Anda di halaman 1dari 6

TINGKAT KECUKUPAN ENERGI PROTEIN PADA IBU HAMIL

TRIMESTER PERTAMA DAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI


KRONIS
Energy and Protein Adequacy Level in First Trimester of Pregnancy and the Occurance of
Cronic Energy Deficiency

Anisatun Azizah1, Merryana Adriani2


1Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga, Surabaya
2Departemen Gizi Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga, Surabaya
Email: anisatunazizah2@gmail.com

ABSTRAK
Kasus Kekurangan Energi Kronis (KEK) banyak terjadi di Indonesia terutama disebabkan oleh ketidakseimbangan
asupan gizi sehingga dapat mengakibatkan pertumbuhan tubuh baik fisik maupun mental yang tidak sempurna. Usia
kehamilan yang paling penting adalah usia trimester pertama karena pada usia tersebut terbentuk berbagai organ vital
janin. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara tingkat kecukupan energi protein dengan
kejadian KEK pada ibu hamil trimester pertama. Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan
menggunakan desain cross sectional. Besar sampel sebanyak 22 orang ibu hamil trimester pertama yang dipilih dengan
cara simple random sampling. Analisis data menggunakan uji chi square dan fisher exact (α = 0,05). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat 50% ibu hamil mengalami KEK dan 50% tidak mengalami KEK. Berdasarkan tabulasi
silang, ibu hamil yang memiliki tingkat kecukupan protein yang kurang (53%) memiliki prevalensi KEK yang tidak
berbeda dengan kecukupan protein yang baik (47%). Uji hubungan menunjukkan tidak terdapat hubungan antara tingkat
kecukupan karbohidrat (p = 1,000), protein (p = 1,000), dan lemak (p = 0,635) dengan KEK ibu hamil (p > 0,05).

Kata-kata kunci: Ibu hamil trimester pertama, KEK, tingkat kecukupan gizi

ABSTRACT
Chronic Energy Deficiency (CED) cases are still occur in Indonesia, mainly due the imbalance of nutrients intake and
it can lead to the growth retardation, either physical or mental. The most important period of the gestational age is at
the first trimester because the formation of various vital organs of the fetus occurs. The purpose of this research was
to analyze the relationship between energy and protein adequacy level with the occurance of CED in the first trimester
of pregnant women. This research was an observational analytic study with cross sectional design. The number of
sample taken was 22 people which randomly selected. The data was analyzed using chi square and fisher exact test
(α = 0,05). The results showed that there were 50% of pregnant women having Chronic Energy Deficiency and 50% did
not have Chronic Energy Deficiency. Based on cross-tabulation, pregnant women who have low protein adequacy level
have a similar CED prevalence with good protein adequacy level. There was no relationship between carbohydrate
(p = 1,000), protein (p = 1,000), and fat (p = 0,635) adequacy level with CED in pregnant women (p > 0,05).

Keywords: first trimester of pregnant women, CED, nutrient adequacy level

PENDAHULUAN Salah satu masalah gizi yang dihadapi


Indonesia merupakan negara yang kaya akan di Indonesia adalah masalah gizi pada masa
Sumber Daya Alam namun banyak terjadi kasus kehamilan. Gizi pada masa kehamilan adalah
Kekurangan Energi Kronis (KEK). Hal tersebut salah satu faktor penting yang mempengaruhi
disebabkan oleh ketidakseimbangan asupan zat gizi perkembangan embrio dan janin serta status
sehingga dapat mengakibatkan ketidaksempurnan kesehatan ibu hamil. Kehamilan merupakan
pertumbuhan tubuh baik fisik maupun mental tahapan yang berkesinambungan, sehingga
(Chinue, 2009). defisiensi pada suatu periode akan memberikan

