Disusun oleh :
Suryanto H. 147795001
Akhmad Fauzi 147795035
Eka Tina Nur Ula Tuqa 147795065
PROGRAM PASCASARJANA
2015
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “Potensiometri”. Makalah ini ditulis
dengan tujuan sebagai panduan belajar bagi stakeholder pendidikan yang ingin mempelajari
potensiometri. Penulis sampaikan rasa hormat dan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang
membantu dalam penulisan makalah ini:
1. Prof. Dr. Suyatno, M.Si., selaku Dosen Pengampu yang telah memberikan arahan, bimbingan
dan meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dalam penyusunan makalah ini.
2. Teman-teman kelas D Program Studi Pendidikan Sains, yang selalu memberikan semangat
belajarnya hingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan, untuk itu penulis
menerima kritik dan saran yang membangun terhadap makalah ini demi kebaikan dan
kesempurnaan.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................... 7
PENDAHULUAN
Potensiometri adalah suatu cara analisis berdasarkan pengukuran beda potensial sel dari
suatu sel elektrokimia. Potensiometri merupakan salah satu metode analisis elektrokimiawi untuk
menentukan konsentrasi larutan analit yang menggunakan reaksi reduksi-oksidasi dan persamaan
Nerst sebagai prinsip dasarnya. Analisis potensiometrik ini seringkali dipakai dalam kehidupan
sehari-hari disebabkan oleh beberapa kelebihannya jika dibandingkan dengan metode analisis
elektrokimiawi lainnya. Kelebihan dari analisis potensiometrik ini adalah ekonomis (membutuhkan
biaya yang kecil disebabkan harga-harga komponen penyusunnya yang relatif murah), kompak,
kuat, dan tahan lama, mudah dirangkai, tidak merusak dan mempengaruhi komposisi larutan
analit yang ingin diuji, mudah dipantau dan diamati, dan bersifat stabil pada berbagai tingkatan
konsentrasi analit. Meskipun begitu, analisis potensiometrik ini cenderung memiliki kekurangan
dalam hal akurasi dan presisinya dikarenakan adanya potensial sambungan cair yang muncul di
antara pertemuan larutan elektroda acuan dan larutan analit yang berkontribusi juga pada
potensial sel yang terukur pada voltmeter.
Komponen sel potensiometri bersifat sederhana yaitu terdiri dari sebuah elektroda
acuan, elektroda indikator, rangkaian jembatan garam, dan pengukur tegangan (voltmeter).
Elektroda acuan merupakan elektroda yang telah diketahui potensialnya secara pasti dan
potensialnya bernilai konstan pada temperatur konstan selama pengukuran berlangsung. Nilai
potensial dari elektroda ini juga tidak tergantung pada komposisi dari larutan uji. Elektroda acuan
dapat berupa elektroda hidrogen standar (standard hydrogen electrode), elektroda kalomel jenuh
(saturated calomel electrode), dan elektroda perak-perak klorida. Sementara itu, elektroda
indikator merupakan elektroda yang potensialnya merespons perubahan aktivitas dalam larutan
uji. Elektroda indikator dapat berupa elektroda membran, elektroda inert, maupun elektroda
logam. Rangkaian jembatan garam yang terdapat dalam sel potensiometri berfungsi mencegah
tercampurnya komponen dari larutan uji dengan elektroda acuan. Jembatan garam ini juga
berperan dalam meminimalisasi besarnya nilai potensial sambungan cair yang terukur di
voltmeter.
Dalam melaksanakan analisis potensiometrik, terdapat 4 metode yang mungkin dipilih
yaitu potensiometri langsung (direct potentiometry), titrasi potensiometri, standard addition, dan
sample addition. Masing-masing metode memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Oleh
sebab itu dalam memeilih metode mana yang akan digunakan perlu dipertimbagkan metode yang
akan memaksimalkan kelebihan dan meminimalkan kekurangan pada situasi dan kondisi
pengukuran.
Potensiometri dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari baik dalam kimia teoritis
maupun praktikal. Penerapan secara teoritis dari potensiometri yaitu penentuan tetapan
kesetimbangan termodinamika seperti Ka, Kb, dan Ksp. Sementara itu penerapan secara praktikal
yaitu pembuatan pH meter, penentuan kadar polutan dalam lingkungan, dan pemeriksaan pH
produk industri.
BAB II
PENDAHULUAN
A. Potensiometri
Potensiometri adalah suatu cara analisis berdasarkan pengukuran beda potensial sel
dari suatu sel elektrokimia. Di dalam potensiometri dapat dipelajari hubungan antara
konsentrasi dengan potensial. Sejak permulaan abad ini metode potensiometri telah digunakan
untuk mendeteksi titik akhir titrasi. Sekarang metode ini dapat digunakan secara langsung
untuk menentukan konsentrasi suatu ion (ion selective electrode), pH suatu larutan, dan
menentukan titik akhir titrasi. Alat-alat yang diperlukan dalam metode potensiometri adalah:
1. Elektrode pembanding (refference electrode)
2. Elektroda indikator (indicator electrode)
3. Alat pengukur potensial.
Komponen-komponen tersebut disusun membentuk suatu sel potensiometri seperti
pada gambar 1.
Dari diagram skematik pada gambar 1 terlihat bahwa sel potensiometri disusun dari
dua setengah sel yang dihubungkan dengan jembatan garam yang berfungsi penyeimbang
muatan larutan pada masing-masing setengah sel, selain itu juga berfungsi sebagai penghubung
antara dua setengah sel tersebut. Masing-masing setengah sel terdapat elektroda yang tercelup
dalam larutan elektrolit untuk ditentukan konsentrasinya oleh potensial elektrodanya.
Pemisahan elektrode ini diperlukan untuk mencegah terjadinya reaksi redoks spontan dari
laruanlarutan elektrolit yang digunakan dalam sel potensiometri. Dari aturan yang dipakai
dalam disiplin ilmu kimia bahwa elektroda sebelah kiri dianggap sebagai anoda, dimana terjadi
proses oksidasi Zn sebagai berikut:
Zn (s) Zn2+ (aq) + 2e-
Dan elektroda sebelah kanan disebut sebagai katoda, yaitu elektroda tempat terjadi
reaksi reduksi sebagai berikut:
Ag+ (aq) + e- Ag (s)
Dengan menjumlahkan kedua persaamaan setengah reaksi diatas, maka persamaan
reaksi untuk sel elektrokimia adalah sebagai berikut:
Zn (s) + Ag+ (aq) 2 Ag (s) + Zn2+ (aq)
Untuk menggambarkan sel elektrokimia dari potensiometri tidak harus digambar
diagram skematiknya, karena terdapat suatu notasi sel yang mampu menggambarkan
perbedaan fasa dalam sel elektrokimia dan telah disepakati oleh ilmuwan kimia dunia .
Penulisan sel elektrokimia untuk potensiometri memilki beberapa aturan dalam cara
penulisannya, yaitu:
1. Urutan penulisan dimulai dari elektroda logam kemudian elektrolitnya dengan batas antar
keduanya digunakanngaris tegak atau miring.
2. Sistem penulisan bila lebih dari satu komponen dalam satu larutan yang terlibat dalam reaksi
sel, setiap komponen yang terlibat dipisahkan dengan tanda koma (,).
3. Pemisahan sistem setengah sel dari dua jenis setengah sel yang membentuk sel elektrokimia
digunakan garis tegak ganda atau miring.
Sehingga notasi sel untuk gambar 1 adalah:
Zn (s) I ZnCl2 (aq; 0,0167 M) II AgNO3 (aq; 0,1 M) I Ag
Potensiometri digunakan sebagai salah satu metode untuk mengukur konsentrasi
suatu larutan, dalam hal ini hubungan antara potensial sel dan konsentrasi dapat dijelaskan
melalaui persamaan nerst.
