Anda di halaman 1dari 10

LABORATORIUM SISTEM TRANSMISI

NOMOR PERCOBAAN : 11
JUDUL PERCOBAAN : GELOMBANG BERDIRI DAN MENENTUKAN
KESALAHAN PADA SALURAN KOAKSIAL DENGAN
METODA RF

KELAS/GROUP : TT-5A/1
NAMA PRAKTIKAN : AGTA MARLINDA PUTRI (1316030001)

NAMA KELOMPOK : 1. ABIDZAR KHALID (1316030095)

2. HASNAH FAUZIA (1316030071)

3. BAGAS SATRIA (1316030025)

TANGGAL PERCOBAAN : 18 SEPTEMBER 2018


TGL PENYERAHAN LAP. :
NILAI :
DOSEN : YENNIWARTI RAFSYAM, SST, MT.

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
2018
GELOMBANG BERDIRI DAN MENENTUKAN KESALAHAN PADA SALURAN
KOAKSIAL DENGAN METODA RF

1. TUJUAN
1. Menentukan lokasi saluran putus.
2. Menentukan lokasi saluran yang terhubung singkat.
3. Menghitung delay phasa pada saluran.

2. DASAR TEORI
Bentuk gelombang berdiri pada saluran fungsi dari frekuensi dapat digunakan
untuk menemukan lokasi kesalahan dalam saluran asalkan panjang saluran diketahui.

Metodanya adalah sebagai berikut :

1. Sebuah tegangan diberikan pada ujung pengirim saluran 𝑈1 dan diukur sepanjang
saluran. Bila terjadi kesalahan pada saluran, pada frekuensi tertentu, tegangan
maksimum terjadi pada lokasi ini (λ/4). Kondisi rangkaian terbuka ini diubah
menjadi rangkaian hubung singkat pada ujung saluran dan menghasilkan
penurunan resistansi generator dan suatu tegangan minimum terjadi pada awal
saluran. Tegangan minimum yang diinginkan, dengan cara mengubah frekuensi
dan memisah frekuensi tersebut, 𝑓1 dapat ditentukan nilai rata-rata.
2. Akhirnya pada ujung akhir saluran, tegangan 𝑈2 diberikan dan diukur. Nilai
minimum 𝑈2 dan frekuensi yang menyertai ditentukan dan dari nilai ini 𝑓2
didapatkan.
3. Lokasi kesalahan (dari awal saluran) didapat sebagai berikut :

△ 𝑓2
𝐼𝐹 = 𝐼 (𝑚)
△ 𝑓1 + △ 𝑓2 𝑡𝑜𝑡

Untuk menentukan rangkaian hubung singkat, metoda λ/2 digunakan, yaitu


rangkaian hubung singkat yang diubah menjadi rangkaian hubung buka. Tegangan
minimal diukur pada awalsaliran dan ujung akhir saluran. Waktu penundaan phasa
dan pergeseran phasa antara tegangan keluaran dan tegangan masukan saluran dan
dinyatakan dengan frekuensi yang menyertainya. Saluran diterimnasi oleh impedansi
karakteristiknya untuk mendapatkan pengukuran berikut ini.

𝑎/𝑐𝑚 𝑎/𝑐𝑚 T∗
φ= 180⁰ dan 𝑡φ = 𝜇s
5𝑐𝑚 5𝑐𝑚 2

T ∗ adalah durasi pulsa (𝜇s)

3. ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN


- 1 buah Function Generator
- 1 buahOsiloskop
- 1 buah Frequency Counter
- 1 buah Dioda Adapter
- 1 buah Multimeter
- 1 buah Resistor 60 
- Saluran koaksial
- 1 buah kabel penghubung BNC/BNC
- 1 Set kabel penghubung dan plug
- 1 buah Tkonektor BNC

4. DIAGRAM RANGKAIAN

SALURAN KOAKSIAL 100 METER


1 2 3
4 5

R1 = 50 Ω
R= ohm

10 9 7
8 6

Gambar 1. Kabel terputus pada 75 m


Gen. Fungsi SALURAN KOAKSIAL 100 METER
1 2 3
4 5

R1 = 50 Ω
R=0,ohm

10 9 7
8 6

Gambar 2. Kabel terputus pada 25 m

Gen. Fungsi SALURAN KOAKSIAL 100 METER


1 2 3
4 5

R1 = 50 Ω
R=60 ohm

10 9 7
8 6

Gambar 3. Saat saluran hubung singkat

5. LANGKAH PERCOBAAN
1. Saluran Putus
Membuat rangkaian seperti Gambar1, plug terminal untuk konduktor dalam
kondisi terbuka. Meter bebas pentanahan digunakan dalam pengukuran tersebut.

Memberikan tegangan U1 pada masukan dan mengukurnya. Pada frekuensi 10


kHz, mengatur U1 sebesar 0 dB dan menaikkan frekuensi hingga mendapat nilai
minimum pertama, sekitar -3 dB sampai -5 dB. Menaikkan frekuensi lebih lanjut
hingga mendapat nilai minimum berikutnya. Mencatat frekuensi dan tegangan
pada kondisi minimum tersebut pada Tabel 1.
Menentukan beda frekuensi pemisah dan nilai rata-rata frekuensi pemisah tersebut
(f1). Kemudian menggambar diagramnya.

2. Memberikan tegangan U2 pada ujung akhir saluran seperti Gambar 2. Mengatur


tegangan 0 dB seperti langkah 1. Menentukan posisi dan nilai dari minimal yang
terjadi dan mentukan frekuensi pemisah serta frekuensi pemisah rata-rata
(f2).Memasukkan data pengukuran pada Tabel 2.
3. Menghitung panjang lokasi kesalahan (IF) dengan rumus sebagai berikut :

f 2
lF  .l tot . (m), dimana l tot.  100 m
f1  f 2

4. Saluran Hubungan Singkat


Merangkai seperti Gambar 3. Mengulangi langkah 1 sampai 3 untuk saluran yang
dihubung singkat pada lokasi 75 meter dari awal saluran dan menentukan lokasi
kesalahn (IF). Memasukkan data pengukuran ke dalam Tabel 3.
5. Memasang tegangan pada ujung beban, seperti Gambar 3. Mengulangi langkah 1
sampai 3. Memasukkan data pengukuran ke dalam Tabel 4.
6. Dengan menggunakan rangkaian pada Gambar 3, mengukur pergeseran phasa
antara tegangan masukkan dan keluaran untuk frekuensi yang tertera dalam tabel.
Menentukan waktu tunda phasa untuk frekuensi 1 MHz. Memberi beban 60 ohm
pada saluran.
7. Pada frekuensi seperti pada tabel, menggunakan rangkaian Gambar 3, mengukur
pergeseran phasa antara tegangan input dan output. Mengondisikan waktu delay
phasa pada f = 1 MHz. Memasukkan data pengukuran ke dalam Tabel 5.
6. HASIL PERCOBAAN

Untuk Langkah Kerja 1 :

Tabel 1. (Saat Tegangan minimum dan maksimum (Kabel terputus pada 75m)

Vmin (V) Frekuensi (MHz) Tegangan (Vpp) Δf1

10

Rata-rata

U1

0 dB

10 kHz MHz

Gambar 4 saat tegangan minum dan maksimum (Kabel terputus pada 75m)(Grafik
tabel 1)
Untuk langkah kerja 2

Tabel 2. Saat tegangan minum dan maksimum (kabel terputus pada 25 m)

Vmin (V) Frekuensi (MHz) Tegangan (Vpp) Δf2

Rata-rata

Beda frekuensi : ........ , ........ , ........ , ......... MHz

.........  .........  .........  .........


f1   .......... MHz
4
f 2 .......... ..
lF  .l tot .  . 100 m  .......... .. m
f1  f 2 .......... .......... .....
.........  .........  .........
f 2   .......... MHz
..........

Untuk langkah kerja 5.4

Tabel 3 (Saat saluran hubung singkat)

Vmin (V) Frekuensi (MHz) Tegangan (Vpp) Δf1

Rata-rata
U1

0 dB

10 kHz MHz

Gambar 5 saat saluran hubung singkat (Kabel terputus pada 75m)(Grafik tabel 3)

Beda frekuensi : ..... , ..... , ..... , ...... MHz

.........  .........  .........  .........


f1   .......... MHz
.......... .....

.........  .........  .........


f 2   .......... MHz
..........

f 2 .......... ..
lF  .l tot .  . 100 m  .......... .. m
f1  f 2 .......... .......... .....

Lokasi ksalahan (dihitung dari awal kabel)

Untuk langkah kerja 5.5

Tabel 4 (Saat pasang beban pada ujung saluran)

Vmin (V) Frekuensi (MHz) Tegangan (Vpp) Δf2

Rata-rata
U1

0 dB

10 kHz MHz

Gambar 6 saat pasang beban pada ujung saluran (Grafik tabel 4)

Beda frekuensi : ..... , ..... , ..... , ...... MHz

.........  .........  .........  .........


f1   .......... MHz
.......... .....

.........  .........  .........


f 2   .......... MHz
..........

f 2 .......... ..
lF  .l tot .  . 100 m  .......... .. m
f1  f 2 .......... .......... .....
Untuk langkah kerja 5.7

Tabel 5 (Pergeseran phasa antara tegangan input dan output sepanmjang saluran)

f 10 k 100 k 200 k 500 k 600 k 800 k 1M Hz

a cm

 

a cm
Dengan  . 180 
5 cm

Waktu tunda phasa, pada f  1 MHz, adalah   ......... 

.......... cm
t  . ........ s  ......... s
.......... cm

Anda mungkin juga menyukai