21
22 Media Gizi Indonesia, Vol. 12, No. 1 Januari–Juni 2017: hlm. 21–26

dampak secara berbeda pada outcome kehamilan. pertama sebanyak 50 orang ibu hamil di Puskesmas
Periode perikonsepsional terdiri dari prekonsepsi, Badas Kabupaten Kediri tahun 2015. Adapun
konsepsi, implantasi, plasentasi, serta masa kriteria inklusi sampel dalam penelitian ini adalah
embryogenesis. Kualitas bayi yang dilahirkan usia kandungan ibu hamil memasuki trimester
sangat tergantung pada keadaan gizi ibu sebelum pertama, tidak menderita penyakit baik kronis
dan selama kehamilan (Cetin, et al., 2009). maupun akut, meliputi TBC, kelainan jantung,
Menurut hasil Riskesdas tahun 2007, provinsi dan DM. Besar sampel dihitung menggunakan
Jawa Timur merupakan salah satu dari 10 provinsi rumus korelasi antar dua variabel dengan harga
di Indonesia dengan prevalensi KEK penduduk koefisien korelasi (r) sebesar 0,57, α = 5%, dan
wanita usia subur di atas pevalensi nasional power = 80%. Berdasarkan rumus tersebut
(13,6%). Sementara hasil Riskesdas tahun 2013 diperoleh sampel sebesar 22 ibu hamil trimester
menunjukkan bahwa prevalensi penduduk wanita pertama.
usia subur (usia 15–49 tahun) sedang hamil dan Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik
mengalami risiko KEK di Jawa Timur sebesar simple random sampling yakni setiap anggota atau
29,8%, sedangkan di tingkat nasional prevalensi unit dari populasi mempunyai kesempatan yang
penduduk WUS yang sedang hamil dan mengalami sama untuk dipilih sebagai sampel. Penelitian
risiko KEK sebesar 24,2%. Hal ini menunjukkan ini terdiri dari dua variabel, variabel bebas yaitu
bahwa penduduk WUS yang sedang hamil dan tingkat kecukupan gizi (karbohidrat, protein, dan
KEK di Jawa Timur masih lebih tinggi daripada di lemak) dan variabel tergantung yaitu status gizi ibu
tingkat nasional. hamil (kekurangan energi kronis).
Prevalensi ibu hamil Kekurangan Energi Data yang dikumpulkan dalam penelitian
Kronis di Kediri tahun 2013 dan 2014 sebesar 6,6% ini terdiri atas data primer yang diperoleh secara
dan 6,7%. Hal ini menunjukkan bahwa pada tahun langsung melaui wawancara dengan menggunakan
2014, angka KEK ibu hamil di Kediri mengalami kuesioner, form Food Recall 2 × 24 jam, form
kenaikan 0,1% dari tahun sebelumnya. Prevalensi Food Frequency, data catatan gizi melalui KMS
ibu hamil KEK di Puskesmas Badas tahun 2013 dan pengukuran lingkar lengan atas (LILA)
dan 2014 sebesar 7,8% dan 6,1%. Adapun angka menggunakan pita LILA. Data sekunder meliputi
BBLR di Kediri tahun 2013 dan 2014 sebesar jumlah ibu hamil dari seluruh Bidan Desa di
2,71% dan 2,46%. Angka BBLR di Kediri pada wilayah kerja Puskesmas Badas. Data yang telah
tahun 2014 mengalami penurunan sebesar 0,15% dikumpulkan kemudian dianalisis menggunakan
(Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri, 2013 dan uji Chi Square dan Fisher Exact dengan α=0,05
2014). Penelitian ini telah mendapatkan persetujuan dari
Wanita yang menderita malnutrisi sebelum Komisi Etik nomor 374-KEPK Fakultas Kesehatan
hamil atau selama minggu pertama kehamilan Masyarakat Universitas Airlangga.
cenderung melahirkan bayi yang menderita
kerusakan otak dan sumsum tulang karena sistem HASIL DAN PEMBAHASAN
saraf pusat sangat peka pada 2–5 minggu pertama.
Apabila hal tersebut diderita ibu hingga sepanjang Penyebab Kekurangan Energi Kronis (KEK)
minggu terakhir kehamilan, maka ibu akan akibat adanya ketidakseimbangan antara asupan
melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah dalam pemenuhan gizi dan pengeluaran energi
(< 2500 gram) (Arisman, 2009). (Erma, dkk., 2013). Karakteristik responden
dalam penelitian ini meliputi status Kekurangan
Energi Kronis (KEK) dan tingkat kecukupan
METODE PENELITIAN
gizi ibu hamil (karbohidrat, protein, dan lemak).
Penelitian observasional dengan rancangan Berikut disajikan karakteristik ibu hamil trimester
cross sectional ini dilakukan di wilayah kerja pertama.
Puskesmas Badas, Kecamatan Badas, Kabupaten Berdasarkan Tabel 1, diperoleh bahwa
Kediri pada bulan Juli 2015. Populasi trimester sebagian responden (94,5%) mengalami KEK
Anisatun Azizah, dkk., Tingkat Kecukupan Energi Protein.... 23

