Metopen Mendeley
Metopen Mendeley
Oleh :
15040091
BANTEN
2018
PROPOSAL SKRIPSI
Oleh :
15040091
BANTEN
2018
HALAMAN PENGESAHAN
Disusun Oleh :
15040091
NIDN. NIDN.
i
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala berkah dan rahmatnya
sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi ini yang berjudul “
Formulasi dan Pengujian Aktivitas Antibakteri Sabun Cair Ekstrak Etanol Daun
Senggani ( Melastoma candidum D.Don. ) Terhadap Pertumbuhan Bakteri
Escherichia coli. Penulisan proposal skripsi dimaksudkan untuk mengikuti Ujian
Akhir Semester di Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Tangerang.
Terwujudnya proposal skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak
yang telah mendorong dan membimbing penulis, baik ide – ide, maupun pikiran.
Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
ii
Penulis menyadari bahwa proposal ini msih jauh dalam kesempurnaan, oleh
karenan itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi
kesempurnaan proposal skripsi ini. Sehingga kemudian hari dapat menjadi
bermanfaat bagi yang memerlukan.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
II.10. Prinsip kerja sabun .................................................................. 35
II.11. Metode pembuatan sabun ....................................................... 36
II.12. Sabun cair ............................................................................... 38
II.13. Antibakteri .............................................................................. 41
II.14. Escherichia coli ...................................................................... 50
II.15. Preformulasi bahan .................................................................. 52
II.16. Kerangka konsep .................................................................... 56
II.17. Penelitian relevan ................................................................... 56
II.18. Hipotesis ................................................................................. 57
LAMPIRAN .............................................................................................. 75
v
DAFTAR TABEL
Tabel II.1 Syarat mutu sabun mnadi cair menurut SNI ......................... 38
Tabel III.1 Formulasi sediaan sabun cair ekstrak daun senggani ........... 64
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
DAFTAR SINGKATAN
C : Celcius
OH : Hidroksida
M2 : Meter kubik
Mm : Mili meter
Cm : Centi meter
Ca : Calsium
Mg : Miligram
ix
TBC : Tuberculosis
x
BAB 1
PENDAHULUAN
1
berfungsi untuk mencuci dan membersihkan lemak (kotoran) (Hernani,
2010). Awalnya sabun dibuat dalam bentuk padat atau batangan, namun
pada tahun 1987 sabun cair mulai dikenal walaupun hanya digunakan
sebagai sabun cuci tangan. Hal ini menjadikan perkembangan bagi
produksi sabun sehingga menjadi lebih lembut dan dapat digunakan
untuk mandi. Semakin berkembangnya teknologi dan pengetahuan,
sehingga sabun cair menjadi banyak macam jenisnya. Sabun cair
diproduksi untuk berbagai keperluan seperti untuk mandi, pencuci
tangan, pencuci piring ataupun alat-alat rumah tangga dan sebagainya.
Karakteristik sabun cair tersebut berbeda-beda untuk setiap
keperluannya, tergantung pada komposisi bahan dan proses
pembuatannya. Keunggulan sabun cair antara lain mudah dibawa
berpergian dan lebih higenis karena biasanya disimpan dalam wadah
yang tertutup rapat (Dimpudus, Yamlean, & Yudistira, 2017)
2
lapangan yang tidak terlalu gersang, atau di daerah objek wisata sebagai
tanaman hias. Tumbuhan ini bisa ditemukan sampai ketinggian 1.650 m
dari permukaan laut (Prianingrum, 2006)
3
Escherichia coli. Dari hasil penelitian bahwa fraksi etil asetat dan
methanol air daun senggani ( Melastoma malabathricum L. ) yang
mempunyai aktivitas terhadap bakteri Escherichia coli sedangkan fraksi
N-heksan tidak aktif dan aktivitas antibakteri fraksi etil asetat
mempunyai KHM 250 μg/ml dan fraksi methanol air KHM 1000 μg/ml
dari daun senggani terhadap Escherichia coli lebih lemah dibandingkan
dengan antibiotika Ciprofloxacin.(Purwanto, 2015)
4
2. Bagaimana efektifitas antibakteri sabun cair ekstrak etanol daun
senggani ( Melastoma malabathricum L .) dengan konsentrasi 4%,
7% dan 10% terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli ?
2. Bagi Institusi
a Memberikan informasi dan literatur mengenai keilmuan
kosmetika.
b Dapat berguna sebagai sumber informasi guna kepentingan
penelitian selanjutnya.
5
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A B
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Sub Kelas : Dialypetalae
Ordo : Myrtales
Famili : Melastomataceae
Genus : Melastoma
8
(Prianingrum, 2006)
A. Flavonoid
B. Steroid
C. Tanin
Tanin merupakan substrat kompleks yang biasanya
terjadi sebagai campuran polifenol yang sulit diseparasi karena
tidak dapat dikristalkan. Tanin terdapat luas dalam tumbuhan
berpembuluh dalam angiospermae khususnya jaringan kayu. Dalam
industri, tanin merupakan senyawa yang berasal dari tumbuhan
yang mampu mengubah kulit hewan mentah menjadi kulit siap
pakai. Sedangkan dalam dunia kesehatan tanin bermanfaat sebagai
astringen yang mengakibatkan pengurangan bengkak ( edema ),
radang, dan sekresi pada gastrointestinal ( Harborne, 1984 ). Tanin
terhidrolisiskan dan glikosida dapat diekstraksi dengan air panas
atau campuran etanol – air ( Robinson, 1995 ).(Prianingrum, 2006)
D. Saponin
Saponin adalah senyawa glikosida steroid, steroid
alkaloid, atau triterpen yang ditemukan dalam tumbuhan,
khususnya pada kulit tumbuhan sebagai lapisan pelindung. Saponin
dipercaya bermanfaat untuk diet manusia dan pengontrol
kolesterol. Tetapi beberapa mempunyai sifat racun, misalnya,
soapberry, jika dimakan dan menyebabkan ruam pada kulit.
Saponin jenis ini disebut sebagai sapotoksin ( Anonim, 2006 ).
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa saponin mempunyai
spektrum yang lebar sebagai anti – jamur, anti – bakteri,
menurunkan kadar kolesterol darah, dan menghambat pembentikan
sel kanker ( Davidson, 2004 ).(Prianingrum, 2006)(Prianingrum,
2006)
Saponin adalah glikosida triterpena dan sterol dan telah
terdeteksi dalam lebih dari 90 suku tumbuhan. Saponin merupakan
senyawa aktif permukaan dan bersifat seperti sabun, serta dapat
dideteksi berdasarkan kemampuannya membentuk busa dan
menghemolisis sel darah. Pencarian saponin dalam tumbuhan telah
dipicu oleh kebutuhan akan sumber sapogenin yang mudah
diperoleh dan dapat diubah di laboratorium menjadi sterol hewan
yang berkhasiat penting ( misalnya, kortison, estrogen,
kontraseptik, dll ) ( Harborne, 1987 ).(Prianingrum, 2006)
Senyawa glikosida seperti saponin dan glikosida
jantung tidak larut dalam pelarut non polar. Senyawa ini paling
cocok diekstraksi dari tumbuhan memakai etanol atau metanol
panas 70 – 95 % ( Robinson, 1995).(Prianingrum, 2006)
19
1. Simplisia Nabati
2. Simplisia Hewani
II.3 Ekstraksi
2. Perkolasi
b Cara Panas
1. Refluks
2. Soxhlet
3. Digesti
4. Infus
5. Dekok
6. Destilasi uap
II.4 Kulit
2. Absorpsi
Kemampuan absorpsi kulit dipengaruhi oleh ketebalan
kulit, hidrasi, kelembaban udara, metabolisme dan jenis
vehikulum zat yang menempel di kulit. Penyerapan dapat
melalui celah antar sel, saluran kelenjar atau saluran keluar
rambut.
3. Ekskresi
Kelenjar-kelenjar pada kulit mengeluarkan zat-zat
yang tidak berguna atau sisa metabolisme dalam tubuh.
Produk kelenjar lemak dan keringat di permukaan kulit
membentuk keasaman kulit pada pH 5–6,5.
4. Pengindra (sensori)
Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di
dermis dan subkutis. Saraf-saraf sensorik tersebut lebih
banyak jumlahnya di daerah erotik.
5. Pengaturan suhu tubuh
Kulit melakukan peran ini dengan mengeluarkan
keringat dan otot dinding pembuluh darah kulit.
6. Pembentukan pigmen
Sel pembentuk pigmen kulit (melanosit) terletak di
lapisan basal epidermis. Jumlah melanosit serta jumlah dan
besarnya melanin yang terbentuk menentukan warna kulit.
7. Keratinasi
Proses keratinasi sel dari sel basal sampai sel tanduk
berlangsung selama 14–21 hari. Proses ini dilakukan agar
kulit dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Pada
beberapa macam penyakit kulit proses ini terganggu,
sehingga kulit akan terlihat bersisik, tebal, kasar dan kering.
8. Produksi vitamin D
Kulit juga dapat membuat vitamin D dari bahan baku
7-dihidroksi kolesterol dengan bantuan sinar matahari.
29
9. Ekspresi emosi
Hasil gabungan fungsi yang telah disebut di atas
menyebabkan kulit mampu berfungsi sebagai alat untuk
menyatakan emosi yang terdapat dalam jiwa
manusia.(Hangga Damai Putra Gandasasmita, 2009)
Tabel II.12
Bau Khas
Warna Khas
2. pH pada 25o C 8 - 11
3. Alkali bebas Maksimal 0,1%
4. Bahan aktif Minimal 15%
5. Bobot jenis pada 25o 1,01 – 1,1 g
/ ml
C
6. Cemaran Mikroba : Maksimal 1 x 105 koloni /
Angka Lempeng Total gram
II.13 Antibakteri
1. Metode difusi
a. Metode disc diffusion ( tes Kirby & Bauer )
b. Metode E – test
f. Metode Sumuran
II.14.1 Klasifikasi
Kingdom : Bacteria
Filum : Proteobacteria
Kelas : Gamma Proteobacteria
Ordo : Enterobacteriales
Famili : Enterobacteriaceae
Genus : Escherichia
Spesies : Escherichia coli
II.14.2 Morfologi
pH : 13,5
F2 konsentrasi 7 %
F3 konsentrasi 10 %
II.18 Hipotesis
METODOLOGI PENELITIAN
55
56
1. Variabel Independent
2. Variabel Dependent
3. Variabel terkendali
1. Pengambilan Sampel
2. Determinasi Tumbuhan
3. Penyiapan Simplisia
4. Pembuatan Ekstrak
Minyak 15 mL 15 mL 15 mL 15 mL
Zaitun
KOH 8 mL 8 mL 8 mL 8 mL
62
uji organoleptik, pH, tinggi busa, kadar air, bobot jenis dan
kadar alkali bebas.
a. Uji Organolpetik
b. Uji pH
5. Pengambilan data
6. Analisa data
Ekstrak cair
Tangerang, Banten.
4% 7% 10 %
Uji evaluasi sediaan sabun cair meliputi pengujian organoleptik, pH, tinggi
busa, kadar air, alkali bebas, bobot jenis.
68
Penyusunan proposal √
Observasi + Orientasi √
Pengambilan data √
Pengolahan data √
Penyusunan pembahasan √
Kseimpulan √
Anggraini, Deny. 2012. Formulasi Sabun Cair dari Ekstrak Batang Nanas
(Ananas comosus. L ) untuk Mengatasi Jamur Candida
albicans. [Skripsi]. Fakultas Farmasi Universitas Andalas,
Padang.
Budiana, S.M. 2015. Uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol dari bunga dan
biji tanaman Pacar air (Impatiens balsamina L.) terhadap
penghambatan pertumuhan Staphylococcus aureus,
Pseudomonas aeruginosa dan Escherichia coli secara in-
vitro. [Skripsi]. FMIPA UNSRAT.
Depkes RI, 1996, Mutu Dan Cara Uji Sabun Mandi, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, 45 – 52.
69
Farmakope Indonesia, 1979, Edisi III. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. Jakarta.
70
Rachmawati, F.J & Triyana, S.Y. 2008. Perbandingan Angka Kuman pada
Cuci Tangan Dengan Beberapa Bahan Sebagai Standarisasi
Kerja di Laboratorium Mikrrobiologi Fakultas Kedokteran
Universitas Islam Indonesia. Jurnal Logika. 5(1): 26-31.
71
LAMPIRAN
1. Formula I
Minyak zaitun 15 mL
KOH 8 mL
CMC 0,5 g
SLS 0,5 g
BHA 0,5 g
Parfum 1 mL
Aqua dest ad 50 mL
Perhitungan bahan :
4
Ekstrak daun senggani x 50 mL = 2 g
100
15 𝑚𝐿
Minyak zaitun x 50 mL = 7,5 mL
100
8 𝑚𝐿
KOH x 50 mL = 4 mL
100
0,5 𝑔
CMC x 50 mL = 0, 25 g
100
72
0,5 𝑔
SLS x 50 mL = 0,25 g
100
0,25 𝑔
Asam stearat x 50 mL = 0,125 g
100
0,5 𝑔
BHA x 50 mL = 0,25 g
100
1 𝑚𝐿
Parfum x 50 mL = 5 mL
100
Aqua dest Ad 50 mL
2. Formula II
Perhitungan bahan :
7
Ekstrak daun senggani x 50 mL = 3,5 g
100
15 𝑚𝐿
Minyak zaitun x 50 mL = 7,5 mL
100
8 𝑚𝐿
KOH x 50 mL = 4 mL
100
0,5 𝑔
CMC x 50 mL = 0, 25 g
100
0,5 𝑔
SLS x 50 mL = 0,25 g
100
0,25 𝑔
Asam stearat x 50 mL = 0,125 g
100
0,5 𝑔
BHA x 50 mL = 0,25 g
100
1 𝑚𝐿
Parfum x 50 mL = 5 mL
100
Aqua dest Ad 50 mL
73
3. Formula III
Perhitungan bahan :
10
Ekstrak daun senggani x 50 mL = 5 g
100
15 𝑚𝐿
Minyak zaitun x 50 mL = 7,5 mL
100
8 𝑚𝐿
KOH x 50 mL = 4 mL
100
0,5 𝑔
CMC x 50 mL = 0, 25 g
100
0,5 𝑔
SLS x 50 mL = 0,25 g
100
0,25 𝑔
Asam stearat x 50 mL = 0,125 g
100
0,5 𝑔
BHA x 50 mL = 0,25 g
100
1 𝑚𝐿
Parfum x 50 mL = 5 mL
100
Aqua dest Ad 50 mL
74