Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Definisi Perencanaa (Planning)


Batasan atau pengertian perencanaan bermacam – macam
sesuai dengan pendapat para ahli manajemen. Menurut Sutarno NS
(2004), perencanaan diartikan sebagai perhitungan dan penentuan
tentang apa yang akan dijalankan dalam rangka mencapai tujuan
tertentu, dimana menyangkut tempat, oleh siapa pelaku itu atau
pelaksana dan sebagaimana tata cara mencapai itu. Perencanaan
merupakan suatu proses mempersiapkan serangkaian pengambilan
keputusan untuk dilakukannya tindakan dalam mencapai tujuan
organisasi, dengan dan tanpa menggunakan sumber-sumber yang ada.
Menurut Garth N. Jone (perencanaan sebagai suatu proses),
bahwa perencanaan adalah proses pemilihan dan pengembangan dari
tindakan yang paling baik atau menguntungkan mencapai tujuan.
Menurut Mc. Farland (perencanaan sebagai fungsi manajemen),
perencanaan adalah fungsi dimana pemimpin kemungkinan
menggunakan pengaruh dari pada kewenangannya, yang dapat
mengubah tujuan dan kegiatan di organisasi.
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, bahwa perencanaan
adalah sebagai suatu proses atau suatu tindakan pemilihan yang terbaik
atau menguntungkan dari berbagai alternative dalam usaha pencapaian
tujuan.
B. Definisi Akreditasi
Akreditasi adalah pengakuan bahwa suatu Instutusi layanan
kesehatan seperti rumah sakit telah memenuhi beberapa standar
layanan kesehatan tertentu, Indonesia telah melakukan akreditasi rumah
sakit umum melalui oleh departemen kesehatan. Pengukuran mutu
protektif berfokus pada penilaian sumber daya, bukan pada kinerja
layanan kesehatan. Namun pelaksanaan akreditasi tidaklah semudah
yang kita bayangkan, untuk mencapai itu diperlukan kesiapan yang
matang baik lingkungan, material, personal dan manajemen.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tahap Penyusunan Perencanaan Pelayanan


Manajemen kesehatan adalah suatu kegiatan atau suatu seni
untuk mengatur para petugas kesehatan dan non-kesehatan guna
meningkatkan kesehatan masyarakat melalui program kesehatan.
Dengan kata lain manajemen kesehatan adalah penerapan manajemen
umum dalam sistem pelayanan kesehatan sehingga menjadi objek atau
sasaran manajemen adalah sistem pelayanan kesehatan masyarakat.
Sistem adalah suatu kesatuan yang utuh, terpadu dari berbagai elemen
(sub-sistem) yang saling menghubungkan dalam suatu proses atau
struktur dalam upaya menghasilkan sesuatu atau mencapai suatu tujuan
tertentu.
Sistem pelayanan kesehatan adalah sturktur atau gabungan dari
suatu sub sistem dalam suatu unit atau dalam suatu proses untuk
mengupayakan pelayanan kesehatan masyarakat baik preventif, kuratif,
promotif dan rehabilitatif. Sistem pelayanan kesehatan ini dapat
berbentuk Puskesmas, Rumah sakit, Balkesmas, dan unit-unit atau
organisasi lain yang mengupayakan peningkatan kesehatan.
Perencanaan merupakan kegiatan inti manajemen, karena semua
kegiatan manajemen diatur dan diarahkan oleh perencanaan tersebut.
Dengan perencanaan tersebut memungkinkan para pengambil keputusan
atau manajer untuk menggunakan sumber daya mereka secara berhasil
guna dan berdaya guna. Di bidang kesehatan, proses perencanaan ini
pada umumnya menggunakan pendekatan pemecahan masalah (problem
solving).
Perencanaan menjadi keterampilan yang utama dalam
manajemen modern. Tetapi banyak kemudian orang frustrasi dengan
perencanaan karena kegiatan yang sudah direncanakan gagal
dilaksanakan karena dana dan sumber lain tidak tersedia dan tidak cukup
orang yang termotivasi untuk pelaksanaan. Dalam konteks Indonesia,
setiap orang yang terlibat dalam perencanaan seperti diberi harapan
bahwa kegiatan mereka akan dibiayai. Tetapi kemudian kenyataannya