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Ibu Hamil Menurut Ratzan, et al. (2000) kekurangan
Trimester I gizi merupakan spektrum gizi yang berhubungan
Persentase dengan ganggua n, kekurangan, dan kondisi
Karakteristik n
(%) retardasi pertumbuhan intrauterin, malnutrisi
KEK
energi-protein dan kekurangan zat yodium,
Ya (LILA < 23,5 cm) 11 50,0
Tidak (LILA ≥ 23,5 cm) 11 50,0
kekurangan vitamin A, dan defisiensi besi
Tingkat Kecukupan Karbohidrat anemia.
Sedang-Baik 21 95,5 Malnutrisi menimbulkan berbagai ancaman
Kurang-Defisit 1 4,5 terhadap wanita, di antaranya melemahkan
Tingkat Kecukupan Protein kemampuan wanita untuk melahirkan, lebih
Sedang-Baik 4 18,2
mudah terkena infeksi, dan kemampuan untuk
Kurang-Defisit 18 81,8
Tingkat Kecukupan Lemak bisa pulih dari penyakit lebih sedikit. Selain itu,
Sedang-Baik 16 72,7 malnutrisi pada wanita juga bisa mengurangi
Kurang-Defisit 6 27,3 kemampuan produktivitas mereka, sehingga dalam
Jumlah 22 100,0 hal pekerjaan bisa mengurangi pendapatan mereka,
dan mengurangi kemampuan mereka untuk
merawat keluarga. Hal tersebut mengakibatkan
(50%) dan sebagian tidak mengalami KEK
kerugian ekonomi keluarga, masyarakat dan
(50%). Adapun tingkat kecukupan karbohidrat,
negara (Pelletier and Frongillo, 2003, dalam
mayoritas responden memiliki konsumsi sedang-
Kulasekaran, 2012). Dampak gizi buruk ibu
baik (80% – ≥ 100% AKG), sedangkan tingkat
sebelum dan selama hamil dapat menyebabkan
kecukupan protein sebagian besar responden
pertumbuhan janin terhambat (PJT), berat badan
(81,8%) mengalami kurang-defisit (< 70–79%
bayi lahir rendah (BBLR), gangguan pertumbuhan
AKG) dan tingkat kecukupan lemak sebagian
dan perkembangan berbagai organ vital bayi serta
besar responden (72,7%) adalah sedang-baik
meningkatnya risiko kesakitan dan kematian bayi
(80% – ≥ 100% AKG).
(Yongki, dkk., 2009)
Kekurangan Energi Kronis (KEK)
Faktor yang berpengaruh terhadap kejadian
TINGKAT KECUKUPAN IBU HAMIL
kekurangan energi kronis adalah pola makan yang
kurang beragam dan porsi yang kurang. Dampak Tingkat Kecukupan Karbohidrat
dari ketidakseimbangan asupan gizi ibu hamil dapat Karbohidrat merupakan sumber tenaga untuk
menimbulkan gangguan selama kehamilan, baik tumbuh kembang janin dan proses perubahan
terhadap ibu maupun janin yang dikandungnya. biologis yang terjadi dalam tubuh meliputi
Apabila kondisi ini berlangsung dalam waktu yang pembentukan sel baru, pemberian makanan bayi
lama maka akan terjadi ketidakseimbangan asupan melalui plasenta, pembentukan enzim dan hormon
untuk pemenuhan kebutuhan dan pengeluaran penunjang pertumbuhan janin (Kristiyanasari,
energi sehingga menyebakan ibu hamil mengalami 2010). Hasil penelitian menunjukkan bahwa antara
Kekurangan Energi Kronis (Yuliastuti, 2013). tingkat kecukupan karbohidrat ibu hamil trimester
Kehamilan menyebabkan meningkatnya pertama sedang-baik yang tidak mengalami KEK
metabolisme energi, seperti diketahui bahwa dengan tingkat kecukupan karbohidrat ibu hamil
sumber energi makanan dapat mempengaruhi trimester pertama sedang-baik yang mengalami
pertumbuhan janin. Faktor gizi telah lama KEK, mempunyai persentase yang sama yaitu
dianggap sebagai penentu dari kesehatan ibu 50%. Adapun tingkat kecukupan karbohidrat
dan janin (Moore, et al., 2004). Status gizi ibu ibu hamil trimester pertama kurang-defisit
berperan dalam perkembangan bayinya (Meltzer, (< 70%–79%) yang tidak mengalami KEK dengan
et al., 2011). Kekurangan zat gizi tertentu yang tingkat kecukupan karbohidrat ibu hamil trimester
diperlukan saat hamil dapat menyebabkan janin pertama kurang-defisit yang mengalami KEK
tumbuh tidak sempurna (Raiten, et al., 2007). juga mempunyai persentase yang sama yaitu 50%.
24 Media Gizi Indonesia, Vol. 12, No. 1 Januari–Juni 2017: hlm. 21–26

Ibu hamil trimester pertama, mayoritas memiliki tahu dan tempe, sedangkan 100% dan 95,5%
tingkat kecukupan karbohidrat sedang-baik ibu hamil tidak pernah mengonsumsi jeroan dan
(80% – ≥ 100%) yakni sebesar 20 orang dari 22 daging sapi/udang baik kepiting. Daging/udang/
responden. kepiting merupakan sumber protein yang bagus dan
Hasil analisis hubungan menggunakan uji berfungsi untuk menjaga kesehatan, pertumbuhan
Fisher Exact pada penelitian ini menunjukkan plasenta, cairan amnion, pembentuk jaringan baru
bahwa tidak ada hubungan yang bermakna pada janin, pertumbuhan berbagai organ janin,
dengan nilai p = 1,000 (p > 0,05). Hasil tersebut perkembangan organ kandungan ibu hamil, dan
menunjukkan bahwa antara ibu hamil tingkat penambahan volume darah. Dampak kekurangan
kecukupan karbohidrat sedang-baik dengan tingkat asupan protein adalah gangguan pertumbuhan pada
kecukupan karbohidrat kurang-defisit, memiliki janin, seperti retardasi intrauterine, cacat bawaan,
persentase yang sama dan sama-sama berisiko BBLR, dan keguguran (Kristiyanasari, 2010).
untuk mengalami KEK. Konsumsi karbohidrat Penelitian ini sejalan dengan penelitian
yang berada di atas Angka Kecukupan Gizi Usmelinda (2015) dan Asrul (2013) bahwa tidak
(AKG) tersebut disebabkan pola kebiasaan makan terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat
masyarakat yang mayoritas sama yakni lebih kecukupan protein dengan kejadian KEK pada ibu
banyak mengkonsumsi makanan yang bersumber hamil, namun penelitian ini tidak sejalan dengan
dari karbohidrat. penelitian Efrinita (2010) yang menyatakan bahwa
Penelitian ini sejalan dengan penelitian terdapat hubungan yang bermakna antara konsumsi
Djamilah (2008) dan Mulyaningrum (2009) yang protein dengan kejadian KEK.
menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang Kebiasaan mengonsumsi lebih banyak protein
bermakna antara tingkat kecukupan energi ibu nabati dibandingkan dengan protein hewani
hamil trimester pertama dengan KEK. Menurut menyebabkan absorbsi zat besi kurang optimal.
Hardinsyah (2007), konsumsi pangan sebelum dan Hal ini dikarenakan protein hewani mengandung
selama kehamilan berpengaruh pada status gizi ibu heme yang diperlukan oleh tubuh (Krisnawati,
hamil. Ibu hamil yang cukup konsumsi pangan 2010).
dan gizinya akan jarang mengalami masalah yang
berarti selama kehamilan. Status gizi sebelum Tingkat Kecukupan Lemak
kehamilan merupakan salah satu faktor yang Lemak berfungsi sebagai sumber kalori
mempengaruhi gizi. untuk persiapan menjelang persalinan dan untuk
memetabolisme vitamin A, D, E, dan K. Sumber
Tingkat Kecukupan Protein
makanan yang dapat menghasilkan lemak yaitu
Tingkat kecukupan protein ibu hamil minyak, margarin, dan mentega (Kristiyanasari,
trimester pertama sedang-baik (80% – ≥ 100%), 2010).
mayoritas tidak mengalami KEK, sedangkan Tingkat kecukupan lemak ibu hamil trimester
tingkat kecukupan protein ibu hamil trimester pertama sedang-baik (80% – ≥ 100% AKG),
pertama kurang-defisit (< 70%–79% AKG), mayoritas tidak mengalami KEK sebesar 56,25%,
mayoritas (53%) mengalami Kekurangan Energi sedangkan tingkat kecukupan lemak ibu hamil
Kronis (KEK) (77%). Ibu hamil trimester pertama trimester pertama kurang-defisit (< 70%–79%
mayoritas mengalami tingkat kecukupan protein AKG), mayoritas mengalami Kekurangan
adalah kurang-defisit (< 70–79% AKG). Hasil uji Energi Kronis (KEK) sebesar 66,7%. Ibu hamil
Fisher Exact diperoleh nilai p = 1,000 (p > 0,05) trimester pertama mayoritas yang mengalami
yang menunjukkan tidak adanya hubungan antara tingkat kecukupan lemak adalah sedang-baik
tingkat kecukupan protein ibu hamil trimester (80% – ≥ 100% AKG) sebesar 16 orang dari 22
pertama dengan kejadian KEK. responden (73%). Hasil uji hubungan menggunakan
Hasil analisis pola konsumsi pangan sumber Fisher Exact diperoleh nilai p = 0,635 (p > 0,05)
protein menunjukkan bahwa 31,8% ibu hamil yang menunjukkan tidak adanya hubungan antara
setiap hari mengonsumsi protein nabati berupa tingkat kecukupan lemak ibu hamil trimester
Anisatun Azizah, dkk., Tingkat Kecukupan Energi Protein.... 25

Tabel 2. Tingkat Kecukupan Ibu Hamil Trimester I pada Kelompok Kekurangan Energi Kronis (KEK) dan Tidak Kekurangan
Energi Kronis (Non-KEK)

KEK Non KEK


(n = 11) (n = 11) Total
Tingkat Kecukupan p–value
(n = 22)
n % n %

Karbohidrat
Sedang-Baik 10 50,00 10 50,00 20
1,000
Kurang-Defisit 1 50,00 1 50,00 2
Protein
Sedang-Baik 2 40,00 3 60,00 5
1,000
Kurang-Defisit 9 53,00 8 47,00 17
Lemak
Sedang-Baik 7 43,75 9 56,25 16 0,635
Kurang-Defisit 4 66,67 2 33,33 6

pertama dengan kejadian KEK. Asupan lemak DAFTAR PUSTAKA


yang berada di atas AKG tersebut dapat disebabkan Arisman. (2009). Gizi dalam daur kehidupan edisi
karena faktor kebiasaan makan masyarakat yang 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
sama dan lebih banyak mengonsumsi makanan Asrul, I.A., Abdul, R., & Devinta, V. (2013).
yang bersumber dari lemak. Penelitian ini sejalan Hubungan asupan energi dengan status IMT
dengan penelitian Djamilah (2008) dan Usmelinda dan LILA ibu prakonsepsional di Kecamatan
(2015) bahwa tidak terdapat hubungan yang Ujung Tanah dan Biringkanaya Kota Makassar.
bermakna antara tingkat kecukupan lemak dengan Diakses dari http://repository.unhas.ac.id/
kejadian KEK pada ibu hamil. handle/123456789/6259.
Pada penelitian ini, tingkat kecukupan Cetin, I., Berti, C., & Calabrese, S. (2009). Role
protein, karbohidrat, dan lemak tidak berhubungan of micronutrients in the pereinceptional period.
Human Reproduction Update, 16 (1), 80–95.
dengan kejadian KEK. Hal ini dapat dikarenakan
https://doi.org/10.1093/humupd/dmp025
pengumpulan data konsumsi pangan menggunakan
Chinue, C. (2009). Kekurangan energi kronik
food recall 2 × 24 jam. Metode ini menggambarkan (KEK). Diakses dari http://chinue.wordpress.
konsumsi makan responden dalam kisaran waktu com/2009/03/14/makalah-kek/.
yang singkat. Sementara kekurangan energi kronis Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri. (2014).
merupakan masalah gizi yang terjadi dalam kurun Tentang laporan tahunan Kabupaten Kediri
waktu yang lama. Provinsi Jawa Timur (2013 dan 2014). Badan
Penelitian Pengembangan dan Kesehatan
Djamilah, A. (2008). Faktor-faktor yang
KESIMPULAN DAN SARAN
berhubungan dengan kurang energi kronis
Tingkat kecukupan (karbohidrat, lemak, dan pada ibu hamil di wilayah Puskesmas Jembatan
protein) ibu hamil trimester pertama tidak memiliki Serong Kecamatan Pancoran Mas Depok Jawa
hubungan yang signifikan terhadap kejadian Barat (Skripsi yang tidak dipublikasikan).
Kekurangan Energi Kronis (KEK). Peningkatan Universitas Indonesia, Depok.
pengetahuan untuk remaja putri, calon pengantin, Efrinita, N.A. (2010). Hubungan antara asupan
dan ibu hamil mengenai perlunya mengonsumsi protein dengan kekurangan energi kronik (KEK)
pada ibu hamil di Kecamatan Jebres Surakarta.
makanan bergizi dan mengandung protein (baik
(Skripsi yang tidak dipublikasikan). Universitas
hewani maupun nabati) dalam jumlah yang cukup
Sebelas Maret, Surakarta.
dan beragam tetap perlu dilakukan agar terwujud Erma, S.A., Jafar, N., & Indriasari, R. (2013).
status gizi ibu hamil yang optimal. Hubungan pola makan dan status sosial
26 Media Gizi Indonesia, Vol. 12, No. 1 Januari–Juni 2017: hlm. 21–26

ekonomi dengan kejadian KEK pada ibu of pregnancy complication. Result from the
hamil di Kabupaten Gowa tahun 2013. Norwegian mother and child cohorts study. Am
Diakses dari http://repository.unhas.ac.id/ J Clin Nutr, 94(6), 1970S-1974S. doi: 10.3945/
handle/123456789/5508 ajcn.110.001248
Hardinsyah. (2007). Review faktor determinan Moore, V.M., Davies, M.J., Willson, K.J., Worsley,
keragaman konsumsi pangan. Jurnal Gizi A., & Robinson, J.S. (2004). Dietery composition
dan Pangan, 2(2), 55 – 745. Diakses dari of pregnant woman is related to size of the baby
jai.ipb.ac.id/index.php/jgizipangan/article/ at birth. Journal Of Nutrition, 134(7), 1820-
viewFile/4424/2976 1826.
Kemenkes RI. (2013). Riskesdas tahun 2013 tentang Pelletier, D.L., & Frongillo, E.A. (2003). Changes
Laporan Provinsi Jawa Timur (2013). Badan in child survival are strongly associated with
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. changes in malnutrition in developing countries.
Krisnawati, N. (2010). Hubungan antara tingkat J Nutr, 133(1), 107-119.
kecukupan pada ibu hamil dengan kejadian Ratzan, S.C., Filerman, G.L., & Lesar, J.W.
kekurangan energi kronis (KEK) di Puskesmas (2000). Attaining global health: Challenges
Wonoayu Kabupaten Sidoarjo. (Skripsi yang and opportunities. Population Bulletin of the
tidak dipublikasikan). Universitas Airlangga, Popoullation Reference Bureau, 55(1), 1-48.
Surabaya. Raiten, D.J., Kalhan, S.C., & Hay, W.W.Jr. (2007).
Kristiyanasari, W. (2010). Gizi ibu hamil. Maternal nutrition and optimal infant feeding
Yogyakarta: Nuha Medika. practices: Executive summary. AM Journal
Kulasekaran, R.A. (2012). Influence of mothers’ Clinc Nutr, 85(2), 577S-583S.
chronic energy deficiency on the nutritional Usmelinda, S.W. (2015). Analisa pola makan,
status of preschool children in empowered ibu hamil dengan kekurangan energi kronis di
action group states in India. International Kecamatan Bobotsari Kabupaten Purbalingga
Journal of Nutrition, Pharmacology, Neurogical (Skripsi yang tidak dipublikasikan). Universitas
Disease, 2 (1), 198-209. Diakses dari http:// Negeri Yogyakarta, Yogyakarta. Diakses dari
www.ijnpnd.com/article.asp?issn=2231-0738; http://eprints.uny.ac.id/id/21590
year=2012;volume=2;issue=3;spage=198;epa Yongki, Hardinsyah, Gulardi, & Marhamah. (2009).
ge=209;aulast=Kulasekaran;type=0 Status gizi awal kehamilan dan pertambahan
Mulyaningrum, S. (2009). Faktor-faktor yang berat badan ibu hamil kaitannya dengan BBLR.
berhubungan dengan risiko kurang energi Jurnal Gizi dan Pangan, 4(1), 8-12.
kronis (KEK) pada ibu hamil di Provinsi DKI Yuliastuti, E. (2013). Faktor-faktor yang
Jakarta (Skripsi yang tidak dipublikasikan). berhubungan dengan kekurangan energi kronis
Universitas Indonesia, Depok. pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas
Meltzer, H.M., Brantsæter, A.L., Nilsen, R.M., Sungai Bilu Banjarmasin. Jurnal An Nadaa,
Magnus, P., Alexander, J., & Haugen, M. (2011). 1(2), 72-76.
Effect of dietery factors in pregnancy on risk

Anda mungkin juga menyukai