Anda di halaman 1dari 16

SATUAN ACARA PENYULUHAN KESEHATAN

RUMAH SAKIT (RS)

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok Praktek Kerja Lapangan

Oleh :

YUMNA NIRMALA H P1337431215009

MADA NADINE P1337431215021

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN RI

JURUSAN GIZI

PRODI DIV GIZI SEMARANG 2018


SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENGATURAN DIIT PADA PENDERITA TBC

Topik : Pengaturan Diit Pada Penderita Tbc

Sub topik :
1. Pengertian Tuberculosis
2. Cara pencegahan Tuberculosis
3. Pengertian diet
4. Tujuan menjalani diet
5. Kebutuhan gizi yang tepat bagi penderita TBC
6. Makanan yang dianjurkan
7. Makanan yang harus dihindari
8. Program diet dan pengaturan jadwal makan
Hari/ Tanggal : Kamis, 4 Oktober 2018
Tempat: Ruang Rawat Inap Arjuna 2
Sasaran : Keluarga dan Pasien

A. Latar Belakang
TB Paru merupakan penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis, yaitu kuman aerob yang mudah mati dan didapat terutama di paru atau
berbagai organ tubuh lainnya yang mempunyai tekanan parsial O2 yang tinggi
(Depkes, 2007).
Mycobacterium tuberculosis juga mempunyai kandungan lemak yang tinggi
pada membran selnya sehingga menyebabkan bakteri ini menjadi tahan terhadap asam
dan pertumbuhannya berlangsung dengan lambat. Bakteri ini tidak tahan terhadap
sinar ultraviolet, karena itu penularannya sering terjadi pada malam hari (Bahar,
2009).
Di Indonesia, TB paru masih menjadi salah satu penyakit yang menimbulkan
masalah kesehatan di masyarakat. Penderita TB paru di Indonesia merupakan urutan
ke-3 terbanyak di dunia setelah India dan 2 Cina dengan jumlah pasien, sekitar 10%
dari total jumlah pasien TB paru di dunia. Diperkirakan pada tahun 2004, ada 539.000
kasus baru dan kematian 101.000 orang. Insiden kasus TB paru BTA positif sekitar
110 per 100.000 penduduk (Depkes, 2007).
Keadaan malnutrisi atau kekurangan kalori, protein, vitamin, zat besi dan lain-
lain, akan mempengaruhi daya tahan tubuh seseorang sehingga rentan terhadap
penyakit termasuk TB paru. Keadaan ini merupakan faktor penting yang berpengaruh
di negara miskin maupun berkembang, baik pada orang dewasa maupun anak-anak
(Manalu, 2010). Orang dengan TB paru aktif sering kekurangan gizi dan mengalami
defisiensi makronutrien serta penurunan berat badan dan penurunan nafsu makan
(WHO, 2012).
Beberapa hasil penelitian yang berkaitan dengan masalah TB Paru dan
malnutrisi telah dilakukan antara lain memberikan diit Tinggi Kalori Tinggi Protein
(TKTP) dan obat TB pada penderita TB yang di rawat di rumah sakit dan hasilnya
terjadi perbaikan secara klinis berupa; peningkatan berat badan, peningkatan kadar
Hb, dan penurunan SGOT, SGPT.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan para peserta mampu mengetahui dan
memahami lebih luas mengenai diet pada penderita TB.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan tentang pengaturan diit pada pendertia tbc
diharapkan sasaran memahami tentang:
1) Menjelaskan pengertian Tuberculosis
2) Menjelaskan cara pencegahan Tuberculosis
3) Menyebutkan definisi diet
4) Menjelaskan tujuan menjalani diet
5) Menjelaskan kebutuhan nutrisi/diet yang tepat bagi penderita TBC
6) Menyebutkan makanan yang dianjurkan
7) Menyebutkan makanan yang harus dihindari
8) Menjelaskan program diet dan pengaturan jadwal makan
a) Sasaran
Sasaran pada kegiatan penyuluhan ini adalah pasien dan keluarga pasien yang
datang di RSUD K.R.M.T Wongsonegoro

C. Metode
Metode yang digunakan dalam kegiatan penyuluhan kesehatan rumah sakit
adalah ceramah dan tanya jawab.

D. Media
Leaflet
E. Kegiatan
Rincian Kegiatan Penyuluhan

No Waktu Uraian Kegiatan Materi Target Sasaran


1 5 menit Pembukaan : Mengucapkan salam - Menjawab
a. Salam pembuka
kepada peserta salam
b. perkenalan
- Memperhatikan
c. menyampaikan penyuluhan dan
dan mengikuti
maksud dan menjelaskan maksud dan
kegiatan
tujuan kegiatan tujuan kegiatan
penyuluhan
penyluhan
2 15 menit Kegiatan inti: Uraian materi: Menyimak dan
a. menyampaikan
 Menjelaskan memperhatikan
materi dengan pengertian
penyuluhan dengan
Tuberculosis
metode ceramah
 Menjelaskan cara baik.
pencegahan
Tuberculosis
 Menyebutkan
definisi diet
 Menjelaskan tujuan
menjalani diet
 Menjelaskan
kebutuhan
nutrisi/diet yang
tepat bagi penderita
TBC
 Menyebutkan
makanan yang
dianjurkan
 Menyebutkan
makanan yang
harus dihindari
 Menjelaskan
program diet dan
pengaturan jadwal
makan
-
3 10 menit Sesi tanya jawab Sesi pertanyaan yang Peserta penyuluhan
diajukan oleh peserta mengajukan
pertanyaan kepada
penyuluh maksimal
3 pertanyaan.
4 5 menit Penutup: Penyuluh mengucapkan Pasien dan keluarga
Ucapan salam penutup
salam penutup dan pasien dapat
dan kesimpulan
menyampaikan mengerti apa yang
kegiatan penyuluhan
kesimpulan dari kegiatan sudah dijelaskan.
penyuluhan

F. Materi Penyuluhan
a. Menjelaskan pengertian Tuberculosis
Penyakit TBC adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri yang
disebut Mycobacterium tuberculosis. Sebagian besar kuman TB menyerang paru,
tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainya. Menular dari orang ke orang
melalui tetesan dari tenggorokan dan paru-paru orang dengan penyakit pernapasan
aktif.
Gejala penyakit TB dapat dibagi menjadi gejala umum dan gejala khusus yang
timbul sesuai dengan organ yang terlibat. Gambaran secara klinis tidak terlalu
khas terutama pada kasus baru, sehingga cukup sulit untuk menegakkan diagnosa
secara klinik.
Gejala sistemik/umum :
 Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam
hari disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti
influenza dan bersifat hilang timbul.
 Penurunan nafsu makan dan berat badan.
 Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah).
 Perasaan tidak enak (malaise), lemah.
Gejala khusus :
 Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan
sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan
kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara "mengi",
suara nafas melemah yang disertai sesak.
 Kalau ada cairan di rongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai
dengan keluhan sakit dada.
 Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang
pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya,
pada muara ini akan keluar cairan nanah.
 Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut
sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi,
adanya penurunan kesadaran dan kejang-kejang.
Pada pasien anak yang tidak menimbulkan gejala, TBC dapat
terdeteksi kalau diketahui adanya kontak dengan pasien TBC dewasa. Kira-
kira 30-50% anak yang kontak dengan penderita TBC paru dewasa
memberikan hasil uji tuberkulin positif. Pada anak usia 3 bulan – 5 tahun yang
tinggal serumah dengan penderita TBC paru dewasa dengan Bakteri Tahan
Asam positif, dilaporkan 30% terinfeksi berdasarkan pemeriksaan
serologi/darah.
b. Cara pencegahan TB
1. Mengurangi kontak langsung dengan penderita penyakit TBC yang aktif
2. Mengkonsumsi makanan yang mengandung nilai gizi yang tinggi
3. Menjaga lingkungan agar tetap sehat dan baik.
4. Selalu menjaga kebugaran tubuh dengan berolahraga minimal 15 menit setiap
harinya.
5. Pemberian vaksin BCG pada balita untuk mencegah terjadinya TBC.

c. Menyebutkan definisi diet


Diet adalah pengaturan jumlah asupan makanan yang dikonsumsi oleh
seseorang. Kebiasaan diet adalah keputusan kebiasaan seseorang atau suatu
budaya untuk memilih makanan apa yang cocok untuk dimakan.
Diet dalam kamus pelengkap kesehatan keluarga tahun 2009 memiliki arti
sebagai pengaturan pola dan konsumsi makanan serta minuman yang dilarang,
dibatasi jumlahnya, dimodifikasi, atau diperolehkan dengan jumlah tertentu untuk
tujuan terapi penyakit yang diderita, kesehatan, atau penurunan berat badan.

d. Menjelaskan tujuan menjalani diet


Tujuan dilakukannya terapi diet bagi penderita tuberculosis adalah untuk
memberikan makanan secukupnya untuk memenuhi kebutuhan zat gizi yang
bertambah guna mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh.
Orang dengan TB aktif sering kekurangan gizi dan menderita defisiensi
mikronutrien serta penurunan berat badan dan nafsu makan menurun. Malnutrisi
meningkatkan risiko perkembangan dari infeksi TB menjadi penyakit TB aktif.
Malnutrisi atau kekurangan nutrisi adalah temuan paling umum yang dialami
penderita TB. Jika menderita efek kesehatan negatif TB, merancang dan
mempertahankan program diet seimbang menjadi salah satu cara yang paling
efektif untuk memerangi atau mengontrol kondisi serta untuk mengurangi
kemungkinan terkena kekurangan gizi.
e. Menjelaskan kebutuhan nutrisi/diet yang tepat bagi penderita TBC
Diet untuk penderita TB sangat penting karena kebanyakan penderita
mengalami kekurangan gizi. Kekurangan (defisiensi) protein menghambat
kemampuan tubuh untuk melawan infeksi.
Selain pengobatan antibiotik, diet TB yang tepat juga diperlukan untuk
memasok tubuh dengan berbagai nutrisi penting. Konsumsi alkohol harus benar-
benar dihindari selama mengidap TB karena bisa menyebabkan memburuknya
kondisi dan komplikasi lebih lanjut. Makanan berminyak dan pedas juga harus
dihindari. Dengan pengobatan yang tepat dan diet sehat, suat kemungkinan untuk
mendapatkan berat badan yang sehat. Diet TB harus terdiri dari banyak buah dan
sayuran segar. Hal ini penting untuk mempertahankan asupan kalori yang tepat.
Mengkonsumsi berbagai buah-buahan dan sayuran. Diet untuk pasien tb juga
harus memasukkan kacang-kacangan. Hal ini membantu untuk menjaga berat
badan dan juga membangun kekebalan terhadap penyakit lebih lanjut. Susu dan
produk susu juga harus menjadi bagian dari diet. Ada juga produk susu rendah
lemak dan lemak bebas tersedia saat ini.
Selain diet yang tepat, individu juga harus mendapatkan istirahat yang cukup
sehingga sistem kekebalan tubuh dapat pulih dan berfungsi dengan baik. Ketika
terpengaruh dengan TBC, disarankan untuk tinggal di rumah.
Syarat Diet
 Energi tinggi
 Karbohidrat cukup (60-70% total energi)
 Protein tinggi (75-100 gr/hari)/ 2-2.5 gr/kg BBI
 Lemak cukup (20 ± 25% total energi)
 Vitamin dan mineral cukup, terutama vitamin C dan Fe
 Bentuk makanan sesuai kemampuan pasien
 Makanan mudah cerna

f. Menyebutkan makanan yang dianjurkan dan makanan yang harus dihindari


Seperti yang selalu terjadi untuk kesehatan yang baik, ada makanan tertentu yang
tidak boleh makan dan zat Anda tidak harus menggunakan.

Bahan Makanan Dianjurkan Tidak Dianjurkan

Sumber karbohidrat Nasi, roti, dan hasil olahan Dimasak dengan banyak
tepung seperti kue minyak kelapa atau santan
kental
Sumber protein Daging sapi, ayam, ikan, Dimasak dengan banyak
telur, susu, dan hasil olahan minyak kelapa
seperti keju dan yoghurt
Sumber protein nabati Semua jenis kacang-kacang
dan hasil olahannya seperti
tempe dan keju
Sayuran Semua jenis sayuran seperti;
bayam, buncis, daun
singkong, kacang panjang,
labu siam dan wortel direbus,
ditumis dan kukus
Buah-buahan Semua jenis segar seperti;
pepaya, semangka, melon,
pisang, buah kaleng, buah
kering dan jus buah
Minuman Madu, sirup, teh dan kopi Minuman rendah kalori
encer
Lemak dan minyak Minyak goreng, mentega, Santan yang kental
margarin, santan encer, salad
g. Menjelaskan program diet dan pengaturan jadwal makan

Diet Tinggi Energi Tinggi Protein (TETP) bertujuan memberikan makanan


secukupnya untuk memenuhi kebutuhan kalori dan protein yang bertambah guna
mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh atau guna menambah berat
badan hingga mencapai normal. Syarat diet ini adalah tinggi kalori, tinggi protein,
cukup vitamin dan mineral, serta mudah dicerna.

Jadwal makan harus teratur, lebih baik makan dalam jumlah yang sedikit tapi
sering dan teratur daripada makan dalam porsi banyak tapi tidak teratur.

Penatalaksanaan Diet:
Þ Rasa makanan dapat di tingkatan dengan pemakaian bermacam-macam bumbu
Þ Untuk memudahkan penyajian makanan, yang diperlukan untuk menambah
konsumsi kalori dan protein pada makanan biasa adalah lauk pauk dan susu.
Þ Makanlah dengan porsi kecil tapi sering misalnya 3 kali makan pokok, dan 3 kali
selingan
Þ Perhatikan pemilihan bahan makanan yang menjadi kesukaan
Þ Istirahat yang cukup, misalnya tidur + 8 jam (orang dewasa), 10-12 jam (anak-anak)
Þ Pikiran tenang, tidak stress.

Porsi makan dalam sehari:


Þ Makanan pokok : 6 porsi
Þ Lauk hewani : 4 porsi
Þ Lauk nabati : 3 porsi
Þ Sayur : 3 porsi
Þ Susu : 2 porsi
Þ Buah : 2 porsi
Þ Gula : 1 porsi
Þ Minyak : 3 porsi
Contoh menu sehari:

Energy: 2400 kkal


Protein: 104 gr
Pagi : Nasi Siang : Nasi Sore : Nasi
Ayam goreng Pepes ikan Tongseng sapi
Tempe semur Telur ceplok Tempe bacem
Tumis bayam Sambal goring tahu Sop sayuran
Susu Tumis kangkung Susu

10.00 : Jus mangga 16.00 : Melon

G. Evaluasi
1. Judul penyuluhan : Pengaturan Diit pada Penderita TBC
2. Jumlah Peserta : 10 peserta
3. Jalannya kegiatan penyuluhan:

a. Evaluasi Struktur
 Peserta mengikuti penyuluhan.
 Penyelenggaraan penyuluhan di Ruang Rawat Inap Arjuna 2
b. Evaluasi Proses
 Peserta memperhatikan materi yang diberikan oleh penyuluh.
 Peserta antusias dalam mengikuti penyuluhan dengan memberikan
umpan balik ketika acara tanya – jawab.
 Peserta tidak meninggalkan tempat penyuluhan sebelum materi selesai
diberikan.
c. Evaluasi Hasil
 Peserta mengajukan beberapa pertanyaan :
 Sayur apa saja yang boleh untuk penderita TBC?
 Buah apa saja yang boleh untuk penderita TBC dengan DM?
 Apakah TBC dapat sembuh?
 Jawaban
 Penderita TBC tidak ada pantangan sayur, semua sayur dapat
dikonsumsi oleh penderita TBC kecuali ada komplikasi seperti
penyakit lambung, ada sayur yang dihindari untuk penyakit lambung
yaitu sayuran bergas seperti sawi dan kol.
 Buah yang dapat dikonsumsi oleh pasien TBC dengan DM yaitu buah
dengan indeks glikemik rendah seperti pisang dengan jumlah yang
ditentukan, apel, jeruk dan buah yang belum masak.
 TBC dapat sembuh dengan pengobatan rutin tanpa berhenti dalam
jangka waktu 6 bulan, apabila pengobatan berhenti ditengah jalan
maka pengobatan tersebut harus diulang dari awal kembali.
H. Kesimpulan
1. Semua sayur boleh dikonsumsi oleh penderita TBC tanpa komplikasi tertentu
2. Buah yang dapat dikonsumsi oleh penderita TBC dengan DM yaitu pisang
dengan jumlah yang ditentukan, apel, jeruk dan buah yang belum masak.
3. TBC dapat disembuhkan dengan pengobatan rutin selama 6 bulan.
Daftar Pustaka

Escott-Stump, Sylvia. 2008. Nutrition and Diagnosis-Related Care 6th Edition. Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins

Fong, Bethany, R.D. 2011. A Diet for Tuberculosis Patients. http://www.livestrong.com


diakses pada tanggal 27 September 2018.

Hughes, Martin. 2011. Nutritional Diet for TB. http://www.livestrong.com diakses pada
tanggal 27 September 2018.

Nutrition Information Centre University of Stellenbosch (NICUS). Tuberculosis and


Nutrition. Afrika Selatan: Department of Human Nutrition

Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI). 2009. Kamus Gizi Pelengkap Keluarga Sehat.
Jakarta: PT Kompas Media Nusantara.

Rodriguez, Diana. 2009. The Right Diet to Beat Tuberculosis.


http://www.everydayhealth.com diakses pada tanggal 8 April 2012

Somantri, Irman. 2007. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem
Pernapasan. Jakarta: Salemba Medika.

Wikipedia. 2012. Diet (nutrition). http://en.wikipedia.org diakses pada 11 April 2012.

World Health Organization. 2012. Nutritional care for adults with active tuberculosis.
http://www.who.int diakses pada tanggal 27 September 2018.
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai