Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN HASIL PENGAMATAN ANASTESI LOKAL

I. PENDAHULUAN
Anestesi (pembiusan) berasal dari bahasa Yunani. An-“tidak, tanpa” dan
aesthesos, “persepsi, kemampuan untuk merasa”. Secara umum berarti suatu tindakan
menghilangkan rasa sakit ketika melakukan pembedahan dan berbagai prosedur
lainnya yang menimbulkan rasa sakit pada tubuh. Istilah Anestesia digunakan
pertama kali oleh Oliver Wendell Holmes pada tahun 1948 yang menggambarkan
keadaan tidak sadar yang bersifat sementara, karena anestesi adalah pemberian obat
dengan tujuan untuk menghilangkan nyeri pembedahan. Sedangkan Analgesia adalah
tindakan pemberian obat untuk menghilangkan nyeri tanpa menghilangkan kesadaran
pasien (Latief, dkk, 2001).
Anestesi dibagi menjadi anastesi umum dan anastesi local. Anestesi lokal
adalah tindakan pemberian obat yang mampu menghambat konduksi saraf (terutama
nyeri) secara reversibel pada bagian tubuh yang spesifik (Biworo, 2008). Sedangkan
pada anestesi lokal (sering juga diistilahkan dengan analgesia lokal), kesadaran
penderita tetap utuh dan rasa nyeri yang hilang bersifat setempat (lokal) (Bachsinar,
1992). Pembiusan atau anestesi lokal biasa dimanfaatkan untuk banyak hal. Misalnya,
sulam bibir, sulam alis, dan liposuction, kegiatan sosial seperti sirkumsisi (sunatan),
mencabut gigi berlubang, hingga merawat luka terbuka yang disertai tindakan
penjahitan (Joomla, 2008).
Jenis bahan anestesi yang termasuk dalam golongan ester diantaranya yaitu
kokain, prokain, 2-kloroprokain, tetrakain dan benzokain sedangkan yang termasuk dalam
golongan amida diantaranya yaitu lidokain, mepivakain, bupivakain, prilokain, etidokain
dan artikain. Sebuah survei mengenai jenis bahan anestesi lokal yang digunakan oleh
dokter gigi dilakukan oleh Gaffen dan Haas selama tahun 2007. Keduanya menemukan
bahwa lidokain dengan epinefrin 1:100.000 merupakan bahan anestesi lokal yang paling
banyak digunakan oleh dokter gigi di Ontario yaitu 37,31%. Artikain dengan epinefrin
1
1:200.000 menduduki peringkat kedua dengan persentase penggunaan mencapai 27,04%.
Survei lain yang dilakukan oleh Kirova dkk, pada bulan juni dan oktober 2003 dan pada
bulan maret dan april 2004, menemukan bahwa dokter gigi di Bulgaria paling sering
menggunakan Ubistesine yaitu sebanyak 52,27% diikuti pengunaan artikain sebanyak
43,18%. Lidokain hanya menempati peringkat ke-4 dengan persentase penggunaan
2
20,90%. Adapun penelitian yang dilakukan oleh Corbett dkk pada dokter gigi di United
Kingdom (UK) mengenai bahan anestesi lokal yang digunakan oleh dokter gigi yang
telah berpengalaman dan dokter lulusan baru (≤5 tahun) antara tahun 2002 dan tahun
2003, menemukan bahwa lidokain dengan epinefrin merupakan bahan anestesi lokal yang
paling banyak digunakan dengan persentase penggunaan yaitu 94%. Prilokain dengan
felipressin merupakan bahan anestesi lokal yang paling sering digunakan setelah lidokain
dengan persentase penggunaan yaitu 74%. Artikain yang banyak digunakan di Ontario
dan Bulgaria hanya menempati tempat ketiga diikuti dengan mepivakain.

II. PRAKTIKUM ANASTESI LOKAL

A. Tujuan
1. Mengetahui Efek Obat Anestesi Lokal
2. Mengetahui Onset Dan Durasi Obat Anestesi Lokal
3. Mengetahui Fungsi Adrenalin Dalam Anestesi Lokal

B. Alat dan Bahan


 Alat
1. Penggaris
2. Spidol
3. Gunting
4. Jarum Pentul
5. Spuite 1 CC
6. Arloji
 Bahan
1. Procaine
2. Lidocaine
3. Adrenalin

C. Cara Kerja :
1. Gunting bulu hewan coba pada bagian punggung,diameter 1 cm,lingkari
dengan spidol
2. Evaluasi awal respon hewan coba terhadap nyeri dengan cara menusukkan
jarum pentul pada daerah yang sudah ditandai,sebanyak 5 kali,denngan
intensitas yang sama.
3. Ambil obat anestesi yang akan dicoba dengan spuite 1 CC :
- Procaine : 0,2 cc
- Lidocaine : 0,2 cc
- Procaine 0,1 cc + adrenalin 0,1 cc
4. Amati respon hewan coba terhadap nyeri seperti pada evaluasi awal,setiap 5
menit, sampai 30 menit
5. Catat jumlah tusukan yang tidak dirasakan oleh hewan coba (tidak ada
respon) pada tabel
D. Hasil Pengamatan
Penggunaan obat anastesi lokal yang belum diketahui secara intra dermal pada
hewan marmut, yang menghasilkan respon sebagai berikut :
Sakit ( Respon ) Tidak Respon Waktu
Evaluasi Awal 5 -
Menit ke 0 1 4 0
Menit ke 5 - 5 5
Menit ke 10 2 3 10
Menit ke 15 - 5 15
Menit ke 20 1 4 20
Menit ke 25 1 4 25
Menitke 30 3 2 30

Berikut adalah tabel jumlah tusukan dan waktu dari respon marmut :

TUSUKAN YANG TIDAK ADA RESPON


6

4
Axis Title

3
TUSUKAN YANG TIDAK ADA
2 RESPON

III. PEMBAHASAN

Pada praktikum anastesi lokal kali ini kami menggunakan obat Procaine dengan
hewan uji seekor marmut. Dari hasil penenlitian seperti pada table diatas menunjukan bahwa
pada evaluasi awal menunjukan sakit atau respon dengan lima tusukan, tidak respon nol
tusukan, menil ke nol menunjukan adanya respon atau sakit sebanyak satu kali dan tidak ada
respon terhadap tusukan sebanyak empat kali , berbeda halnya dengan menit ke 5 ketika
ditusukan sebanyak lima kali, dari kelima tusukan tersebut tidak ada satupun respon yang di
perlihatkan. Pada menit ke-10 dari lima kali tusukan yang dilakukan terdapat dua respon rasa
sakit dan tiga tidak merespon. Kemudian pada menit ke-15, sama halnya dengan menit ke-5
ketika ditusukan sebanyak lima kali, dari kelima tusukan tersebut tidak ada satupun respon
yang di perlihatkan. Dilanjutkan dengan menit ke-20, dari lima kali tusukan yang dilakukan
terdapat satu kali respon dan empat kali tidak merespon begitu pula dengan menit ke-25 dari
lima kali tusukan yang dilakukan terdapat satu kali respon dan empat kali tidak merespon dan
pada menit terakhir yaitu menit ke-30 dari limakali tusukan yang dilakukan terdapat tiga
tusukan yang direspon dan dua tusukan yang tidak direspon oleh marmut
Sesuai dengan pengertian anastesi lokal dimana anastesi lokal dapat menghambat
impuls hantaran impuls saraf hanya sementara dikarenakan diserap oleh pembuluh darah,
maka obat yang bereaksi pada hewan uji kali ini dapat bereaksi maksimal pada menit ke lima
dan menit ke limabelas sedangkan pada menit selanjutnya reaksi obat sudah menurun dan
lama lama akan menghilang
Procaine adalah ester aminobenzoat untuk infiltrasi,blok,spinal,epideural,merupakan
obat standart untuk perbandingan potensi dan toksisitas jenis obat obatan anestetik lokal lain.
Diberikan dengan cara intravena. Absorspsi yang terjadi berlangsung cepat dan untuk
memperlambat ditambah vasokonstriktor. Sesudah di absorpsi, prokain cepat mengalami
hidrolisis oleh esterase dalam plasma. Sebagai anestetik lokal,Procaine merupakan salah satu
jenis obatgolongan ester.Anesthesia terjadi lebih lambat, kurang kuat, lebih pendek dan tidak
lebih ekstensif daripada yang ditimbulkan lidokain pada konsentrasi yang sebanding oleh
sebab itu penggunaannya sekarang ini hanya sebatas untuk blok saraf saja

IV. KESIMPULAN
LAPORAN HASIL PENGAMATAN ANASTESI UMUM
I. PENDAHULUAN
Anestesi umum adalah meniadakan nyeri secara sentral disertai hilangnya kesadaran
yang bersifat reversibel (Miharja, 2009). Anestesi umum biasanya dimanfaatkan untuk
tindakan operasi besar yang memerlukan ketenangan pasien dan waktu pengerjaan lebih
panjang, misalnya pada kasus bedah jantung, pengangkatan batu empedu, bedah rekonstruksi
tulang, dan lain-lain (Joomla, 2008).
Cara kerja anestesi umum selain menghilangkan rasa nyeri, menghilangkan kesadaran,
dan membuat amnesia, juga merelaksasi seluruh otot. Maka, selama penggunaan anestesi
juga diperlukan alat bantu nafas, selain deteksi jantung untuk meminimalisasi kegagalan
organ vital melakukan fungsinya selama operasi dilakukan (Joomla, 2008).

II. PRAKTIKUM ANASTESI LOKAL


A. Tujuan :
1. Untuk Mengetahui Stadium-Stadium Anestesi Awal
2. Untuk Mengetahui Efek Obat Anestesi Umum

B. Alat dan Bahan :


 Alat :
- Sungkup
- Stetoskop
- Senter
- Penggaris
- Jarum Pentul
- Kapas
- Arloji
 Hewan Coba : Kelinci
 Bahan : Eter

C. Cara Kerja :
1. Lakukan Pemeriksaan Awal :
 Respirasi (frekuensi nafas, dalamnya pernafasan)
 Mata (gerak mata, lebar pupil, reflek pupil, reflek kornea)
 Otot ( tonus, gerak)
 Analgesia
 Saliva
 Muntah
2. Pasang sungkup pada moncong hewan coba (menutup mulut dan hidung).
Posisi kasa diatas.Pastikan tidak ada ruang/celah (tidak bocor)
3. Teteskan ester dengan kecepatan 30 tetes/menit pada kasa dibagian atas
sungkup hingga tercapai stadium anestesi
Amati tanda-tanda khas stadium anestesi.
4. - Catat waktu terjadinya stadium anestesi sampai tercapai stadium
anestesi optimal untuk operasi.
- Bila sudah tercapai, hentikan tetesan
- Tunggu hewan coba pulih dan catat waktu pulih
- Catat pula berapa tetesan eter yang diperlukan untuk tercapainya
stadium anestesi yang optimal untuk operasi (stadium III)

D. Hasil Pengamatan
Penggunan obat anastesi umum secara inhalasi yang belum diketahui pada
objek binatang kelinci, yang menghasilkan reaksi sebagai berikut :
Evaluasi Awal Stadium 3
Respirasi
 frekuensi 61 29
Mata
 Gerakmata + -
 Lebar pupil 0.4 cm 0.2cm
 Reflek pupil + -
 Reflekkornea + -
Otot
 Tonus(N/ / )
 Gerak ( Hiperaktif/N) Hiperaktif Normal

Respon nyeri + -
Saliva (N/Hiper) N N
Muntah ( ada/tidak) Tidak Tidak

Catatan Waktu :
Mulai meneteskan eter Pukul 12.25
Tercapai Stadium I Pukul 12.25
Tercapai Stadium II Pukul 12.26
Tercapai Stadium III Pukul 12.27
Pulih Pukul 12.30
dimana:
 Jumlah tetesan ether yang di berikan sebanyak ±86 tetes

III. PEMBAHASAN
IV. KESIMPULAN
LAPORAN FARMAKOLOGI
“ PROSEDUR MEKANISME KERJA ANESTESI UMUM”

Oleh :
Ni Putu Frischa Putri Ari ( 1706122010001)
Ni Putu Galuh Dharmapatmi G (1706122010004)
Iyan Anugrah Nasir (1706122010007)
Ni Putu Parvathi Priyadharsini (1706122010012)
Ni Made Bella Fransiska A (1706122010015)
Dewa Ayu Dita Mayaswari (1706122010023)
A.A Nandea Bunga H (1706122010033)
Ni Putu Desy Yundasari (1706122010036)
Pande Putu Levin Amanda (1706122010045)
Putu Devitha Kusuma Dewi (1706122010054)
Kadek Ayu Diah Udiyani (1706122010056)
Agnesia Lorenza (1706122010057)
Komang Avidha Sanatha D (1706122010058)
Ni Putu Tania Nadyanti Tunggadewi (1706122010059)
Niluh Putu Amanda Puspitasari (1706122010068)
Ni Komang Yuni Dharma Dewi (1706122010070)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
2018
LAPORAN FARMAKOLOGI
“ PROSEDUR MEKANISME KERJA ANESTESI LOKAL”

Oleh :
Ni Putu Frischa Putri Ari ( 1706122010001)
Ni Putu Galuh Dharmapatmi G (1706122010004)
Iyan Anugrah Nasir (1706122010007)
Ni Putu Parvathi Priyadharsini (1706122010012)
Ni Made Bella Fransiska A (1706122010015)
Dewa Ayu Dita Mayaswari (1706122010023)
A.A Nandea Bunga H (1706122010033)
Ni Putu Desy Yundasari (1706122010036)
Pande Putu Levin Amanda (1706122010045)
Putu Devitha Kusuma Dewi (1706122010054)
Kadek Ayu Diah Udiyani (1706122010056)
Agnesia Lorenza (1706122010057)
Komang Avidha Sanatha D (1706122010058)
Ni Putu Tania Nadyanti Tunggadewi (1706122010059)
Niluh Putu Amanda Puspitasari (1706122010068)
Ni Komang Yuni Dharma Dewi (1706122010070)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
2018

Anda mungkin juga menyukai