2
biaya tidak cukup dan pelaksanaan kegiatan yang direncanakan tetap
sebagai rencana.
Perencanaan merupakan suatu fungsi penganalisaan tujuan yang
telah di tetapkan terlebih dahulu menjadi urutan tindakan yang sistematis.
Perencanaan merupakan suatu organisasi adalah suatu proses yang
berkesinambungan, tidak akan pernah berhenti, karena organisasi akan
terus menghasilkan tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh unit-unit
pelaksanaan.
Perencanaan kegiatan yang dianggap efektif untuk memecahkan
masalah sendiri bisa tidak masalah. Yang bermasalah adalah ketika
kegiatan dana itu tidak disetujui atau birokrasi tidak mampu
melaksanakan rencana. Untuk bisa melihat hal itu, kita bisa memahami
perencanaan dari kacamata lingkungan pendukungnya. Lingkungan disini
mencakup birokrasi perencanaan, pelaksanaan kegiatan, ketersediaan
dana, dan komitmen politik. Yang masalah bagi kita adalah bahwa kita
berada dilingkungan yang buruk. Baik atau buruk perencanaan kita
menjadi tidak ada artinya.
Situasi yang ideal adalah perbaikan dalam perencanaan dan
perbikan dalam lingkungan perencanaan. Jadi kita tidak perlu kecewa jika
kita menyadari posisi kita dalam lingkungan yang lebih besar. Yang
penting lagi adalah perencanaan juga menjadi basis kegiatan bersama
dari seluruh unsur masyarakat. Kerena program kesehatan menggunakan
dana publik, maka perencanaan menjadi syarat agar dana program dapat
disetujui dulu. Karena setiap program memerlukan persetujuan dari bupati
dan kemudian dimintakan lagi ke DPRD, maka perencanaan menjadi
semacam bentuk cara menjustifikasi pengeluaran dana publik sebelum
kegiatan betul-betul dilaksanakan. Kepastian dana yang tersedia untuk
program kesehatan. Perencanaan adalah alat untuk menolong kita
memiliki kepastian dalam langkah-langkah kegiatan, besar sumber dan
kapan dana tersedia.

3
Perencanaan merupakan kegiatan-kegiatan yang disiapkan agar pada
waktu program dilaksanakan, kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan sudah
tersedia dan kegiatan-kegiatan dari pihak-pihak yang saling tergantung satu
sama lain dapat terlaksana. Perencana mengelola timing sumber-sumber
program harus tersedia. Perencanaan menjadi sangat penting karena ia terkait
dengan dana yang diperlukan untuk membeli alat, mengontrak atau membuat
tenaga kerja tersedia, dan kontrak-kontrak dengan pihak lain yang terlibat dalam
kegiatan.

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa perencanaan berperan dalam


suatu proses yang menghasilkan suatu uraian yang terinci dan lengkap tentang
program atau kegiatan yang akan dilaksanakan. Perencanaan kesehatan yang di
maksud adalah sebuah proses untuk merumuskan masalah-masalah kesehatan
yang berkembang di masyarakat, menentukan kebutuhan dan sumber daya yang
tersedia, menetapkan tujuan program yang paling pokok, dan menyusun
langkah-langkah praktisuntuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan tersebut.

Langkah-langkah perencanaan kesehatan

1. Analisis situasi
Langkah analisis situasi dimulai dengan menganalisis data
laporan yang telah dimiliki oleh organisasi (data primer) atau
mengkaji laporan lembaga lain (data sekunder) yang datanya
dibutuhkan, observasi dan wawancara. Langkah analisis situasi
bertujuan untuk mengumpulkan jenis data atau fakta yang
berkaitan dengan masalah kesehatan yang dijadikan dasar
penyusunan perencanaan. Data yang diperlukan terdiri dari:
 Data tentang penyakit dan kejadian sakit (diseases and
illnesess).
 Data kependudukan.
 Data potensi organisasi kesehatan.
 Keadaan lingkungan dan geografi.
 Data sarana dan prasarana.

4
2. Identifikasi masalah
Mengidentifikasi masalah kesehatan dapat diperoleh dari berbagai
cara antara lain:
a) Laporan kegiatan dari program kesehatan yang ada.
b) Survailance epidemilogi atau pemantauan penyebaran
penyakit
c) Survei kesehatan yang khusus diadakan untuk
memperoleh masukan perencanaan kesehatan.
d) Hasil kunjungan lapangan supervisi dan sebagainya.
3. Menetapkan prioritas masalah
Kegiatan identifikasi masalah menghasilkan banyak masalah
kesehatan yang menunggu untuk ditangani. Karena keterbatasan
sumber daya baik biaya, tenaga dan teknologi, maka tidak semua
masalah tersebut dapat dipecahkansekaligus (direncanakan
pemecahannya). Proses pemilihan prioritas masalah dapat
dilakukan melalui dua cara, yakni:
a) Melalui teknik skoring, yakni memberikan nilai (scor)
terhadp masalah tersebut dengan menggunakan ukuran
(parameter) antara lain:
 Prevelensi penyakit (prevelence) atau besarnya
masalah.
 Berat ringannya akibat yang ditimbulkan oleh
masalah tersebut (severity).
 Keinginan masyarakat untuk menyelesaikan
masalah tersebut (degree of umeet need).
 Keuntungan sosial yang diperoleh bila masalah
tersebut diatasi (social benefit).
 Teknologi yang tersedia dalam mengatasi masalah
(technical feasibility).
 Sumber daya yang tersedia yang dapat digunakan
untuk mengatasi masalah (reseources availability).

5
4. Menentukan tujuan
Menentukan tujuan perencanaan pada dasarnya adalah membuat
ketetapan-ketetapan tertentu yang ingin dicapai oeh perencanaan
tersebut. Semakin jelas rumusan masalah kesehatan maka akan
semakin mudah menentukan tujuan. Perumusan sebuah tujuan
operasional program kesehatan harus bersifat SMART: spesific
(jelas sasarannya dan mudah dipahami oleh staf pelaksana),
measurable (dapat diukur kemajuannya), appropriate (sesuai
dengan strategi nasional, tujuan program dan visi/misi institusi,
dan sebagainya), realistic (dapat dilaksanakan sesuai dengan
fasilitas dan kapasitas organisasi yang ada), time bound (sumber
daya dapat dialokasikan dan kegiatan dapat direncanakan untuk
mencapai tujuan program seuai dengan target waktu yang telah
ditetapkan).
Hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun tujuan program:
 Tujuan adalah hasil akhir dari sebuah kegiatan.
 Tujuan harus sesuai dengan masalah, terget ditetapkan
sesuai dengan kemampuan organisasi, dan dapat diukur.
 Tujuan operasional basanya ditetapkan dengan batas
waktu (batas pencapaiannya) dan hasil akhir yang ingi
dicapai pada akhir kegiatan program (dead line).
 Berbagai macam kegiatan altrnatif dipilih untuk mencapai
tujuan.
 Masalah, faktor penyebab masalah, dan dampak masalah
yang telah dan akan mungkin terjadi dimsa depan
sebaiknya dikaji terlebih dahulu.
5. Mengkaji hambatan dan kelemahan program
a) Hambatan yang bersumber pada kemampuan organisasi
 Motivasi kerja staf rendah.
 Pengetahuan dan keterampilan kurang.
 Arus informasi tentang pelaksaaan program
lamban.
 Peralatan belum tersedia.

6
b) Hambatan yang terjadi pada lingkungan
 Hambatan geografi (jalan rusak).
 Tingkat penddikan masyarakat rendah.
 Sikap dan budaya masyarakat yang tidak kondusif.
 Prilaku masyarakat yang kurang partisipatif.
6. Menyusun rencana kegiatan
Rencana kegiatan adalah uraian tentang kegiatan-kegiatan yang
akan dilakukan untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah
ditetapkan. Pada umumnya kegiatan mencakup 3 kegiatan pokok,
yakni:Kegiatan pada tahap persiapan, Kegiatan pada tahap
pelaksanaan, dan Kegiatan pada tahap penilaian
7. Menetapkan sasaran (target group).
Sasaran (target group) adalah kelopmpok mayarakat tertentu yang
akan digarap oleh program yang direncanakan tersebut.
8. Menyusun jadwal pelaksanaan
Waktu yang ditetapkan dalam perencanaan adalah sangat
tergantung dengan jenis perencanaan yang dibuat serta kegiatan-
kegiatan yang ditetapkan dalam rangka mencapai tujuan.
9. Organisasi dan staf
Dalam bagian ini digambarkan atau diuraikan organisasi dan
sekaligus staf yang akan melaksanakan kegiatan atau program
tersebut. Dismping itu juga diuraikan tugas (job description)
masing-masing staf pelaksana tersebut.
10. Rencana anggaran
uraian tentang biaya-biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan
kegiatan, mulai dari persiapan sampai dengan evaluasi.
11. Pelaksanaan
12. Evaluasi
uraian tentang kegiatan yang akan dilakukan untuk menilai sejauh
mana tujuan-tujuan yang telah ditetapkan tersebut telah dicapai.

7
B. Standar Akreditasi Pelayanan
Standar merupakan spesifikasi teknis atau sesuatu yang
dibakukan termasuk tata cara dan metode yang disusun berdasarkan
konsensus semua. Standar merupakan suatu pernyataan tertulis tentang
harapan yang spesifik. Standar merupakan suatu pedoman atau model
yang disusun dan disepakati bersama serta dapat diterima pada suatu
tingkat praktek untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Reyers,
1983). Standar juga diartikan sebagai nilai-nilai (values) yang tertulis
meliputi peraturan-peraturan dalam mengaplikasikan proses-proses
kunci, proses itu sendiri, dan hasil sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan. Standar digunakan pihak yang terkait dengan memperhatikan
syarat-syarat keselamatan, keamanan, kesehatan, lingkungan hidup,
perkembangan IPTEK, pengalaman, perkembangan masa kini dan masa
yang akan datang untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya
(PP 102 tahun 2000). Standar juga diartikan sebagai suatu catatan
minimum dimana terdapat kelayakan isi dan akhirnya masyarakat
mengakui bahwa standar sebagai model untuk ditiruuntuk menaikkan
ketepatan kualitatif atau kuantitatif yang spesifik.
Standar manajemen pelayanan keperawatan dan kebidanan
adalah proses pengelolaan pelayanan keperawatan melalui pelaksanaan
fungsi manajemen yaitu perencanaan , pengorganisasian, pengaturan
tenaga, pengarahan, evaluasi, dan pengendalian mutu pelayanan
keperawatan untuk mencapai tujuan pelayanan keperawatan. Standar
yang berbasis pada sistem manajemen kinerja mempunyai ciri SMART :

1) Spesifik ( spesific )
2) Terukur (measurable)
3) Tepat (appropriate)
4) Andal (reliable)
5) Tepat waktu ( timely)

8
Standar yang dikembangkan dengan baik akan memberikan ciri
ukuran kualitatif yang tepat seperti tercantum dalam standar
pelaksanaanya. Standar selalu berhubungan dengan mutu karena standar
menentukan mutu. Suatu standar dibuat untuk mengarahkan cara
pelayanan yang akan diberikan serta hasil yang ingin dicapai.

C. KOMPONEN ATAU KRITERIA STANDAR


Beberapa komponen yang harus ada pada standar :
1. Standar Struktur (standar input) adalah karakteristik organisasi
dalam tatanan asuhan yang diberikan, yang meliputi :
a) Filosofi dan obyektif
b) Organisasi dan administrasi
c) Kebijakan dan peraturan
d) Staffing dan pembinaan
e) Deskripsi pekerjaan (fungsi tugas dan tanggung jawab
setiap posisi klinis)
f) Fasilitas dan peralatan
2. Standar Proses adalah kegiatan dan interaksi antara pemberian
dan penerimaan asuhan. Standar ini berfokus pada kinerja dari
petugas profesional di tatanan klinis mencakup :
a) Fungsi tugas, tanggung jawab
b) Akontabilitas
c) Managemen kinerja klinis
d) Monitoring dan evaluasi kinerja klinis
3. Standar Outcomes adalah hasil asuhan keperawatan dalam
kaitannya dengan status pasien. Standar ini berfokus pada
asuhan pasien yang prima, meliputi :
a) Kepuasan pasien
b) Keamanan pasien
c) Kenyamanan Pasien

Outcomes adalah hasil yang dicapai melalui penentuan


dan melengkapi proses. Outcome ditulis untuk setiap prosedur,
pedoman praktek dan rencana. Dalam pelayanan kesehatan, hasil
mungkin tidak selalu seperti apa yang diharapkan , namun standar

9
struktur dan proses yang baik akan menunjukkan sejauhmana
kemungkinan pencapaian uotcomes atau hasil yang diharapkan.

D. SUMBER STANDAR

1. ORGANISASI PROFESI – PPNI


b) 1993 Rancangan Standar Profesi Keperawatan (
Lingkungan Praktik Keperawatan, Standar Pelayanan,
Standar Praktik, Standar Pendidikan, Standar Pendidikan
Berkelanjutan.
c) 1999 Standar Praktik Keperawatan Perawat Profesional
(Perawat teregister)
d) 2000 Kode Etik Keperawatan
e) 2001 Standar asuhan yang pararel dengan langkah-
langkah proses keperawatan dan standar kinerja
professional yang terkait dengan sikap tindak peran
professional ( sedang dalam proses)
2. DEPKES RI
a) SK Menkes 436/Menkes/S/VI/1993 tanggal 3 Juni 1993
b) SK Dirjen Yan Med No. YM.00.03.2.6.7637 tentang
Berlakunya Standar Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit
18 Agustus 1993
c) SK Dirjen Yan Med No.HK.00.06.3.5.00788 tanggal 16
Fenruari 1995 tentang Komisi Gabungan Akreditasi RS
(KARS)
d) SK Dirjen Yan Med No.02.03.3.5.2626 tanggal 16 Februari
1988 tentang Komisi Akreditasi RS dan sarana Kesehatan
Lainnya (KARS)
e) SK Dirjen Pelayanan Medik No. YM.00.03.2.6.743
tertanggal 17 Juli 1995 tentang berlakunya Instrumen
Evaluasi Penerapan SAK di RS
f) Surat Edaran Dirjen Yan Med. No. YM.02.04.3.5.2504
tertanggal 10 Juli 1997 tentang Pedoman Hak dan
Kewajiban Pasien , Dokter, Rumah Sakit.

10
g) Petunjuk Pelaksana Indikator Mutu Pelayanan Rumah
Sakit ( 18 jenis indicator ) Juli 1998 , menjadi rujukan untuk
Standar Pelayanan Peristirahatan
h) SK Dirjen Yan Med No. YM.00.03.2.6.956 tertanggal 19
Oktober 1998 tentang berlakunya hak dan kewajiban
perawat dan bidan di Rumah Sakit
i) Keputusan Menteri No.647/Menkes/SK/IV/2000 tentang
Registrasi dan Praktik Perawat
3. RUMAH SAKIT
Rumah Sakit menyusun standar askep sebagai pedoman
pemberian asuhan keperawatan untuk kasusu terbanyak pada
masing – masing jenis pelayanan
4. UU/KEPPRES/PP
a) UU No.23/1992 tentang Kesehatan
b) Keppres No.56/1995 , 10 Agustus 1995 tentang Majelis
Disiplin Tenaga Kesehatan
c) PP.32/1996 tentang Tenaga Kesehatan
d) UU No. 8/1999 tentang Perlindungan Konsumen

D. TUJUAN STANDAR KEPERAWATAN


Tujuan standar keperawatan menurut Gillins (1989) yaitu
1. Meningkatkan kualitas asuhan keperawatan
Perawat berusaha mencapai standar yang telah ditelah
ditetapkan, termotivasi untuk meningkatkan kualitas pelayanan.
Asuhan keperawatan yang diberikan oleh perawat bersifat
mendasar terhadap peningkatan kualitas hidup pasien.
2. Mengurangi biaya asuhan keperawatan
Apabila perawat melakukan kegiatan yang telah ditetapkan dalam
strandar, maka beberapa kegiatan keperawatan yang tidak perlu
dapat dihindarkan berarti perawat akan menghemat biaya baik
bagi perawat maupun bagi pasiennya. Dengan adanya standar
maka permasalahan pasien akan cepat ditemukan dan teratasi
sehingga hari perawatan pasien semakin pendek dan akan
mengurangi biaya perawatan bagi pasien

11
3. Melindungi perawat dari kelalaian dalam melaksanakan tugas dan
melindungi pasien dari tindakan yang tidak terapiutik
Standar keperawatan harus bisa mengurangi prosedur-prosedur
yang harus dilakukan dalam memberikan asuhan keperawatan,
sehingga perawat akan bisa memahami setiap tindakan yang
dilakukan. Hal ini akan dapat menghindarkan kesalahan dan
kelalaian dalam melakukan asuhan keperawatan. Dalam pasal 53
ayat 3 dan 4 Undang-undang Kesehatan Nomor:23 tahun 1992,
dijelaskan bahwa “ Tenaga Kesehatan (perawat dan bidan) dalam
melksanakan tugasnya berkewajiban untuk mematuhi standar
profesi dan menghormati hak pasien”. Dari penjelasan tersebut ,
bahwa standar keperawatan mempunyai dasar hokum , barang
siapa yyang melanggar atau lalai akan menerima sangsi pada
pasal 82-85.
E. TUJUAN STANDAR MANAJEMEN PELAYANAN KEPERAWATAN
1. Tujuan Umum
Meningkatkan mutu pelayanan di sarana kesehatan melalui
peningkatan kualitas pelayanan keperawatan dan kebidanan.
2. Tujuan Khusus
a) Adanya Standar Perencanaan Pelayanan Keperawatan.
b) Adanya Standar Pengorganisasian Pelayanan
Keperawatan
c) Adanya Standar Pengaturan Tenaga Keperawatan
d) Adanya Standar Pengarahan Pelayanan Keperawatan
e) Adanya Standar Evaluasi Pelayanan Keperawatan
f) Adanya Standar Pengendalian Mutu Pelayanan
Keperawatan

12
F. RUANG LINGKUP STANDAR
Lingkup Standar Manajemen Keperawatan mencangkup 5 ( lima) standar
yaitu:
1) Standar I : Perencanaan Keperawatan
2) Standar II : Pengorganisasian Keperawatan
3) Standar III : Pengaturan Tenaga Kerja
4) Standar IV : Pengarahan Keperawatan
5) Standar V : Evaluasi Keperawatan
6) Standar VI : Pengendalian Mutu Keperawatan

13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem pelayanan kesehatan adalah sturktur atau gabungan dari
suatu sub sistem dalam suatu unit atau dalam suatu proses untuk
mengupayakan pelayanan kesehatan masyarakat baik preventif, kuratif,
promotif dan rehabilitatif. Sistem pelayanan kesehatan ini dapat
berbentuk Puskesmas, Rumah sakit, Balkesmas, dan unit-unit atau
organisasi lain yang mengupayakan peningkatan kesehatan.
Standar manajemen pelayanan keperawatan dan kebidanan
adalah proses pengelolaan pelayanan keperawatan melalui pelaksanaan
fungsi manajemen yaitu perencanaan , pengorganisasian, pengaturan
tenaga, pengarahan, evaluasi, dan pengendalian mutu pelayanan
keperawatan untuk mencapai tujuan pelayanan keperawatan.

B. Saran
Untuk meningkatkan mutu pelayanan dalam suatu Rumah sakit
ataupun Puskesmas perlu adanya perencanaan yang baik, sehigga
dalam suatu tempat pelayanan kesehatan dapat mencapai tujuan sesuai
dengan komponen akreditasi.

14

Anda mungkin juga menyukai