Anda di halaman 1dari 6

e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 6 Nomor 1, Mei 2018

HUBUNGAN OBESITAS DENGAN KEJADIAN DIABETES MELITUS


DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RANOMUT
KOTA MANADO
Misrini Nangge
Gresty Masi
Wenda Oroh

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran


Universitas Sam Ratulangi Manado
Email : misrini.nangge@gmail.com

Abstract : Obesity is a condition in which a person's body has a high level of fat. A high level
of fat in the body can cause many health problems. One of the risks of people with obesity is
a disease called Diabetes Mellitus. Because Diabetes Mellitus will impact the quality of human
resources and will increase health costs substantially, government as well as the society should
take part in controlling diabetes mellitus, especially in lowering the high rates of obesity. The
purpose of this research is to find out the correlation between obesity and the incidences of
diabetes mellitus in the Ranomut Health Center Manado. The Design of this research used an
anatytical survey with cross sectional approach. The sampling technique is total sampling with
a total sample of 59 people. The Chi-square pearson statistic result with a 95% confidence level
(α = 0,05) obtained a result of p value 0,000 <0,05. The Conclusion is that there is a
correlation between Obesity and incidences of Diabetes Mellitus in the Ranomut Health Center
Manado.
Keywords : Obesity, Incidence of Diabetes Mellitus

Abstrak : Obesitas merupakan suatu kondisi dimana tubuh seseorang memiliki kadar lemak
yang terlalu tinggi. Kadar lemak yang terlalu tinggi dalam tubuh dapat menyebabkan berbagai
masalah kesehatan. Salah satu resiko yang dihadapi oleh orang yang obesitas adalah penyakit
Diabetes Melitus. Mengingat bahwa Diabetes Melitus akan memberikan dampak terhadap
kualitas sumber daya manusia dan peningkatan biaya kesehatan yang cukup besar oleh karena
itu bagi semua pihak, baik masyarakat maupun pemerintah, seharusnya ikut serta dalam usaha
penanggulangan Diabetes Melitus, khususnya dalam upaya pencegahan angka obesitas.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Hubungan Obesitas dengan Kejadian Diabetes Melitus
di wilayah kerja Puskesmas Ranomut kota Manado. Desain penelitian menggunakan survei
analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan total
sampling dengan jumlah sampel sebanyak 59 orang. Hasil uji statistik Pearson chi-square
dengan tingkat kepercayaan 95 % (α = 0,05 ) diperoleh hasil p value 0,000 < 0,05. Simpulan
yaitu ada Hubungan Obesitas dengan Kejadian Diabetes Melitus di wilayah kerja Puskesmas
Ranomut kota Manado.
Kata Kunci : Obesitas, Kejadian Diabetes Melitus

1
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 6 Nomor 1, Mei 2018

PENDAHULUAN yang obesitas adalah penyakit Diabetes


Diabetes Melitus merupakan Melitus. Menurut beberapa hasil penelitian,
kumpulan gejala yang timbul pada Diabetes Melitus sangat erat kaitannya
seseorang akibat tubuh mengalami dengan obesitas. Pada penderita Diabetes
gangguan metabolik yang mengakibatkan Melitus, pankreas menghasilkan insulin
peningkatan kadar gula dalam darah. dalam jumlah yang cukup untuk
Gangguan tersebut dapat disebabkan oleh mempertahankan kadar glukosa darah pada
sekresi hormon insulin yang tidak adekuat, tingkat normal, namun insulin tersebut
fungsi insulin yang terganggu (resistensi tidak dapat bekerja maksimal membantu
insulin) atau dapat merupakan gabungan sel-sel tubuh menyerap glukosa karena
dari keduanya (Soegondo, 2009). Penderita terganggu oleh komplikasi-komplikasi
Diabetes Melitus sering kita temui dimana obesitas, salah satunya adalah kadar lemak
saja dan merupakan masalah kesehatan darah yang tinggi terutama kolesterol dan
yang angka kejadian terus meningkat dari trigliserida (Olvista, 2011).
tahun ke tahun. Data dari International Peningkatan obesitas di Indonesia
Diabetic Federation (IDF) menunjukkan dilihat dari IMT> 25 pada wanita umur >18
angka kejadian Diabetes Melitus di dunia tahun mengalami peningkatan. Pada tahun
selama 3 tahun berturut-turut yaitu 7,2% 2007 sebesar 13,9%, selanjutnya tahun
(2013), 8,3% (2014), dan 8,8% (2015). 2010 sebesar 15,5% dan tahun 2013 sebesar
Angka kejadian menurut IDF, 2015 yaitu 1 32,9%, begitu juga pada laki-laki tahun
dari 11 orang dewasa menderita Diabetes 2007 sebesar 13,9%, tahun 2010 turun
Melitus, sedangkan menurut World Health menjadi 7,8% dan meningkat kembali pada
Organization (2016) memperkirakan 422 tahun 2013 sebesar 19,7%. Kemudian data
juta orang hidup dengan Diabetes Melitus obesitas di Sulawesi Utara pada penduduk
ditahun 2014. laki-laki dewasa sebesar 19,5% dan
Tingginya jumlah penderita Diabetes perempuan sebesar 34,7% berdasarkan IMT
Melitus tersebut membawa Indonesia >25 (Riskesdas, 2013), serta data obesitas
menjadi salah satu Negara dengan jumlah kota Manado penduduk laki-laki sebanyak
penderita Diabetes Melitus terbanyak 20,1% dan perempuan sebesar 26,5%
diurutan ke-7 di wilayah Pasifik Barat di (Laporan hasil RISKESDAS provinsi
tahun 2015 sebanyak 10 juta orang (IDF, Sulawesi Utara tahun 2007, (2009).
2015). Menurut Riskesdas tahun 2013 Pertambahan massa lemak selalu disertai
kasus terdiagnosa Diabetes Melitus di perubahan fisiologis tubuh yang sebagian
Indonesia meningkat dari 1,1% (2007) ke besar bergantung pada distribusi regional
2,1% (2013). Sulawesi Utara menjadi salah massa lemak itu. Timbunan lemak pada
satu provinsi dengan penderita Diabetes jaringan visceral (intra abdomen) yang
Melitus terbanyak urutan ketiga di tergambar penambahan lingkar perut akan
Indonesia 2,4% dengan didiagnosa oleh mendorong perkembangan peningkatan
tenaga kesehatan. Peningkatan prevalensi kadar insulin plasma, sindrom resistensi
Diabetes Melitus dipengaruhi oleh faktor insulin, hipertrigliseridemia dan
resiko yang dapat di modifikasi / diubah hiperlipidemia.
khususnya akibat kurangnya aktivitas fisik, Hasil studi pendahuluan yang
berat badan berlebih dan obesitas (WHO, dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas
2014). Ranomut Kota Manado Tahun 2017, data
Obesitas merupakan suatu kondisi Diabetes Melitus berdasarkan pemeriksaan
dimana tubuh seseorang memiliki kadar Gula Darah Sewaktu, di bulan Juli 33 orang,
lemak yang terlalu tinggi. Kadar lemak bulan Agustus sebanyak 31 orang dan 25
yang terlalu tinggi dalam tubuh dapat orang dibulan September, begitupun juga
menyebabkan berbagai masalah kesehatan. dengan data obesitas yang diperoleh
Salah satu resiko yang dihadapi oleh orang melalui perhitungan Berat Badan dan
2
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 6 Nomor 1, Mei 2018

Tinggi Badan seseorang sebelum mengetahui karakteristik Diabetes Melitus


pemeriksaan sesuai dengan IMT, dengan dengan kriteria bukan DM < 90 dberi kode
jumlah obesitas perbulan bervariasi bulan 1, belum pasti DM 90 – 199 diberi kode 2
Juli dikatakan obesitas sebanyak 64 orang, dan DM ≥ 200 diberi kode 3. Pengolahan
bulan Agustus sebanyak 104 orang dan data melalui tahap editing, coding,
bulan September 2017 sebanyak 59 orang processing dan cleaning. Analisa univariat
(Laporan PTM Puskesmas Ranomut Kota dan bivariat dengan menggunakan uji
Manado, 2017). Pearsone Chi-square dengan tingkat
Mengingat bahwa Diabetes Melitus kepercayaan 95% atau α ≤ 0,05.
akan memberikan dampak terhadap kualitas
sumber daya manusia dan peningkatan HASIL dan PEMBAHASAN
biaya kesehatan yang cukup besar, oleh Analisis Univariat
karena itu bagi semua pihak, baik Tabel 1. Distribusi Responden
masyarakat maupun pemerintah, Berdasarkan Umur di wilayah kerja
seharusnya ikut serta dalam usaha Puskesmas Ranomut Kota Manado.
penanggulangan Diabetes Melitus, Umur n %
khususnya dalam upaya pencegahan.
Dengan melihat uraian di atas mendorong 26-35 Tahun 5 8,5
peneliti untuk melakukan penelitian dengan 36-45 Tahun 19 32,2
judul “Hubungan Obesitas dengan Kejadian 46-55 Tahun 28 47,5
Diabetes Melitus di wilayah kerja 56-65 Tahun 7 11,9
Puskesmas Ranomut Kota Manado” Total 59 100
Sumber : Data primer, 2017
METODE PENELITIAN
Desain penelitian menggunakan Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa dari
survei analitik dengan pendekatan Cross 59 responden yang diteliti sebagian besar
Sectional. Penelitian ini dilaksanakan pada adalah berumur 46-55 tahun sebanyak 28
bulan Oktober-Desember 2017 di wilayah responden atau 47,5 %. Pengklasifikasian
kerja Puskesmas Ranomut kota Manado. umur berdasarkan klasifikasi umur menurut
Populasi dalam penelitian ini adalah semua DEPKES.
responden yang masuk dalam kategori
obesitas di wilayah kerja Puskesmas Tabel 2. Distribusi Responden
Ranomut kota Manado sejumlah 59 orang, Berdasarkan Jenis Kelamin di wilayah
besar sampel 59 orang yang diambil kerja Puskesmas Ranomut Kota Manado
berdasarkan teknik non probability
Jenis Kelamin n %
sampling dengan pendekatan total
sampling. Instrumen dalam penelitian ini Laki-laki 26 44,1
adalah lembar observasi bagian pertama Perempuan 33 55,9
dengan menggunakan alat Microtoa
Total 59 100
timbangan yang sudah dikalibrasi untuk
mengukur berat badan dan tinggi badan Sumber : Data primer, 2017
dengan mencari hasil Indeks Massa Tubuh
dengan kriteria pre obesitas (IMT 23,0- Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa dari
24,9) diberi kode 1, Obesitas Tk I (IMT 59 responden yang diteliti sebagian besar
25,0-29,9) diberi kode 2 dan Obesitas Tk II adalah jenis kelamin perempuan sebanyak
( IMT ≥30,0 ) diberi kode 3. Bagian kedua 33 responden atau 55,9 %.
dengan menggunakan alat Glukometer Test
Strip untuk mengkaji kadar Gula Darah
Sewaktu yang diperoleh dari hasil
pengukuran melalui darah kapiler, untuk
3
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 6 Nomor 1, Mei 2018

Tabel 3. Distribusi Responden Tabel 6. Distribusi Responden


Berdasarkan Pekerjaan di wilayah kerja Berdasarkan Kejadian Diabetes Melitus
Puskesmas Ranomut Kota Manado wilayah kerja Puskesmas Ranomut Kota
Pekerjaan n % Manado
IRT 30 50,8 Kejadian Diabetes
Melitus n %
Swasta 17 28,8 Bukan Diabetes
PNS 7 11,9 Melitus 19 32,2
Buruh 5 8,5 Belum Pasti Diabetes
Total 59 100 Melitus 21 35,6
Sumber : Data primer, 2017 Diabetes Melitus 19 32,2
Total 59 100
Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa dari Sumber : Data primer, 2017
59 responden yang diteliti sebagian besar
adalah pekerjaan Ibu Rumah Tangga (IRT) Berdasarkan tabel 6 diketahui bahwa dari
sebanyak 30 responden atau 50,8%. 59 responden yang diteliti sebagian besar
adalah belum pasti diabetes melitus
Tabel 4. Distribusi Responden sebanyak 21 responden atau 35,6%.
Berdasarkan Riwayat Penyakit
Diabetes Melitus di wilayah kerja Analisis Bivariat
Puskesmas Ranomut Kota Manado Tabel 7. Hubungan Obesitas dengan
Riwayat Penyakit kejadian Diabetes Melitus di wilayah
Diabetes Melitus n % kerja Puskesmas Ranomut Kota Manado
Ya 34 57,6 Kejadian Diabetes Melitus
Tidak 25 42,4 Bukan
Belum
Total
Pasti Diabetes P
Obesitas Diabetes
Total 59 100 Melitus
Diabetes Melitus Value
Melitus
Sumber : Data primer, 2017
n % n % n % n %
Pre
Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa dari Obesitas
12 20,3 2 3,4 2 3,4 16 27,1

59 responden yang diteliti sebagian besar Obesitas


3 5,1 14 23,7 5 8,5 22 37,3 0,000
Tingkat 1
adalah riwayat penyakit ya sebanyak 34 Obesitas
4 6,8 5 8,5 12 20,3 21 35,6
responden atau 57,6 %. Tingkat 2
Total 19 32,2 21 35,6 19 32,2 59 100

Tabel 5. Distribusi Responden Sumber : Data primer, 2017


Berdasarkan Obesitas di wilayah kerja
Puskesmas Ranomut Kota Manado Berdasarkan tabel 7 diatas diketahui bahwa
responden yang pre obesitas yang bukan
Obesitas n %
Diabetes Melittus sebanyak 20,3% dan
Pre Obesitas 16 27,1 responden paling banyak pada obesitas
Obesitas Tingkat 1 22 37,3 tingkat 1 dengan belum pasti Diabetes
Obesitas Tingkat 2 21 35,6 Melitus sebanyak 23,7% sementara obesitas
Total 59 100 tingkat 2 yang mengalami Diabetes mellitus
Sumber : Data primer, 2017 sebanyak 20,3%.
Tabel 7 diuji dengan uji pearson chi-square
Berdasarkan tabel 5 diketahui bahwa dari diperoleh hasil nilai P value 0,000 lebih
59 responden yang diteliti sebagian besar kecil dari α 0,05 maka dengan demikian
adalah obesitas tingkat 1 sebanyak 22 dapat dikatakan bahwa Ha diterima atau
responden atau 37,3 %. dengan kata lain ada hubungan obesitas
dengan kejadian Diabetes Melitus di

4
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 6 Nomor 1, Mei 2018

wilayah kerja Puskesmas Ranomut kota Diabetes Melitus di wilayah kerja


Manado. Puskesmas Ranomut karena dari hasil
penelitian pengukuran berat badan
Pembahasan responden yang diteliti rata-ratanya
Obesitas adalah berat badan yang mengalami obesitas sehingga
berlebih minimal 20% dari BB idaman atau memungkinkan seseorang mengalami
indeks massa tubuh lebih dari 25 kg/m2. Diabetes Melitus. Faktor terjadinya obesitas
Obesitas menyebabkan respon sel beta dapat disebabkan karena pola makan yang
pankreas terhadap peningkatan glukosa tidak baik ataupun kurangnya seseorang
darah berkurang, selain itu reseptor insulin untuk memperhatikan aktivitas seperti olah
pada sel di seluruh tubuh termasuk di otot raga sehingga dapat menyebabkan
berkurang jumlahnya dan kurang sensitive terjadinya Diabetes Melitus.
(Soegondo, 2009). Obesitas juga dapat
dikaitkan dengan pola makan dan pola SIMPULAN
hidup yang monoton. Resistensi insulin Berdasarkan hasil penelitian
meningkat dengan adanya obesitas yang Hubungan Obesitas dengan Kejadian
dapat menghalangi ambilan glukosa ke Diabetes Melitus di wilayah kerja
dalam otot dan sel lemak sehingga glukosa Puskesmas Ranomut kota Manado
dalam darah meningkat (Baradero, M. didapatkan hasil sebagai berikut :
2009). 1. Responden yang ada di wilayah
Diabetes Melitus merupakan penyakit kerja Puskesmas Ranomut kota
sistematis, kronis, dan multifaktorial yang Manado adalah obesitas tingkat 1.
dicirikan dengan hiperglikemia dan 2. Responden yang ada di wilayah
hiperlipidemia. Gejala yang timbul adalah kerja Puskesmas Ranomut kota
akibat kurangnya sekresi insulin atau ada Manado adalah lebih banyak yang
insulin yang cukup, tetapi tidak efektif belum pasti diabetes melitus.
(Baradero, M. 2009). Berdasarkan hasil 3. Terdapat Hubungan Obesitas
penelitian yang dilakukan oleh Farida, S. dengan kejadian Diabetes Melitus di
(2007) tentang hubungan diabetes melitus wilayah kerja Puskesmas Ronomut
dengan obesitas diperoleh hasil obesitas kota Manado.
beresiko terjadi diabetes melitus 2,26 kali
lebih tinggi dibandingkan dengan yang non DAFTAR PUSTAKA
obesitas sehingga angka kejadian Diabetes Baradero, M. (2009). Klien Gangguan
Melitus dapat meningkat dengan adanya Endokrin. Jakarta: Penerbit Buku
obesitas. Kedokteran EGC.
Begitupun juga dengan penelitian
yang dilakukan oleh Sharah. K, (2012) Farida, S. (2007) Hubungan Diabetes
bahwa seseorang yang obesitas mempunyai Melitus dengan Obesitas
hubungan signifikan dengan Diabetes berdasarkan Indeks Massa Tubuh
Melitus yaitu 7,1 4 kali lebih besar dan Lingkar Pinggang Data
dibandingkan dengan kelompok IMT Riskesdas 2007. Januari 5, 2018.
normal, demikian juga penelitian menurut
Sanjaya, I Nyoman, (2009) menemukan International Diabetes Federation. (2015).
bahwa individu yang mengalami obesitas International Diabetes Federation
mempunyai risiko 2,7 kali lebih besar untuk Diabetes Atlas 7th Edition.
terkena Diabetes Melitus dibandingkan Desember 6, 2017.
dengan individu yang tidak mengalami www.diabetesatlas.org
obesitas.
Menurut peneliti, terdapatnya Laporan PTM Puskesmas Ranomut Kota
hubungan obesitas dengan kejadian Manado, (2017).
5
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 6 Nomor 1, Mei 2018

min%2520kegemukan
Laporan Hasil RISKESDAS Provinsi jelantik%2520%2520haryati.pdf+
Sulawesi Utara Tahun 2007, (2009) &cd=2&hl=id&ct=clnk&gl=id

Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Setiadi. (2013). Konsep dan Praktik


Penelitian Kesehatan. Jakarta: Penulisan Risert Keperawatan.
Rineka Cipta Yogyakarta. Graha Ilmu.

Olvista. (2011). Diabetes dan Obesitas Soegondo. (2009). Diagnosis dan


(Kegemukan). Oktober 2, 2017 klasifikasi Diabetes Melitus terkini.
http:www.olvista.com/kesehatan/di Dalam Penatalaksanaan Diabetes
abetes-dan-obesitas Melitus terpadu. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI.
Riset Kesehatan Dasar. (2013). Riset
Kesehatan Dasar. November 11, Sanjaya,I Nyoman. (2009). “Pola Konsumsi
2017 Makanan Tradisional Bali sebagai
http://www.depkes.go.id/resources/ Faktor Resiko Diabetes Melitus
download/general/Hasil%20Riskes Tipe 2 di Tabanan”. Jurnal Skala
das%202013.pdf Husada Vol.6 No.1

Riset Kesehatan Dasar. (2013). Riset World Health Organization.(2010).


Kesehatan Dasar Dalam Angka Obesitas and Overweight.
Provinsi Sulawesi Utara. November November 11, 2017
11, 2017. darihttp//www.who.int/mediacentre/
factsheets/fs311/en/index.html
Soegondo. (2009). Penatalaksanaan
Diabetes Melitus Terpadu. Buku World Health Organization. (2014).
Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 4. Commission on Ending Childhood
Jilid 3. Jakarta. Obesity. Geneva, World Health
Organization, Departement of
Sharah, K. (2012). Tentang faktor resiko Noncommunicable disease
kejadian Diabetes Melitus di surveillance.
Puskesmas Kecamatan
Cengkareng. Januari 5, 2018 dari World Health Organization. (2016). Global
http://webcahce.googleusercontent. Report On Diabetes. Desember 6,
com/search?q=cache:sU7U7gP9qz 2017 dari
AJ:www.lpsdimataram.com/phocad http://who.int/diabetes/country-
ownload/Februari-2014/7- profiles/idn_en.pdf?ua=1
hubungan%2520faktor%2520risiko
%2520umur%2520jenis%2520kela

Anda mungkin juga menyukai