Anda di halaman 1dari 3

Rencana Tata Bangunan dan

Lingkungan (RTBL)
SEPTEMBER 15, 2009 LUTVI UNCATEGORIZED TINGGALKAN KOMENTAR
Pedoman Umum dalam Perencanaan Tata Bangunan dan Lingkungan merupakan
panduan dalam merancang dan membangun suatu lingkungan/kawasan; yang
dimaksudkan untuk mengendalikan pemanfaatan ruang, penataan bangunan serta
penataan lingkungan.

Hal ini terkait dengan upaya untuk membuat suatu desain fisik dan spasial pada sebuah
kawasan yang dapat meningkatkan kualitas fisik lingkunganya, seperti yang
dikemukakan oleh Shirvani, Urban Design is the part of the planning process that deals
with the physical quality of the environment. …………………… it is the physical and spatial
design of the environment (Shirvani, 1985, p.5-44).

Tujuan penyusunan RTBL adalah untuk :

1. Menghindari pertumbuhan kawasan yang tidak terarah dan tidak terkendali;


serta mendorong ke arah keseragaman wajah/rupa kota
2. Mempertahankan keunggulan spesifik suatu kawasan sebagai kawasan yang
berjati diri
3. Merespon berbagai konflik kepentingan dalam penataan : antar bangunan;
bangunan dengan lingkungannya; bangunan dengan prasarana kota;
lingkungan dengan konteks regional / kota; bangunan dan lingkungan dengan
aktivitas publik; serta lingkungan dengan pemangku kepentingan
4. Merespon kebutuhan tindak lanjut atas rencana tata ruang yang ada sekaligus
manifestasi atas pemanfaatan ruang
5. Merespon kebutuhan untuk merealisasikan, melengkapi, dan mengintegrasikan
berbagai peraturan yang ada pada suatu kawasan, ataupun persyaratan teknis
lain yang berlaku
6. Merespon kebutuhan alternatif perangkat pengendali yang mampu
dilaksanakan langsung di lapangan

Pola Penataan RTBL dapat berupa perbaikan kawasan, seperti penataan lingkungan
permukiman kumuh/nelayan (perbaikan kampung), perbaikan desa-pusat
pertumbuhan, perbaikan kawasan, serta pelestarian kawasan; atau juga dapat berupa
pengembangan kembali kawasan, seperti peremajaan kawasan, pengembangan kawasan
terpadu, revitalisasi kawasan, serta rehabilitasi dan rekonstruksi kawasan pascabencana.
Selain itu, dapat juga berupa pembangunan baru kawasan, seperti pembangunan
kawasan permukiman (kawasan siap bangun/lingkungan siap bangun), pembangunan
kawasan terpadu, pembangunan desa agropolitan, pembangunan kawasan terpilih pusat
pertumbuhan desa (KTP2D), pembangunan kawasan perbatasan, dan pembangunan
kawasan pengendalian ketat (high-control zone). Yang terakhir, berupa
pelestarian/pelindungan kawasan, seperti pengendalian kawasan pelestarian,
revitalisasi kawasan, serta pengendalian kawasan rawan bencana.
Manfaat Penataan RTBL adalah :

1. Mengarahkan jalannya pembangunan sejak dini


2. Mewujudkan pemanfaatan ruang secara efektif, tepat guna, spesifik setempat dan
konkret sesuai dengan rencana tata ruang wilayah
3. Melengkapi peraturan daerah tentang bangunan gedung
4. Mewujudkan kesatuan karakter dan meningkatkan kualitas bangunan gedung dan
lingkungan/kawasan
5. Mengendalikan pertumbuhan fisik suatu lingkungan/kawasan
6. Menjamin implementasi pembangunan agar sesuai dengan aspirasi dan
kebutuhan masyarakat dalam pengembangan lingkungan/ kawasan yang
berkelanjutan
7. Menjamin terpeliharanya hasil pembangunan pascapelaksanaan, karena adanya
rasa memiliki dari masyarakat terhadap semua hasil pembangunan

Sehubungan dengan itu, sesuai dengan PP No. 36 Pasal 28, tercakup peraturan
pelaksanaan penataan RTBL sebagai berikut :

1. Dokumen RTBL disusun oleh pemerintah daerah atau berdasarkan kemitraan


pemerintah daerah, swasta, masyarakat dan/atau dengan dukungan fasilitasi
penyusunannya oleh Pemerintah sesuai dengan tingkat permasalahan pada
lingkungan/kawasan yang bersangkutan
2. Penyusunan Dokumen RTBL dilakukan dengan mendapat pertimbangan teknis
dari tim ahli bangunan gedung dan mempertimbangkan pendapat publik
3. Dokumen RTBL ditetapkan dengan peraturan Bupati/Walikota, dan untuk Daerah
Khusus Ibukota Jakarta dengan Peraturan Gubernur
4. Dalam penyusunan dokumen RTBL, Pemerintah dan pemerintah daerah
melaksanakan kewajibannya sesuai ketentuan.

Berikut ini penjelasan mengenai materi pokok RTBL :

a. PROGRAM BANGUNAN DAN LINGKUNGAN


Merupakan penjabaran lebih lanjut dari perencanaan dan peruntukan lahan yang telah
ditetapkan untuk kurun waktu tertentu, yang memuat jenis, jumlah, besaran, dan luasan
bangunan gedung, serta kebutuhan ruang terbuka hijau, fasilitas umum, fasilitas sosial,
prasarana aksesibilitas, sarana pencahayaan, dan sarana penyehatan lingkungan, baik
berupa penataan prasarana dan sarana yang sudah ada maupun baru

b.RENCANA UMUM DAN PANDUAN RANCANGAN


Merupakan ketentuan-ketentuan rancangan tata bangunan dan lingkungan yang bersifat
umum dalam mewujudkan lingkungan/kawasan perencanaan yang layak huni, berjati
diri, produktif, dan berkelanjutan. Terbagi berdasarkan :

1. Intensitas Pemanfaatan Lahan : pengaturan blok lingkungan; pengaturan


kaveling; pengaturan bangunan; pengaturan ketinggian & elevasi lantai
bangunan
2. Tata Bangunan : pengaturan blok lingkungan; pengaturan kaveling;
pengaturan bangunan; pengaturan ketinggian & elevasi lantai bangunan
3. Sistem Sirkulasi dan Jalur Penghubung : jaringan jalan & pergerakan;
sirkulasi kendaraan umum; sirkulasi kendaraan pribadi; sirkulasi
kendaraan umum informal setempat; pergerakan transit; parkir; jalur
servis lingkungan; sirkulasi pejalan kaki & sepeda; jalur penghubung
terpadu
4. Sistem Ruang Terbuka dan Tata Hijau : ruang terbuka umum; ruang terbuka
pribadi; ruang terbuka pribadi untuk umum; pepohonan & tata hijau;
bentang alam; jalur hijau
5. Tata Kualitas Lingkungan : konsep identitas lingkungan; konsep orientasi
lingkungan; wajah jalan
6. Sistem Prasarana dan Utilitas Lingkungan : jaringan air bersih; jaringan air
limbah & air kotor; jaringan drainase; jaringan persampahan; jaringan
listrik; jaringan telepon; jaringan pengamanan kebakaran; jaringan jalur
evakuasi.

Anda mungkin juga menyukai