B. Elektroda Indikator
Di dalam beberapa penggunaan analisis elektrokimia, diperlukan suatu elektrode
dengan harga potensial setengah sel yang diketahui, konstan, dan sama sekali tidak peka
terhadap komposisi larutan yang sedang diselidiki. Suatu elektrode yang memenuhi persyaratan
diatas disebut elektrode pembanding (reference electrode). Pasangan elektrode pembanding
adalah electrode indikator (disebut juga working electrode) yang potensialnya bergantung pada
konsentrasi zat yang sedang diselidiki. Ada dua jenis elektrode pembanding akan diuraikan
berikut ini.
1. Elektroda Pembanding Primer
Contoh dari elektroda jenis ini adalah elektroda hidrogen stndart. Elektroda ini
terbuat dari platina hitam agar penyerapan gas hidrogen pada permukaan elektroda dapat
terjadi secara maksimal, sehingga reaksi:
H2 2H+ + 2e-
Dapat berlangsung dengan cepat dan reversible. Potensial setengah sel dari
elektroda pembanding primer adalah nol volt. Rangakian dari setengah sel dengan elektroda
standart hidrogen dapat dilihat pada gambar 2. Sehingga, Notasi setengah sel dari elektroda
hidrogen adalah:
Pt/H2 (atm); H+ (M) atau H+ (M); H2 (atm)/Pt
Elektroda membran cair adalah suatu fasa cair spesifik yang dibatasi oleh suatu
dinding yang berpori inert seperti yang terlihat pada gambar 6. Cairan spesifik tersebut
terdiri atas senyawa organik dengan berat molekul yang tinggi, tidak larut dalam air dan
memiliki struktur yang memungkinkan terjadinya pertukaran ion antara ion bebas dalam
larutan yang diukur dengan ion-ion yang terletak pada pusat kedudukan molekul cairan
spesifik tersebut contoh: Na+, K+, Ca2+, Pb2+.
Gambar 6. Diagram Skematik elektroda Selektif Ion Cair Ca2+
Adanya membran PVC yang proporsional untuk melindungi elektroda bagian
dalam. Penggunaan elektroda ini ideal dengan perembesan analit dengan rentang 30-60
menit.
c. Elektroda Penunjuk Gas
Elektroda ini dirancang untuk mendeteksi konsentrasi gas yang terlarut dalm
larutan. Bentuk rancangan dasar dari elektroda membran dapat dilihat pada gambar 7.
Terdiri dari membran pemisah yang tipis dari sampel dan larutan yang berada di
dalam elektroda yang berfungsi sebagai penyeleksi ion. Membran permeabel untuk analit
gas, tetapi tidak permeabel untuk komponen yang tidak volatil dalam matriks sampel.
Ketika gas masuk ke dalam elektroda penunjuk gas melewati membran, gas beraksi
dengan larutan dalam elektroda membentuk spesies yang konsentrasinya dapat diamati
dari keberadaan elektroda selektif ion. Sebagai contoh, dalam elektroda CO 2, CO2 bereaksi
dengan larutan dalam membentuk H3O+.
CO2 (aq) + 2 H2O (l) HCO3- (aq) + H3O+ (aq)
Perubahan konsentrasi H3O+ diamati dengan elektroda selektif ion pH, dengan
potensial sel ditulis dengan persamaan sebagai berikut:
Dimana K adalah konstanta kesetimbangan. Jika jumlah HCO 3- di larutan dalam
berkurang dalam jumlah banyak, maka konsentrasi CO 2 tidak akan berpengaruh dan akan
tetap konstan.
Pada elektroda penunjuk gas prinsipnya adalah menempatkan suatu membran
yang bersifat permeabel terhadap gas pada bagian ujung seuah tabung. Tabung tersebut
memisahkan larutan yang akan dianalisis dengan suatu elektroda ion spesifik.
D. Potensiometri Langsung
Mengukur potensial dua elektrode yang tidak terpolarisasi pada kondisi arus nol
merupakan potensiometri yang mengaplikasi secara langsung dari persamaan Nerst.
Penyisipan elektroda tidak mengubah komposisi larutan uji seseuai dengan sifat
nondesktruktif potensiometri terhadap sampel. Bahkan, dapat digunakan untuk
menetapkan tetapan kesetimbangan (Day, 1999).
Terdapat dua metode yang digunakan dalam melakukan eksperimen. Pertama
dilakukan pengukuran tunggal terhadap potensial itu cukup dengan menetapkan aktivitas
ion yang diminati. Kedua, ion itu dapat ditritasi dan potensialnya diukur sebagai fungsi
volume titran. Metode pertama disebut potensiometri langsung yang digunakan dalam
pengukuran pH larutan air dan telah berkembang secara meluas dalam penetapan ion-ion
lain lewat penggunaan elektroda selektif ion. Metode kedua, yang disebut titrasi langsung
memanfaatkan pengukuran potensial untuk analisis titrimetri. Pengukuran potensiometri
langsung sangat berguna untuk menetapkan aktivitas suatu spesies dalam suatu campuran
kesetimbangan. Titrasi akan menghasilkan informasi stokiometri mengenai jumlah proton
yang tersedia, sedangkan pengukuran langsung memberikan aktivitas kesetimbangan
proton dalam larutan (Underwood, AL. 1986: 317).
Elektroda selektif ion merupakan suatu elektroda membran yang mana dalam
elektroda larutan ini larutan sampel tidak memberikan suatu transfer elektron seperti pada
elektroda logam, tetapi arus dibawa oleh gerakan ion yang mengalir melalui membran dari
larutan pembanding. Selektivitas dari elektroda membran untuk suatu ion tertentu,
ditentukan oleh mekanisme dari perpindahan ion melalui membran. Secara ideal hanya
satu spesies ion dapat membawa arus melalui membran Ini. Elektroda ion selektif
merupakan suatu metoda yang dapat digunakan untuk menentukan suatu ion didalam
larutan. Metoda ini merupakan metoda analisa yang cepat dengan peralatan yang
sederhana. Untuk mendeteksi suatu ion spesifik dari larutan campuran, elektroda ini
mempunyai suatu sensor, dimana bahan dari sensor ini ada bermacam-macam, misalnya :
2. Peralatan
Seperangkat alat untuk melkukan titrasi potensiometri dapat dilihat pada gambar.
Elektroda-elktroda yang digunakan harus dijaga lebih tinggi posisinya dari larutan yang
diukur. Hal ini dimaksudkan agar tidak agar tidak terjadi kontaminasi pada larutan
elektroda bersentuhan dengan pengaduk magnetic
3. Prosedur/Langkah Kerja
Tujuan utama pada titrasi potensiometri adalah untuk menetukan lokasi titik
ekivalen dapat dilakukan dengan beberapa cara antar lain dengan membuat grafik
potensial atau pH versus volume titran kemudian dari grafik yang diperoleh dicari harga
maksimum atau minimumnya. Cara lain adalah dari turunan keduanya yaitu ∆2E atau
∆2 pH versus volume titran. Kemudian dari grafik yang diperoleh dicari titik nolnya.
Contoh:
Titrasi asam basa antara 10 ml 0,2 M asam polibasis H3PO4 dengan 0,5 M NaOH
Perhitungan pada turunan pertama,
∆pH = pH2 -pH1 dan
∆V1 = V2 - V1
Dimana ∆V1 = selisih volume pada turunan pertama
V1 = volume pada pengukuran pertama
V2 = volume pada pengukuran kedua
Data percobaan
N V pH Vx ∆pH / ∆V Vy ∆2pH / ∆V 2
o
1 1,0 3,45 1,50 0,05 2,00 0,15
2 2,0 3,50 2,50 0,20 3,00 0,10
3 3,0 3,70 3,50 0,30 3,88 5,47
4 4,0 4,00 4,25 4,40 4,50 -6,20
5 4,5 6,20 4,75 1,30 5,00 -1,60
6 5,0 6,85 5,25 0,50 5,50 0,00
7 5,5 7,10 5,75 0,50 6,25 -0,20
8 6,0 7,35 6,50 0,35 7,00 0,10
9 7,0 7,70 7,50 0,45 8,00 1,95
10 8,0 8,15 8,50 2,40 8,90 -1,96
11 9,0 10,55 9,30 0,83 9,55 -0,91
12 9,6 11,05 9,80 0,38 10,03 -0,39
Bila dibuat kurva hubungan pH versus volume NaOH, dapat dilihat pada gambar berikut:
Kurva Potensiometri pH versus Volume Titran
4. Interpretasi Data
Terlihat bahwa volume titrasi yang diperlukan untuk titik ekivalen pertama
adalah sekitar 4 ml pada titik ekivalen kedua adalah sekitar 8 ml yang mana
volumenya tersebut pada kurvapH versus volume titran belum jelasnya besarnya dan
untuk lebih jelasnya beberapa volume NaOH yang diperlukan dapat dilihat pada
kurva turunan pertama atau kedua.
Selain untuk titrasi asam basa (neralisasi) aplikasi lain dan titrasi
potensiometri adalah sesuai dengan beberapa reaksi yang dapat ditentukan secara
potensiometri seperti titrasi redoks, pengendapan dan kompleksometri. Untuk titrasi
netralisasi dapat dilakukan dengan elektroda gelas sebagai elektoda indicator dan
elektroda kolomel jenuh sebagai elektroda pembanding. Potensial atau pH diukur
setelah penambahan sedikit demi sedkit dari volume larutan titran. Oleh karena itu
dengan mengamati potensial atau pHyang ditunjukkan pada voltmeter
atau pH meter dan volume larutan titran, maka akan dapat ditentukan titik ekivalen
dari kurva potensial (E) atau pH versus volume larutan titran.
Pada proses nitrasi redoks meliputi semua jenis titrasi yang mengakibatkan
terjadinya reaksi oksidasi reduksi atau reaksi perpndahan electron. Pada umumnya
pada proses ini yang dilakukan sebagai zat atau larutan standar adalah zat
pengoksida (oksidator). Misalnya adalah titrasi antara larutan Fe 2+ yang dititrasi
dengan larutan Ce4+.
Pada titrasi redoks yang dilakukan secara potesiometri biasa menggunakan
elektroda indikator Pt yang dicelupkan ke dalam larutannya dan elktroda kalomel
jenuh sebagai elektroda pembanding.
BAB III
KESIMPULAN
Potensiometri adalah satu cara elektrokimia untuk analisa ion secara kuantitatif berdasarkan
pengukuran potensial dari elektroda yang peka terhadap ion yang bersangkutan. Potensiometri
digunakan untuk menentukan konsentrasi
Suatu ion,pH larutan , dan titik akhir titrasi. Potensiometri digunakan sebagai salah satu metode
untuk mengukur konsentrasi suatu larutan,yang dijelaskan melalaui persamaan Nerst .
Elemen yang digunakan dalam potensiometri adalah Elektroda pembanding,elektroda
Indikator,Jembatan garam dan larutan yang dianalisis.
Elektroda pembanding dibagi menjadi dua ,yaitu elektroda pembanding primer dan elektroda
pembanding skunder ( elektroda kalomel dan elektroda perak ).
Elektroda Indikator dibagi menjadi dua yaitu elektroda Logam dan elektroda membran.elektroda
Logam terdiri dari tiga macam,antara lain elektroda jenis pertama ,kedua dan ketiga .sedangkan
elektroda membran dibagi menjadi elektroda membran kaca,elektroda membran padat,elektroda
membran cair dan elektroda membran gas.
Proses titrasi potensiometri dapat dilakukan dengan bantuan elektroda indikator dan
elektroda pembanding yang sesuai. Cara potensiometri ini bermanfaat bila tidak ada indikator yang
cocok untuk menentukan titik akhir titrasi .
Daftar Pustaka
Day and Underwood, A.I. 1986. Analisa Kimia Kuantitatif edisi ke 4. Jakarta: Erlangga
Perry,R.H, and Green. 1984. Perry’s Chemical Engineering Hand Book 6th edition.
Singapore: McGraw Hill
Vogel,A.I. 1988. A Text Book Of Quantitative Anorganic Analysis 5th edition. London:
Longman. Co.