Anda di halaman 1dari 12

Vitamin c

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Vitamin adalah molekul organik sederhana yang diminta oleh tubuh. Vitamin bukan
karbohidrat, protein maupun lipid. Tubuh tidak dapat mensintesis vitamin-vitamin. Karena
larut dalam air, vitamin C mudah diserap dalam usus halus, dari mana ia langsung masuk ke
dalam darah vena porta ke hati dan dari sana ke seluruh tubuh. Vitamin ini disimpan dalam
banyak jaringan, tetapi terutama banyak sekali dalam organ yang berhubungan dengan
aktivitas metabolism (Tarrant, 1989).
Asam askorbat atau lebih dikenal dengan nama vitamin C adalah vitamin untuk jenis primat
tetapi tidak merupakan vitamin bagi hewan-hewan lain. Asam askorbat adalah suatu reduktor
kuat. Bentuk teroksidasinya, asam dehidroaskorbat, mudah direduksi lagi dengan berbagai
reduktor seperti glutation (GSH). Peranan asam askorbat sebagai koenzim belum dapat
dipastikan karena asam ini tidak dapat berikatan dengan protein yang manapun (Sulaiman,
1995).
Vitamin C memiliki sifat yang larut dalam air dan mudah rusak oleh panas udara, alkali
enzim, stabil pada suasana asam. Gejala yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin C
antara lain pendarahan ringan. Sedangkan gejala yang berat antara lain gigi rontok, luka pada
gusi, luka sukar sembuh dan tulang mudah patah. Vitamin C dapat ditemukan pada buah
jeruk, tomat, arbei, kangkung, kentang, cabai, selada hijau dan jambu biji(Baliwati dan Ali,
2002).

Vitamin C diperlukan pada pembentukan zat kolagen oleh fibroblast hingga merupakan
bagian dalam pembentukan zat intersel. Keadaan kekurangan vitamin C akan mengganggu
integrasi dinding kapiler. Vitamin C diperlukan juga pada proses pematangan eritrosit dan
pada pembentukan tulang dan dentin. Vitamin C mempunyai peranan penting pada respirasi
jaringan. Pada umur 1 tahun, umumnya anak sudah dapat diet yang lebih bervariasi hingga
angka kejadian menurun. Gejala-gejala yang menonjol:
1. Cengeng/mudah marah
2. Rasa nyeri pada tungkai bawah
3. Pseudoporolisis tungkai bawah, sedangkan tungkai atas jarang terserang (Supariasa, 2001).
Sumber vitamin C adalah buah-buahan segar terutama buah jeruk dan sayuran. Fungsinya
yang pasti tidak diketahui, kecuali bahwa askorbat ikut berperan pada kerja enzim-enzim
prolil dan lisil hidrolakse serta pehidroksifenil-piruvat oksidase, dan pada pembentukan
nondrenalin. Kebutuhan orang dewasa 60 mg lebih banyak dalm laktasi, 35 – 45 mg untuk
bayi dan anak-anak. Peningkatan kebutuhan dapat terjadi karena stress (Robert, 1977).
Vitamin C pertama-tama diisolasi oleh Szent Gyorgy (1928) dari jeruk, kol dan adrenal
korteks. Ia namakan senyawa tersebut asam heksuronik karena molekulnya mempunyai enam
karbon dan mempunyai sifat mereduksi. Vitamin C adalah derivate heksosa dan cocok
digolongkan sebagai suatu karbohidrat. Vitamin ini dalam bentuk Kristal berwarna putih,
sangat larut dalam air dan alcohol. Vitamin C stabil dalam keadaan erring tetapi mudah
teroksidasi dalam keadaan larutan apalagi dalam suasana basa (Suharjo, 1987).

Tujuan Percobaan
Untuk mengetahui kadar vitamin C pada masing-masing bahan dengan pengaru berbagai
perlakuan terhadap kadar vitamin C pada masing-masing bahan secara kualitatif.
Kegunaan Percobaan
- Sebagai salah satu syarat untuk dapat mengikuti praktikal test di Laboratorium Biokimia
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.
- Sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.

