(APS)
I. IDENTITAS PASIEN
Namanya siapa?
Usianya berapa?
Bapak asalnya dari mana?
Pendidikan terakhirnya apa pak?
Pekerjaan bapak sebelumnya apa?
Bapak sudah menikah?
Alamatnya dimana pak?
Kemaren masuk kesini hari apa?
1
D. Riwayat Penggunaan Alkohol dan NAPZA
Mohon maaf ya pak sebelumnya, apakah bapak pernah minum minuman
beralkohol?
Berapa banyak itu pak? Kira-kira 1 minggu habis berapa botol?
Kalo menggunakan obat-obatan terlarang / ganja pernah gak pak?
Obat apa itu? Satu hari berapa tablet?
Cara pake obatnya gimana?
Dapetnya dari mana pak obat seperti itu?
Harganya berapa?
E. Riwayat Premorbid
a. Masa Prenatal dan Perinatal (ALLO)
Dulu bapak pas lahir normal atau sesar?
Pas proses kelahiran ada cedera lahir gak kaya lehernya terlilit tali pusat?
Waktu hamil, ibu kamu sehat-sehat aja kan?
Ada obat yang dikonsumsi ibu gak pas hamil?
2
ALLO
Dulu susah diajak belajar gak?
Suka ngompol gak pas SD?
Suka binatang gak pas SD? Pernah nyiksa binatang gak?
e. Masa Dewasa
- Riwayat Pekerjaan
Dulu kamu pernah kerja? Kerja dimana aja?
Berapa lama kerja disitu?
- Riwayat Pernikahan
Kamu sudah menikah?
Udah berapa lama nikahnya?
Nikah tahun berapa?
Naanya rumah tangga kan ada akur ada berantemnya, sering cekcok gak
sama istri/suami?
- Riwayat Keagamaan
Kamu agamanya apa?
Salatnya rajin gak 5 waktu?
Suka ngaji gak?
Suka baca buku tentang agama atau ikut pengajian gak?
- Riwayat Hukum
Pernah ada urusan sama polisi gak?
Pernah ngeroyok orang gak?
Penrha melakukan perbuatan yang melanggar hukum gak?
- Riwayat Psikoseksual
Dulu pertama kali tau tentang seks diajarin siapa?
Pernah ada pelecehan seksual ga?
Dulu mens/ mimpi basah umur berapa?
Pernah masturbasi ga?
Kamu kalo denger tentang seks perasaannya apa? seneng, takut, cemas,
malu?
Pernah suka sama sesama jenis atau anak kecil ga?
Menurut kamu, melakukan hubungan seks diluar nikah itu gimana?
f. Riwayat Keluarga
Kamu dirumah tinggal sama siapa?
Dirumah yang kerja siapa aja ?
Anaknya dijagain siapa?
Tanya tentang genogram!
4
- tampak sehat/tidak
- tampak tenang/tidak
- tampak kekanak-kanakan/tidak
PERILAKU MOTORIK
Ekspresi perilaku individu yang terwujud dalam ragam aktivitas motorik
- Stupor katatonia: penurunan aktivitas motorik secara ekstrem (lambat
hingga tak bergerak, kaku seperti patung)
- Furor katatonia: agitasi motorik yang ekstrem, kegaduhan motorik tak
bertujuan
- Katalepsi: mempertahankan sikap tubuh dalam posisi tertentu dalam
waktu lama (pasien dapat berdiri diatas satu kaki selama berjam-jam tanpa
bergerak)
- Fleksibilitas cerea: sikap tubuh yang sedemikian rupa dapat diatur tanpa
perlawanan sehingga disebut seluwes lilin
- Akinesia: konsisi aktivitas motorik yang sangat terbatas
- Bradikinesia: perlambatan gerakan motorik (kaku dan hilang respon
spontan)
5
SIKAP TERHADAP PEMERIKSA
kooperatif/tidak bersahabat, penuh perhatian, berminat, jujur, merayu,
defensif, merendahkan, bingung, berbelit-belit, apatis, hostil (persaingan,
permusuhan), bercanda, menyenangkan, mengelak, berhati-hati dan
perhatikan kontak mata
6
AFEK (respon emosional saat sekarang)
Afek mencerminkan situasi emosi sesaat, dapat bersesuaian dengan mood
maupun tidak.
- Afek luas: ekspresi wajah, intonasi, pergerakan tubuh normal serasi
dengan suasana yang dihayatinya
- Afek sempit: ada defensif , ekspresi berkurang
- Afek tumpul: intensitas ekspresi emosi berkurang lebih jauh, tatapan
mata kosong, irama suara monoton, bahasa tubuh kurang
- Afek datar: tidak ada ekspresi, intonasi monoton, wajah datar, sikap
tubuh kaku, seperti robot
KESERASIAN AFEK
Menggambarkan keadaan normal dari ekspresi emosi yang terlihat dari
keserasian antara ekspresi emosi dan suasana yang dihayatinya.
Afek serasi: Pasien mengekspresikan kemarahan atau ketakutan ketika
menceritakan waham kejar
Afek tidak serasi: menceritakan keinginan untuk membunuh dengan ekpresi
afek yang datar atau menceritakan suasana duka dengan wajah yang riang dan
tertawa-tawa
7
- Disartria: gangguan artikasi atau pengucapan kata (karena kontrol
neuromuskular pada proses artikulasi)
- Disfonia: kesulitan dalam mengeluarkan bunyi atau suara (fonasi)
- Disprosodi: gangguan pada irama bicara dalam segi ritme, intonasi
dan melodi sehingga pasien berbicara monotton (datar)
- Mutisma: suatu gangguan berbicara dimana orang yang bersangkutan
sama sekali tidak mau berbicara atau membisu.
D. Gangguan Persepsi
Persepsi adalah sebuah proses mental yang merupakan pengiriman
stimulus fisik menjadi informasi psikologis sehingga stimulus sensorik
dapat diterima secara sadar
a. Halusinasi
Kondisi di mana seseorang merasakan sensasi yang sebenarnya tidak
nyata, dapat berupa auditorik, visual, olfaktorik atau taktil.
Halusinasi hipnogogik: muncul saat memulai tidur
Halusinasi hipnopompik: muncul saat bangun tidur
Pak, kan setiap orang punya pengalaman yang baik dan buruk. Bapak
pernah gak punya pengalaman yang orang lain gak pernah mengalami?
Contohnya seperti mendengar bisikan-bisikan?
Bisikannya seperti apa? Suara cewe atau cowo?
Bisikannya menyuruh bapak untuk melakukan sesuatu atau tidak?
Kalo melihat sesuatu yang tidak bisa dilihat oleh orang lain pernah
gak?
Bapak pernah merasa diraba atau dipegang sama seseorang tp tidak ada
wujudnya tidak?
Pernah mencium bau sesuatu yang tidak bisa dirasakan oleh orang lain
gak?
Pernah gak merasakan sesuatu di dalam mulut misalnya seperti ada
rasa logam?
8
b. Ilusi
Suatu persepsi panca indra yang ditafsirkan menjadi sesuatu yang salah
atau interprestasi (penjelasan) yang salah dari suatu rangsang pada panca
indra.
Pernah gak melihat botol berubah menjadi ular? Atau sesuatu yang
lain?
c. Derealisasi
Suatu persepsi individu mengenai lingkungan sekitarnya yang berubah
menjadi lingkungan yang aneh dan tidak nyata.
Bapak pernah gak merasa sedang di alam lain? Atau merasa bahwa
hidup ini hanyalah sebuah mimpi?
Bapak pernah gak merasa misalnya lagi dirumah nah tiba-tiba
ruangannya itu berubah menjadi alam baka?
d. Depersonalisasi
Perasaan yang dialami oleh individu yang merasa bahwa tubuhnya sebagai
tidak nyata atau asing misalnya: terpisah dari dirinya sendiri atau berubah
menjadi milik orang lain.
Bapak pernah gak merasa bahwa tangan bapak ini bukan tangan bapak?
Atau kaki bapak sepeerti bukan kaki bapak?
Misalnya bapak sebenarnya tidak ingin masuk ruangan, tapi tiba-tiba
kakinya melangkah sendiri?
E. Proses Pikir
Proses pikir: cara saat seseorang menyatukan semua ide-ide dan asosiasi-
asosiasi yang membentuk pemikiran seseorang
Bentuk pikir normal: logik, koheren, kemprehensif
9
a. Produktivitas (flight of idea, asosiasi longgar, kemiskinan isi pikir,
dsb):
Asosiasi longgar: Gangguan arus pikir dengan ide-ide yang
berpindah dari satu subjek ke subjek lain yang tidak berhubungan
sama sekali. Bentuk yang lebih parah disebut inkoherensia
Inkoherensia: Pikiran yang secara umum tidak dapat kita mengerti,
pikiran atau kata keluar bersama-sama tanpa hubungan yang logis
atau tata bahasa tertentu hasil disorganisasi pikir
Flight of ideas: Arus pikir yang sangat cepat, verbalisasi berlanjut
atau permainan kata yang menghasilkan perpindahan yang konstan
dari satu ide ke ide lainnya; ide biasanya berhubungan dan dalam
bentuk yang tidak parah, pendengar mungkin dapat mengikuti jalan
pikirnya
Kemiskinan isi pikir : pikiran yang hanya menghasilkan sedikit
informasi karena ketidakjelasan, pengulangan yang kosong, atau frase
yang tidak dikenal.
10
c. Hendaya Bahasa (word salad, neologisme, dsb):
Word salad: Bentuk hubungan pikiran yang inkoheren dan tidak
komprehensif
Clang association: asosiasi bunyi yaitu mengucapkan perkataan yang
mempunyai persamaan bunyi, umpamanya pernah didengar, “Saya
mau makan di Tarakan, seakan-akan berantakan”.
Punning: asosiasi dengan makna ganda (ambiguitas)
Neologisme: kata baru yang diciptakan pasien dengan
mengkombinasikan dan memadatkan kata-kata contohnya makdul =
makan dulu
F. Isi Pikir
Sesuatu yang dipikirkan seseorang berupa ide, keyakinan, preokupasi dan
obsesi
Gangguan isi pikir yang terganggu adalah buah pikiran atau keyakinan
seseorang dan bukan cara penyampaiannya; dapat berupa miskin isi pikir,
waham, obsesi, fobia, dll
Gangguan isi pikir termasuk delusi, preokupasi (melibatkan penyakit
pasien), obsesi (apakah memiliki ide yang intrusif dan berulang?),
kompulsif (apakah melakukan sesuatu tindakan berulang-ulang?), fobia,
rencana, kehendak, ide rekuren tentang bunuh diri dan pembunuhan,
gejala hipokondrial dan dorongan antisosial.
a. Preokupasi
Preokupasi (dapat dikendalikan) merupakan suatu jenis isi pikiran dimana
pikirannya untuk waktu yang lama berpusat atau terfokus pada satu fokus
objek tertentu. Tapi jika dialihkan dengan hal-hal yang disukai, fokusnya
dapat hilang. (contoh: ingin pulang, ingin bekerja, ingin bertemu anak)
b. Delusi/Waham
Gangguan isi pikir yang berupa suatu keyakinan yang salah dan menetap
tapi oleh yang bersangkutan dipercaya sebagai suatu kebenaran, tidak bisa
11
digoyahkan dan tidak sesuai dengan latar belakang (pendidikan, sosial)
yang bersangkutan.
Waham bizzare: keyakinan yang keliru, mustahil, dan aneh (contoh:
makhluk angkasa luar menanamkan elektroda di otak manusia)
Waham sistematik: keyakinan yang keliru atau keyakinan yang
tergabung dengan satu tema/kejadian, dijelaskan dengan terperinci,
terurut dan ada prosesnya (contoh: orang yang dikejar-kejar polisi atau
mafia, kasus lia edden)
Waham nihilistik: perasaan yang keliru bahwa diri dan lingkungannya
atau dunia tidak ada atau menuju kiamat (bunuh diri, ingin mati,
merasa bersalah)
Waham somatik: keyakinan yang keliru melibutkan fungsi tubuh
(contoh: yakin otaknya meleleh)
Waham kebesaran: keyakinan atau kepercayaan yang merasa dirinya
adalah orang yang sangat kuat, sangat berkuasa atau sangat besar
Waham kejar/persekutorik: satu delusi yang mengira bahwa dirinya
adalah korban dari kompolotan yang ingin melukainya, sering
mencurigai orang-orang di sekitarnya (orang yang dicurigai tidak jelas)
Waham rujukan: satu kepercayaan keliru yang meyakini bahwa
tingkah laku orang lain itu pasti akan memfitnah, membahayakan atau
akan menjahati dirinya (orang yang dicuragai jelas)
Waham cemburu: keyakinan yang keliru berasal dari cemburu
patologis tentang pasangan yang tidak setia
Erotomania: keyakinan yang keliru, biasanya pada perempuan yang
sangat yakin bahwa seseorang sangat mencintainya
Waham dikendalikan: keyakinan yang keliru bahwa keinginan,
pikiran atau perasaannya dikendalikan oleh kekuatan dari luar,
termasuk:
- Thought withdrawl: pikiran ditarik orang lain/kekuatan lain
- Thought insertion: pikiran disisipi oleh orang lain/kekuatan lain
- Thought broadcasting: pikirannya dapat diketahui oleh orang lain,
tersiar di udara
- Thought control: pikirannya dikendalikan oleh orang/kekuatan lain
12
- Thought of eco: Pikirannya bergema/ bergaung
Delusion of control = waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu
kekuatan tertentu dari luar atau
Delusion of influence = waham tentang dirinya dipengaruhi oleh suatu
kekuatan tertentu dari luar atau
Delusion of passivity = waham tentang dirinya tidak berdaya dan
pasrah terhadap suatu kekuatan dari luar; (tentang dirinya= secara jelas
,merujuk ke pergerakan tubuh/anggota gerak atau kepikiran, tindakan
atau penginderaan khusus).
Delusion perception = pengalaman inderawi yang tidak wajar, yang
bermakna sangat khas bagi dirinya , biasanya bersifat mistik dan
mukjizat.
c. Obsesi
Suatu ide yang tegar menetap dan seringkali tidak rasional dan berulang-
ulang, yang biasanya dibarengi suatu kompulsi untuk melakukan suatu
perbuatan, tidak dapat dihilangkan dengan usaha yang logis, berhubungan
dengan kecemasan. Pikiran yang berulang-ulang menimbulkan
ketegangan dan untuk melepaskan ketegangan tersebut adalah dengan
melakukannya.
Bapak pernah gak mempunyai pikiran yang berulang-ulang dikepala
bapak dan mendorong bapak untuk melakukan sesuatu? Misalnya
bapak mikir belum ngunci pintu padahal udah dikunci dan itu
berlangsung terus-menerus
d. Kompulsif
Kebutuhan dan tindakan patologis untuk melaksanakan suatu impuls, jika
ditahan akan menimbulkan kecemasan, perilaku berulang sebagai respon
dari impuls obsesi
e. Fobia
Ketakutan patologis yang persisten, irasional, berlebihan dan selalu terjadi
berhubungan dengan stimulus atau situasi spesifik
13
- Fobia spesifik: ketakutan yang terbatas pada objek atau situasi khusus
(takut pada laba-laba atau ular)
- Fobia sosial: ketakutan dipermalukan di depan publik (malu untuk
bicara, tampil atau makan di tempat umum)
- Akrofobia: ketakutan berada di tempat yang tinggi
- Agorafobia: ketakutan berada di tempat yang terbuka
- Klaustrofobia: ketakutan berada di tempat yang sempit
- Ailurofobia: takut pada kucing
- Zoofobia: takut pada binatang
- Xenofobia: takut pada orang asing
- Fobia jarum: takut jarum suntik
14
Twilight state: Pasien seperti berada dalam keadaan sadar
sepenuhnya, respon terhadap lingkungan terbatas, perilaku impulsif,
emosi labil dan tak terduga
b. Orientasi
Waktu: Pasien dapat menyebutkan dengan tepat mengenai tanggal,
waktu dan hari. Jika pasien dirawat: tanya apakah ia tau sudah berapa
hari dirawat
Tempat: mengetahui tempat dimana ia berada, tempat diperiksa,
tempat tinggal
Orang: mengetahui nama orang disekitar pasien dan relasi terhadap
orang tersebut
c. Daya ingat
SEGERA: nama pemeriksa, menyebutkan 6 angka yg baru saja
disebutkan
PENDEK: sarapan tadi pagi atau kemaren malam, kejadian penting
beberapa hari terakhir
MENENGAH: ingatan yang terjadi selama beberapa bulan yang lalu
PANJANG: informasi pada masa kanak-kanak
Jika ada hendaya daya ingat: nilai bagaimana pasien mengatasinya dengan
menyangkal (denial), konfabilasi (secara tidak sadar membuat jawaban
palsu karena ada gangguan memori), reaksi katastrofik, sirkumstansial
untuk menutupi hendaya daya ingatnya
15
- Amnesia retrograd: hilangnya memori sebelum titik kejadian
misalnya tidak mampu mengingat peristiwa yang terjadi sebelum
kecelakaan
Paranemsia (ingatan palsu): distorsi ingatan dari informasi atau
pengalaman yang sesungguhnya.
Dapat disebabkan oleh demensia, gangguan disosiasi
Konfabulasi: ingatan palsu yang muncul untuk mengisi kekosongan
memori
Deja Vu: ingatan palsu terhadap pengalaman baru (merasa sangat
mengenali situasi baru yang sebenarnya belum pernah dikenalnya)
Jamais Vu: merasa asing pada situasi yang pernah dialaminya
Hiperamnesia: ingatan yang mendalam dan berlebihan terhadap
suatu pengalaman
Screen memory: secara sadar menutupi ingatan akan pengalaman
yang menyakitkan atau traumatis dengan ingatan yang lebih dapat
ditoleransi
Letologika: ketidakmampuan yang bersifat sementara dalam
menemukan kata-kata yang tepatuntuk mendeskripsikan
pengalamannya (pada proses penuaan atau stadium awal demensiaa)
16
- Perhatian baik atau buruk (apakah pasien mampu mengeja kata D U N I A
dan dapat mengejanya dari belakang)
I. Kemampuan Visuospasial
Baik atau buruk (apakah pasien mampu menggambar segi lima berhimpit dan
dapat menggambar arah jarum jam dengan tepat)
J. Kemampuan Membaca-Menulis
Baik atau buruk (apakah pasien mampu membaca satu kalimat panjang dan
pasien mampu menulis kalimat “SAYA SANGAT PINTAR DISEKOLAH”)
K. Pikiran Abstrak
Baik atau buruk (apakah pasien dapat menyebutkan 3 persamaan antara jeruk
dan apel) atau peribahasa
M. Pengendalian Impuls
Dinilai kemampuan pasien untuk mengontrol impuks sesksual, agresif, dll.
Untuk menilai apakah pasien berpotensi membahayakan diri dan orang lain.
Kontrol impuls dapat dinilai dari informasi terakhir perilaku pasien tentang
pasien atau perilaku yang diobservasi selama wawancara
N. Daya Nilai
Daya nilai sosial: kemampuan seseorang untuk menilai situasi secara benar
dan bertindak yang sesuai dalam situasi tersebut
Uji daya nilai: kemampuan untuk menilai situasi secara benar dan bertindak
sesuai dalam situasi imajiner yang diberikan
17
Nilai apakah pasien dapat memperkirakan apa yang dilakukannya bila berada
di situasi imajiner. Contoh: apakah yang dilakukan bila pasien sedang berada
di bioskop yang ramai dan mencium bau asap atau apa yang dilakukan pasien
jika menemukan dompet di jalan
P. Tilikan
Kesadaran dan pemahaman seseorang tentang kondisi yang dialaminya.
DERAJAT 1: Penyangkalan penuh terhadap penyakit
DERAJAT 2: Mempunyai sedikit pemahaman terhadap penyakit namun
menyangkal
DERAJAT 3: Sadar akan penyakitnya tetapi menyalahkan orang lain,
faktor luar dan faktor organik
DERAJAT 4: Sadar jika sakit tapi tidak tau penyebabnya
DERAJAT 5: Menyadari penyakitnya dan faktor-faktor yang
berhubungan dengan penyakitnya namun tidak menerapkan dalam
perilaku praktisnya
DERAJAT 6: Menyadari sepenuhnya tentang situasi dirinya disertai
motivasi untuk mencapai perbaikan
18
Penilaian kejujuran dan keadaan yang sebenarnya dari yang dikatakan pasien
B. Psikologik
Faktor psikologis seperti adanya mood yang labil, rasa cemas berlebihan,
gangguan persepsi yang ditangkap oleh panca indera kita (halusinasi).
19
Kehilangan : Lossing of love object.
Konsep diri : pengertian identitas diri dan peran diri yang tidak
menentu.
Tingkat perkembangan emosi.
Pola adaptasi dan pembelaan sebagai reaksi terhadap bahaya :
Mekanisme pertahanan diri yang tidak efektif.
Ketidakmatangan atau terjadinya fiksasi atau regresi pada tahap
perkembangannya.
Traumatic Event
Distorsi Kognitif
Pola Asuh Patogenik (sumber gangguan penyesuaian diri pada anak) :
1. Melindungi anak secara berlebihan karena memanjakannya
2. Melindungi anak secara berlebihan karena sikap “berkuasa” dan
“harus tunduk saja”
3. Penolakan (rejected child)
4. Menentukan norma-norma etika dan moral yang terlalu tinggi.
5. Disiplin yang terlalu keras.
6. Disiplin yang tidak teratur atau yang bertentangan.
7. Perselisihan antara ayah-ibu.
8. Perceraian
9. Persaingan yang kurang sehat diantara para saudara.
10. Nilai-nilai yang buruk (yang tidak bermoral).
11. Perfeksionisme dan ambisi (cita-cita yang terlalu tinggi bagi si
anak).
12. Ayah dan atau ibu mengalami gangguan jiwa (psikotik atau non-
psikotik).
20
Tingkat ekonomi
Lingkungan tempat tinggal : Perkotaan dan Pedesaan.
Masalah kelompok minoritas yang meliputi prasangka, fasilitas
kesehatan, pendidikan, dan kesejahteraan yang tidak memadai.
Pengaruh rasial dan keagamaan.
Nilai-nilai
21
AKSIS III (Kondisi medis umum)
22
0 = Informasi tidak adekuat
23