Ketika perekonomian memproduksi badarang dan jasa dalam jumlah yang lebih sedikit,
PDB riil dan ukuran-ukuran pendapatan lainnya juga menurun. periode saat ter terjadinya
penurunan pendapatan riil, dan meningkatnya pengangguran ini jika tidak terlalu parah
disebut dengan resesi
Depresi
Keadaan resesi yang sangat parah
a. Fluktuasi dalam Perekonomian Sifatnya Tidak Teratur dan Tidak Dapat Diprediksikan
Fluktuasi dalam perekonomian sering disebut sebagai siklus bisnis. Istilah siklus bisnis
sebenarnya tidak tepat karena terkesan menunjukkan bahwa fluktuasi ekonomi mengikuti
pola yang teratur dan dapat diperkirakan. Terkadang, selama bertahun-tahun, kondisi
perekonomian berjalan tanpa resesi. Ketika PDB riil tumbuh dengan cepat maka usaha lancar.
Selama periode perluasan ekonomi, perusahaan mendapatkan bahwa daya beli konsumen
tinggi dan keuntungan pun meningkat. Di sisi lain, ketika PDB riil turun selama masa resesi,
bisnis dirundung berbagai masalah, kebanyakn perusahaan mengalamipenurunan penjualan
dan keuntungan.
Kurva Permintaan Agregat (AD) menunjukkan hubungan negatif antara tingkat harga P
dan jumlah barang dan jasa yang diminta Y, digambarkan untuk nilai jumlah uang beredar M
tertentu. Kurva ini miring ke bawah : semakin tinggi tingkat harga P, semakin rendah tingkat
keseimbangan riil M/P, dan karenanya semakin rendah jumlah barang dan jasa yang diminta
Y. Seiring tingkat harga menurun, kita bergerak ke bawah sepanjang kurva AD. Tiap
perubahan pada M atau V akan menggeser kurva AD. Permintaan output riil bervariasi
berbanding terbalik dengan tingkat harga.
Tingkat Harga dan Konsumsi: Efek Kekayaan, misalkan uang yang disimpan di dompet dan
direkening bank. Nilai nominal uang ini adalah tetap, tetapi nilai riilnya tidak. Seandainya
harga-harga turun, uang menjadi lebih berharga karena uang dapat di belanjakan lebih banyak
barang dan jasa. Jadi, penurunan tingkat harga membuat konsumsi lebihbanyak yang
mendorong mereka untuk menghabiskan dalam jumlah uang lebih banyak. Peningkatan
belanja konsumsi berarti bertambahnya jumlah permintaan barang dan jasa.
Tingkat Harga dan Investasi: Efek Suku Bunga, dampak suku bunga turun sehingga lebih
banyak investasi karena perusahaan tidak mau rugi, investasi meningkat maka jumlah barang
baru yang diproduksipun meningkat sehingga masyarakat banyak memegang uang. Jadi,
tingkat harga yang lebih rendah menurunkan tingkat suku bunga danmendorong lebih besar
belanja pada barang investasi sehingga meningkatkan jumlah permintaan barang dan jasa.
Tingkat Harga dan Ekspor Neto: Efek Nilai Tukar, penawaran yang meningkat
menyebabkan mata uang domestik menurun nilainya secara relatif terhadap mata uang lain.
Karena setiap unit mata uang domestik membeli setiap unit mata uang luar negeri dengan
perbandingan yang lebih sedikit maka barang luar negeri relatif menjadi lebih mahal
dibanding dengan barang lokal. Perubahan dalam tingkat kurs riil (harga relatif barang
domestikdengan luar negeri) ini meningkatkan ekspor barang dan jasa suatu negara dan
menurunkan impor. Ekspor neto sama dengan ekspor dikurangi dengan impor juga
meningkat. Jadi, jatuhnya tingkat harga domestik menyebabkan tingkat suku bunga domestik
turun, terdepresiasinya nilai tukar riil yang kemudian mendorong ekspor neto domestik dan
meningkatnya jumlah barang dan jasa.
C. Kurva permintaan agregat dapat bergeser
Pergeseran yang Timbul dari Konsumsi, karena jumlah barang dan jasa pada tingkat
harga tertentu menjadi lebih sedikit, kurva permintaan agregat bergeser kekiri.sebaliknya,
jika saham pasar sangat laku sehingga masyarakat menjadi lebih kaya danlebih tidak untuk
menabung. Hasilnya, peningkatan belanja konsumsi yangberarti bertambahnya jumlah
permintaan barang dan jasa pada tingkat harga tertentu mengakibatkan kurva permintaan
agregat bergeser kekanan.
Pergeseran yang timbul dari Investasi, apabila sebuah investasi kredit pajak
(pengembalian pajak yangberhubungan dengan belanja investasi perusahaan) meningkat
jumlah permintaan barang investasi oleh perusahaan pada tingkat harga suku bunga tertentu.
Mengakibatkan pergeseran kurva permintaan agregat kekanan. Pencabutan investasi kredit
pajak mengurangi investasi dan bergeser kurva permintaan agregat ke kiri. Peningkatan
jumlah uang beredar akan menurunkan tingkat suku bunga dalam jangka pendek.
Menyebabkan biaya pinjaman berkurang yang mendorong belanja investasi sehingga
bergeseer kurva permintaan agregat ke kanan. Sebaliknya, penurunan jumlah uang yang
beredar meningkatkan jumlah suku bunga, menurun belanja investasi sehingga menggeser
kurva permintaan agregat ke kiri.
4. Kurva penawaran agregat
A. Pengertian kurva penawaran agregat
Kurva penawaran agregat AS adalah suatu kurva yang berbentuk melengkung dari kiri –
bawah ke kanan – atas, dengan tingkat kelengkungan yang semakin lama semakin tinggi.
Kurva penawaran agregat pada hakikatnnya menggambarkan tentang hubungan diantara
tingkat harga yang berlaku dalam ekonomi dan nilai produksi riil yang akan ditawarkan dan
diproduksi oleh semua perusahaan dalam suatu perekonomian. Tidak seperti kurva
permintaan agregat yang selalu miring ke bawah, kurva penawaran agregat menggambarkan
hubungan yang sangat bergantung pada periodenya.Penawaran agregat dalam jangka panjang
bersifat vertikal, karena dalam jangka panjang tingkat harga adalah fleksibel dan pergeseran
dalam permintaan agregat akan mempengaruhi tingkat harga tetapi outputperekonomian tetap
pada tingkat alamiah. Pada jangka pendek, tingkat harga bersifat kaku dan penawaran agregat
bersifat horizontal, dan pergeseran permintaan agregat akan menyebabkan fluktuasi pada
output.
Dalam jangka panjang, produksi barang dan jasa ekonomi (PDB riilnya) bergantung pada
penawaran tenaga kerja, modal dan sumber daya alam, serta pada penguasaan teknologi yang
digunakan untuk mengubah faktor-faktor produksi tersebut menjadi barang dan jasa.Karena
tingkat harga tidak mempengaruhi faktor penentu jangka panjang PDB riil maka kurva
penawaran agregat jangka panjang berbentuk vertikal.Kurva penawaran agregat merupakan
penerapan konsep dikotomi klasik dan kenetralan moneter.
Kurva penawaran agregat jangka panjang menyatakan secara tidak langsung bahwa jumlah
output (variable riil) tidak bergantung pada tingkat harga (variable nominal). Kurva
penawaran barang dan jasa dapat berbentuk miring ke atas jika kurva penawaran agregat
jangka panjang berbentuk vertical karena penawaran untuk barang dan jasa tertentu
bergantung pada harga relative,harga dari barang dan jasa tersebut dibandingkan dengan
harga lain dalam perekonomian.