TINJAUAN PUSTAKA

Sumber vitamin C secara umum terdapat dalam buah jeruk, sayur-sayur hijau dan buah
tomat. Pada buah-buahan ini merupakan sumber vitamin C yang baik. Tubuh makhluk hidup
setiap harinya membutuhkan vitamin C dari 25 sampai 30 mg per harinya. Vitamin C dapat
juga beracun jika diambil atau dikonsumsi dalam dosis yang besar atau berlebihan, seperti
vitamin C, pricipat hasil akhir dari katabolisme yang disebut sebagai asam oxalit (Lal, 2006).
Walaupun asam askorbat pasti banyak diperlukan pada metabolisme, ia dapat disintesis pada
berbagai tumbuh-tumbuhan dan pada semua binatang yang diselidiki kecuali manusia dan
primata lainnya dan marmut. Jalan dimengerti bahwa sistem pemindahan hidrogen peranan
vitamin dalam system yaitu oksidasi tirosin. Salah satu reaksi analitik dipakai untuk vitamin c
adalah reduksi kuantitatif zat warna. Vitamin c sangat mudah dirusak oleh pemanasan, karena
ia mudah dioksidasi. Dapat juga hilang dalam jumlah yang banyak pada waktu mencincang
sayur-sayuran seperti kol atau pada menumbuk kentang (Harper, 1979).
Vitamin C dapat hilang karena hal-hal seperti:
1. Pemanasan, yang menyebabkan rusak/berbahayanya struktur
2. Pencucian sayuran setelah dipotong-potong terlebih dahulu
3. Adanya alkali atau suasana basa selama pengolahan
4. Membuka tempat berisi vitamin C, sebab oleh udara akan terjadi oksidasi yang tidak
reversible. Penambahan tomat atau jeruk nipis dapat mengurangi kadar vitamin C (Poedjiadi,
1994).
Di samping sangat larut dalam air, vitamin C mudah teroksidasi dan proses tersebut
dipercepat oleh panas, sinar atau enzim oksidasi, serta oleh katalis lembaga dan besi.
Oksidasi akan terhambat bila vitamin C dibiarkan dalam keadaan asam atau suhu rendah.
Buah yang masih muda (mentah) lebih banyak mengadung vitamin C. Semakin tua buah,
semakin berkurang vitamin C-nya(Prawirokusumo, 1994).
Pada proses penyimpanan yang lama, penambahan, peradangan dan pengerutan akan
menurunkan kandungan vitamin C pada bahan makanan, terutama sayuran dan buah-buahan.
Kebutuhan vitamin C pada tubuh setiap hari kurang lebih 60 mg. Sumber vitamin C terdapat
pada jeruk, tomat, mangga, papaya, bunga kol, bayam, daun papaya dan daun singkong
(Auliana, 1994).
Iodin dan iodium pada vitamin C digunakan sebagai indicator vitamin C, berperan penting
dalam hidroksilisin prolin dan lisin menjadi hidroksiprolin dan hidroksilisin yang merupakan
bahan pembentuk kolagen. Vitamin C merupakan reduktor kuat dan penentuannya dapat
ditentukan dengan menggunakan titrasi yang digunakan adalah iodine berdasarkan sifat yang
menentukannya. Indikator yang digunakan adalah amilum dengan standarisasi iodine yaitu 1
ml 0.01 N dan iodine ekivalen 0.8 asam askorbat (Poedjiadi, 1994).

BAHAN DAN METODE PERCOBAAN

Bahan
- Buah pir yang tidak didinginkan
- Buah pir yang didinginkan
- Jeruk sunkist.
- Jeruk manis.
- Jeruk purut
- Jerul nipis.
- Jeruk kesturi.
- Nenas masak.
- Apel merah.
- Apel hijau.
- Jambu biji masak.
- Jambu biji mentah.
- Jengkol.
- Petai.
- Semangka.
- Air.

Reagensia

- I2 ( Iodium ) 0,01 N
- NaOH ( Natrium hidroksida )
- Pati 1 %
- Phenophtalin ( PP ) 1 %

Alat

- Tabung reaksi
- Gelas ukur
- Pipet tetes
- Pipet skala
- Beaker glass
- Erlenmeyer
- Kertas saring
- Corong
- Mortal
- Biuret
- Timbangan
- Pisau
- Serbet

Prosedur Percobaan

- Dikupas buah (triming dipisahkan dengan dari kulit dan bijinya).


- Dicuci bersih.
- Dihaluskan dengan mortar.
- Dtimbang masing-masing 5 gr.
- Dimasukkan kedalam beaker glass dan ditambah air sampai volume 100 ml
- Disaring dan diambil filtratnya 10 ml sebanyak dua bagian
- 10 ml filtrat yang pertama + pati 1 % sebanyak 2 – 3 tetes untuk menguji kadar vitamin C
- 10 filtrat lainnya + pp 1% sebanyak 2 – 3 tetes untuk menguji total asam
- Dititrasi filtrat I dengan I2 sampai berwarna merah.
- Dicatat volume titrasinya
- Dititrasi filtrat II dengan NaOH sampai berwarna merah.
- Dicatat volume titrasinya
- Dihitung kadar vitamin C ( KVC ) dengan rumus :
KVC = ml I2 0,01 x 0,08 x fp x 100
Berat contoh
- Dihitung % total asam ( TA ) dengan rumus :
%TA = %NaOH x N NaOH x fp x BM asam dominan x 100%
Berat contoh x 1000 x valensi

HASIL DAN REAKSI

Hasil

No Nama Bahan KVC % TA


1. Buah pir yang tidak didinginkan 5,632 6,7
2. Buah pir yang didinginkan 8,272 0,134
3. Jeruk Sunkist 1425,6 27,13
4. Jeruk manis 1281,6 6,88
5. Jeruk purut 140,8 11,284
6. Jerul nipis 12,32 8,19
7. Jeruk kesturi 15,86 0,1
8 Jambu biji masak 162,14 61,64
9. Jambu biji mentah 126,88 29,48
10. Jengkol 7,04 8,8
11. Petai 8,8 -
12. Nenas Mentah 8,8 0,0182
13. Nenas masak 12,32 0,02184
14. Apel hijau 176 0,67
15. Apel merah 158,4 2,68
16. Semangka 14 2,18

Perhitungan

Pir yang didinginkan


Pir yang tidak didinginkan
Jeruk Sunkist;
Jeruk Manis;
Jeruk Purut;
Jeruk Nipis;
Jeruk Kesturi;
Jambu Biji Masak;
Jambu Biji Mentah;
Jengkol;
Petai;
Nenas Mentah;
Nenas Masak;
Apel Hijau;
Apel Merah;
Semangka;

Reaksi

Reaksi vitamin C dengan iodine

O=C-H O=C-H

HO-C HO-C-I

HO-C-H O + I2 HO-C-I + H2O

H-C H-C-OH

H-C-OH H-C-OH

H2-C-OH H2-C-OH

Reaksi Asam Malat

O=C O=C-OH

HO-C-H HO-C-Na

HO-C-H O + PP+ NaOH HO-C-H + H2O +NaOH (pink)

H-C H-C-OH

H-C-OH H-C-OH

H2-C-OH H2-C-OH

Asam Sitrat

COOH COONa

CH2 CH2

H2O C COOH+PP+NaOH HO C COOH+2H2O+NaOH(sisa)pink

CH2 CH2

COOH COONa

Asam Jengkolat

HH
COOH C H2C S C2H2 S CH2 C COOH (PP 1%)

