Anda di halaman 1dari 2

LATAR BELAKANG

Pertanian merupakan salahsatu sektor penting bagi umat manusia. Karena darinya,
semua kebutuhan manusia terpenuhi, mulai dari sandang, pangan sampai papan. Berbicara
tentang pangan, Ir. Soekarno pernah berkata bahwa pangan merupakan hidup matinya
suatu bangsa, dari perkataan tersebut, secara tidak lansung dapat disimpulkan bahwa
berbicara tentang pertanian juga merupakan berbicara tentang hidup matinya suatu bangsa.

Dalam prosesnya, banyak sekali aspek yang mempengaruhi budidaya pertanian di


lapangan, baik itu yang bersifat internal maupun eksternal. Mulai dari pupuk, hama, iklim,
sampai sifat genetik tanaman itu sendiri. Permasalahan paling umum dalam budidaya di
lapangan adalah hama. Apabnila hama tidak dikendalikan, produktivitas dapat menurun
bahkan habis oleh hama. Maka penggunaan pestisida pun menjamur di kalangan petani.
Namun, penggunaannya yang tidak sesuai prosedur dapat merusak ekosistem pertanian,
bahkan sampai dampaknya kepada konsumen. Produk pertanian yang mengandung
pestisida hingga dipupuk oleh pupuk anorganik cenderung ditinggalkan oleh masyarakat
akhir-akhir ini. Budidaya pertanian secara organik pun mulai digandrungi oleh para petani.

Budidaya pertanian organik merupakan budidaya pertanian tanpa mengguanakan


zat-zat kimiawi seperti pupuk kimia dan pestisida sintetis. Gerakan pertanian organik
muncul pada tahun 1930-an sebagai reaksi terhadap pertumbuhan pertanian yang
bergantung kepada pupuk sintetis. Pertanian organik sangatlah potensial untuk dijadikan
bisnis, meskipun pada perkembangannya mengalami banyak hambatan. Seperti budidaya
tanpa pestisida membuat lebih susah dalam mengendalikan hama, pupuk yang bersifat
voluminous (memakan ruang) membuat petani sulit mengaplikasikannya, hingga
ketersediaan pupuk yang terbatas di pasar. Berdasarkan sifat kandungan unsur hara, pupuk
organik relatif majemuk dalam menyediakan unsur hara. Pupuk organik mengandung hara
makro dan mikro yang lengkap bagi tanaman, seperti pupuk kompos, pupuk kandang,
pupuk bokashi dan masih banyak lagi. Salahsatu pupuk yang masih menjadi
pengembangaan saat ini adalah pupuk BSF.

BSF merupakan singkatan dari Black Soldier Fly. BSF merupakan salahsatu jenis
lalat yang sering ditemukan di tumpukan sampah organik. Larva BSF yang lebih sering
disebut maggot merupakan dekomposer sampah-sampah organik. Hasil dekomposisinya
menghasilkan residu yang dapat digunakan sebagai pupuk organik. Aktifitas
dekomposisinya yang cepat membuat BSF ini menjadi incaran pengolah sampah organik.
Larva BSF sebagai agen biokonversi mampu mengurangi limbah organik hingga 56%.
Selain itu, kandungan protein larva BSF cukup tinggi, sekitar 40-50% dengan kandungan
lemak sekitar 29-32%. Kandungan nutrisi yang cukup tingi tersebut berpotensi untuk
dikembangkan menjadi bahan campuran formula pakan ayam atau ikan.

Sampai saat ini, masih berkembang penelitian mengenai BSF, mengingat banyak
sekali manfaat dari BSF tersebut. Oleh karena itu, diharapkan mahasiswa dapat ikut
berkontribusi dalam penelitian mengenai BSF untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki
BSF.

Anda mungkin juga menyukai