic
yang sesuai
Respon: pasien kooperatif dan tidak
alergi dengan obat
6 Nov 2018 1. lakukan penialaian mual lengkap JAM: 21.00
Respon: mual berkurang, durasi kurang S: Pasien mengatakan mual berkurang
lebih hanya kurang dari 1 menit, O:
frekuensi 2-3, dan tidak ada muntah Mual durasi kurang dari 1 menit
2. kolaborasi pemberian obat antiemetic Sehari 2-3 kali
yang sesuai A: masalah mual belum teratasi
Respon: pasien kooperatif P: Lanjutkan intervensi
1. lakukan penialaian mual lengkap
2. kolaborasi pemberian obat antiemetic yang sesuai

7 Nov 2018 1. Lakukan penialaian mual lengkap JAM: 14.00


Respon: tidak mual, dan tidak muntah S: Pasien mengatakan sudah tidak mual
2. Kolaborasi pemberian obat antiemetic O:

Profesi Ners Keperawatan Bedah Fkep UNEJ 2018


yang sesuai Mual tidak ada
Respon: pasien kooperatif Muntah tidak ada
A: masalah mual teratasi
P: Hentikan intervensi

DIAGNOSA: resiko infeksi


WAKTU IMPLEMENTASI PARAF EVALUASI
5 Nov 2018 1. Bersihkan lingkungan dengan baik JAM: 06.00 WIB
Respon: Pasien dan keluarga kooperatif S: -
2. lakukan perawatan luka jahitan 3hari O:
sekali Lingkungan bersih
Respon: pasien kooperatif Keluarga paham cara cuci tangan dan menjaga luka bersih dan
3. pastikan perawatan luka dilakukan
kering
dengan tepat
Respon: perawatan luka dilakukan A: masalah resiko infeksi belum teratasi
dengan prinsip steril P: Lanjutkan intervensi
4. ajarkan keluarga untuk mengendalikan 1. bersihkan lingkungan dengan baik
2. lakukan perawatan luka jahitan
aktifitas sehari-hari yang beresiko
3. pastikan perawatan luka dilakukan dengan tepat
memicu terjadinya infeksi berupa cuci
tangan dan menjaga luka tetap kering
dan bersih.
Respon: keluarga paham Teknik cuci
tangan dan menjaga luka tetep kering
dan bersih
6 Nov 2018 JAM: 21.00 WIB
1. bersihkan lingkungan dengan baik S: -
Respon: lingkungan bersih pasien dan O:
keluarga kooperatif Lingkungan bersih
2. lakukan perawatan luka jahitan 3 hari Balutan perban luka bersih dan tidak basah

Profesi Ners Keperawatan Bedah Fkep UNEJ 2018


sekali A: masalah resiko infeksi belum teratasi
Respon: pasien kooperatif P: Lanjutkan intervensi
3. pastikan perawatan luka dilakukan 1. bersihkan lingkungan dengan baik
dengan tepat 2. lakukan perawatan luka jahitan
Respon: perawatan luka dengan prinsip 3. pastikan perawatan luka dilakukan dengan tepat
steril
7 Nov 2018 1. bersihkan lingkungan dengan baik JAM: 14.00 WIB
Respon: lingkungan bersih S: pasien merasa agak kesakitan tadi ketika di rawat lukanya
2. lakukan perawatan luka jahitan O:
Respon: pasien kooperatif Lingkungan bersih
3. pastikan perawatan luka dilakukan
Luka bersih dan baik, tidak ada tanda-tanda infeksi
dengan tepat
respon: perawatan luka dengan prinsip Perawatan luka dilakukan dengan baik dan menggunakan prinsip
steril steril
A: masalah resiko infeksi teratasi
P: intervensi dihentikan

Profesi Ners Keperawatan Bedah Fkep UNEJ 2018

Anda mungkin juga menyukai