1. Cekungan Sibolga
2. Cekungan Bengkulu
Batuan dasar cekungan ini pada umumnya terdiri dari batuan beku dan batuan
malihamn yang secara struktural telah mengalami deformasi dan umumnya
diinterpetasikan sebagai kompleks-kompleks melang yang berumur Pratersier.
5. Cekungan Sunda
Tektonik Sumatera terjadi pada akhir neogen, dimana terdapat Orogen Barisan
yang dipengaruhi pasangan bususr Indonesia dan pulau Sumatera. Tektonik daerah
Sumatera terjadi karena pergerakan konvergen antara lempeng samudera Hindia dan
Asian Tenggara (Eurasia) yang bergerak Oblique dengan kemiringan 50-60o dan
kecepatan pergerakan lempeng 7 cm/a. Sistem subduction merupakan rangkaian
yang kompleks, hasil dari subduction membentuk elemen-elemen tektonik Sumatera
yaitu trench, forc arc basin, ridge basin, volcanic arc, back arc basin dan sesar
barisan. Volcanic arc terbentuk di kerak benua dan kedudukannya berada pada zona
pengangkatan basement terrane di awal tersier dimana hasilnya membentuk
pegunungan bukit barisan sepanjang pulau Sumatera. Basement dan volcanic arc
dipengaruhi oleh transcurent fault systemyang bergerak ke kanan bukit barisan.
Sumatera membentuk continental craton dataran Sunda di mana pada masa
Palaegosen daerah ini dipengaruhi oeleh perluasan dan penurunan yang
menghasilkan celah cekungan seperti cekungan Batubara Ombilin di Sumatera Barat
yang dipengaruhi oleh transtensional sepanjang patahan Bariasan.
Konfigurasi tektonik pulau Jawa yang terlihat saat sekarang adalah akibat
adanya pergerakan dua lempeng yang bergerak saling mendekat dan mengalami
tabrakan, di mana proses tersebut relatif bergerak menyerong (oblique) antara
lempeng samudera Hindia pada bagian Barat Daya dan lempeng benua Asia bagian
Tenggara (Eurasian), di mana lempeng samudera Hindia menyusup ke lempeng Asia
Tenggara. Pada zona subduksi akan dihasilkan palung Jawa (Java trench) dengan
pergerakan relatif 7 cm/a. Pada zona subduksi terdiri dari “Acctionary Complex” yang
materialnya secara garis besar dari lantai samudera India pada busur muka Jawa.
Pertemuan kedua lempeng tektonik tersebut akan menghasilkan beberapa elemen
regional, berikut dijelaskan berturut-turut dari java trench di Barat Daya sampai Timur
Laut adalah :
1. Outer arc, dimana pada pulau Jawa tidak terbentuk pulau-pulau lepas pantai namun
hanya berupa pegunungan pada permukaan laut, hal ini dapat terjadi karena adanya
pengaruh kecepatan lereng yang akan mempengaruhi tektonik, pola sediemntasinya
serta struktur pada daerah atas zona subduksinya.
2. Fore arc basin, terebntuk sepnajang batas tumbukan lempeng yang letaknya dekat
dengan zona penujaman dan letaknya antara busur luar non volkanik (outer arc) dan
busur vulkanik. Pada pulau Jawa, fore arc basin membentang luas pada lempeng
benua dan terbentuk pada akhir palageogen berupa sediemn resesn dan terjadi
karena proses pemekaran lantai samudera pada oligosen yang diikuti dengan uplift
dan erosi secara regional.
3. Adanya busur vulkanik aktif (Vulcanic active arc), terbentuk akibat adanya
perpanjangan zona subduksi “sunda arc system”. Akibat tumbukan dua lempeng
tersebut akan mengakibatkan berkurangnya gerak lempeng Hindia-Australia ke Utara,
sehingga akan mengakibatkan adanya gerak berlawanan jarum jam (gerak rotasi) dari
lempeng dataran Sunda sehingga akan membentuk jalur sesar naik (thrust) dan
sebelah Barat Jawa dan bergerak relatif ke Utara (berbaris sampai Kendeng thrust)
dan diperpanjang hingga Bali (Bali thrust) dan sampai Flores (Flores thrust). Pada
miosen tengah lempeng mengalami percepatan hingga akan terjadi pembentukan
busur magma disebelah Selatan Jawa dan pengaktifan kembali sesar-sesar disertai
dengan kegiatan volkanisme (berupa intrusi dan pembentukan gunung api).
4. Di sebelah Utara busur Jawa dan pada laut Jawa cekungan busur belakang, pada
lempeng benua dihasilkan pada paparan Sunda dan lempeng samudera pada sebelah
Utara Bali dan Flores. Cekungan pada paparan Sunda dibentuk pada palageogen
akhir sebagai “rift basin” dan kemudian pada neogen akhir prosesnya dipengaruhi oleh
tekanan pada Sunda orogency dan selanjutnya terdeformasi menjadi tight hingga
lipatannya membentuk isoclinal. Yang termasuk pada cekungan busur dalam (back
arc basin) ialah cekungan Jawa barat (meliputi cekungan Sunda di sebelah Barat,
cekungan belintang di Barat Laut dan cekungan cirebon di bagian Timur) dan
cekungan Jawa Timur (meliputi cekungan Jawa Tengah bagian Utara dan cekungan
Madura).
Orogen sunda dipengaruhi oleh busur di Indonesia yaitu Jawa Barat dan Nusa
Tenggara yang terjadi pada akhir Neogen. Pada bagian akhir busur ini mengalami
konvergen antar samudera Hindia dari lempeng Asia Tenggara yang merupakan
sesuatu yang normal dengan sisa subduksinya di palung Jawa dengan kecepatan 7
cm/a.
Hasil subduksinya terdiri dari material lantai samudera Hindia yang komplek
yang berasal di Java forc arc, ridge, volcanic arc yang membentuk back bone Jawa
dan kepulauan sampai ke Timur. Cekungan yang terdapat di paparan Sunda terbentuk
pada akhir palageogen yang ditutupi oleh sedimen marine.
Pada daerah Jawa bagian Utara, jejak Major back thrust, yaitu Kendeng thrust,
dapat ditemukan pada selat Sunda arah timur melintasi Jawa dan melalui cekungan
Bali menuju Flores thrust yang terletak di bagian Utara Flores, thrust ini berlanjut ke
arah Timur, sama dengan water thrust yang terletak di bagian Utara pualu Timor.
Rezim Tektonik
Pada zaman kapur akhir, busur magmatik dan zona tunjaman berarah Barat
daya-Timur laut, kemudian pada zaman Paleosen (tersier awal) busur magmatik
sudah bergeser lebih ke Selatan.
Di daerah cekungan busur belakang “Back Arc Basin” terjadi rezim tektonik
regangan (tension) yang ditandai dengan adanya sesar-sesar normal pada batuan
dasar di cekungan Jawa Timur Utara dan terbentuknya rendahan (graben) dan
tinggian (horst).
Sedangkan pada zaman neogen (miosen-pliosen) di daerah Jawa Timur
bekerja suatu rezim tektonik yang berlawanan arah dengan rezim tektonik zaman
Paleogen, yaitu suatu rezim tektonik kompresi (tekanan), hal ini disebabkan oleh suatu
tekanan lempeng samudera Australia yang mendesak ke Utara.
Posisi atau kedudukan dari pola busur magnetic dan zona tunjaman pada
zaman Neogen ini juga menggeser ke Utara. Sebagai akibat dari rezim tektonik
tersebut sedimen yang mengisi cekungan belakang busur (cekungan Jawa Timur
Utara) terangkat dan terlipat serta terpatahkan/tersesarkan