Anda di halaman 1dari 42

METODOLOGI AMDAL:

EVALUASI DAMPAK
PENTING SECARA HOLISTIK
PROSES AMDAL

RENCANA
KEGIATAN DAN
KEGIATAN LAIN DI
SEKIATRNYA

KA-ANDAL ANDAL RKL-RPL


RONA
LINGKUNGAN,
SOSIALISASI DAN
KONSULTASI
PUBLIK
PRAKIRAAN PENGELOLA AN
PELINGKUPAN PEMANTAUAN
EVALUASI
EVALUASI DAMPAK PENTING
(PERMEN 16 TAHUN 2012)

Telaahan terhadap dampak


penting
Pemilihan alternatif terbaik
Telaahan sebagai dasar
pengelolaan
Rekomendasi kelayakan
lingkungan
Evaluasi secara Holistik terhadap Dampak
Lingkungan Hidup
Metode Ilmiah sesuai dengan
metode ilmiah evaluasi dalam
Amdal

Karakteristik
Evaluasi Dampak Rencana Arahan
secara Usaha dan/atau Pengelolaan
Holistik Kegiatan secara Lingkungan
Dampak Total terhadap Hidup
LH INTERAKSI DAMPAK Lingkungan Hidup
LINGKUNGAN HIDUP
Penentuan
1. Bentuk hubungan keterkaitan dan interaksi DPH Kelayakan
beserta karakteristiknya i.e. Frekuensi terjadinya Lingkungan
dampak, durasi dan intensitas; Hidup
2. Komponen rencana usaha dan/atau kegiatan
yang paling banyak menimbulkan dampak Kriteria
lingkungan; Kelayakan
3. Area yang perlu mendapat perhatian Lingkungan
TELAAH DAMPAK
PENTING
Telaahan keterkaitan dan
interaksi seluruh dampak
penting.
Penentuan karakteristik
dampak rencana usaha
dan/atau kegiatan secara
total terhadap lingkungan
hidup.
Telaahan dilakukan (jika
ada) untuk masing-masing
METODE EVALUASI DAMPAK
• Metode Matrik
• Leopold
• Lohani &
Thanh
• Sorensen
• Battelle
• Fisher &
Davies

• Metode Overlay
• Metode Lain
CONTOH METODE FISHER & DAVIS
Evaluasi
SKL Tanpa
Selisih
Kegiatan K0ndisi Kondisi
(5-3)
yang yang
akan akan Dampa
No Dampak Penting Kondis
datang datang k
Kondisi i yang
pada dengan + - (5-4)
sekarang akan
tanpa kegiata
datang
kegiatan n
1 2 3 4 A B 5 6 7 8
Persepsi 1,
1.
Masyarakat
2 2 4 3 3,5 +1,5
5
Keresahan
2.
Masyarakat
4 4 2 2 2 - 2
Total 6 6 5,5 - 0,5
-
Rata-rata 3,0 3,0 2,75
0,25
Dampak Negatif (-)

KETERANGAN:
A. KEGIATAN SURVEI LOKASI
B. KEGIATAN PEMBEBASAN LAHAN
STRUKTUR DASAR MATRIKS LEOPOLD
KOMPONEN TAHAP TAHAP TAHAP
KEGIATAN PRAKONSTRUKSI KONSTRUKSI OPERASIONAL
KOMPONEN JUMLAH
Survei Pemb. Base Bangun Operasi Pelihara
LINGKUNGAN
Lokasi Lahan Camp Pabrik Pabrik Pabrik
FISIK KIMIA
- Kualitas Udara M 9
I 9

- Kualitas Air M 9
I 16

BIOLOGI
- Keanekaragaman vegetasi 3
8

- Kelimpahan Plankton M M 7
I I 12

SOSIAL EKONOMI BUDAYA


- Persepsi negatif M 6
I 10

- Konflik M 2
I 4

JUMLAH BOBOT ∑M ∑M ∑M ∑M ∑M 36
∑I ∑I ∑I ∑I ∑I 49
JUMLAH PENTING
METODE LEOPOLD – NON FORMAL
KOMPONEN TAHAP TAHAP TAHAP
KEGIATAN PRAKONSTRUKSI KONSTRUKSI OPERASIONAL
KOMPONEN JUMLAH
Survei Pemb. Base Bangun Operasi Pelihara
LINGKUNGAN
Lokasi Lahan Camp Pabrik Pabrik Pabrik
FISIK KIMIA
- Kualitas Udara B 9
P 9