NH3

OHO

NaOH C C CH2 S CH2 S CH2 C C + H20

CH2 NH3 NH4 ON4

PEMBAHASAN

Pada percobaan digunakan bahan dari buah-buahan yang telah diketahui banyak mengandung
vitamin. Vitamin C tidak dapat ditimbun, oleh karena itu bila kelebihan akan terus
dikeluarkan lewat urine sehingga vitamin C bersifat larut dalam air. Hal ini sesuai dengan
literatur Baliwati dan Ali (2004) yang menyatakan bahwa vitamin C memiliki sifat-sifat yang
larut dalam air dan mudah rusak oleh panas udara, alkali enzim, dan stabil pada suasana
asam. Dan vitamin C dapat ditemukan pada buah jeruk, tomat, arbei, kangkung, kentang,
cabai, selada hijau dan jambu biji.
Dari hasil percobaan diperoleh bahwa vitamin C yang ditambahkan dengan pati 1% sebanyak
4 tetes dan dititrasi dengan Iodine akan menghasilkan warna hitam permanen. Ini karena
iodine dan iodium merupakan indikator. Hal ini sesuai dengan literatur Poedjiadi (1994) yang
menyatakan bahwa penentuan vitamin C dapat ditentukan dengan titrasi iodine berdasarkan
sikap yang menentukan bahwa vitamin C dapat bereaksi dengan iodine. Indikator yang
digunakan adalah amilum dengan standarisasi larutan dengan iodine yaitu 1 ml 0.01 N dan
iodine ekivalen 0.8 asam askorbat.
Dari hasil percobaan diketahui bahwa jeruk sunkist mempunyai KVC 1425.6 mg dan % TA
sebesar 27.13%. Jambu biji masak mengandung KVC 162.14 mg dan % TA sebesar 61.64%.
Jambu biji mentah mengandung KVC 126.88 mg dan % TA 29.48%. KVC nenas mentah
adalah 8.8 mg dan % TA 0.0182 %. KVC nenas masak adalah 82.32 mg dan % TA
0.02184%. Ini membuktikan bahwa KVC buah mentah yang lebih tinggi daripada KVS buah
masak. Hal ini sesuai dengan literatur Lal (2000) yang menyatakan bahwa sumber vitamin C
sebagian besar berasal dari sayur-sayuran dan buah-buahan, terutama pada buah segar. Buah
yang masih mentah lebih banyak mengandung vitamin C. Semakin tua buah, semakin
berkurang kadar vitamin C-nya.
Dari hasil percobaan pada buah pir yang tidak didinginkan memiliki kadar vitamin C yang
paling tinggi dengan hasil 8,272. Hal ini disebabkan buah pir tersebut belum teroksidasi
dengan komponen lain. Hal ini sesuai dengan pernyataan Harper (1979) yang menyatakan
bahwa vitamin C sangat mudah dirusak oleh pemanasan karena ia mudah dioksidasi. Dapat
juga hilang dalam jumlah yang banyak pada waktu mencincang sayur-sayuran.
Dari hasil percobaan diketahui bahwa vitamin C dapat dirusak oleh pemanasan. Oksidasi
akan terhambat bila vitamin C dibiarkan dalam keadaan asam atau suhu rendah. Hal ini
sesuai dengan literatur Prawirokusumo (1994) yang menyatakan bahwa disamping sangat
larut dalam air, vitamin C mudah teroksidasi dan proses tersebut dipercepat oleh panas, sinar,
atau enzim oksidasi, serta oleh katalis lembaga dan besi. Oksidasi akan terhambat bila
vitamin C dibiarkan dalam keadaan asam atau suhu rendah.
Dari hasil percobaan antara buah nenas segar dengan buah nenas layu didapat bahwa
kandungan vitamin C yang paling tinggi terdapat pada nenas yang layu. Hal ini disebabkan
karena belum teroksidasi dan terhambat akibat antara lain suhu rendah. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Prawirokusumo (1994) yang menyatakan bahwa oksidasi akan terhambat bila
vitamin C dibiarkan dalam keadaan asam atau suhu rendah.
Pada percobaan reaksi Iodine dengan vitamin C yang sebelumnya ditambahkan pati untuk
menguji kadar vitamin C diperoleh hasil larutan dengan warna hitam permanen. Hal ini
menunjukkan bahwa buah yang mempunyai kadar vitamin C yang tinggi dengan penambahan
senyawa lain. Hal ini sesuai dengan literatur Sulaiman (1995) yang menyatakan bahwa asam
askorbat suatu reduktor kuat dan bentuk teroksidasi mudah direduksi dengan berbagai
reduktor.
Sifat vitamin C adalah:
1. Dalam bentuk kristal tidak berwarna
2. Larut dalam air dan sedikit larut dalam asetat atau alkohol yang mempunyai berat
3. Stabil pada pH rendah
4. Merupakan reduktoor kuat
5. Mudah teroksidasi
Fungsi vitamin C adalah:
1. Untuk membantu pembentukan kolagen interseluler
2. Untuk membantu proses hidrositasi dua asam amino prolin dan lisin
3. Untuk membentuk semua jaringan tubuh
Rumus struktur asam askorbat
OH
O│
O CH─CH2OH
CC
H
C═C

HO OH

Rumus bangun vitamin C


O=C
HOC O
HOC
HC
HOC – H
H2COH

KESIMPULAN

1. Dari hasil percobaan diketahui bahwa KVC pir yang didinginkan adalah 5.632 dengan %
TA = 6.7% dan KVC pir yang tidak didinginkan adalah 8.272 dengan % TA = 0.134%
2. Dari hasil percobaan diketahui bahwa KVC jambu biji masak adalah 162.14 dengan % TA
= 61.64% dan KVC jambu biji mentah adalah 126.88 dengan % TA = 29.48%
3. Dari hasil percobaan diketahui bahwa buah yang ditambahkan dengan pati 1 % dan
dititrasi dengan iodine akan menghasilkan warna hitam permanent.
4. Dari hasil percobaan diketahui bahwa KVC tertinggi adalah pada jeruk sunkist yaitu
1425.6 dan terendah adalah pada buah pir yang didinginkan yaitu 5.632.
5. Dari hasil percobaan diketahui bahwa %TA tertinggi adalah pada jeruk sunkist yaitu
61.64% dan terendah adalah pada nenas mentah yaitu 0.082%.
DAFTAR PUSTAKA

Auliana, R., 1994. Gizi dan Pengolahan Lahan. Adicita Karya Nusa, Yogyakarta.
Baliwati, Y.F dan Ali, K., 2002. Penilaian Status Gizi.
Harper, H.A., 1979. Biokimia. Diterjemahkan oleh Martin M. EGC, Jakarta.
Lal, H. 2000. Biochemistry for Dental Students. CBS Publishers and Distributor, New Delhi.
Poedjiadi, A., 1994. Dasar-dasar Biokimia. UI-Press, Jakarta.
Prawirokusumo, S. 1994. Ilmu Gizi Komparatif. BPFE, Yogyakarta.
Robert, W.M., 1977. Biokimia. Airlangga University Press, Semarang.
Suharjo, 1987. Prinsip-Prinsip Ilmu Gizi. Kanisius, Jakarta.
Sulaiman, A.H., 1995. Biokimia untuk Pertanian. USU-Press, Medan
Supariasa, I.D.N., 2001. Penilaian Status Gizi. EGC, Jakarta.
Tarrant, 1989. Basic Collage Chemistry. Harper and Row Publisher, London.
Diposkan oleh arenloveu di 8:00:00 AM
Label: biokimia, vitamin c
0 komentar:
Poskan Komentar
Link ke posting ini
Buat sebuah Link
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langgan: Poskan Komentar (Atom)
Blog Archive
 ► 2011 (3)
o ► April (3)
 NANAS (Ananas comosus) Sebagai OBAT SEMBELIT
 KEMUNING (Murraya paniculata (L.) Jack.) SEBAGAI O...
 KAYU MANIS (Cinnamomum burmanii (Ness)BL.)

 ► 2010 (14)
o ► Juni (4)
 BUDIDAYA PISANG
 BUDIDAYA LENGKENG
 BUDIDAYA ALPUKAT
 MENGHITUNG UMUR TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis
guine...
o ► April (9)
 ASAM ASETAT
 GULMA TANAMAN
 GULMA TANAMAN
 GULMA TANAMAN
 Alelopati - Interaksi antarpopulasi
 ALLELOPATY
 KENDALA PERTANIAN LAHAN KERING MASAM DAERAH
TROPI...
 DAMPAK PERUBAHAN IKLIM BAGI PETANI INDONESIA
 Teknik Okulasi Pada Tanaman Jeruk (Citrus sp.)
o ► Maret (1)
 Jenis-Jenis Pupuk
 ▼ 2009 (34)
o ► November (1)
 kumpulan laporan gulma
o ▼ Oktober (12)
 vitamin c
 protein
 lipid (lemak)
 karbohidrat
 karbohidrat
 enzim
 air susu
 air susu
 air susu
 radiasi surya
 laju transpirasi
 laju transpirasi
o ► September (19)
 koesien respirasi
 koesien respirasi
 inisiasi akar
 inisiasi akar
 inisiasi akar
 inisiasi akar
 inisiasi akar
 imbibisi biji
 imbibisi biji
 hidroponik
 hidroponik
 hidroponik
 hidroponik
 fotosintesis
 fotosintesis
 fotosintesis
 dormansi biji
 dormansi biji
 daerah pertumbuhan tanaman
o ► Agustus (2)
 imbibisi biji

About Me

arenloveu
nama lengkap saya sthefani melkasari sinuraya. anak 1 dari 3 bersaudara lahir di jayapura, 7
mei 1989. saat ini terdaftar sebagai mahasiswi di fakultas pertanian universitas sumatera utara
pada bidang studi agronomi di departemen budidaya pertanian sejak 2007 hingga sekarang
Lihat profil lengkapku

Lencana Facebook
Sthefani Melkasari

Buat Lencana Anda

my task....
kemarin tugas...sekarang tugas...besok tugas...lusa tugas lagi...

Search

Custom Search

anatomy - histology - veterinary - cells - biotechnology

PENENTUAN KADAR VITAMIN C Field Code Changed


I. TUJUAN
Untuk mengetahui kadar vitamin C pada buah jeruk

II . DASAR TEORI
Vitamin merupakan mikronutrien organik esensial. Nama vitamin pertama kali digunakan
bagi mikronutrien organik spesifik yang dibutuhkan untuk mencegah penyakit kekurangan
gizi yang di sebut beri-beri, selain itu juga untuk menjegah terjadi nya sariawan, dan lain
sebagainya. Karena faktor ini mempunyai sifat-sifat suatu arin, maka Casimir Funk,seorang
ahli biokimia Polandia menyebutnya vitamine. Kemudian setelah sejumlah mikronutrien
organik esensial lainnya ditemukan huruf “e”,ditiadakan karena ditemukan bahwa tidak
semua vitamin merupakan amin.
Adapun vitamin dibedakan menjadi 2kelas ,yaitu:
1. Vitamin yang larut dalam air :
- Tiamin(vitamin B1)
- Riboflavin (vitamin B2)
- Asam nikotinat
- Asam pantotenat
- Piridoksin (vitamin B6)
- Biotin
- Asam folat
- Vitamin B12
- Asam askorbat (vitamin C)
2. Vitamin yang larut dalam lemak :
- Vitamin A
- Vitamin D
- Vitamin E
- Vitamin K
Asam askorbat (vitamin C) banyak diperlukan dalam metabolisme. Sumber vitamin C adalah
buah sitrun ,arbei, semangka, cabai, tomat,apel, jeruk, kol merah, dan sayur – sayuran yang
berdaun hijau. Meskipun telah diketahui sejak tahun 1970-an, bahwa suatu faktor di dalam
jeruk mencegah penyakit sariawan. Faktor tersebut belum diisolasi dan diidentifikasi sampai
tahun 1933 ,ketika C. Glenking dan Waught di Amerika ,akhirnya mengisolasi faktor anti
sariawan dari sari jeruk .
Vitamin C mungkin merupakan vitamin yang larut dalam air yang paling kurang stabil.
Vitamin C tahan terhadap pembekuan

III. BAHAN
- Buah jeruk
- Aquades
- Amylum 1%
- 0,01 N standar Yodium

IV. ALAT
- Pipet tetes
- Biuret
- Gelas ukur
- Kertas saring

V. CARA KERJA
1. Diambil 3 buah jeruk segar dihancurkan , kemudian disaring.
2. Diambil 10 ml sari buah jeruk di tambahkan 5 tetes Amilum 1% dan ditambahkan 10 ml
aquades.
3. Kemudian di titrasi dengan larutan 0.01 N standar Yodium sampai timbul warna biru
konstan

VI. HASIL
- 10 ml air jeruk ditambahkan 5 tetes amilum dan 10 ml aquades → di titrasi dengan Yodium
→ biru gelap

VII. PEMBAHASAN
- Perhitunan
Diketahui :
Volume Yodium: 4,5 ml
Asam askorbat : 0,88 mg
Ditanya: Kadar vitamin C……?
Jawab
1 ml 0,01 N Yodium : 0,88 mg Asam askorbat
4,5 ml 0,01 N Yodium : …..mg vitamin C
Vitamin C = 4,5ml × 0,88 mg
1 ml
Vitamin C = 3,96 mg

Pada percobaan yang telah dilakukan pada pengujian kadar vitamin C pada buah jeruk,yaitu
10 ml air jeruk ditambahkan 5 tetes amilum dan 10 ml aquades , kemudian di titrasi sampai
terjadi perubahan warna biru gelap,didapatkan volume Yodium sebesar 4,5 ml. Dengan
menggunakan volume yodium tersebut didapatkan kadar vitamin C buah jeruk sebesar 3,96
mg.Jadi kadar vitamin Cdalam buah jeruk yang di gunakan dalam praktikum ini 3,96 mg.

VIII. KESIMPULAN
Pada percobaan yang telah di lakukan dapat di simpulkan bahwa :
1. 10 ml air jeruk ditambahkan 5 tetes amilum dan 10 ml aquades → di titrasi dengan
Yodium → biru gelap.
2. Dalam titrasi di dapatkan volume yodium sebesar 4,5 ml.
3. Dalam ekstrak buah jeruk terkandung vitamin C sebesar 3,96 mg.

IX. DAFTAR PUSTAKA


- Wijana, I Made Sara.dkk.2007.Penuntun Praktikum Biokimia.Laboratorium Biokimia
Jurusan Biologi F MIPA UNUD.
- Lehninger,Alberty L. dkk.1995.Dasar –Dasar Biokimia Jilid I. Erlangga. Jakarta.
- Martin,David W. dkk.1992. Biokimia Harper. Edisi 20 EGC.Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai