Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

Ketiga penyebab utama kematian ibu yaitu perdarahan, hipertensi dalam


kehamilan (HDK), dan infeksi. Proporsi ketiga penyebab kematian ibu telah
berubah, dimana perdarahan dan infeksi cenderung mengalami penurunan
sedangkan HDK proporsinya semakin meningkat. Lebih dari 30% kematian ibu di
Indonesia pada tahun 2010 disebabkan oleh HDK.1
Preeklampsia adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan
disertai proteinuria. Dari gejala-gejala klinik preeklampsia dapat dibagi menjadi
preeklampsia ringan dan berat. Pembagian preeklampsi menjadi berat dan ringan
tidaklah berarti adanya dua penyakit yang jelas berbeda, sebab seringkali ditemukan
penderita dengan preeklampsia ringan dapat mendadak mengalami kejang dan jatuh
dalam koma.1
Di Indonesia Preeklampsi berat (PEB) merupakan salah satu penyebab
utama kematian maternal dan perinatal di Indonesia. Preeklampsi berat (PEB)
adalah preeklampsi dengan tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg dan tekanan darah
sistolik ≥ 110 mmHg disertai proteinuria lebih 5 g/24 jam.1 Preeklampsia terjadi
pada kurang lebih 5% dari semua kehamilan, 10% pada kehamilan anak pertama
dan 20-25% pada perempuan hamil dengan riwayat hipertensi sebelumnya. Faktor
risiko Ibu untuk terjadinya preeklampsia antara lain kehamilan pertama, usia kurang
dari 18 tahun atau lebih dari 35 tahun, riwayat pada kehamilan sebelumnya, riwayat
keluarga dengan preeklampsi, obesitas atau kegemukan, dan jarak antar kehamilan
kurang dari 2 tahun atau lebih dari 10 tahun.2
Ketuban pecah sebelum waktunya merupakan penyebab kematian ibu
setelah hipertensi dalam kehamilan karena dapat menyebabkan infeksi pada ibu dan
bayi. Ketuban pecah sebelum waktunya adalah robeknya selaput korioamnion
dalam kehamilan sebelum onset persalinan berlangsung atau sebelum pembukaan
4 cm (fase laten). Pada sejumlah kasus, infeksi ascending lokal dari vagina
bertanggung jawab terhadap melemah dan robeknya selaput ketuban.2

1
2

Manifestasi klinis dari ketuban pecah dini adalah keluarnya cairan bisa
berwarna putih keruh, jernih, kuning, hijau atau kecoklatan dengan volume yang
sedikit-sedikit maupun langsung banyak dari jalan lahir. Cairan yang keluar ini
disebut hydrorrhoea amniotica.
Fetal distress (gawat janin) adalah gangguan pada janin yang dapat terjadi
pada masa antepartum atau intrapartum. Kegawatan janin antepartum menjadi
nyata dalam bentuk retardasi pertumbuhan intrauterine, hipoksia janin peningkatan
tahanan vascular pada pembuluh darah janin.1 Gawat janin terjadi bila janin tidak
menerima oksigen yan cukup, sehingga mengalami hipoksia. Preeklampsia dan
eklampsia memberikan pengaruh buruk pada kesehatan janin yang disebabkan oleh
menurunnya perfusi utero-plasenta, hipovolemia, vasospasme, dan kerusakan sel
endotel pembuluh darah plasenta.1

Pada kasus ini akan dilakukan operasi section caesarea atau dilakuakn
terminasi, dikarenakan pada pasien gagal dilakukan drip oksitosin dan sudah terjadi
fetal distress. Operasi section caesarea menggunakan anestesi spinal. Anestesi ini
spinal adalah tindakan anestesi dengan memasukan obat analgetik ke dalam ruang
subaraknoid di daerah vertebra lumbalis yang kemudian akan terjadi hambatan
rangsang sensoris mulai dari vertebra thorakal 4.3

Anda mungkin juga menyukai