Anda di halaman 1dari 18

DEFINISI

Fraktur (patah tulang) pada ujung distal fibula dan tibia merupakan istilah yang digunakan
untuk menyatakan fraktur pergelangan kaki (ankle fracture). Fraktur ini biasanya disebabkan
oleh terpuntirnya tubuh ketika kaki sedang bertumpu di tanah atau akibat salah langkah yang
menyebabkan tekanan yang berlebihan (overstressing) pada sendi pergelangan kaki. Fraktur
yang parah dapat terjadi pada dislokasi pergelangan kaki. Fraktur ankle itu sendiri yang
dimaksudkan adalah fraktur pada maleolus lateralis (fibula) dan/atau maleolus medialis.
Pergelangan kaki merupakan sendi yang kompleks dan penopang badan dimana talus duduk
dan dilindungi oleh maleolus lateralis dan medialis yang diikat dengan ligament. Dahulu,
fraktur sekitar pergelangan kaki disebut sebagai fraktur Pott. Fraktur pada pergelangan kaki
sering terjadi pada penderita yang mengalami kecelakaan (kecelakaan lalu lintas atau jatuh).
Bidang gerak sendi pergelangan kaki hanya terbatas pada 1 bidang yaitu untuk pergerakan
dorsofleksi dan plantar fleksi. Maka mudah dimengerti bila terjadi gerakan-gerakan di luar
bidang tersebut, dapat menyebabkan fraktur atau fraktur dislokasi pada daerah pergelangan
kaki. Bagian-bagian yang sering menimbulkan fraktur dan fraktur dislokasi yaitu gaya
abduksi, adduksi, endorotasi atau eksorotasi.

PENDAHULUAN
Dalam kehidupan sehari-hari maka trauma pada sendi pergelangan kaki dan terutama dari
sendi talo-cruralnya, adalah trauma yang sering sekali terjadi. Tidak hanya mereka yang
memang kerjanya menggunakan sendi ini secara dipaksakan (seperti misalnya olahragawan
dan terutama pemain sepakbola) tetapi juga para ibu yang menggunakan hak sepatu yang
tinggi sangat peka terhadap trauma di daerah ini. Penting diingat bahwa sendi ini mutlak
untuk lokomosi manusia. Selain sering, trauma yang ringan saja sudah akan menimbulkan
cacad untuk berjalan. Cacad ini kadang-kadang tidak berupa cacad yang temporair, tapi dapat
merupakan suatu cacad yang permanen apabila tidak dilakukan pengelolaan serta
penatalaksanaan secara baik sejak semula. Ditambah lagi oleh suatu fakta bahwa trauma pada
daerah ini mudah diikuti oleh suatu Osteoarthritis post-traumatika karena memang bentuk
persendiannya yang khas dan majemuk. Oleh karena itu problema pengelolaan trauma pada
sendi ini mempunyai arti sosial dan ilmu kedokteran yang cukup penting. Dan harus diakui
bahwa pengobatannya memang sulit. Sebelum memulai mempelajari cara-cara pengelolaan
yang terbaru, adalah penting sekali kita memahami betul-betul anatomi dari persendian ini
dan menghayati faktor-faktor penyebabnya. Trauma pada sendi ini yang dapat menimbulkan
patah tulang, pada dasarnya juga dapat menyebabkan robekan ligamen, dan apa yang
disebutkan sebagai LIGAMEN TOUS FRACTURE terlepasnya insersi ligamen pada tulang.
Atau dengan kata-kata lain, mekanisme dasar yang bertanggung jawab terhadap sprain,
ligamentous injuries dan fraktur sekitar sendi ini adalah sama. Untuk pengelolaan yang baik
maka perlu kita perhatikan beberapa hal, antara lain :

1. Perlu mempunyai ketrampilan yang tinggi

2. Mengenal jenis trauma secepat mungkin

3. Mencegah salah-tindak sejak semula (mismanagement)

4. Mencegah over-treatment dari trauma yang tidak begitu berat/ringan.

ANATOMI SENDI PERGELANGAN KAKI (ANKLE JOINT)

Sendi pergelangan kaki dibentuk oleh tiga tulang: fibula, tibia dan talus. Bentuk Dua yang
pertama sebuah kubah yang cocok di bagian atas ketiga. Memungkinkan terutama mengubah
gerakan maju dan mundur, yang fleksi dan ekstensi gerakan kaki. Dalam arah lateral, batas
maleolus lateral dan medial maleolus, yang merupakan dua pelengkap tulang yang terus
fibula dan tibia di kedua sisi, mencegah gerakan penuh pergeseran lateral yang tetapi
memungkinkan awal. Talus bersandar pada kalkaneus untuk membentuk agak datar bersama,
tanpa banyak gerakan. Sendi subtalar merupakan sumber konflik dan mendukung transmisi
daya dari berat badan dan gerakan halus stabilitas kaki. Ketika tulang rawan memburuk ini
degenerasi, sendi rematik dan nyeri terjadi, yang kadang-kadang memerlukan pembedahan
untuk menekan atau meringankannya.

Menariknya, mengingat pentingnya mereka dalam generasi cedera olahraga, lampiran atau
ekor dalam talus. Pada kaki menyentak kembali sebagai kekuatan yang dihasilkan ketika
mencolok dengan bola, ini miring lega tulang, datang untuk memukul bagian belakang tibia
dan rusak. Fraktur kadang-kadang lumayan tapi yang lain memerlukan operasi, menghapus
fragmen, untuk memungkinkan atlet dapat terus mengalahkan bola tanpa rasa sakit. Tidak
menjadi bingung dengan varian anatomi, os trigonum dari talus, yang menawarkan gambar
radiografi dari antrian talus longgar, sering dibedakan dari fraktur.

Talus mengartikulasikan arah yang mengarah ke jari-jari, dengan navicular dan berbentuk
kubus, yang terletak di kaki bagian dalam dan luar, masing-masing. Antara os skafoid dan
garis yang dibentuk oleh metatarsal, ada tiga wedges. Metatarsal adalah basis hampir datar
dan kepala bulat untuk mengartikulasikan dengan falang pertama jari-jari.

Ankle ligamen

Sendi memerlukan ikatan yang menjaga kohesi tulang yang membentuk, mencegah
perpindahan nya, dislokasi dan memungkinkan gerakan tangan lainnya spesifik Anda.
Deskripsi dari semua ligamen pergelangan kaki dan kaki akan bidang yang sangat khusus
karena jumlah dan kompleksitas. Kami menyebutkan yang paling penting:

Kapsul sendi di sekitar sendi, menciptakan ruang tertutup, dan membantu menstabilkan
ligamen dalam misinya.

- Ligamen lateral yang eksternal. Mulai dari ujung maleolus lateral, ligamentum agunan
lateral dibagi menjadi tiga angsuran (talar posterior peroneal, fibula kalkanealis dan fibula
talar atas), penahan di lereng dan kalkaneus bertanggung jawab untuk memegang
pergelangan kaki lateral. Jika mereka melanggar (biasanya yang paling terkena dampak pada
prinsipnya fibula talar atas), cepat menghasilkan pembengkakan besar yang harus
membalikkan sesegera mungkin dengan menerapkan dingin (misalnya, melalui gurita dengan
neoprene). Cryotherapy (aplikasi dingin untuk tujuan terapeutik) adalah ukuran paling
sederhana dan paling efektif terhadap peradangan, sehingga dengan pergelangan kaki
(keseleo) memutar tidak pernah harus kehilangan aplikasi dingin. Ligamentum yang
menderita terkilir agunan lateral yang kemudian berpihak pada gerakan memutar pergelangan
re-investasi kaki.

- Deltoid ligamen. Sebaliknya, ligamentum ini dari ujung medial dan malleolar memegang
bagian dalam pergelangan kaki.
- Sindesmal ligamen, syndesmosis atau ligamen tibiofibular. Ikat bagian distal tibia dan fibula
untuk menahan mereka bersama-sama dalam peran yang telah melompat permukaan artikular
atas kubah talus. Kerusakan menimbulkan banyak masalah. Dibutuhkan waktu lama untuk
menyembuhkan dan dapat meninggalkan gejala sisa permanen rasa sakit dan ketidakstabilan
yang memerlukan intervensi bedah. Ligamentum menghubungkan dua tulang di jarak
anteroposterior dari serikat mereka, tidak hanya di bagian depan pergelangan kaki. Jadi,
ketika istirahat, Anda dapat meninggalkan tergantung pinggiran ke dalam sendi dan nyeri di
bagian belakang pergelangan kaki.

- Di bagian belakang pergelangan kaki juga ada jaringan ligamen yang menghubungkan tibia
dan fibula (tibiofibular posterior), tibia dan talus, dll … Perlu dicatat ligamentum transversal
yang terluka oleh yang sama syndesmosis mekanisme, yang dapat dianggap ekstensi
kemudian.

Ankle otot

Otot-otot ekstrinsik kaki bertanggung jawab untuk gerakan pergelangan kaki dan kaki.
Meskipun mereka berada di kaki, pergelangan kaki olahraga menarik traksi tulang mereka
sisipan dan kaki. Mereka mendapatkan gerakan dorsofleksi, inversi fleksi plantar, dan eversi
kaki.

- Otot-otot intrinsik jari-jari kaki berada di kaki yang sama, mendapatkan gerakan jari: fleksi,
ekstensi, penculikan dan adduksi.

- Plantar fleksor. Apakah yang menarik kaki kembali. Oleh karena itu terletak di bagian
belakang kaki di betis. Mereka adalah soleus dan gastrocnemius pada tendon Achilles, yang
umum untuk keduanya.

- Fleksor punggung adalah mereka yang mengangkat ke atas kaki dan terletak di bagian
depan kaki. Mereka adalah tibialis anterior, Tertius peroneus dan ekstensor digitorum.

- Investor di kaki. Tibialis anterior dimasukkan ke metatarsal pertama dan baji pertama.

- Evertors kaki. Para longus peroneus dan peroneus brevis dimasukkan ke dalam baji pertama
dan dasar metatarsal pertama sedangkan peroneal anterior dimasukkan ke dalam basis
keempat dan kelima.
- The plantar fascia merupakan struktur anatomi yang harus diperhitungkan karena, ketika
dinyalakan, menimbulkan ke plantar fasciitis ditakuti, sangat menyedihkan, dan
melumpuhkan. Ini adalah struktur yang membentuk lengkungan lantai plantar dan
dimasukkan ke bagian bawah kalkaneus.

Yang memegang peranan paling penting pada trauma dari pergelangan kaki adalah sendi
talocrural, karena itu yang biasanya diartikan dengan ankle joint adalah sendi ini. Penting
oleh karena pada sendi talocrural ini os talus diapit oleh kedua tangkai garpu yang dibentuk
oleh kedua malleoli. Integrasi peranan tulang dan ligamenta pada sendi ini unik sekali.Pada
sisi medial kita lihat dengan jelas ligamen deltoid yang amat kuat yang terdiri dari tiga
bagian, mengikat malleolus medialis pada os navicular serta calcaneus dan talus
(Tibionavicular, tibiocalcaneal dan talotibial ). Pada sisi lateral ligamenta yang tampaknya
tidak sekuat ligamen deltoid mengikat malleolus lateralis pada calcaneus dan talus serta tibia
(Fibulocalcaneal, Anterior talofibular serta anterior tibiofibular). Hubungan tibia dan fibula
(syndesmosis) dipertahankan oleh Anterior Tibiofibular dan Posterior Tibiofibular serta
ligamen interosseus yang merupakan lanjutan daripada membrana interossea pada tungkai
bawah. Ligamenta ini yang mempertahankan stabilitas sendi talocrural dan menentukan
gerakan lingkup sendinya (ROM = Range of Motion), juga bertanggung jawab terhadap
penentuan jenis trauma yang terjadi. Kebanyakan patah tulang malleoli tidak disebabkan oleh
trauma yang langsung tetapi oleh trauma yang indirek berupa : (i) bending, (ii) twisting dan
(iii) tearing pada ligamentanya. Bentuk tulang-tulang sekitar sendi ini juga memainkan
peranan yang penting. Dulu ada dua persangkaan yang salah, yaitu :

a. Fibula/Malleolus lateralis tidak berperan dalam menahan daya (berat badan) pada sendi
ini.
b. Persendian fibula-tibia distal adalah sesuatu yang rigid/kaku.

Kalau diperhatikan perbedaan sumbu anatomik dan sumbu fungsionil sendi talocrural yang
cukup besar serta beda lebar os talus bagian depan dan bagian belakang (1,5 -- 2 mm lebih
lebar pada bagian depan), maka dengan sendirinya pada waktu dorsifleksi tangkai garpu
malleolar akan melebar serta menyempit lagi waktu plantarfleksi. Dengan kata lain gerakan-
gerakan melebar-menyempit oleh karena terdorong, terdapat pada sendi tibiofibular distal ini.
Maka dari itu mempertahankan hal ini juga penting pada pengobatan trauma sekitar sendi
pergelangan kaki ini. Tidak lengkap kiranya mempelajari anatomi sendi pergelangan kaki
tanpa menyebut bermacam-macam istilah yang terdapat pada sendi ini seperti :
1. Plantarfleksi dan dorsifleksi
2. Eversi dan inversi atau Rotasi Eksternal dan Internal
3. Pronasi-supinasi untuk kaki bagian depan(forefoot) serta
4. Abduksi-adduksi untuk bagian belakang (hindfoot).

EPIDEMIOLOGI
Insidens
 Fraktur pergelangan kaki menduduki posisi kedua sebagai fraktur yang sering
ditemukan.
 Fraktur pada anak-anak pada umunya melibatkan lempeng pertumbuhan.
 Fraktur pada remaja (Fraktur Tillaux) memiliki pola khusus karena penutupan parsial
pada lempeng pertumbuhan.

FAKTOR RESIKO
Angka kejadian fraktur ini lebih tinggi pada kelompok dewasa muda.
Etiologi
 Fraktur pergelangan kaki paling sering terjadi pada trauma akut, seperti jatuh, salah
langkah, atau cedera saat berolahraga
 Lesi patologis jarang menyebabkan fraktur pergelangan kaki
Kondisi yang Berkaitan dengan Fraktur Pergelangan Kaki
 Keseleo pergelangan kaki (sprain ankle)
 Keseleo PTT (sprain PTT)

KLASIFIKASI

Lauge-Hansen (1950) mengklasifikasikan menurut patogenesis terjadinya pergeseran dari


fraktur, yang merupakan pedoman penting untuk tindakan pengobatan atau manipulasi yang
dilakukan. Klasifikasi lain yang lebih sederhana, menurut Danis & Weber (1991), dimana
fibula merupakan tulang yang penting dalam stabilitas dari kedudukan sendi berdasarkan atas
lokalisasi fraktur terhadap sindesmosis tibiofibular. Klasifikasi terdiri atas:

1. Tipe A; fraktur maleolus di bawah sindesmosis


2. Tipe B; fraktur maleolus lateralis yang bersifat oblik disertai avulsi maleolus medialis
dimana sering disertai dengan robekan dari ligamen tibiofibular bagian depan

3. Tipe C; fraktur fibula di atas sindesmosis dan atau disertai avulsi dari tibia disertai fraktur
atau robekan pada maleolus medialis. Pada tipe C terjadi robekan pada sindesmosis. Jenis
tipe C ini juga dikenal sebagai fraktur Dupuytren.

Klasifikasi ini penting artinya dalam tindakan pengobatan oleh karena selain fraktur juga
perlu dilakukan tindakan pengobatan oleh karena selain fraktur juga perlu dilakukan tindakan
pada ligamen

MEKANISME TRAUMA

Penyelidikan-penyelidikan mekanisme trauma pada sendi talocrural ini telah dilakukan sejak
lama sekali. Tapi baru setelah tahun 1942 oleh penemuan-penemuan berdasarkan
penyelidikan eksperimentil pada preparat-preparat anatomik, LAUGE HANSEN dari
Denmark berhasil melakukan pembagian dari jenis-jenis trauma serta berdasarkan pembagian
ini hampir semua fraktur serta trauma dapat dibagi dalam 5 dasar mekanismenya.
1. Trauma supinasi/Eversi. Dalam jenis ini termasuk lebih dari 60% dari fraktur sekitar
sendi talocrural.
2. Trauma Pronasi/Eversi. Tidak begitu sering, hanya kurang lebih 7 -- 8% fraktur
sekitar sendi talocrural.
3. Trauma Supinasi/Adduksi. Antara 9 -- 15% dari fraktur sendir talocrural termasuk
golongan ini.
4. Trauma Pronasi/Abduksi. Sekitar 6 -- 17% fraktur sendi talocrural.
5. Trauma Pronasi/Dorsifleksi. Sangat jarang terjadi tapi perlu disebutkan.

Fraktur maleolus dengan atau tanpa subluksasi dari talus, dapat terjadi dalam
beberapa macam trauma:

1. Trauma abduksi
Tauma abduksi akan menimbulkan fraktur pada maleolus lateralis yang bersifat oblik, fraktur
pada maleolus medialis yang bersifat avulsi atau robekan pada ligamen bagian medial.
2. Trauma adduksi
Trauma adduksi akan menimbulkan fraktur maleolus medialis yang bersifat oblik atau
avulsi maleolus lateralis atau keduanya. Trauma adduksi juga bisa hanya menyebabkan strain
atau robekan pada ligamen lateral, tergantung dari beratnya trauma.
3. Trauma rotasi eksterna
Trauma rotasi eksterna biasanya disertai dengan trauma abduksi dan terjadi fraktur pada
fibula di atas sindesmosis yang disertai dengan robekan ligamen medial atau fraktur avulsi
pada maleolus medialis. Apabila trauma lebih hebat dapat disertai dengan dislokasi talus.
4. Trauma kompresi vertikal
Pada kompresi vertikal dapat terjadi fraktur tibia distal bagian depan disertai dengan
dislokasi
talus ke depan atau terjadi fraktur komunitif disertai dengan robekan diastasis.

Banyak pengarang telah melakukan penyelidikan pada material klinis mereka


berdasarkan pembagian dari LAUGE HA NSEN ini. Satu hal yang penting yang dapat selalu
ditarik dari dasar pembagian ini adalah kita dapat mengenal mekanismenya dari trauma dan
kemudian setelah melihat penemuan radiologik , menghubungkan trauma yang terdapat pada
ligamen-ligamennya. Mengenai trauma inversi juga telah dilakukan penyelidikan-
penyelidikan eksperimentil dan memang dapat dihasilkan secara eksperimentil tapi suatu
trauma inversi hampir tidak pernah akan ditemukan dalam kehidupan sehari- hari. Perlu
ditekankan kembali bahwa sprain , robekan ligamen serta patah tulang pada sendi talocrural
adalah suatu kesatuan etiologi. Kekuatan-kekuatan indirek yang sama, tergantung dari
kedudukan kaki pada saat itu serta arah rotasi sendi talocrural/yang bekerja pada setiap jenis
trauma. Kekuatan indirek ini
sebenarnya kecil, dibanding dengan panjang lever yang misalnya satu meter sudah dapat
menimbulkan fraktur. LESIS menemukan bahwa untuk fulcrum 1 m cukup kekuatan
sebanyak 5 -- 8 kg saja. Sedangkan suatu kekuatan direk yang diperlukan untuk
menyebabkan kerusakan yang sama, harus kurang lebih 100 kali lebih kuat.
Keterangan gambar :
Kerusakan-kerusakan yang mungkin timbul pada trauma sendi pergelangan kaki. lig
tibiofibular anterior yang rusak lig talofibular yang intact lig tibiotalar posterior yang intact
lig tibiotalar dan tibionavicular yang rusak
Rotasi eksterna
Gambar 1: Kaki dalam keadaan netral atau dorsifleksi : bila trauma menimbulkan rotasi
eksternal yang hebat maka ligamentum tibiofibular anterior akan teregang. Bila rotasi terjadi
terus menerus maka kerusakan ligamentum deltoid dapat terjadi. Kaki dalatn keadaan plantar
fleksi maksimal : bila trauma menimbulkan rotasi eksterna yang hcbat maka dapat tcrjadi
ruptur dari ligamentum talofibular, discrtai luxasi antcrior dari talus.

Gmbr 2: Fraktur maleolus lateralis yang terjadi bila trauma menimbulkan rotasi eksterna dan
abduksi yang hebat memutar os talus dan mendorong melcolus latcral ke posterior Bila
trauma cukup kuat ruptur dari ligamentum dcltoid anterior (tibiotalar dan tibio navicular)
serta ligamentum tibiofibular anterior dapat tcrjadi

GAMBARAN KLINIS

Pada fraktur pergelangan kaki penderita akan mengeluh sakit sekali dan tak dapat
berjalan. Ditemukan adanya pembengkakan pada pergelangan kaki, kebiruan atau deformitas.
Yang penting diperhatikan adalah lokalisasi dari nyeri tekan apakah pada daerah tulang atau
pada ligamen.

Nyeri pada pergelangan kaki dan ketidakmampuan menahan berat tubuh. Deformitas
dapat timbul bersama dengan fraktur/dislokasi. Sering juga ditemukan pembengkakan dan
ekimosis
PEMERIKSAAN
1. Pengkajian primer
- Airway
Adanya sumbatan/obstruksi jalan napas oleh adanya penumpukan sekret akibat kelemahan
reflek batuk
- Breathing
Kelemahan menelan/ batuk/ melindungi jalan napas, timbulnya pernapasan yang sulit dan /
atau tak teratur, suara nafas terdengar ronchi /aspirasi
- Circulation
TD dapat normal atau meningkat , hipotensi terjadi pada tahap lanjut, takikardi, bunyi jantung
normal pada tahap dini, disritmia, kulit dan membran mukosa pucat, dingin, sianosis pada
tahap lanjut

2. Pengkajian sekunder
a.Aktivitas/istirahat
kehilangan fungsi pada bagian yang terkena dan Keterbatasan mobilitas
b. Sirkulasi
Hipertensi ( kadang terlihat sebagai respon nyeri/ansietas), hipotensi ( respon terhadap
kehilangan darah), tachikardi, penurunan nadi pada bagian distal yang cidera, cailary refil
melambat, pucat pada bagian yang terkena, dan masa hematoma pada sisi cedera

c. Neurosensori
Kesemutan, deformitas, krepitasi, pemendekan, dan kelemahan
d. Kenyamanan
Nyeri tiba-tiba saat cidera dan spasme/ kram otot
e. Keamanan
Laserasi kulit, perdarahan. perubahan warna dan pembengkakan lokal

Palpasi pada daerah yang terpengaruh dan menginspeksi tiap patahan pada kulit atau
tenting. Memeriksa pulsasi arteri dorsalis pedis dan tibia posterior dan semua saraf sensoris
maupun motoris pada kaki. Cederan inverse pada pergelangan kaki dapat menyebabkan palsy
nervus peroneus. Memeriksa ada tidaknya pembengkakan yang parah dan kemungkinan
terjadinya sindrom kompartemen pada kaki.
DIAGNOSA KLINIK
Diagnosa pasti mengenai trauma pada sendi talocrural tidak dapat didasarkan secara
radiologik saja, karena pemeriksaan ini hanya akan memberikan keterangan yang sedikit
sekali mengenai kerusakan pada ligamenta. Diagnosa pada sendi talocrural membutuhkan
palpasi secara metodik oleh karena kebanyakan struktur yang penting berada langsung
dibawah permukaan kulit. Lakukanlah palpasi pertama pada daerah yang paling tidak
memberikan rasa nyeri, dan singkirkan kemungkinan adanya kerusakan dengan tidak
terdapatnya nyeri tekan setempat serta tidak adanya pernbengkakan pada daerah tersebut.
Misalnya kedua malleoli dapat diraba, dan bilamana tidak memberi rasa nyeri pada
penekanan maka kemungkinan fraktur pada kedua nya kecil sekali. Ligamenta yang mudah
diperiksa antara lain adalah :
1. Medial ligamen. Komponen fibulocalcaneal serta talofibular anterior dari ligamen
lateral.
2. Ligamen tibiofibular inferior. Bilamana ligamenta ini tidak nyeri pada perabaan dan
dapat ditegangkan tanpa memberi rasa sakit, kemungkinan kerusakan adalah kecil.
Pada setiap pemeriksaan, lingkup gerak sendi harus diperiksa secara teliti. Batasan dari gerak
atau adanya rasa nyeri harus diperhatikan. Untuk mengetahui stabilitas sendi talocrural perlu
hubungan talus dengan kedua tangkai garpu malleolar diperiksa. Penting pula diingat bahwa
nyeri daerah ini mungkin juga disebabkan oleh karena terdapatnya fraktur pada os calcaneus
atau pada basis os metatarsal ke lima.

DIAGNOSA RADIOLOGIK
Pemeriksaan radiologik perlu dilakukan bilamana dicurigai adanya patah tulang atau
disangka adanya suatu robekan ligamen. Biasanya pemotretan dari dua sudut, anteroposterior
dan lateral sudah akan memberikan jawaban adanya hal-hal tersebut. Pandangan oblique
tidak banyak dapat
Menambah keterangan lain. Untuk mendapatkan pandangan yang lebih baik mengenai
permukaan sendi talocrural, suatu pandangan anteroposterior dengan kaki dalam inversi dapat
dilakukan. Suatu stress X-ray dapat dibuat untuk melihat berapa luas robekan dari ligamen,
hal ini terutama berguna untuk ligamenta lateral. Diastasis sendi (syndesmosis) tibiofibular
distal penting sekali untuk dikenali. Tapi tidak ada suatu cara khusus untuk melihat luasnya
diastasis ini. Suatu fraktur fibula diatas permukaan sendi talocrural (dapat sampai setinggi 1/3
proksimal fibula) secara tersendiri (tanpa fraktur tibia pada ketinggian yang sama), selalu
harus diperhatikan akan kemungkinan adanya suatu diastasis. Diastasis juga jelas bila ada
subluksasi talus menjauhi malleolus medialis. Tapi bila tidak terdapat subluksasi ini, belum
berarti tidak adanya suatu diastasis.

PENANGANAN
Fraktur terisolir maleolus lateralis
Bilamana hanya sebagian tulang yang kecil teravulsi, ini dapat diperlakukan sebagai
suatu robekan ligamen lateral yang partial . Bilamana fragmen lebih besar maka lebih baik
dilakukan immobilisasi dengan gips selama dua sampai tiga minggu, setelah mana mobilisasi
dilakukan tapi dengan Partial Weight Bearing, dan masih melakukan proteksi dengan
elastisch verband.

Fraktur maleolus medialis


Dapat dicoba dengan reposisi tertutup. Bila berhasil baik dipertahankan dengan
imobilisasi gips di bawah lutut selama 8 minggu. Bila hasil reposisi jelek, harus dipikirkan
kemungkinan terjadinya interposisi periosteum antara kedua fragmen. Untuk hal ini harus
dilakukan tindakan operasi, dipasang internal fiksasi dengan pemasangan screw.

Fraktur maleolus lateralis


Umumnya dengan melakukan reposisi tertutup hasilnya baik. Imobilisasi dengan gips
di bawah lutut selama 6 minggu. Fraktur maleolus lateralis disertai dengan robeknya ligamen
deltoid. Terjadinya fraktur maleolus lateralis dan dislokasi tulang talus ke lateral. Hal ini
dapat coba ditanggulangi dengan reposisi tertutup. Bila hasil reposisi tertutup gagal,
dilakukan tindakan open reduksi dengan pemasangan internal fiksasi pada tulang fibula.

Fraktur maleolus lateralis dan medialis (Bimaleolus)


Terjadi fraktur maleolus lateralis dimana garis patahnya terletak di atas permukaan
sendi pergelangan kaki dan fraktur avulsi maleolus medialis. Hal ini dapat dicoba dengan
melakukan reposisi tertutup. Kalau hasilnya jelek, dilakukan tindakan operasi reposisi
terbuka dengan pemasangan internal fiksasi pada kedua maleolus.

Penatalaksanaan

a. Reduksi fraktur terbuka atau tertutup : tindakan manipulasi fragmen-fragmen tulang yang
patah sedapat mungkin untuk kembali seperti letak semula.
b. Imobilisasi fraktur
Dapat dilakukan dengan fiksasi eksterna atau interna

f. Mempertahankan dan mengembalikan fungsi


Reduksi dan imobilisasi harus dipertahankan sesuai kebutuhan, pemberian analgetik untuk
mengerangi nyeri, status neurovaskuler (misal: peredarandarah, nyeri, perabaan gerakan)
dipantau, latihan isometrik dan setting otot diusahakan untuk meminimalakan atrofi disuse
dan meningkatkan peredaran darah

Langkah Umum

 Analgesik dan elevasi adalah terapi yang harus dilakukan.


 Semua fraktur pergelangan kaki harus dipasangi splint dalam posisi netral.

Gambar 1: Fraktur pergelangan kaki dapat dipasangi splint memakai metode “sugar tong”
dengan menggunakan lapisan bantalan,fiberglass, atau palster dan sebuah pembalut elastis

 Fraktur fibula yang terisolasi atau fraktur malleolus media yang tak bergeser harus
dipasangi casting below-the-knee.
 Fraktur stabil harus diterapi secara fungsional dengan splint udara dan peningkatan fungsi
weightbearing secara bertahap.
 Kesesuaian sendi pergelangan kaki penting untuk dipikirkan ketika melakukan reduksi
pada arthritis post-trauma.
 Dislokasi harus secepatnya di reduksi dengan menggunakan sedasi yang sesuai.
 Pasien yang mengalami fraktur terbuka harus dimasukan ke ruang operasi untuk
dilakukan irigasi, debridement, dan fiksasi dalam jangka waktu 8 jam.
 Pasien dilarang bertumpu pada pergelangan kaki yang mengalami fraktur hingga tidak
ada lagi nyeri dan tanda-tanda penyembuhan fraktur telah tampak pada gambaran
radiologis.
 Fraktur bimalleolar atau fraktur fibula dengan cedera ligament media atau cedera
syndesmosis hanya dapat diterapi dengan melakukan operasi.

Aktivitas

 Pergelangan kaki harus diangkat untuk mengurangi pembengkakan.


 Weightbearing dan ROM yang lebih dini sangat penting dilakukan untuk mencegah
kekakuan.

Perawatan

Penggosokan pada splint atau cast sebaiknya tidak dilakukan.

Terapi khusus

Terapi Fisik

ROM pada sendi MTP dan, kemudian, pada pergelangan kaki dan pertengahan kaki penting
dilakukan untuk mencegah kontraktur dan mengurangi parut jaringan lunak.

Pengobatan

Lini Pertama

Analgesik

Operasi

Macam – macam fraktur pada pergelangan kaki yang harus dioperasi pada umunya
adalah fraktur yang mengalami pergeseran atau tidak stabil seperti:

 Fraktur bi atau trimalleolar pergelangan kaki


 Fraktur distal fibula disertai cedera ligamen medial
 Fraktur fibula yangdisertai cedera sindesmosis
 Fraktur terbuka
Untuk menentukan ada tidaknya cedera medial, kita dapat melakukan eksternal rotasi
disertai penekanan. Fraktur fibula biasanya ditangani dengan plat melalui pendekatan insisi
lateral (kita dapat menggunakan plat lateral atau posterior yang bersifat antiglide). Fraktur
malleolar medial dapat distabilisasi dengan sekrup kompresi. Sebuah plat penopang dapat
digunakan untuk mengatasi fraktur vertical. Cedera sindesmosis yang bersifat tidak stabil
pada tes fluoroskopis harus ditangani dengan fiksasi sekrup sindesmosis. Fraktur terbuka atau
tidak stabil membutuhkan sebuah fiksator eksternal dengan atau tanpa internal fiksasi.

Follow Up

 Gambaran radiografi pasien harus di-follow up tiap 1-2 minggu


 Setelah splint awal dilepaskan, pasien sebaiknya dipasangi cast below-the-knee atau
moon boot selama 4 minggu.
 Setelah itu gambaran radiografi di-follow up lagi tiap 6 minggu hingga fraktur
sembuh.

Disposisi

Rujukan

Fraktur tidak stabil atau yang bergeser harus segera dirujuk ke dokter spesialis ortopedi.

PROGNOSIS

Pada umumnya fraktur pergelangan kaki dapat sembuh tanpa komplikasi dan pasien dapat
kembali beraktivitas sebagaimana biasanya

 Pada fraktur yang parah, lepuhan dapat timbul dan menyebabkan gangguan pada
integritas kulit.
 Lesi tendon peroneal dapat disebabkan oleh plat posterior antiglide.
 Piranti keras yang menyakitkan harus dilepaskan segera setelah fraktur sembuh.
 Sindrom kompartemen.
 Fraktur terbuka dapat mengalami infeksi dan membutuhkan irigasi dan deridemen
 Nonunion,sering membtuhkan operasi fusi.
 Malunion, kadang-kadang membutuhkan osteotomy korektif

Pasien tua:

 Memiliki tulang osteoporotik, yang menyulitkan proses operasi


 Lebih rentan mengalami kerusakan kulit atau luka, dan membutuhkan terapi khusus
untuk memastikan asupan darah tetap lancar.

Artritis pasca-trauma:

 Terjadi pada 25% pasien yang mengalami fraktur pergelangan kaki dan membutuhkan
fusi pergelangan kaki untuk mengatasinya.
 Terjadi peningkatan jumlah pasien yang mengalami nyeri pergelangan kaki dan
arthritis yang berbanding lurus dengan panjangnya masa follow up setelah fraktur.

Pengawasan Pasien
Pemeriksaan radiografi harus dilakukan tiap 2-6 minggu, tergantung pada pola fraktur dan
tanda-tanda penyembuhan.

KOMPLIKASI
1. Vaskuler
Apabila terjadi fraktur subluksasi yang hebat maka dapat terjadi gangguan pembuluh
darah yang segera, sehingga harus dilakukan reposisi secepatnya.

2. Malunion
Reduksi yang tidak komplit akan menyebabkan posisi persendian yang tidak akurat
yang akan menimbulkan osteoarthritis.
3. Osteoartritis
4. Algodistrofi
Algodistrofi adalah komplikasi dimana penderita mengeluh nyeri, terdapat
pembengkakan dan nyeri tekan di sekitar pergelangan kaki. Dapat terjadi perubahan trofik
dan osteoporosis yang hebat.
5. Kekakuan yang hebat pada sendi
RANGKUMAN FT MUSKULOSKELETAL
FRAKTUR ANKLE

Oleh :

PRISCILLA YANUARI CHRISTI 200903012

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KATOLIK

PROGRAM STUDI DIII FISIOTERAPI

ST. VINCENTIUS A PAULO

SURABAYA
DAFTAR PUSTAKA

http://skydrugz.blogspot.com/2011/10/ankle-fracture-fraktur-pergelangan-kaki.html

http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/06TraumaSendi012.pdf/06TraumaSendi012.html

http://minepoemss.blogspot.com/2010/03/fraktur-dan-fraktur-dislokasi-sendi.html

http://www.infofisioterapi.com/ankle-joint.html#more-368

http://www.infofisioterapi.com/fraktur-cruris.html#more-548

http://kepacitan.wordpress.com/2011/11/28/fraktur-cruris/

Anda mungkin juga menyukai