Laporan GTSL MERITA
Laporan GTSL MERITA
1
BAB I
PENDAHULUAN
Definisi gigi tiruan sebagai (GTS) adalah gigi tiruan yang menggantikan satu
atau lebih gigi asli yang hilang ( tidak seluruh gigi ) yang didukung oleh gigi yang
masih tinggal, mokusa dan daerah tidak bergigi atau hanya didukung oleh mukosa
dan sebagian sadel dapat dipasang atau dilepas oleh pasien. Gigi tiruan sebagian
dapat diperlukan mengingat akibat yang dtimbulkan akibat hilangnya satu gigi atau
lebih dalam jangka waktu lama.
Gigi tiruan berujung bebas (distal extension) mempunyai lebih banyak masalah
dibandingkan dengan gigi tiruan sebagian lepasan bersandaran ganda (all tooth
supported). Klasifikasi Kennedy maupun klasifikasi Soelarko yang berdasarkan
topografi daerah tidak bergigi memasukkan daerah tidak bergigi berujung bebas
sebagai kelas yang pertama (Kelas-1). Hal ini menunjukkan bahwa gigi tiruan
berujung bebas lebih banyak mempunyai masalah–masalah yang memerlukan
penanganan istimewa. Masalah utama pada gigi tiruan ujung bebas ialah gigi tiruan
tidak stabil. Gigi tiruan yang tidak stabil dapat menyebabkan resopsi lingir alveolar
berjalan lebih cepat, atau ungkitannya dapat menimbulkan kelainan periodontal pada
gigi kodrat yang dipakai sebagai sandaran.
Adapun tujuan dari dibuatkan gigi tiruan sebagian adalah memperbaiki fungsi
mastikasi, memulihkan fungsi estetik, meningkatkan fungsi fonetik, serta
mempertanankan jaringan mulut agar tetap sehat serta memperbaiki oklusi, serta
mencegah migrasi.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian GTSL
Pengertian gigi tiruan sebagian (GTS) menurut Osborne (1959), adalah gigi
tiruan yang menganti gigi asli yang hilang sebagian dapat dilepas oleh pasien.
Menurut Mc. Craken (1973), GTS adalah suatu restorasi prostetik yang mengganti
gigi asli yang hilang dan bagian lain rahang yang tidak bergigi sebagian, mendapat
dukungan terutama dari jaringan dibawahnya dan sebagian dari gigi asli yang masih
tinggal akan menjadi gigi pegangan.
Macam - macam GTS :
1. Menurut jaringan pendukungnya :
a. tooth supported : dukungannya berupa gigi asli
b. mucosa supported : dukungannya berupa mukosa ujung bebas
c. mucosa and tooth supported : dukungannya berupa mukosa ujung bebas
dan gigi asli
2. Menurut saat pemasangannya :
a. immediate protesa : segera dipasang setelah pencabutan
b. conventional protesa : tidak segera dipasang setelah pencabutan
3. Menurut bahan dipakai :
a. Frame atau metal protesa
b. Alcrilik protesa
c. Vulcanite protesa
4. Menurut ada / tidaknya sayap bagian bukal :
a. Open face, dibuat tanpa gusi tiruan di bagian bukal/ labial (anterior)
b. Close face, dibuat dengan gusi tiruan di bagian bukal/ labial (posterior)
Klasifikasi gigi tiruan sebagian berdasarkan letak dari daerah yang tidak
bergigi menurut Kennedy, cit. Soelarko R. M. Dan Wachijaati H., (1980) yaitu:
1. Klas I
Mempunyai daerah tanpa gigi yang terletak di bagian posterior dari
gigi yang tertinggal pada kedua belah sisi (bilateral Free end).
3
2. Klas II
Mempunyai daerah tanpa gigi yang terletak di bagian posterior dan
gigi
yang tertinggal tetapi hanya pada satu sisi saja (unilateral free end).
3. Klas III
Daerah yang tidak bergigi terletak di antara gip yang masih ada di
bagian posterior (bounded saddle).
4. Klas IV
Daerah yang tidak bergigi terletak di bagian anterior dan melewati
median line.
Kiasifikasi gigi tiruan sebagian berdasarkan letak klamer menurut Miller ditentukan
sebagai berikut :
1. Klas I
4
Menggunakan dua buah klamer dimana klamer-klamer tersebut lurus
berhadapan dan tegak lurus median line.
2. Klas II
Menggunakan dua buah klamer yang letaknya saling berhadapan dan
membentuk garis diagonal serta melewati median line.
3. Klas III
Menggunakan tiga bush klamer yang letaknya sedemikian rupa
sehingga apabila klamer-klamer itu dihubungkan dengan suatu garis,
merupakan suatu segidga yang terletak di tengah gigi tiruan.
4. Klas IV
Menggunakan empat buah klamer yang letaknya sedemikian rupa
sehingga apabila klamer-klamer itu dihubungkan dengan suatu garis lurus,
merupakan suatu segi empat yang terletak di tengah gigi tiruan.
Menurut Austin dan Lidge (1957), gigi tiruan mempunyai beberapa komponen-
komponen GTS bahan akrilik antara lain :
1. Basis
Suatu bagian GTS yang terbuat dan akrilik untuk mendukung gigi
tiruan dan memindahkan tekanan oklusal ke jaringan di bawahnya.
2. Cangkolan atau klamer
Bagian GTS yang terletak di abutment dan terbuat dan kawat tahan
karat. Fungsi dan klamer yaitu mencegah pergerakan gigi tiruan ke arah
oklusal dan mencegah tekanan oklusal yang berlebihan pada jaringan di
bawahnya. Retainer ada dua macam yaitu : a. Retainer langsung (direct
retainer), yaitu bagian dan gigi tiruan yang menahan terlepasnya GTS secara
langsung, berupa lengan retentive ; b. Retainer tidak langsung (indirect
retainer), yaitu bagian dan gigi tiruan yang menahan GTS secara tidak
langsung, berupa lengan pengimbang, sandaran/ rest (bagian dan cangkolan
yang bersandar pada bidang oklusal atau incisal gigi pegangan yang
memberikan dukungan vertikal terhadap gigi tiruan).
3. Gigi pengganti
Bagian GTS yang mengganti gigi yang hilang.
5
Faktor - faktor yang perlu diperhatikan menentukan disain GTS adalah
sebagai berikut :
1. Retensi
Daya perlawanan terhadap lepasnya protesa atau gigi tiruan ke arah
oklusal. Faktor pemberi retensi antara lain kualitas klamer, oclusal rest ,
contour, landasan denture, oklusi, adhesi tekanan atmosfer, dan surface
tension.
2. Stabilisasi
Perlawanan atas ketahanan terhadap perpindahan tempat GTS dalam
arah horizontal dalam keadaan berfungsi. Stagnasi ditentukan oleh tiga titik
sandaran yang harus meliputi luas permukaan yang sebesar-besarnya agar
beban yang diterima protesa setiap unit bisa sekecil mungkin. Dalam hal
inisemua bagian cengkeram berfungsi kecuali bagian terminal/ ujung lengan
retentive. Gigi yang mempunyaistabilisasi pasti mempunyai retensi,
sedangkan gigi yang mempunyai retensi belum tentu mempunyai stabilisasi.
3. Estetika
6
Dalam prostodonsia, yang berhubungan dengan permukaan GTS adalah :
1. Penempatan klamer harus sedemikian rupa sehingga tidak terlihat dalam
posisi bagaimanapun.
2. Gigi tiruan harus tampak asli dan pantas untuk tiap- tiap pasien meliputi
warna dan inklinasi/ posisi gigi.
3. Gambaran counturing harus sesuai dengan keadaan pasien.
4. Perlekatan gigi diatas ridge.
Syarat - syarat pemilihan gigi abutmen yang digunakan sebagai pegangan klamer
adalah :
1. Gigi pilar harus cukup kuat.
a. Akarnya panjang
b. Masuk kedalam prosesus alveolaris dalam dan tidak lorggar
c. Makin banyak akar makin kuat
d. Gigi pilar tidak boleh goyang
e. Tidak ada kelainan jaringan periodontal pada gigi penyangga.
2. Bentuk mahkota sedapat mungkin sesuai dengan macam klamer yang
digunakan.
3. Kedudukan gigi tersebut hendaknya tegak lurus dengan prosesus alveolaris,
gigi yang letaknya rotasi atau berputar tidak baik untuk pilar.
4. Gigi tersebut masih vital atau tidak mengalami perawatan.
5. Bila memerlukan dua klamer atau lebih maka hendaknya dipilihkan gigi yang
letaknya sejajar.
Keuntungan GTS lepasan adalah :
1. Pasien dapat memakai dan melepas sendiri sehingga mudah dan cepat dalam
membersihkannya.
2. Mudah dipreparasi bila ada kerusakan.
3. Harganya relatif murah jika dibandingkan dengan GTC.
Untuk mendapatkan GTS yang baik dalam memenuhi fungsinya maka
pengetahuan yang dimiliki operator harus memadai disamping itu perlu kerjasama
yang baik dengan pasien. Jika pasien sadar akan arti pentingnya GTS maka hal ini
akan sangat mendukung keberhasilan dari perawatan tersebut.
Indikasi perawatan GTS adalah :
1. Hilangnya satu gigi atau lebih.
7
2. Keadaan yang baik dari gigi yang masih tinggal dan memenuhi syarat sebagai
gigi pegangan.
3. Keadaan prosessus alveolaris yang masih baik.
4. Kesehatan umum pasien dan kebersihan mulut pasien baik.
Tujuan pembuatan GTS adalah :
1. mengembalikan fungsi pengunyahm/ mastikasi
2. mengembalikan fungsi keindahan atau estetik
3. mengembalikan fungsi bicara atau phonetik
4. membantu mempertahankan gigi yang masih tinggal
5. memperbaiki oklusi
6. meningkatkan distribusi beban kunyah
Pembuatan GTS harus memperhatikan beberapa hal, yaitu :
1. harus tahan lama
2. dapat mempertahankan dan melindugi gigi yang masih ada dan jaringan
sekitarnya.
3. tidak merugikan pasien
4. mempunyai konstruksi dan desain yang harmonis.
Pada akhirnya pembuatan GTS sangat tergantung pada peran serta pasien
untuk mau dan dapat beradaptasi dalam pemakaiannya.
B. GTSL berujung bebas (free end)
Masalah pada gigi tiruan berujung bebas adalah gigi tiruan tidak stabil, yaitu
gigi tiruan mudah bergeser dan mengungkit. Hal ini terjadi karena adanyaperbedaan
kompresibilitas dukungan (support) antara bagian posterior sadel ujungbebas dengan
bagian anteriornya, dan tidak adanya gigi kodrat di sebelah distalsadel.
Masalah yang timbul adalah:
1. Ungkitan Pada Arah Vertikal.
Pada ungkitan ini poros rotasi berjalan horizontal pada bidang frontal.
Ungkitan pada arah vertikal dapat dibagi dua macam yaitu ungkitan kearah
oklusal,dan ungkitan ke arah apikal.
2. Ungkitan ke Arah Oklusal (menjauhi lingir alveolar)
Ungkitan ke arah oklusal dapat terjadi pada pengunyahan jenis makanan
yang lengket, yang menyebabkan ujung distal sadel ujung bebas akan
terangkat.
Untuk mengatasi ungkitan ke arah oklusal dapat dilakukan :
8
a. Perpanjangan landasan lebih jauh ke anterior dari titik retensi. Makin
panjang/jauh ke anterior landasan/penghubung major makaungkitan ke
arah oklusal makin mudah diatasi. Bagian landasan yangmemanjang ke
anterior akan menahan terangkatnya sadel ujung bebas ke arahoklusal.
b. Disain retainer dibuat menjadi ungkitan kelas II. Ungkitan kelas II pada
kasus gigi tiruan ujung bebas terjadi apabila titikfulkrum berada sebelah
anterior dari titik retensi. Pada posisi seperti ini sadelujung bebas akan
tertahan waktu terangkat ke arah oklusal. Makin jauh jarakantara titik
fulkrum, maka kemampuan menahannya akan makin baik.
c. Pembuatan retainer indirek yang lebih jauh ke anterior.
d. Menganjurkan pasien agar hati-hati/tidak mengunyah makanan yang
lengket
3. Ungkitan ke Arah Apikal (ke arah lingir alveolar)
Ungkitan ke apikal terjadi pada saat pengunyahan makanan di daerah
sadel ujung bebas. Sadel akan menekan jaringan pendukung di bawahnya.
Akibatadanya perbedaan kompresibilitas jaringan pendukung yang
mendukung sadelujung bebas, maka terjadi ungkitan pada gigi tiruannya.
Gerak dan kekuatanungkitan yang terjadi tergantung pada perbedaan
kompresibilitas jaringanpendukung, tekanan penggigitan, dan letak tempat
penggigitan.Perbedaan kompresibilitas dapat terjadi antara mukosa daerah
ujung sadelberujung bebas dengan :
a. Mukosa dekat gigi sandaran yang kompresibilitasnya relatif lebih kecil.
Penelitian Machmud et al. (1969) menunjukkan bahwakompresibilitas
mukosa daerah edentulous berujung bebas di rahang bawahbahwa makin
ke arah posterior, kompresibilitasnya makin besar. Rata-rata didaerah P1 =
0,34 mm; P2 = 0,42 mm; M1 = 0,6 mm; M2 = 1,31 mm; M3 = 2,4mm; dan
di daerah Retromolar pad = 4,0. Di rahang atas perbedaan ini tidakbegitu
mencolok, karena adanya Tuber maxillae.
b. Gigi sandaran paling dekat sadel ujung bebas yang berfungsi
mendukung(support) (ada sandaran oklusal/retainer indirek).Perbedaan
9
kompresibilitas akan lebih besar, karena kompresibilitas
jaringanperiodontal sangat kecil sekali yaitu kurang-lebih 0,2 – 0,3 mm.
c. Resorpsi Lingir Alveolar
Pada kasus gigi tiruan sebagian lepasan ujung bebas, tekanan kunyah
ke arah apikal akan lebih terkonsentrasi di bagian posterior (daerah ujung
bebas), sehinggaakan menimbulkan tekanan berlebih
(overload/overfunction), yang selanjutnya akanmengakibatkan resorpsi
lingir alveolar yang lebih hebat di tempat tersebut.
Untuk mengatasi ungkitan ke arah apikal dapat dilakukan :
- Memperluas landasan ujung bebas (daerah posterior)Makin luas
landasan/sadel maka penyaluran tekanan kunyah per satuanluas tertentu
akan makin kecil, sehingga mukosa akan lebih sedikit tertekan,dan
gerak ungkit yang terjadi juga akan makin kecil.
Perluasanlandasan/sadel yang maksimal dapat diperoleh dengan cara
melakukanmuscle trimming.
- Implan di daerah ujung bebas yang akan mendukung sadel,
sehinggaperbedaan kompresibilitas jaringan pendukung yang
menyebabkan ungkitanakan lebih kecil.
- Pencetakan khusus yang mengurangi tekanan terhadap lingir pada
saatpengunyahan, misalnya : pencetakan berganda; pemakaian bahan
cetakmukostatik; dan teknik alter cast.
- Memperkecil luas permukaan oklusal gigi artifisial pada sadel ujung
bebasMakin kecil/sempit luas permukaan kunyah, makin sedikit bagian
bolusmakanan yang dikunyah, sehingga makin kecil
tenaga/tekanan/gaya yangdiperlukan.
- Mengurangi jumlah gigi artifisial di distal. Dengan dikuranginya jumlah
gigi artifisial di distal, maka selain akanmengurangi luas permukaan
oklusal, juga akan memperpendek panjanglengan ungkit (jarak dari titik
beban ke titik fulkrum), sehingga apabila disainretainernya ungkitan
kelas I, ungkitan yang terjadi akan lebih kecil.
- Membuat titik retensi mesial/lebih jauh ke mesial dari titik fulkrum
palingdistal. Pada ungkitan kelas I maka dengan bertambah besarnya
10
jarak dari titikfulkrum ke titik retensi, sedangkan jarak lengan ungkit
dan besar beban tetap,maka ungkitan yang terjadi akan lebih kecil.
Untuk mengatasi masalahestetik dipilih jenis retainer antara lain: ‘T”
clasp; “I” clasp; bahan plastikkhusus; atau kombinasi dengan cara
sebagian retainer yang nampak dibuatdari bahan cangk. kawat. Selain
itu agar ujung tangan retentif dapatditempatkan serendah mungkin
mendekati margin gusi, tangan retentif harusdibuat sangat fleksibel.Titik
retensi yang lebih jauh ke mesial dari titik/garis fulkrum dan beradadi
sisi lain, juga dapat menambah mengurangi mengungkitnya gigi
tiruanberujung bebas.
- Menganjurkan pasien mengunyah makanan yang lebih
lunak.Mengunyah makanan yang lebih lunak berarti tekanan kunyah
akanlebih kecil, sehingga ungkitan yang terjadi juga akan lebih kecil.
11
4. Ungkitan Terhadap Gigi Sandaran
Terjadi apabila disain retainer pada gigi sandaran tersebut
menimbulkanungkitan kelas I. Gigi sandaran seolah-olah diputar dan ditarik
ke arah posterior.Karena hal ini berlangsung kontinu, maka dapat terjadi
kerusakan jaringanperiodontal.
Untuk mencegah/mengurangi efek ungkitan oleh gigi tiruan ujung bebas
terhadap gigi sandaran dapat dilakukan :
- Disain retainer ungkitan kelas II
Walaupun dengan disain kelas II akan dapat dihindarkan terjadinya
ungkitan oleh gigi tiruan terhadap gigi sandaran, disain ini akan
meyebabkan gigi tiruanlebih tidak stabil dibandingkan dengan ungkitan
kelas I pada saat terjadi tekanankunyah ke arah apikal. Ungkitan akibat
tekanan kunyah ke arah apikal sekarangsepenuhnya ditanggung oleh
lingir alveolar.
- Penghubung Minor fleksibel
Gaya ungkit yang terjadi sebagian diredam oleh adanya hubungan
fleksibel (seperti per pada shock breaker). Penghubung minor yang
fleksibel antara lain:Stress Breaker; Precission Attachment yang
mempunyai per; tangan retainerdibuat dari bahan kawat klamer.
- Retensi tambahan di gigi sandaran yang lain (makin ke anterior > makin
baik)
Pada ungkitan kelas I apabila dibuat retensi tambahan di gigi sandaran lainnya
yang lebih ke anterior.
5. Bagian Ujung Mengungkit pada Arah Horizontal.
Akibat tidak adanya gigi sandaran di ujung distal ujung bebas, bagian
inibebas bergeser/berrotasi baik ke arah medial maupun ke arah lateral. Poros
rotasiyang terjadi berjalan vertikal melalui titik fulkrum paling distal pada gigi
sandaran.Penyebab pergeseran ke lateral atau medial ialah karena bekerjanya
komponen gayalateral/medial pada fungsi pengunyahan.
Untuk mengurangi pergeseran ke arah tersebut dapat dilakukan usaha-
usahasebagai berikut :
- Perluasan landasan yang maksimal (ant., post., sisi lain)
12
Perluasan landasan yang maksimal diperoleh dengan melakukan
muscletrimming.
- Retainer indirek (makin ke anterior > baik)
Adanya retainer indirek yang menempati seat (lekuk dudukan) di
anteriorakan menahan sadel ujung bebas bergeser ke arah lateral/medial.
- Menghilangkan sangkutan oklusi (interference)
Gigi artifisial disusun sesuai dengan kaidah Hukum Artikulasi.
- Gigi artifisial non-anatomik.
6. Rotasi Bagian Sadel pada Poros Rotasi Sagital
Bagian sadel dapat berotasi dengan poros melalui puncak lingir
alveolar.Pada sadel ujung bebas satu sisi sehubungan tidak ada gigi
penyanggadi posteriorsadel, cenderung lebih mudah terjadi. Untuk mencegah
atau mengurangikemungkinan ini, dapat dilakukan tindakan-tindakan berikut :
- Perluasan landasan ke sisi lain
Perluasan penghubung major/landasan ke sisi lain akan mencegah
terputarnya sadel ke arah medial pada poros rotasi sagital.
- Retensi di sisi lain
Adanya retensi di sisi lain akan mencegah penghubung
major/landasan di sisi ini terangkat, sehingga selanjutnya akan mencegah
sadel ujung bebasterputar ke arah lateral.
- Sandaran oklusal yang lebih lebar
Lebar sandaran oklusal yang biasa kira-kira sepertiga lebar
permukaan oklusal gigi sandarannya. Untuk dapat lebih mencegah
terputarnya sadelujung bebas, lebar sandaran oklusal harus ditambah.
- Tangan retentif di permukaan bukal dan mesial gigi sandaran (mod.
Akers)
- Perluasan landasan maksimal
7. Pergeseran Anteroposterior
Untuk mencegah bagian sadel ujung bebas tergeser ke arah posterior
dapat dilakukan hal-hal berikut :
- Retainer merangkum gigi sandaran lebih dari 200º
Dengan cara ini hampir seluruh gigi sandaran dirangkum oleh
tanganretainer, sehingga dapat mencegah pergeseran sadel baik ke arah
distalmaupun ke mesial.
13
- Sandaran oklusal diletakkan di bagian mesial permukaan oklusal
gigisandaran.
- Retainer indirek
Dengan menempatkan indirek retainer di gigi anterior, akan
mencegah pergeseran sadel ujung bebas ke posterior.
- Ada sadel “all tooth supported” (sadel lain di mesial sadel ujung bebas)
14
BAB III
LAPORAN KASUS
A. IdentitasPasien
1. Nama : Silsarida Noor Azkia
2. Tempat/TanggalLahir : Semarang, 21 September 1997
3. Alamat : Genuk Sari 002/009, Genuk, Semarang
4. Pekerjaan : Mahasiswa
B. Pemeriksaan Subjektif
1. Keluhan utama
Pasien mengeluh gigi bawahnya ompong pada bagian belakang..
2. Motivasi
Pasien mengharapkan dibuatkan gigi tiruan sebagian lepasan agar pasien
bisa mengunyah dengan nyaman lagi. Pasien belum pernah memakai gigi
tiruan.
3. Riwayat Penyakit Gigi
Pasien datang dengan keadaan kehilangan gigi 35, 36, 37 dan 46
4. Pengalaman Gigi Tiruan
Pasien belum pernah memakai gigi tiruan
5. Riwayat Penyakit Sistemik
a. Pernah rawat inap di rumah sakit : d.t.a.k
b. Penyakit diabetes mellitus : d.t.a.k
c. Penyakit darah tinggi : d.t.a.k
d. Penyakit gastroinstentinal : d.t.a.k
e. Penyakit jantung : d.t.a.k
f. Penyakit limfe : d.t,a,k
g. Penyakit liver : d.t.a.k
h. Penyakit ginjal : d.t.a.k
i. Penyakit kulit : d.t.a.k
j. Penyakit infeksi menular : d.t.a.k
k. Penyakit paru – paru : d.t.a.k
l. Riwayat perdarahan : normal.
m. Allergi : d.t.a.k
n. Epilepsy : d.t.a.k
6. Riwayat Penyakit Sitemik Keluarga
a. Penyakit Diabetes : d.t.a.k
b. Penyakit infeksi yang menular : d.t.a.k
c. Lain – lain :-
C. Pemeriksaan Objektive
1. Genaral
Jasmani : sehat
15
Rohani : sehat
2. Pemeriksaan Fisik
KU: Baik
TD : 110/70 mmHG
Nadi : 65 x / menit
RR : 18 x/ menit
BB : 49 KG
TB : 155 cm
3. Ekstra Oral
a. Inspeksi : d.t.a.k.
b. Palpasi : d.t.a.k.
e. TMJ
f. Bibir
Nomal
g. Otot – otot wajah
Normal
h. Limponodi
16
Normal, tidak ada pembengkakan
4. Personal history
Pasien tidak memiliki kebiasaan buruk
mandibula : ovoid
d) Mukosa : normal
4. Kedalaman vestibulum RA
anterior : sedang
17
RB
anterior : sedang
5. Frenulum RA
Labial : sedang
RB
Labial : sedang
Lingual : sedang
6. Kompresibilitas mukosa RB
7. Lidah
a) Mukosa : normal
b) Ukuran : normal
18
c) Reflek muntah : normal
8. Bentuk palatum
a) Torus : normal
b) Kedalaman : dalam
Ringkasan Pemeriksaan:
Pasien berusia 20 tahun kehilangan gigi rahang bawah pada gigi 35, 36, 37,46 . Klas
II Kennedy modifikasi 1 yang akan dibuatkan gigi tiruan sebagian lepasan. Kondisi
pasien baik dan tidak memiliki penyakit sistemik.
6. Odontogram
UE UE
18 17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27 28
48 47 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 37 38
UE PE
Keterangan :
35 : missing teeth
36 : missing teeth
19
37 : missing teeth
46 : missing
38 : partial eruption
20
5
Rahang Atas : 1
KETERANGAN :
1. Frenulum Labial
2. Rugae palatine
3. Frenulum bukal
4. Fosa tubercular
5. Daerah notch hamular
21
4
Rahang Bawah
KETERANGAN :
1. Frenulum Labial
2. Frenulum lingual
3. Frenulum bukal
4. Tuberositas lingual
5. Ruang retromilohioid
22
TAHAP DESAIN :
Direct retainer
RB :
Cengkram 2 jari dan sandaran oklusal pada gigi 34
Cengkram 3 jari pada gigi 47 dan 45
Indirect retainer
RB
RB : Plat akrilik
23
4
BAB V
DESAIN GTSL
Rahang bawah
6
Keterangan
6. Plat akrilik
24
BAB VI
PROSEDUR KERJA DAN RENCANA PERAWATAN
25
Kunjungan II
1. Membuat work model
RB : dilakukan pencetakan gigi dengan menggunakan alginat, kemudian
dicor dengan menggunakan gips.
- Kemudian pembuatan sendok cetak individual untuk RB. Dengan
aplikasi shellac pada hasil cetakan.
- Muscle Trimming pada sendok cetak individual
- Pencetakan Double Impression untuk rahang bawah dengan
menggunakan sendok cetak individual.
- Hasil cetakan dicor dengan menggunakan gips.
2. Pembuatan bite rim
RB : Ditentukan batas tepi dengan memperhatikan mukosa bergerak dan
tidak bergerak. Kemudian batas – batas tersebut dibuat base plate dari
wax. Kemudian pembuatan tinggi gigitan pada daerah sadel.
26
Kunjungan III
1. Try in Bite rim pada pasien
Pengecekan batasan – batasan landasan, retensi dan stabilitas.
2. Penentuan tinggi gigitan dan oklusi sentrik
3. Fiksasi bite rim RA dan RB
4. Pemasangan model kerja dan bite rim yang telah di fiksasi hasil penentuan
tinggi gigitan dan oklusi sentrik ke artikulator.
5. Pengerjaan Laboratorium
- Pemasangan gigi – gigi artifisial pada daerah gigi yang hilang.
- Penyusunan gigi posterior RB harus disusun sedemikian rupa sehingga
terbentuk lengkung Monson atau kurva lateral yaitu bidang yang
terbentuk dari garis singgung pada oklusal bite rim dimana permukaan
bukal gigi premolar ditempatkan pada bidang dengan sudut
penyimpangan 6 derajat dari bite rim ke arah palatal dimana terletak
permukaan bukal gigi molar. Pada kasus ini pemasangan gigi poserior
juga disesuaikan dengan gigi tetangga masih ada, dan menyesaikan
oklusi gigi.
Kunjungan IV
Try in seluruh gigi tiruan diatas malam dan kontur gingiva, lalu dilakukan
pengamatan :
- Oklusi dan retensi
- Stabilisasinya dengan melakukan working side dan balancing side
- Estestis
- Fungsi fonetiknya
Pengerjaan Laboratorium
- Pembuatan klamer yang ditempatkan sesuai dengan desain GTSL yang
telah dibuat.
- Konturing gingiva
- Prosesing GTSL plat akrilik
Kunjungan V
Dilakukan insersi yaitu pemasangan GTSL dalam mulut pasien, yang
perlu diperhatikan antara lain : retensi, stabilisasi, dan oklusi pasien.
- Pemasangan dan pengeluaran GTSL oleh pasien
27
Bila terdapat hambatan saat pengeluran dan pemasangan GTSL, maka
dilakukan pengasahan gigi tiruan pada bagian yang menjadi hambatan.
- Retensi
Dicek apakah lepas atau tidak saat GTSL dipasang dalam rongga mulut.
- Stabilisasi
Diperhatikan saat dalam keadaan berfungsi mastikasi, apakah GTSL
menunjukkan pergerakan atau tidak.
- Oklusi
Dengan memakai kertas artikulasi pasien di instruksikan untuk
mengunyah . bila normal maka warna yang tersebar secara merata pada
permukaan gigi. Bila tidak maka dilakukan selective grinding.
Pengurangan menggunakan hukum BULL dan MUDL (pengurangan
permukaan bukal dan mesial pada RA, dan lingual distal pada RB)
- Instruksi pasien mengenai cara membersihkan dan merawat GTSL
- Pro kontrol 1 minggu
Kontak oklusi kiri dan kanan
Insersi GTSL
Kunjungan VI
- Dilakukan anamnesis
- Pemeriksaan pada jaringan lunak dan pengecekan kembali oklusi, retensi
dan stabilisasi.
Tahap Klinis :
28
Menentukan dukungan dukungan kombinasi
Menentukan cengkram RB :
Cengkram 3 jari pada gigi 45 dan 47
Cangkram 2 jari dan rest oklusi pada gigi 34
Tahap Laboratoris :
TryPemasangan
in base plategigi
pada pasien
pengganti
29
Membuat bite Prosessing
rim di atas base plate
setinggi bidang oklusal dan incisal gigi
yang masih ada untuk memperoleh tinggi
gigitan padaInsersi
oklusi senrik
BAB VII
PROGNOSA
30
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun oleh
31101300361
Semarang,.........……………….. 2017
Pembimbing klinik
Operator
31
DAFTAR PUSTAKA
Haryanto, A.G., 1991, Buku Ajar Ilmu Gigi Tiruan Sebagian Lepasan, Jilid I,
Cetakan I, Hipokrates, Jakarta
Haryanto, A.G., 1995, Buku Ajar Ilmu Gigi Tiruan Sebagian Lepasan, Jilid II,
Cetakan I, Hipokrates, Jakarta
Swenson, M.G., dan Terkla, I.G., 1959. Partical Denture, C.V., Mosby Co., St.
Louise
Victor, L., Steffel, D.D.S., 2015. Planning Removable Partial Dentures, USA :
The Journal Prosthetic Dentistry. Vol 14, No. 49-61
32