Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok Praktek Kerja Lapangan
Oleh :
JURUSAN GIZI
Sub topik :
1. Pengertian Tuberculosis
2. Cara pencegahan Tuberculosis
3. Pengertian diet
4. Tujuan menjalani diet
5. Kebutuhan gizi yang tepat bagi penderita TBC
6. Makanan yang dianjurkan
7. Makanan yang harus dihindari
8. Program diet dan pengaturan jadwal makan
Hari/ Tanggal : Kamis, 4 Oktober 2018
Tempat: Ruang Rawat Inap Arjuna 2
Sasaran : Keluarga dan Pasien
A. Latar Belakang
TB Paru merupakan penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis, yaitu kuman aerob yang mudah mati dan didapat terutama di paru atau
berbagai organ tubuh lainnya yang mempunyai tekanan parsial O2 yang tinggi
(Depkes, 2007).
Mycobacterium tuberculosis juga mempunyai kandungan lemak yang tinggi
pada membran selnya sehingga menyebabkan bakteri ini menjadi tahan terhadap asam
dan pertumbuhannya berlangsung dengan lambat. Bakteri ini tidak tahan terhadap
sinar ultraviolet, karena itu penularannya sering terjadi pada malam hari (Bahar,
2009).
Di Indonesia, TB paru masih menjadi salah satu penyakit yang menimbulkan
masalah kesehatan di masyarakat. Penderita TB paru di Indonesia merupakan urutan
ke-3 terbanyak di dunia setelah India dan 2 Cina dengan jumlah pasien, sekitar 10%
dari total jumlah pasien TB paru di dunia. Diperkirakan pada tahun 2004, ada 539.000
kasus baru dan kematian 101.000 orang. Insiden kasus TB paru BTA positif sekitar
110 per 100.000 penduduk (Depkes, 2007).
Keadaan malnutrisi atau kekurangan kalori, protein, vitamin, zat besi dan lain-
lain, akan mempengaruhi daya tahan tubuh seseorang sehingga rentan terhadap
penyakit termasuk TB paru. Keadaan ini merupakan faktor penting yang berpengaruh
di negara miskin maupun berkembang, baik pada orang dewasa maupun anak-anak
(Manalu, 2010). Orang dengan TB paru aktif sering kekurangan gizi dan mengalami
defisiensi makronutrien serta penurunan berat badan dan penurunan nafsu makan
(WHO, 2012).
Beberapa hasil penelitian yang berkaitan dengan masalah TB Paru dan
malnutrisi telah dilakukan antara lain memberikan diit Tinggi Kalori Tinggi Protein
(TKTP) dan obat TB pada penderita TB yang di rawat di rumah sakit dan hasilnya
terjadi perbaikan secara klinis berupa; peningkatan berat badan, peningkatan kadar
Hb, dan penurunan SGOT, SGPT.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan para peserta mampu mengetahui dan
memahami lebih luas mengenai diet pada penderita TB.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan tentang pengaturan diit pada pendertia tbc
diharapkan sasaran memahami tentang:
1) Menjelaskan pengertian Tuberculosis
2) Menjelaskan cara pencegahan Tuberculosis
3) Menyebutkan definisi diet
4) Menjelaskan tujuan menjalani diet
5) Menjelaskan kebutuhan nutrisi/diet yang tepat bagi penderita TBC
6) Menyebutkan makanan yang dianjurkan
7) Menyebutkan makanan yang harus dihindari
8) Menjelaskan program diet dan pengaturan jadwal makan
a) Sasaran
Sasaran pada kegiatan penyuluhan ini adalah pasien dan keluarga pasien yang
datang di RSUD K.R.M.T Wongsonegoro
C. Metode
Metode yang digunakan dalam kegiatan penyuluhan kesehatan rumah sakit
adalah ceramah dan tanya jawab.
D. Media
Leaflet
E. Kegiatan
Rincian Kegiatan Penyuluhan
F. Materi Penyuluhan
a. Menjelaskan pengertian Tuberculosis
Penyakit TBC adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri yang
disebut Mycobacterium tuberculosis. Sebagian besar kuman TB menyerang paru,
tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainya. Menular dari orang ke orang
melalui tetesan dari tenggorokan dan paru-paru orang dengan penyakit pernapasan
aktif.
Gejala penyakit TB dapat dibagi menjadi gejala umum dan gejala khusus yang
timbul sesuai dengan organ yang terlibat. Gambaran secara klinis tidak terlalu
khas terutama pada kasus baru, sehingga cukup sulit untuk menegakkan diagnosa
secara klinik.
Gejala sistemik/umum :
Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam
hari disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti
influenza dan bersifat hilang timbul.
Penurunan nafsu makan dan berat badan.
Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah).
Perasaan tidak enak (malaise), lemah.
Gejala khusus :
Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan
sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan
kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara "mengi",
suara nafas melemah yang disertai sesak.
Kalau ada cairan di rongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai
dengan keluhan sakit dada.
Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang
pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya,
pada muara ini akan keluar cairan nanah.
Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut
sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi,
adanya penurunan kesadaran dan kejang-kejang.
Pada pasien anak yang tidak menimbulkan gejala, TBC dapat
terdeteksi kalau diketahui adanya kontak dengan pasien TBC dewasa. Kira-
kira 30-50% anak yang kontak dengan penderita TBC paru dewasa
memberikan hasil uji tuberkulin positif. Pada anak usia 3 bulan – 5 tahun yang
tinggal serumah dengan penderita TBC paru dewasa dengan Bakteri Tahan
Asam positif, dilaporkan 30% terinfeksi berdasarkan pemeriksaan
serologi/darah.
b. Cara pencegahan TB
1. Mengurangi kontak langsung dengan penderita penyakit TBC yang aktif
2. Mengkonsumsi makanan yang mengandung nilai gizi yang tinggi
3. Menjaga lingkungan agar tetap sehat dan baik.
4. Selalu menjaga kebugaran tubuh dengan berolahraga minimal 15 menit setiap
harinya.
5. Pemberian vaksin BCG pada balita untuk mencegah terjadinya TBC.
Sumber karbohidrat Nasi, roti, dan hasil olahan Dimasak dengan banyak
tepung seperti kue minyak kelapa atau santan
kental
Sumber protein Daging sapi, ayam, ikan, Dimasak dengan banyak
telur, susu, dan hasil olahan minyak kelapa
seperti keju dan yoghurt
Sumber protein nabati Semua jenis kacang-kacang
dan hasil olahannya seperti
tempe dan keju
Sayuran Semua jenis sayuran seperti;
bayam, buncis, daun
singkong, kacang panjang,
labu siam dan wortel direbus,
ditumis dan kukus
Buah-buahan Semua jenis segar seperti;
pepaya, semangka, melon,
pisang, buah kaleng, buah
kering dan jus buah
Minuman Madu, sirup, teh dan kopi Minuman rendah kalori
encer
Lemak dan minyak Minyak goreng, mentega, Santan yang kental
margarin, santan encer, salad
g. Menjelaskan program diet dan pengaturan jadwal makan
Jadwal makan harus teratur, lebih baik makan dalam jumlah yang sedikit tapi
sering dan teratur daripada makan dalam porsi banyak tapi tidak teratur.
Penatalaksanaan Diet:
Þ Rasa makanan dapat di tingkatan dengan pemakaian bermacam-macam bumbu
Þ Untuk memudahkan penyajian makanan, yang diperlukan untuk menambah
konsumsi kalori dan protein pada makanan biasa adalah lauk pauk dan susu.
Þ Makanlah dengan porsi kecil tapi sering misalnya 3 kali makan pokok, dan 3 kali
selingan
Þ Perhatikan pemilihan bahan makanan yang menjadi kesukaan
Þ Istirahat yang cukup, misalnya tidur + 8 jam (orang dewasa), 10-12 jam (anak-anak)
Þ Pikiran tenang, tidak stress.
G. Evaluasi
1. Judul penyuluhan : Pengaturan Diit pada Penderita TBC
2. Jumlah Peserta : 10 peserta
3. Jalannya kegiatan penyuluhan:
a. Evaluasi Struktur
Peserta mengikuti penyuluhan.
Penyelenggaraan penyuluhan di Ruang Rawat Inap Arjuna 2
b. Evaluasi Proses
Peserta memperhatikan materi yang diberikan oleh penyuluh.
Peserta antusias dalam mengikuti penyuluhan dengan memberikan
umpan balik ketika acara tanya – jawab.
Peserta tidak meninggalkan tempat penyuluhan sebelum materi selesai
diberikan.
c. Evaluasi Hasil
Peserta mengajukan beberapa pertanyaan :
Sayur apa saja yang boleh untuk penderita TBC?
Buah apa saja yang boleh untuk penderita TBC dengan DM?
Apakah TBC dapat sembuh?
Jawaban
Penderita TBC tidak ada pantangan sayur, semua sayur dapat
dikonsumsi oleh penderita TBC kecuali ada komplikasi seperti
penyakit lambung, ada sayur yang dihindari untuk penyakit lambung
yaitu sayuran bergas seperti sawi dan kol.
Buah yang dapat dikonsumsi oleh pasien TBC dengan DM yaitu buah
dengan indeks glikemik rendah seperti pisang dengan jumlah yang
ditentukan, apel, jeruk dan buah yang belum masak.
TBC dapat sembuh dengan pengobatan rutin tanpa berhenti dalam
jangka waktu 6 bulan, apabila pengobatan berhenti ditengah jalan
maka pengobatan tersebut harus diulang dari awal kembali.
H. Kesimpulan
1. Semua sayur boleh dikonsumsi oleh penderita TBC tanpa komplikasi tertentu
2. Buah yang dapat dikonsumsi oleh penderita TBC dengan DM yaitu pisang
dengan jumlah yang ditentukan, apel, jeruk dan buah yang belum masak.
3. TBC dapat disembuhkan dengan pengobatan rutin selama 6 bulan.
Daftar Pustaka
Escott-Stump, Sylvia. 2008. Nutrition and Diagnosis-Related Care 6th Edition. Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins
Hughes, Martin. 2011. Nutritional Diet for TB. http://www.livestrong.com diakses pada
tanggal 27 September 2018.
Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI). 2009. Kamus Gizi Pelengkap Keluarga Sehat.
Jakarta: PT Kompas Media Nusantara.
Somantri, Irman. 2007. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem
Pernapasan. Jakarta: Salemba Medika.
World Health Organization. 2012. Nutritional care for adults with active tuberculosis.
http://www.who.int diakses pada tanggal 27 September 2018.
Lampiran