- Kualitas Air K 9
KP 16

BIOLOGI
- Keanekaragaman vegetasi 3
8

- Kelimpahan Plankton S B 7
AP CP 12

SOSIAL EKONOMI BUDAYA


- Persepsi negatif C 6
P 10

- Konflik B 2
KP 4

JUMLAH
B=Besar; BOBOT C=Cukup;∑BK=Kecil ∑B
S=Sedang; ∑B ∑B ∑B 36
P=Penting; CK=Cukup ∑P ∑P ∑P ∑P ∑P 49
JUMLAH PENTING Penting; AP=Agak Penting; KP=Kurang Penting
METODE LEOPOLD - FORMAL
KOMPONEN TAHAP TAHAP TAHAP
KEGIATAN PRAKONSTRUKSI KONSTRUKSI OPERASIONAL
KOMPONEN JUMLAH
Survei Pemb. Base Bangun Pabrik Pelihara
LINGKUNGAN
Lokasi Lahan Camp Pabrik Pabrik
FISIK KIMIA
- Kualitas Udara 2 3 4 9
3 3 3 9

- Kualitas Air 1 3 3 2 9
4 4 4 4 16

BIOLOGI
- Keanekaragaman vegetasi 1 2 3
4 4 8

- Kelimpahan Plankton 1 2 3 1 7
3 3 3 3 12

SOSIAL EKONOMI BUDAYA


- Persepsi negatif 2 4 6
4 4 8

- Konflik 2 2
4 4

Bobot;JUMLAH BOBOT 2
4=Besar; 3=Sedang; 6
2=Cukup; 5
1=Kecil 10 10 3 36
Kepentingan; 4
4=Penting; 3=Cukup Penting; 8
2=Agak 14
Penting; 14
4=Kurang10
Penting 7 49
JUMLAH PENTING
METODE FORMAL – MATRIKS LEOPOLD

Evaluasi Dampak:

n n
Dk = ∑ SDLdp - ∑ SDLtp
i=1 i=1

Dk = Indeks Dampak Kumulatif


SDLdp= Satuan Dampak Lingkungan Dengan Proyek
SDLtp = Satuan Dampak Lingkungan Tanpa Proyek
Sumber: Andal & RKL-RPL PT
Vale

Land Clearing

Biodiversitas = 3,7 Biodiversitas = 0


12 ANDAL, RKL dan RPL– Kegiatan Penambangan, Pembangunan Jalan dan Pembangunan Pabrik Preparasi Bijih di Blok Bahodopi
ANALISIS BOBOT DAMPAK
Skala Kualitas Lingkungan (SKL) dibedakan atas 5 (lima) skala:

• Skala 1 = sangat jelek


• Skala 2 = jelek
• Skala 3 = sedang
• Skala 4 = baik
• Skala 5 = sangat baik

Angka prakiraan besaran dampak yang diperoleh berkisar antara


angka 1 (satu) sampai dengan 4 (empat), dengan kriteria besaran
dampak sebagai berikut:

• Selisih kualitas lingkungan 1 = Dampak kecil


• Selisih kualitas lingkungan 2 = Dampak cukup
• Selisih kualitas lingkungan 3 = Dampak sedang
• Selisih kualitas lingkungan 4 = Dampak besar
ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAMPAK
• Jumlah manusia terkena dampak
– Kriteria P apabila ada manusia terkena dampak.
– Kriteria TP apabila tidak ada manusia terkena dampak.
• Luas wilayah persebaran dampak
– Kriteria P apabila luas dampak > 0,25 kali luas wilayah studi, karena setidak-tidaknya di daerah tersebut dalam
luasan 0,25 dari luas wilayah studi pemanfaatan ruang cukup beragam sehingga tingkat kepentingannya tinggi,
sehingga dianggap penting.
– Kriteria TP apabila luas dampak < 0,25 kali luas wilayah studi.
• Lama dan intensitas berlangsungnya dampak
– Kriteria P apabila intensitas sama atau lebih besar daripada ambang batas baku mutu, dan atau dampak
belangsung tidak hanya sesaat.
– Kriteria TP apabila intensitasnya rendah (dibawah ambang batas baku mutu dan dampaknya berlangsung hanya
sesaat).
• Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
– Kriteria P apabila ada komponen lain yang terkena dampak.
– Kriteria TP apabila tidak ada komponen lain yang terkena dampak.
• Sifat kumulatif dampak
– Kriteria P apabila dampak akan terakumulasi.
– Kriteria TP apabila dampak tidak akan berakumulasi.
• Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
– Kriteria P apabila dampak tidak berbalik.
– Kriteria TP apabila dampak berbalik.
PEDOMAN SKOR KEPENTINGAN DAMPAK

Tingkat Kepentingan Dampak:


Masing-masing kriteria penting dampak diberi bobot
nilai satu (1) sehingga jumlahnya enam (6).

No. Prosentase (%) Kelas Tingkat Kepentingan

1 0-25 1 Kurang Penting

2 25-50 2 Agak Penting

3 50-75 3 Cukup Penting

4 75-100 4 Penting
NILAI SKOR UNTUK BOBOT DAN
KEPENTINGAN DAMPAK

BOBOT DAMPAK KEPENTINGAN DAMPAK

• SKOR 1 = KECIL • SKOR 1 = KURANG PENTING


• SKOR 2 = CUKUP • SKOR 2 = AGAK PENTING
• SKOR 3 = SEDANG • SKOR 3 = CUKUP PENTING
• SKOR 4 = BESAR • SKOR 4 = PENTING
METODE FORMAL – MATRIKS LEOPOLD
KOMPONEN TAHAP TAHAP TAHAP
KEGIATAN PRAKONSTRUKSI KONSTRUKSI OPERASIONAL
KOMPONEN JUMLAH
Survei Pemb. Base Bangun Pabrik Pelihara
LINGKUNGAN
Lokasi Lahan Camp Pabrik Pabrik
FISIK KIMIA
- Kualitas Udara 2 3 4 9
3 3 3 9

- Kualitas Air 1 3 3 2 9
4 4 4 4 16

BIOLOGI
- Keanekaragaman vegetasi 1 2 3
4 4 8

- Kelimpahan Plankton 1 2 3 1 7
3 3 3 3 12

SOSIAL EKONOMI BUDAYA


- Persepsi negatif 2 4 6
4 4 10

- Konflik 2 2
4 4

Bobot;JUMLAH BOBOT 2
4=Besar; 3=Sedang; 6
2=Cukup; 5
1=Kecil 10 10 3 36
Kepentingan; 5
4=Penting; 3=Cukup Penting; 9
2=Agak 14
Penting; 14
4=Kurang10
Penting 7 49
JUMLAH PENTING
TELAAH DAMPAK PENTING
Komponen Komponen Jenis Dampak Sifat Dampak
Kegiatan Lingkungan
No. Tahapan Kegiatan Tidak
Penyebab terkena Penting Positif Negatif
penting
Dampak Dampak
1. Tahap Prakonstruksi
1.1. Survai dan penetapan batas
areal reklamasi
1.2. Perijinan
1.3. Sosialisasi rencana kegiatan
1.4. Rekrutmen tenaga kerja
2. Tahap Konstruksi
2.1. Mobilisasi peralatan dan
material
2.2. Pengambilan material urug
2.3. Pengangkutan material urug
2.4. Pembangunan talud
pengaman
3. Tahap Operasi
3.1. Pengurugan perairan
3.2. Pembangunan pengaman
pantai
3.3. Pematangan lahan
3.4. Demobilisasi peralatan
4. Tahap Pascaoperasi
4.1. Keberadaan bangunan yang
menjorok ke laut
4.2. Pengamanan dan
pemeliharaan bangunan
pengaman pantai
4.3. Pengurusan Hak Atas Tanah
4.4. Pengalokasian lahan
4.5. Pemanfaatan lahan
EVALUASI HOLISTIK – MATRIKS LEOPOLD
KOMPONEN TAHAP TAHAP TAHAP
KEGIATAN PRAKONSTRUKSI KONSTRUKSI OPERASIONAL
KOMPONEN JUMLAH
Survei Pemb. Base Bangun Pabrik Pelihara
LINGKUNGAN
Lokasi Lahan Camp Pabrik Pabrik
FISIK KIMIA
- Kualitas Udara 2 3 4 9
3 3 3 9

- Kualitas Air 1 3 3 2 9
4 4 4 4 16

BIOLOGI
- Keanekaragaman vegetasi 1 2 3
4 4 8

- Kelimpahan Plankton 1 2 3 1 7
3 3 3 3 12

SOSIAL EKONOMI BUDAYA


- Persepsi negatif 2 4 6
4 4 8

- Konflik 2 2
4 4

JUMLAH BOBOT 2 6 5 10 10 3 36
4 8 14 14 10 7 47
JUMLAH PENTING
AMDAL untuk Pengambilan Keputusan
Pasal 1 angka 2 PP 27/2012 Salusu, J (2000) Eccleston CH
(2000)
AMDAL adalah kajian mengenai Pengambilan Kajian terhadap
dampak penting suatu usaha keputusan adalah alternatif
dan/atau kegiatan yang direncanakan proses memilih -alternatif kegiatan
pada lingkungan hidup yang
suatu alternatif merupakan jantung
diperlukan bagi proses
cara bertindak dengan dari peraturan
pengambilan keputusan metode yang efisien
tentang penyelenggaraan usaha
sesuai dengan situasi NEPA .
dan/atau kegiatan

Menurut KBBI:
Alternatif adalah “pilihan di
antara dua atau beberapa
kemungkinan
NEPA merupakan
20
milestone penerapan
AMDAL
Bentuk Kajian Alternatif
UNEP, EIA Resource Manual
(mis. Penggunaan energi (penggunaan bahan
• kebutuhan yang lebih efisien baku yang tidak
• input / supply dibanding membangun beracun)
pembangkit energi baru)
• aktifitas
• lokasi, kebutuhan input / supply

• proses (mis- menyediakan


Alternatif transportasi umum
• penjadualan aktifitas
Alternatif dari pada menambah
dalam jaringan jalan)
AMDAL
(mis : untuk penjadualan
operasional bandara proses lokasi
dan sistem baik untuk seluruh
transportasi) kegiatan atau untuk
(mis- penggunanaan
komponen-komponen
teknologi yang ramah
kegiatan (mis-lokasi
lingkungan, atau
bendungan atau saluran
efisien energi)
irigasi) 21
Bentuk Kajian Alternatif

Canter LW, 1977


• Alternatif Alternatif dalam AMDAL
– Lokasi
– desain
– kegiatan konstruksi, operasi dan decommisioning
– skala / ukuran proyek
– pentahapan proyek
– waktu pelaksanaan
– alternatif tanpa kegiatan
22
Studi Kasus: AMDAL PLTA Cirata
1 260m

3
232m
2

No Studi Kelayakan Dampak Ketinggian Waduk

260 meter 232 meter

1 Ekonomi Keuntungan besar secara ekonomi Masih cukup besar untuk menghasilkan energi
 semakin besar tenaga listrik  listrik, modal investasi relatif lebi h lambat,
Modal investasi cepat kembali namun masih memebrikan keuntungan
ekonomis
2. Teknis Resiko kegagalan waduk karena Resiko kegagalan waduk relatif lebih kecil karena
rawan gemba air yang tertampung lebih sedikit
3. Lingkungan Potensi Konflik sosial dan lahan Potensi Konflik sosial dan lahan relatif lebih
relatif lebih besar kecilk
Alternatif Penempatan
Tailing
DECISION ANALYSIS
Mengambil keputusan: memilih cara terbaik dari dua atau
lebih alternatif.

Matriks Pengambilan Keputusan


STRATEGY/ STATE OF NATURE
ACTION Q1 Q2 Q3 Q4
S1 Q11 Q12 Q13 Q14
S2 Q21 Q22 Q23 Q24
S3 Q31 Q32 Q33 Q34

Keterangan:
1. Strategi/aksi: berbagai strategi/aksi atau jalur alternatif yang dapat
dipilih (didasarkan pada sumberdaya yang dapat dikontrol).
2. Status dari alam: faktor lingkungan yang tidak dapat dikontrol yang
mempengaruhi strategi.
PEMILIHAN ALTERNATIF TERBAIK
KOMPONEN ARTERNATIF ALTERNATIF ALTERNATIF
KEGIATAN I II III JUMLAH
KOMPONEN
LINGKUNGAN 1 2 1 2 1 2
FISIK KIMIA
- Kualitas Udara 1 1 2 3 1 9
2 3 3 3 3 9

- Kualitas Air 2 1 1 3 3 2 9
3 2 4 4 4 4 16

BIOLOGI
- Keanekaragaman vegetasi 1 2 1 2 3
4 3 4 4 8

- Kelimpahan Plankton 2 1 2 1 1 7
2 3 3 3 3 12

SOSIAL EKONOMI BUDAYA


- Persepsi negatif 2 4 2 3 6
3 4 4 4 10

- Konflik 2 3 2 2 2
4 3 4 3 4

JUMLAH BOBOT 18 20 14 36
30 35 27 49
JUMLAH PENTING
 Bagaimana pengelolaan dampak melalui
AMDAL?
3 Prinsip PENGELOLAAN DAMPAK LINGKUNGAN
Tinggi
 Hindari (avoidance)
 Minimisasi (minimisation) • Apakah proyek
Prioritas
dibutuhkan?
 Penanganan (mitigation) • Apakah proyek harus
Rendah dilaksanakan saat ini?
• Apakah ada alternatif
Memberikan kompensasi atau ganti
rugi terhadap lingkungan yang rusak lokasi?

• Mengurangi skala, besaran, ukuran


• Apakah ada alternatif untuk proses, desain, bahan
baku, bahan bantu?

Sumber: UNEP, 2002


ARAHAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN
PENDEKATAN PENDEKATAN
• Regulasi • Teknologi
• Teknologi • Sosial
• Kelembagaan • Institusional
• Ekonomi
• Prinsip; pengelolaan
• Partisipasi
pada sumber, proses
• Pendidikan dan produk (input-
• Informasi proses-output)
• Penyelesaian konflik
Framework for Impact Mitigation
Common (desirable)
Alternative sites or
Avoidance technology to
eliminate habitat loss

Actions during
design, construction and
Mitigation operation to minimise
or eliminate habitat
loss

Used as a last resort


Compensation to offset habitat loss
Rare (undesirable)
Contoh: Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
Hidup Bandar Udara
Pengelolaan dan
pemantauan lingkungan
hidup Bandar Udara, paling
sedikit dilakukan terhadap
komponen:
a. udara;
b. energi;
c. kebisingan; untuk menjaga dan
d. air; meningkatkan kualitas
e. tanah; dan lingkungan
f. air limbah dan limbah
Sumber: PP No. 40 Tahun 2012 tentang
padat Pembangunan dan Pelestarian Lingkungan Hidup
Bandar Udara – Pasal 44 dan Pasal 45
Contoh: Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
Hidup Bandar Udara
• Badan Usaha Bandar Udara atau Unit Penyelenggara Bandar Udara
wajib menjaga ambang batas kebisingan dan pencemaran lingkungan di
Bandar Udara dan sekitarnya sesuai dengan ambang batas dan baku
mutu yang ditetapkan Pemerintah. (Pasal 31);
• Untuk menjaga ambang batas kebisingan dan pencemaran lingkungan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31, Badan Usaha Bandar Udara
atau Unit Penyelenggara Bandar Udara dapat membatasi waktu dan
frekuensi, atau menolak pengoperasian pesawat udara (Pasal 42)
• Limbah dan zat kimia yang ditimbulkan dari pembangunan, operasional
dan perawatan Bandar Udara dan pesawat udara sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 38, harus dikelola terlebih dahulu sebelum dibawa
ke luar Bandar Udara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Yang dimaksud dengan “dikelola” yaitu menggunakan ulang
(reuse), mengurangi (reduce), dan mendaur ulang (recycle) (Pasal 40).
• Badan Usaha Bandar Udara atau Unit Penyelenggara Bandar Udara
menyediakan tempat dan menetapkan prosedur pengelolaan limbah dan
zat kimia pengoperasian pesawat udara dan Bandar Udara (apasal 41)
Sumber: Andal & RKL-RPL PT
Vale
DAMPAK PENTING - 1

1. Dampak penting penebangan hutan (HPT dan HL).


• Proses penambangan diawali dengan Land clearing, yaitu
membersihkan tanaman penutup. Dengan demikian proses
penambangan pada areal hutan (HL dan HPT) dilakukan dengan
sistem tebang habis (clean cutting), sehingga mengakibatkan:
• Hilangnya tutupan lahan termasuk didalamnya tanaman langka,
lindung dan endemis
• Hilangnya fungsi ekosistem/habitat satwa liar endemis
• Hilangnya fungsi hutan untuk lindung air 10 DAS
• Dampak terhadap erosi

32 ANDAL, RKL dan RPL– Kegiatan Penambangan, Pembangunan Jalan dan Pembangunan Pabrik Preparasi Bijih di Blok Bahodopi
Sumber: Andal & RKL-RPL PT
Vale

Land Clearing

Biodiversitas = 3,7 Biodiversitas = 0

33 ANDAL, RKL dan RPL– Kegiatan Penambangan, Pembangunan Jalan dan Pembangunan Pabrik Preparasi Bijih di Blok Bahodopi
Sumber: Andal & RKL-RPL PT
Vale

ACUAN PENGELOLAAN HL & HPT


Acuan pengelolaan kerusakan HL dan HPT:
• Kriteria baku kerusakan lingkungan hidup meliputi kriteria baku perusakan
ekosistem dan kriteria baku kerusakan akibat perubahan Iklim
• Kerusakan ekosistem perlu dikelola dengan upaya rehabilitasi secara
berencana dan berkesinambungan.
Prinsip Pengelolaannya: Pengelolaan
dampak penebangan hutan menganut prinsip:
– Memulihkan jenis tanaman lindung, langka, endemis
– Memulihkan ekosistem hutan lindung
– Memulihkan habitat flora-fauna endemis.
– Memulihkan biodiversitas

34 ANDAL, RKL dan RPL– Kegiatan Penambangan, Pembangunan Jalan dan Pembangunan Pabrik Preparasi Bijih di Blok Bahodopi
Sumber: Andal & RKL-RPL PT
Vale
Rencana Pengelolaannya

•Sifat dampak penebangan HL dan HPT:


Dampak kerusakan hutan > bersifat tidak dapat
balik ( tidak terpulihkan)
•Pengelolaannya:
•Pembukaan lahan sesuai kebutuhan minimal
tambang
•Pembibitan tanaman lokal, langka, lindung dan
endemis
•Revegetasi dengan tanaman menggunakan
tanaman yang telah dibudidaya
•Reboisasi lahan di DAS
35 ANDAL, RKL dan RPL– Kegiatan Penambangan, Pembangunan Jalan dan Pembangunan Pabrik Preparasi Bijih di Blok Bahodopi
Sumber: Andal & RKL-RPL PT
Vale
Rencana Pemantauan

Pemantauannya:
• Memantau jenis tanaman di areal DAS dan
revegetasi
• Memantau kelulusan hidup setiap jenis tanaman
• Memantau perkembangan biodiversitas

Hasil pemantauan:
Biodiversitas di areal revegetasi selamanya tidak
akan pernah menyamai biodiversitas HL yaitu 3,7,
tetapi dapat menyelamatkan tanaman lindung,
langka & endemis.
36 ANDAL, RKL dan RPL– Kegiatan Penambangan, Pembangunan Jalan dan Pembangunan Pabrik Preparasi Bijih di Blok Bahodopi
Sumber: Andal & RKL-RPL PT
Vale
DAMPAK PENTING - 2
2. Dampak penting kegiatan Stripping
• Setelah land clearing, proses penambangan dilanjutkan
dengan stripping, penggalian bijih, reklamasi dan
revegetasi. Stripping dapat mengakibatkan:
• Berubahnya estetika bentang alam
• Berubahnya (topografi) dan pola hidrologi DAS
• Terjadinya erosi dan kekeruhan sungai
• Dampak lanjut ke kualitas fisik-kimia-biologi sungai
• Dampak lanjut pada para pengguna air sungai di hilir
• Kata kunci:
Stripping menjadi sumber erosi terbesar, bila
dibandingkan land clearing atau penggalian bijih
37 ANDAL, RKL dan RPL– Kegiatan Penambangan, Pembangunan Jalan dan Pembangunan Pabrik Preparasi Bijih di Blok Bahodopi
Sumber: Andal & RKL-RPL PT

Proses Stripping
Vale

38 ANDAL, RKL dan RPL– Kegiatan Penambangan, Pembangunan Jalan dan Pembangunan Pabrik Preparasi Bijih di Blok Bahodopi
Sumber: Andal & RKL-RPL PT
Vale
Beban Erosi dari Stripping
Luas Muatan sedimen, mg/L Setelah
Blok DAS
(ha) Rona Clearing Stripping Reclame Reveget RKL

Balonti 855 9,4 537,4 541,9 397,5 278,3 111,3

Lampesue 287 36,0 885,7 1.245,9 1.305,0 913,8 365,5

Larongsangi 12.607 2,0 14,0 19,4 0,8 0,6 0,2

Bahomotefe 2.537 13,3 127,5 128,3 29,5 20,6 8,2

Ematana 1.718 7,1 81,5 96,9 31,7 22,2 8,9

Tametaya 1.647 5,9 74,9 128,0 23,3 16,3 6,5

Dampala 8.726 3,0 32,3 37,9 2,5 1,8 0,7

Bahontula 1.935 29,8 132,3 192,8 44,6 31,3 12,5

Bahongkolangi 1.413 24,5 135,0 154,4 46,9 32,8 13,1

Bahodopi 905 69,0 563,3 633,2 273,0 191,1 76


39 ANDAL, RKL dan RPL– Kegiatan Penambangan, Pembangunan Jalan dan Pembangunan Pabrik Preparasi Bijih di Blok Bahodopi
Arahan Pengelolaan Lingkungan
Komponen Komponen
No. Tahapan Kegiatan Kegiatan Lingkungan Arahan Pengelolaan Lingkungan
Penyebab Dampak terkena Dampak
1. Tahap Prakonstruksi
1.1. Survai dan penetapan batas
areal reklamasi
1.2. Perijinan
1.3. Sosialisasi rencana kegiatan
1.4. Rekrutmen tenaga kerja
2. Tahap Konstruksi
2.1. Mobilisasi peralatan dan
material
2.2. Pengambilan material urug
2.3. Pengangkutan material urug
2.4. Pembangunan talud
pengaman
3. Tahap Operasi
3.1. Pengurugan perairan
3.2. Pembangunan pengaman
pantai
3.3. Pematangan lahan
3.4. Demobilisasi peralatan
4. Tahap Pascaoperasi
4.1. Keberadaan bangunan yang
menjorok ke laut
4.2. Pengamanan dan
pemeliharaan bangunan
pengaman pantai
4.3. Pengurusan Hak Atas Tanah
4.4. Pengalokasian lahan
4.5. Pemanfaatan lahan
KRITERIA KELAYAKAN LINGKUNGAN
• Rencana tata ruang sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
• Kebijakan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup serta sumber daya alam yang
diatur dalam peraturan perundang-undangan.
• Kepentingan pertahanan keamanan.
• Prakiraan secara cermat mengenai besaran dan sifat penting dampak dari aspek biogeofisik kimia,
sosial, ekonomi, budaya, tata ruang, dan kesehatan masyarakat pada tahap prakonstruksi, konstruksi,
operasi, dan pasca operasi.
• Hasil evaluasi secara holistik terhadap seluruh dampak penting sebagai sebuah kesatuan yang saling
terkait dan saling mempengaruhi sehingga diketahui perimbangan dampak penting yang bersifat positif
dengan yang bersifat negatif.
• Kemampuan pemrakarsa dan/atau pihak terkait yang bertanggung jawab dalam menanggulanggi
dampak penting negatif yang akan ditimbulkan dari kegiatan yang direncanakan dengan pendekatan
teknologi, sosial, dan kelembagaan.
• Rencana kegiatan tidak menganggu nilai-nilai sosial atau pandangan masyarakat (emic view).
• Rencana kegiatan tidak akan mempengaruhi dan/atau mengganggu entitas ekologis yang merupakan:
1) entitas dan/atau spesies kunci (key species);
2) memiliki nilai penting secara ekologis (ecological importance);
3) memiliki nilai penting secara ekonomi (economic importance); dan/atau
4) memiliki nilai penting secara ilmiah (scientific importance).
• Rencana kegiatan tidak menimbulkan gangguan terhadap kegiatan yang telah berada di sekitar rencana
lokasi kegiatan.
• Tidak dilampauinya daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup dari lokasi kegiatan, dalam hal
terdapat perhitungan daya dukung dan daya tampung lingkungan dimaksud.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai