Abstrak
Minyak jarak merupakan minyak nabati yang diperoleh dengan cara pemerasan dari tanaman Ricinus
communis, kegunaan langsung minyak jarak terbatas pada industri genteng, obat – obatan , minyak rem,
dan minyak lincir sehingga dilakukan hidrolisa minyak untuk meningkatkan penggunaannya. Hidrolisa
minyak jarak dalam percobaan ini dilakukan menggunakan variabel konsentrasi katalis HCl yaitu 0.1N,
0.15N, dan 0.2N dengan melakukan analisa kadar asam lemak pada bahan baku, kemudian hidrolisa
minyak selama 15 menit dan analisa kadar asam lemak bebas. Berdasarkan percobaan yang telah
dilakukan, hasil menunjukkan pada konsentrasi HCl 0,2 N didapatkan konversi hidrolisa tertinggi sebesar
0,13; konstanta kecepatan reaksi tertinggi yaitu 0,0104/menit; dan konstanta kesetimbangan reaksi
hidrolisa yang diperoleh sebesar 1,283x10-7.
Kata kunci: minyak jarak; konversi; konstanta kecepatan reaksi; hidrolisa; katalis
Abstract
The Analysis of Effect of Catalyst’s Concentration on Hydrolysis of Castor oil Plant. Castor oil is
vegetable oil obtained by extortion from Ricinus communis, direct usefulness of castor oil is limited to the
tile industry , medicine , brake fluid , and oil slick, so to increase its usage can be done by hydrolysis of
castor oil. The hydrolysis of castor oil in this lab work are using HCl catalyst’s concentration variable
which are 0.1N, 0.15N, and 0.2N by analyzing the content of fatty acids in raw materials, hydrolyzing castor
oil for 15 minutes and analyzing the content of free fatty acid as hydrolysis results. The results of this lab
work show that the HCl catalyst’s concentration of 0.2 N produces the highest conversion, i.e 0,13; the
greatest of reaction rate constant value, i.e 0.0104/min and the greatest of equilibrium constant value, i.e
1,283x10-7.
Keywords: castor oil; conversion; the reaction rate constant; hydrolysis; catalyst
Tabel 3.5 Data Konstanta Kesetimbangan Reaksi Hidrolisa Minyak Jarak pada setiap Variabel Konsentrasi
Katalis HCl
XA K
t (menit)
0.1 N 0.15 N 0.2 N 0.1 N 0.15 N 0.2 N
0 5,56x 10-5 5,87 x 10-5 9,8 x 10-5
5 6,11 x 10-5 7,17 x 10-5 1,00 x 10-4
2,377x10-8 2,611x10-8 1,283x10-7
10 6,97 x 10-5 7,4 x 10-5 1,16 x 10-4
15 7,63 x 10-5 7,83 x 10-5 1,19 x 10-4
tercapainya keadaan setimbang [6]. Peningkatan nilai
konstanta kesetimbangan dengan semakin besar
konsentrasi katalis HCl disebabkan karena dengan
semakin besar konsentrasi katalis HCl, maka semakin
banyak reaktan yang teraktifkan dengan adanya ion
H+ dari katalis HCl sehingga semakin banyak produk
yang terbentuk dalam proses hidrolisa. Pada
konsentrasi katalis HCl 0,1 N diperoleh konsentrasi
asam lemak yang terbentuk yaitu 0,000229 mgrek/gr
minyak, pada konsentrasi katalis HCl 0,15 N
diperoleh konsentrasi asam lemak terbentuk sebesar
0,000235 mgrek/gr minyak dan konsentrasi asam
Gambar 3.3 Hubungan konsentrasi katalis terhadap lemak terbentuk dengan penambahan katalis HCl 0,2
arah kesetimbangan reaksi hidrolisa N diperoleh sebesar 0,000356 mgrek/minyak.
minyak jarak Konsentrasi produk yang terbentuk ini
mempengaruhi nilai konstanta kesetimbangan reaksi
Berdasarkan grafik pada gambar 4.3, data hidrolisa yang diperoleh. Sehingga semakin besar
yang diperoleh menunjukkan semakin besar konsentrasi produk yang terbentuk, semakin besar
konsentrasi katalis HCl yang digunakan pada reaksi pula nilai konstanta kesetimbangan reaksi yang
hidrolisa minyak, konstanta kesetimbangan reaksi diperoleh.
yang diperoleh juga semakin besar. Konstanta
kesetimbangan reaksi pada konsentrasi katalis HCl 3.4 Mekanisme Penambahan Surfaktan terhadap
0,1 N yang diperoleh yaitu sebesar 2,377x10 -8 , pada Hidrolisa Minyak Jarak
konsentrasi katalis HCl 0,15 N diperoleh konstanta Surfaktan (Surface Active Agent) merupakan
kesetimbangan reaksi sebesar 2,611x10 -8 sedangkan zat seperti deterjen yang ditambahkan pada campuran
pada konsentrasi katalis HCl 0,2 N diperoleh emulsi untuk meningkatkan sifat penyebaran atau
konstanta kesetimbangan reaksi sebesar 1,283x10-7. pembasahan dengan menurunkan tegangan
Reaksi hidrolisa minyak jarak dapat ditulis dalam permukaan cairan, terutama air. Surfaktan memiliki
bentuk sederhana menjadi persamaan reaksi berikut struktur molekul yang terdiri dari gugus liofobik
ini : (tidak suka air) yang mudah bersenyawa dengan
A + 3B C+D minyak dan gugus liofilik (suka air) yang mudah
sehingga nilai konstanta kesetimbangan yang bersenyawa dengan air. Penggunaan surfaktan terbagi
diperoleh menggunakan rumus : menjadi tiga, yaitu sebagai bahan pembasah, bahan
[ ] [ ]
K= pengemulsi dan bahan pelarut, sehingga surfaktan
[ ] [ ]
dibagi menjadi 2 golongan besar yaitu surfaktan yang
Konstanta kesetimbangan reaksi yang diperoleh
larut dalam minyak dan surfaktan yang larut dalam
dalam percobaan ini nilainya kurang dari satu (K<<1)
pelarut air.
sehingga reaksi hidrolisa minyak yang terjadi
merupakan reaksi reversibel atau dua arah. Reaksi
dua arah ini menyebabkan reaksi hidrolisa minyak
memiliki reaksi kesetimbangan yang berlangsung
dalam dua tahap yaitu reaksi kesetimbangan
hidrolisis trigliserida menjadi asam lemak dan
gliserol, dan reaksi esterifikasi minyak dari asam
lemak dan gliserol [3]. Dalam reaksi hidrolisa
minyak jarak, reaktan air dibuat berlebihan
dibandingkan reaktan minyak dengan perbandingan
mol reaktan minyak : air yaitu 1 : 10. Perbandingan Gambar 3.4 Struktur molekul surfaktan
mol air yang lebih banyak dari minyak menyebabkan Mekanisme kerja surfaktan pada hidrolisa
reaksi bergeser ke arah kanan yaitu pembentukan minyak yaitu dengan menurunkan tegangan
asam lemak. permukaan air. Penurunan tegangan permukaan air
Katalis bereaksi pada awal dan dihasilkan dilakukan dengan mematahkan ikatan-ikatan
kembali pada akhir reaksi, sehingga katalis tidak hidrogen pada permukaan [1]. Hal ini didukung juga
mempengaruhi harga tetapan kesetimbangan. Katalis oleh struktur molekul surfaktan yang memiliki gugus
hanya berfungsi mempercepat baik reaksi irreversibel liofobik dan liofilik, dimana kepala-kepala hidrofilik
maupun reaksi reversibel sehingga mempercepat terletak di permukaan air dengan ekor-ekor
hidrofobiknya terentang menjauhi permukaan air. sehingga nilai konstanta kesetimbangan reaksi
Gugus liofilik pada surfaktan bersifat polar sehingga semakin besar. Pada praktikum ini, nilai
jika gugus polar lebih dominan, maka akan konstanta kesetimbangan terbesar diperoleh
menyebabkan tegangan permukaan air menjadi lebih pada konsentrasi HCl 0,2 N sebesar 1,283x10-7.
rendah sedangkan jika gugus liofobik yang bersifat 4. Mekanisme kerja surfaktan yang ditambahkan
non polar lebih dominan, maka tegangan permukaan pada reaksi hidrolisa minyak jarak adalah
minyak yang akan menjadi lebih rendah sehingga dengan menurunkan tegangan permukaan
mudah menyebar dan menjadi fase kontinyu. sehingga hingga terbentuk misel sehingga
minyak dan air dapat larut.
Daftar Pustaka
[1] Adamson, A.W., 1982. Physical Chemistry of
Surface. A wiley-Interscience Publication, USA.
[2] Agra, S. B. dan Warnijati S. 1972. Hidrolisis
Minyak Kelapa Dengan Katalisator Asam.
Forum Teknik.2 (1). Hal 31 – 40
[3] Dwi, Ardiana. “Kinetika Reaksi Esterifikasi Asam
Formiat dengan Etanol pada Varian Suhu dan
Konsentrasi Katalis”
[4] Furi, Trievita A. dan Pamilia C., 2012. Pengaruh
Gambar 3.5 Mekanisme kerja surfaktan sebagai Perbedaan Ukuran Partikel dari Ampas Tebu
emulsifier minyak dan air dan Konsentrasi Natrium Bisulfit (NaHSO3)
Penambahan surfaktan dalam larutan, pada Proses Pembuatan Surfaktan. Jurusan
setelah mencapai konsentrasi tertentu, tegangan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas
permukaan akan konstan walaupun konsentrasi Sriwijaya: Palembang
surfaktan ditingkatkan. Bila surfaktan tetap [5] Griflin, R. C. 1927. Technical Method of
ditambahkan melebihi konsentrasi ini maka Analysis. 2nd ed. P. 307 – 311. Mc Graw Hill
surfaktan akan beragregasi membentuk misel dengan Book Company, Inc. New York.
konsentrasi yang disebut critical micelle [6] Persada, Welly R. 2012. Pendekatan Kinetika
concentration (cmc). Tegangan permukaan akan terhadap Reaksi Kesetimbangan; Studi Kasus
menurun hingga cmc tercapai [4]. Kemudian setelah pada Data Pustaka dan Reaksi Hidrolisis Metil
cmc tercapai maka tegangan permukaan akan konstan Asetat. Fakultas Matematika dan IPA
yang menunjukkan bahwa antar muka menjadi jenuh Universitas Negeri Sebelas Maret: Surakarta
dan terbentuk misel yang berada dalam [7] Rahayu, S. 1999. Hidrolisis Minyak Jarak
keseimbangan dinamis dengan monomernya. Dengan Katalisator Asam Sulfat. Presiding
Terbentuk misel inilah yang menandakan bahwa Seminar Nasional Rekayasa Dan Proses.
minyak dan air dapat larut dengan adanya [8] Setyadji, Moch., Susiantini, Endang dan Sri
penambahan surfaktan. Murniasih. 2013. Pengaruh Jumlah Katalisator
dan Kecepatan Pengadukan terhadap Konstanta
4. Kesimpulan Kecepatan Reaksi dan Hasil Esterifikasi Minyak
Kesimpulan yang dapat diambil dari Jarak Pagar. Pusat Teknologi Akselerator dan
penelitian ini adalah sebagai berikut: Proses – BATAN
1. Semakin besar konsentrasi katalis HCl yang [9] Suwandari, Juwita, Aziz, Isalmi dan Siti
digunakan selama reaksi hidrolisa maka Nurbayti. 2013. Pembuatan Gliserol dengan
konversi yang dihasilkan semakin besar. Hasil Reaksi Hidrolisis Minyak Goreng. Fakultas
praktikum diperoleh konversi tertinggi yaitu Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri
0,13 pada konsentrasi HCl 0,2 N. Syarif Hidayatullah: Jakarta
2. Semakin besar konsentrasi katalis HCl yang [10] Sven, Tj And Chien, T.P. 1941. Reaction
digunakan selama reaksi hidrolisa maka nilai Mechanism Of The Acid Hydrolysis Of Fatty
konstanta kecepatan reaksi yang terjadi semakin Oils. Ind. Eng. Chem, 33.1893.
besar. Pada praktikum ini, diperoleh nilai [11] Widjajanti, Endang. 2005. Pengaruh Katalisator
konstanta kecepatan reaksi terbesar yaitu terhadap Laju Reaksi. Fakultas Matematika dan
0,0104/menit pada konsentrasi HCl 0,2 N. Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Negeri
3. Semakin besar konsentrasi katalis HCl yang Yogyakarta: Yogyakarta
digunakan selama reaksi hidrolisa maka
semakin banyak produk yang terbentuk