HIPOSPADIA
HIPOSPADIA
Definisi
Epidemiologi
Hipospadia terjadi kurang lebih pada 1 dari 250 kelahiran bayi laki-laki
di Amerika Serikat. Pada beberapa negara insidensi hipospadia semakin
meningkat. Laporan saat ini, terdapat peningkatan kejadian hipospadia
pada bayi laki-laki yang lahir premature, kecil untuk usia kehamilan,
dan bayi dengan berat badan rendah. Hipospadia lebih sering terjadi
pada kulit hitam daripada kulit putih, dan pada keturunan Yahudi dan
Italia.1,2
Etiologi
Pembesaran tuberkulum kelamin dan perkembangan selanjutnya dari
penis dan uretra tergantung pada tingkat testosteron selama
embriogenesis. Jika testis gagal untuk menghasilkan jumlah yang cukup
dari testosteron atau jika sel-sel struktur genital kekurangan reseptor
androgen yang memadai yaitu enzim konversi androgen-5 alpha-
reductase dapat menyebabkan hipospadia. Genetik dan faktor
nongenetik terlibat dalam penyebab hipospadia dimana angka kejadian
keluarga dari hipospadia ditemukan pada sekitar 28% pasien.5,6
Embriologi
Anatomi Penis
Anterior (60-70%)
Midle (10-15%)
Posterior (20%)
Penatalaksanaan
Reparasi hipospadia jenis ini dilakukan jika v – flap dari jadingan glans
mencapai uretra normal setelah koreksi cordae, dibuat uretra dari “flip
– flop” kulit. Flap ini akan membentuk sisi ventral dan lateral uretra dan
dijahit pada flap yang berbentuk v pada jaringan glans, yang mana akan
melengkapi bagian atas dan bagian sisi uretra yang baru.6 Beberapa
jahitan ditempatkan dibalik v flap granular dipasangkan pada irisan
permukaan dorsal uretra untuk membuka meatus aslinya. Sayap lateral
dari jaringan glans ini dibawah kearah ventral dan didekatkan pada
garis tengah. Permukaan ventral penis ditutup dengan suatu
prepusium.6 Ujung dari flap ini biasanya berlebih dan harus dipotong. Di
sini sebaiknya mempergunakan satu flap untuk membentuk permukaan
dibagian belakang garis tengah.6
Desain granular flap berbentuk Z dapat dilakukan untuk memperoleh
meatus yang baik secara kosmetik dan fungsional pemotongan
berbentuk 2 dilaksanakan pada ujung glans dalam posisi tengah
keatas.6 Rasio dimensi dari Z terhadap dimensi glanss adalah 1 : 3, dua
flap ini ditempatkan secara horisontal pada posisi yang berlawanan.
Setelah melepaskan cordae, sebuah flap dua sisi dipakai untuk
membentuk uretra baru dan untuk menutup permukaan ventral
penis.6Permukaan bagian dalam prepusium dipersiapkan untuk
perpanjangan uretra. Untuk mentransposisikan uretra baru, satu
saluran dibentuk diatas tunika albuginea sampai pada glans.6 Meatus
uretra eksternus dibawa mwnuju glans melalui saluran ini. Bagian distal
dari uretra dipotong pada bagian anterior dan posterior dengan arah
vertikal kedua flap Trianggular dimasukkan ke dalam fisura dan dijahit
dengan menggunakan benang 6 – 0 poli glatin. Setelah kedua flap
dimasukkan dan dijahit selanjutnya anastomosis uretra pada glans bisa
diselesaikan.5.6
Bila flap granular tidak bisa mencapai uretra yang ada, maka suatu graft
kulit dapat dipakai untuk memperpanjang uretra. Selanjutnya uretra
normal dikalibrasi untuk menentukan ukurannya (biasanya 12 french
anak umur 2 tahun).6 Segmen kulit yang sesuai diambil dari ujung distal
prepusium. Graft selanjutnya dijahit dengan permukaan kasar
menghadap keluar, diatas kateter pipa atau tube ini dibuat dimana pada
ujung proksimalnya harus sesuai dengan celah meatus uretra yang lama
dan flap granular dengan jahitan tak terputus benang kromic gut 6 – 0.
Sayap lateral dari jaringan granular selanjutnya dimobilisasi kearah
distal untuk menutup saluran uretra dan untuk membentuk glans
kembali diatas uretra yang baru yang akan bertemu pada ujung glans.6
Komplikasi
Komplikasi yang timbul paska repair hipospadia sangat dipengaruhi
oleh banyak faktor antara lain faktor usia pasien, tipe hipospadia,
tahapan operasi, ketelitian teknik operasi, serta perawatan pasca repair
hipospadia.2,3,4 Macam komplikasi yang terjadi, yaitu :
Perdarahan
Infeksi
Fistel urethrokutan
Divertikel uretra
DAFTAR PUSTAKA