Anda di halaman 1dari 32

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan
rahmat serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan tugas makalah
Keperawatan Komunitas II yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Kelompok Kerja”

Ucapan terimakasih kami haturkan kepada dosen pembimbing mata kuliah


Keperawatan Komunitas II Joni Haryanto, Dr., Skp., Msi. yang telah membimbing kami
selama perkuliahan Keperawatan Komunitas II hingga dapat menyelesaikan tugas makalah
ini.

Dengan demikian, kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembacanya.
Makalah ini masih jauh dari kata sempuna, untuk itu kritik dan saran dari pembaca sangat
kami butuhkan guna perbaikan dan penyempurnaan makalah berikutnya. Atas kontribusi
tersebut, kami ucapkan terimakasih.

Surabaya, 6 September 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................................ii

BAB 1 : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang....................................................................................................2


1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................2
1.3 Tujuan..................................................................................................................2

BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi ..............................................................................................................3

2.2 Ruang Lingkup ...................................................................................................3

2.3 Masalah Kesehatan .............................................................................................4

2.4 Intervensi Tingkat Nasional................................................................................5

2.5 Kesehatan Keselamatan Kerja (K3)....................................................................6

2.6. Konsep Kesehatan Kerja.....................................................................................7

2.7 Peran Perawat .....................................................................................................8

2.8 Fungsi Perawat…………………………………………………………………8

2.9 Pengkajian...........................................................................................................9

BAB 3: ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Deskripsi ............................................................................................................11

3.2 Proses Keperawatan............................................................................................12

3.3 Analisa Data…………………………………………………………………….17

3.4 Diagnosa Prioritas………………………………………………………………19

ii
3.5 Rencana Asuhan Keperawatan………………………………………………….21

3.6 Evaluasi………………………………………………………………………….31

BAB 4

PENUTUP

4.1 Kesimpulan.........................................................................................................32

4.2 Saran....................................................................................................................32

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................33

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Komunitas bukan sebagai suatu unit yang homogen, melainkan campuran dinamis
dari beragam kelompok, kepentingan dan sikap. Berbagi kesamaan tempat, isu, dan
masalah yang memberikan suatu rasa saling memiliki. Salah satu bentuk komunitas adalah
kelompokusaha kerja, dimana dalam kelompok terdapat anggota yang memiliki beragam
kepentingan, bekerja bersama dalam kelompok di satu tempat tertentu. Kelompok usaha
kerja merupakansalah satu area komunitas yang perlu diperhatikan kesejahtejahteraan
kesehatannya. Bidang yangmencakup keselamatan kerja dalam keperawatan disebut
Occupation Health Nurses (OHN)atau Keperawatan Kesehatan Kerja (KKK).Ilmu
kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan bagian dari ilmu Kesehatan
Masyarakat Keilmuan K3 merupakan perpaduan dari multidisiplin ilmu antara ilmu-
ilmukesehatan, ilmu perilaku, ilmu alam, teknologi dan lain-lain baik yang bersifat kajian
maupunilmu terapan dengan maksud menciptakan kondisi sehat dan selamat bagi pekerja,
tempatkerja, maupun lingkungan sekitarnya, sehingga meningkatkan efisiensi dan
produktifivitas kerja.. Menurut buku Ilmu Kesehatan Masyarakat, kesehatan kerja
merupakan aplikasikesehatan masyarakat di dalam suatu tempat kerja (perusahaan, pabrik,
kantor, dll) dan yangmenjadi pasien dari kesehatan.

sekitar perusahaan tersebut. Dasar Hukum untuk kesehatan kerja ini terdapat dalam U
U 23/1992 pasal 23 dan pasal 10 tentang kesehatan kerja dan upaya kesehatan
kerja.Praktik Keperawatan Kesehatan Kerja berfokus pada upaya promosi, preventif
danrehabilitasi kesehatan dalam konteks keselamatan dan keamanan lingkungan kerja.
Aplikasi praktik keperawatan untuk memenuhi kebutuhan unik individu, kelompok dan
masyarakat ditatanan industri kecil, pabrik, tempat kerja, tempat konstruksi, universitas,
dan lain-lain. Didalam menjalankan fungsinya, perawat kesehatan kerja memiliki tugas
antara lain mampumenilai secara sistematis status kesehatan kerja, mampu melakukan
analisa data yangdikumpulkan untuk menegakkan diagnosis keperawatan, mampu
mengidentifikasi tujuan spesifik keperawatan yang diharapkan, mampu mengembangkan
rencana keperawatan yang komprehensif dan memformulasikan tindakan intervensi yang
dilakukan pada setiap tingkat.
Yang perlu dikaji dalam kelompok khusus ini secara mendalam adalah latar belakang
yang menyebabkan timbulnya masalah pada kelompok tersebut, Karena setiap kelompok

1
mempunyai kebutuhan yang berbeda. Pengkajian ini menjadi dasar untuk membuat
perencanaan keperawatan yang tepat. Perawat komunitas dapat memberikan pelayanan
keperawatan pada kelompok khusus di tatanan komunitas, penyusunan modul ini
diharapkan dapat membantu perawat lebih memahami tentang kebutuhan keperawatan
pada kelompok khusus.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana pengorganisasian pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas pada kelompok
pekerja tertentu?
2. Apa kegunaan kesehatan keselamatan kerja pada kelompok pekerja tertentu?
3. Bagaimana proses keperawatab komunitas pada kelompok pekerja tertentu?

1.3 Tujuan
1. menjelaskan pengorganisasian pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas pada kelompok
khusus pekerja.
2. menjelaskan kegunaan kesehatan keselamatan kerja pada kelompok pekerja
3.menjelaskan proses keperawatan komunitas pada kelompok pekerja tertentu.

BAB 2

2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi
Stoner, Fredman, dan Gilbert mendefinisikan kelompok sebagai dua orang atau lebih
yang saling berinteraksi dan saling mempengaruhi untuk suatu tujuan tertentu yang
dipahami Bersama. Karakteristik kelompok :
1. Merupakan kumpulan yang beranggotakan lebih dari satu orang, yang berarti adanya
karakteristik yang berbeda dari setiap orang.
2. Adanya interaksi di antara kumpulan orang tersebut
3. Adanya tujuan Bersama yang ingin dicapai
Berdasarkan karakteristik ini maka kelompok kerja dapat didefinisikan sebagai
kelompok yang disusun oleh organisasi dengan tujuan untuk menjalankan berbagai
pekerjaan yang terkait dengan pencapaian tujuan organisasi.

2.2 Ruang Lingkup


Secara teoritis maupun praktik, kelompok kerja dapat dibagi dua, yaitu kelompok kerja
formal dan kelompok kerja informal:

1. Kelompok kerja formal


Kelompok kerja yang dibentuk atau disusun secara resmi oleh manajer dimana kelompok
kerja tersebut diberikan tugas dan pekerjaan yang terkait dengan pencapaian tujuan
organisasi. Kelompok kerja formal dapat berupa kelompok kerja langsung, kepanitiaan,
dan kelompok kerja temporal atau khusus.

a. Kelompok kerja langsung


Kelompok kerja yang disusun oleh manajer dan beranggotakan beberapa orang
bawahan yang berada dibagian dimana manajer tersebut ditugaskan.
Kelompok kerja langsung biasanya dibentuk atau terbentuk dengan sendirinya
(pada saat departementalisasi dilakukan) sebagai konsekuensi langsung dari
rencana organisasi yang telah dibuat dan ketika struktur orgaisasi terbentuk.
Kegiatan yang biasanya dilakukan yaitu kegiatan yang bersifat utama dari
sebuah organisasi dan kebanyakan bersifat rutin, artinya yang selalu dilakukan
oleh organisasi tersebut.

b. Kepanitiaan
Kelompok kerja yang disusun oleh manajer dan beranggotakan beberapa orang
yang bisa berasal dari bagian yang sama, atau juga dari bagian lain dari
organisasi. Kepanitiaan disusun berdasarkan tugas-tugas tertentu yang tidak
rutin, namun disusun sebagai upaya untuk mencapai tujuan organisasi.

3
Biasanya, dibuat untuk jangka waktu tertentu yang telah ditetapkan oleh
organisasi.
c. Kelompok kerja temporal atau khusus
Kelompok kerja yang disusun untuk kepentingan-kepentingan khusus yang
bersifat sementara. Diantara contoh dari kelompok kerja seperti ini, misalnya
ketika perusahaan melakukan kerja sama dengan perusahaan lain dalam
sebuah kegiatan, maka perusahaan dapat membentuk kelompok kerja ini, atau
juga untuk suatu kepentingan internal perusahaan. Kelompok kerja ini tetap
disusun untuk mendukung pencapaian tujuan organisasi, hanya saja biasanya
dibentuk dari program-program yang bersifat tidak tetap dan sementara.

2. Kelompok kerja informal


Kelompok kerja yang disusun atau tersusun dengan sendirinya ketika beberapa
anggota dari organisasi yang kegiatannya biasanya tidak terkait langsung dengan
rencana-rencana rutin dari organisasi, namun secara tidak langsung akan
mempengaruhi kinerja dari orang-orang dalam organisasi. Kelompok informal ini
biasanya terbentuk dan dibentuk untuk memelihara budaya organisasi tertentu yang
akan mendukung terpeliharanya kekompakan, persatuan, dan kinerja dari kelompok
kerja formal.

2.3 Masalah Kesehatan Mayoritas


Setiap jenis dan tempat pekerjaan baik pada pekerja formal maupun informal memiliki
risiko yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan. Pada umumnya, para pekerja
sektor informal kurang memiliki kesadaran dan pengetahuan tentang bahaya di
lingkungan kerjanya.
Selain masalah gizi, penyakit tidak menular, dan penyakit menular, para pekerja
informal juga memiliki risiko keselamatan dan kesehatan terkait pekerjaannya yang
dapat mengganggu produktifitas mereka seperti kondisi lingkungan kerja yang
berbahaya, masalah kesehatan seperti gangguan otot rangka, gangguan mata dan
gangguan kesehatan kulit. Para pekerja informal terpapar potensi bahaya pekerjaan
dengan kecenderungan tidak ada badan usaha ataupun pemilik yang secara langsung
bertanggung jawab atas kesehatan dan keselamatan kerja mereka terutama yang
berhubungan dengan berbagai penyakit dan gangguan akibat kesehatan dan kecelakaan
kerja.
1. Perkiraan ILO (1999) :
- 1,1 juta jiwa meninggal karena kecelakaan & penyakit akibat kerja (PAK)
- 160 juta jiwa disebabkan oleh penyakit akibat kerja (PAK) per tahun

4
2. Perkiraan WHO (1995) :
- 40 – 50 % penduduk dunia mempunyai resiko kecelakaan kerja /PAK
- 120 juta jiwa kecelakaan kerja per tahun
3. Penelitian Depkes (1989) :
- Penyakit/gangguan kesehatan :
a. Gangguan visual : petani, nelayan
b. Gangguan pendengaran : penyelam, pengrajin besi
c. Kelainan paru : penyelam, pengrajin batu bata
d. Kelainan kulit : petani dan nelayan

2.4 Intervensi Tingkat Nasional


a. BPJS
Dalam meningkatkan kesejahteraan pekerja dan buruh, pemerintah
menerbitkan sejumlah kebijakan mendukung perlindungan sosial yang
diberikan melalui program BPJS.
BPJS itu sendiri ada 2 yaitu:
- BPJS Ketenagakerjaan yang memberikan jaminan kecelakaan kerja,
jaminan kematian, dan jaminan hari tua.
- BPJS Kesehatan yang memberikan jaminan kesehatan.

b. POS UKK
Pos Upaya Kesehatan Kerja (UKK) merupakan upaya kesehatan kerja bagi
pekerja informal yang bersumber daya dari, oleh dan untuk masyarakat
pekerja itu sendiri. Kegiatan yang dilakukan meliputi upaya promotif,
preventif dan pengobatan sederhana yang bersifat pertolongan pertama pada
kecelakaan dan pertolongan pertama pada penyakit. Penekanan terhadap upaya
promosi dan preventif guna mengubah perilaku para pekerja untuk
mengurangi atau menghilangkan risiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja,
serta upaya meningkatkan kesehatan pekerja.
c. Program Kesehatan Kerja dan Olahraga
Dalam UU No. 36/2009 tentang Kesehatan pada Bab XII Kesehatan Kerja
Pasal 164-166 menyebutkan bahwa upaya kesehatan kerja ditujukan untuk
melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan
serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan. Pemerintah harus
melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap masyarakat dan setiap
penyelenggara kegiatan yang berhubungan dengan sumber daya kesehatan di
bidang kesehatan dan upaya kesehatan.

2.5 Kesehatan Keselamatan Kerja (K3)


2.5.1 Konsep Kesehatan Kerja
A. Definisi

5
Definisi kesehatan kerja mengacu pada Komisi Gabungan ILO/WHO dalam
Kesehatan Kerja pada tahun 1950 yang direvisi pada sesi ke-12 tahun 1995.
Kesehatan kerja adalah upaya mempertahankan dan meningkatkan derajat kesehatan
fisik, mental dan kesejahteraan sosial semua pekerja yang setinggi-tingginya.
Mencegah gangguan kesehatan yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan;
perlindungan pekerja dari faktor risiko pekerjaan yang merugikan kesehatan.
penempatan dan pemeliharaan pekerja dalam suatu lingkungan kerja disesuaikan
dengan kapabilitas fisiologi dan psikologinya, dan disimpulkan sebagai adaptasi
pekerjaan kepada manusia dan setiap manusia kepada pekerjaannya. Fokus utama
upaya Kesehatan Kerja mencapai tiga tujuan :
1) Pemeliharaan dan peningkatan derajat kesehatan pekerja dan kapasitas kerjanya
2) Perbaikan kondisi lingkungan kerja dan pekerjaan yang kondusif bagi K3
3) Pengembangan pengorganisasian pekerjaan dan budaya kerja ke arah yang
mendukung K3. Juga meningkatkan kondisi sosial yang positif dan operasi yang
lancar dan dapat meningkatkan produktivitas perusahaan. Konsep budaya kerja yang
dimaksudkan dalam kerangka ini adalah refleksi sistem nilai pokok yang diadopsi
oleh perusahaan tertentu. Budaya yang demikian itu diwujudkan dalam praktek
sebagai sistem manajemen, kebijakan personalia, prinsip partisipasi, kebijakan
pelatihan dan manajemen mutu perusahaan.
B. Tujuan
Kesehatan Kerja bertujuan untuk mengenali hazard (bahaya) kesehatan di tempat
kerja, menilai risiko hazard dan melakukan intervensi terhadap risiko, agar
menghilangkan atau meminimalkan risiko kejadian penyakit (Taylor G, 2004).
C. Peraturan Perundangan
1. UU yang berkaitan dengan Kesehatan Kerja pada Pekerjaan Konstruksi:
a. UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
b. UU No. 3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
c. UU No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
d. PMP No. 7 tahun 1964 tentang Syarat Kesehatan, Kebersihan, serta
Penerangan dalam Tempat Kerja.
2. UU yang berkaitan dengan Kesehatan dan Lingkungan Kerja:
a. Permenakertrans No. Per. 02/Men/1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan
Tenaga Kerja dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja.
b. Permenakertrans No. Per. 01/Men/1981 tentang Kewajiban Melapor Penyakit
Akibat Kerja.
c. Kepmenakertrans No. Kep. 68/Men/IV/2004 tentang Pencegahan dan
Penanggulangan HIV/AIDS di Tempat Kerja.

2.6 Konsep Keselamatan Kerja

6
A. Definsi
Keselamatan kerja diartikan sebagai upaya-upaya yang ditujukan untuk melindungi
pekerja, menjaga keselamatan orang lain, melindungi peralatan, tempat kerja dan
bahan produksi, menjaga kelestarian lingkungan hidup dan melancarkan proses
produksi.
B. Tujuan
1. Meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan tenaga kerja yang setinggi-
tingginya baik fisik, mental maupun sosial
2. Mencegah dan melindungi tenaga kerja dari gangguan kesehatan yang
disebabkan oleh kondisi lingkungan kerja
3. Menyesuaikan tenaga kerja dengan pekerjaan atau pekerjaan dengan tenaga
kerja
4. Meningkatkan produktivitas kerja (Manulang, 2001)
C. Fungsi
1. Melindungi pekerja dari kecelakaan kerja
2. Meminimalisir kerugian perusahaan akibat kecelakan kerja
3. Membantu perusahaan dalam pencapaian target dari perusahaan sesuai yang
telah direncanakan
D. Indikator
1. Kesadaran karyawan akan pentingnya keselamatan kerja
2. Berkurangnya angka kecelakaan kerja yang terjadi
3. Ketelitian karyawan dalam bekerja makin meningkat
4. Peningkatan kinerja karyawan
5. Meningkatkan omset karyawan

2.7 Peran perawat kesehatan kerja :


a. Provider: Memberikan perawatan langsung baik individu, kelompok, dan keluarga
pekerja
b. Case manager: Mengkoordinir pelayanan perawatan kesehatan kerja
c. Advokat: Mengembangkan atau membuat usulan kebijakan dalam pelaksanaan
perawatan kesehatan kerja
d. Konsultan
e. Pendidik kesehatan
f. Peneliti: Analisis kesehatan pekerja untuk membantu meningkatkan derajat kesehatan
pekerja yang berhubungan dengan kinerja yang dapat menguntungkan perusahaan

2.8 Fungsi perawat kesehatan kerja :

a. Mengkaji masalah kesehatan pekerja dengan mengumpulkan data dan menganalisa


masalah kesehatan dan keperwatan pekerja
b. Mengidentifikasi kemungkinan adanya penyakit menular dan gangguan jiwa
c. Bersama tim kesehatan lain (dokter, psikolog, industrial hygienist, tim kesehatan lain)
dalam menyusun rencana kerja program kesehatan kerja di perusahaan

7
d. Mempertinggi mutu pelayanan kesehatan
e. Membantu melakukan upaya pencegahan terjadinya penyakit atau bahaya akibat kerja
f. Mencegah terjadinya kecelakaan kerja
g. Mengatur dan mengkoordinasikan upaya pertolongan utama di tempat kerja
h. Melakukan upaya pendidikan kesehatan pada pekerja
i. Memfasilitasi perbaikan kesehatan lingkungan kerja
j. Menilai keadaan kesehatan tenaga kerja dengan menghubungkan faktor lingkungan
dan pekerjaan
k. Membuat rencana kunjungan rumah untuk pemantauan kesehatan pekerja lebih lanjut
l. Memfasilitasi terciptanya keselamatan kerja

2.9 Pengkajian
a. Data Inti
1. Riwayat atau sejarah perkembangan
Data dikaji melalui wawancara kepada tokoh formal dan informal di komunitas dan studi
dokumentasi sejarah komunitas tersebut.
2. Data demografi
Mengkaji jumlah komunitas, berdasarkan: usia, jenis kelamin, status perkawinan, ras atau
suku, bahasa, tingkat pendapatan, pendidikan, pekerjaan, agam dan komposisi
keluarga.
3. Vital statistic
Menguraikan tentang angka kematian kasar atau CDR, penyebab kematian, angka
pertambahan anggota, angka kelahiran.
4. Status kesehatan komunitas
- Keluhan yang dirasakan saat itu di komunitas
- Tanda-tanda vital
- Kejadian penyakit (dalam kurun 1 tahun)
- Riwayat Penyakit keluarga
- Pola pemenuhan sehari-hari: nutrisi, cairan dan elektrolit, istirahat dan tidur,
eliminasi, aktivitas gerak, pemenuhan kebersihan diri
- Status psikososial: peran di masyarkat, hubungan dengan orang lain, komunikasi,
kesedihan yang dirasakan, stabilitas emosi, penelantaran anak atau lansia, perlakuan
yang salah atau perlakuan kekerasan
- Status pertumbuhan dan perkembangan
- Pola pemanfaatan fasilitas kesehatan
- Pola pencegahan terhadap penyakit dan perawatan kesehatan
- Pola perilaku tidak sehat: kebiasaan merokok, minum kopi yang berlebihan,
mengkonsumsi alkohol, penggunaan obat tanpa resep, penyalahgunaan obat terlarang,
pola konsumsi tinggi garam, lemak dan purin.
b. Data Lingkungan Fisik
- Pola pemukiman: Luas bangunan, bentuk bangunan, jenis bangnan, atap rumah,
dinding, lantai, ventilasi, pencahayaan, penerangan, kebersihan, pengaturan ruangan
dan perabot, kelengkapan alat rumah tangga

8
- Sanitasi: penyediaan air bersih (MCK), pengelolaan jamban, penyediaan air minum,
sarana pembuangan air limbah, pengelolaan sampah, polusi, sumber polusi
- Fasilitas: pekarangan, sarana olahraga, taman, lapangan, ruang pertemuan
- Batas-batas wilayah
- Sarana ibadah
c. Pelayanan kesehatan dan sosial: lokasi, kepemilikan, kecukupan, sumber daya yang
dimiliki, jumlah kunjungan, sistem rujukan
d. Ekonomi: jenis pekerjaan, jumah penghasilan, jumlah pengeluaran, jumlah pekerja
dibawah umur, ibu rumah tangga, dan lansia
e. Keamanan dan transportasi: sistem keamanan lingkungan, penanggulangan bencana,
penanggulangan polusi, kondisi jalan, jenis transportasi yang dimiliki
f. Politik dan pemerintahan: sistem dan struktur organisasi, peran serta kelompok
organisasi dalam kesehatan
g. Sistem komunikasi: sarana umum, jenis komunikasi, cara penyebaran informasi
h. Pendidikan: tingkat pendidikan, fasilitas pendidikan
i. Rekreasi: kebiasaan rekreasi, fasilitas rekreasi

BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Deskripsi Kasus


Sekelompok mahasiswa keperawatan stikes hang tuah surabaya melakukan
kegiatan praktik keperawatan komunitas untuk kesehatan kerja di komunitas pekerja
di perusahaan rokok PT. NOJORONO di kabupaten kudus jawa tengah selama 1
Bulan mulai dari tanggal 10 November 2012 sampai 10 Desember 2012. Pekerja di
ruangan sektor A7 berjumlah 100 orang. Dari hasil wawancara para pekerja
didapatkan data yakni 68 orang pekerja (68%) menegeluhkan sering batuk-batuk, 15 orang
(15%) pekerja mengeluhkan sering pusing, Sisanya 17 orang (17%) tidak ada keluhan. Untuk
kejadian penyakit dalam satu tahun ini yang dialami oleh para pekerja yaitu ISPA 20 orang/
kasus (20%), PPOK 5 orang (5%), Diare 5 orang (5%), Batuk 35 orang (35%), Demam 15 orang
(15%), Sisanya tidak ada laporan keluhan penyakit 20 orang (20%). Para pekerja

9
mendapatkan jatah makan dari perusahaan yang dilaksanakan setiap pukul 13.00 WIB di
kantin pabrik. Perusahaan menyediakan sebuah klinik bagi para pekerja. Selain itu, para
pekerja juga mendapatkan asuransi kesehatan, dan bisa periksa atau berobat secara gratis di
klinik tersebut. Berdasarkan data dari HRD perusahaan ini di dapat data umum sebagai
berikut:
No. Karakteristik Frekuensi/jumlah
Jenis kelamin
1. 40 orang
a. Laki-laki
60 orang
b. Perempuan
Jenis pekerjaan

2. a. Pengelintingan 55 orang
b. Pengepakan 35 orang
c. Pengawas 10 orang
Usia
a. 25-35 tahun
35 orang
3. b. 36-46 tahun
40 orang
c. 47-57 tahun
20 orang
d. 58-60 tahun
5 orang
Tingkat pendidikan

4. a. Tamat SD 30 orang
b. Tamat SMP 45 orang
c. Tamat SMA 25 orang
Lama bekerja
a. 5-10 tahun 15 orang
5. b. 11-15 tahun 35 orang
c. 16-20 tahun 30 orang
d. 21-25 tahun 15 orang
e. > 25 tahun 5 Orang

3.2 Proses Keperawatan

3.2.1 Pengkajian
A. Data Inti
1. Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas
Perusahaan rokok PT. NOJORONO berada di wilayah kabupaten kudus
jawa tengah. Pabrik ini terdiri dari beberapa ruangan sektor yang didalamnya
terdapat berbagai macam pekerjaan industri yang berhubungan dengan
tembakau dan rokok diantaranya adalah bagian penyortiran tembakau,
penyimpanan tembakau, produksi tembakau, pelintingan rokok, pengepakan
rokok, ruang laboratorium uji tembakau, dll. Ruangan sektor A7 merupakan

10
salah satu ruangan di perusahan rokok PT. NOJORONO yang terbagi menjadi
beberapa bagian tugas didalamnya yaitu bagian pelintingan, pengepakan rokok
dan pengawasan. Jumlah pekerja di ruangan sektor A7 sebanyak 100 orang.
2. Status kesehatan komunitas
Dari pengkajian (anamnesa) dan kuisioner yang dilakukan mahasiswa
langsung kepada para pekerja diruangan sektor A7 didapatkan hasil:
a. Keluhan yang dirasakan saat ini oleh komunitas
(1) 68 orang pekerja (68%) menegeluhkan sering batuk-batuk
(2) 15 orang (15%) pekerja mengeluhkan sering pusing
(3) Sisanya 17 orang (17%) tidak ada keluhan
b. Kejadian penyakit (dalam satu tahun terakhir) *
(1) ISPA : 20 orang/ kasus (20%)
(2) PPOK : 5 orang (5%)
(3) Diare : 5 orang (5%)
(4) Batuk : 35 orang (35%)
(5) Demam : 15 orang (15%)
(6) Sisanya tidak ada laporan keluhan penyakit 20 orang (20%)
c. Pola pemenuhan kebutuhan nutrisi komunitas
Para pekerja mendapat istirahat makan siang dari peusahaan, makan
siang rutin dilaksanakan tiap pukul 13.00 WIB di kantin pabrik.
d. Pola pemenuhan cairan dan elektrolit
Selama bekerja kebutuhan cairan pekerja didapat dari minuman yang
dibawa oleh para pekerja dari rumah.
e. Pola istirahat tidur
Para pekerja mengatakan bahwa istirahat tidur mereka biasanya
dilakukan pada malam hari saat pulang bekerja karena waktu bekerja
mereka adalah 9 jam mulai pukul 8 pagi-5 sore.
f. Pola aktivitas gerak
Saat dilakukan anamnesa kepada para pekerja sebanyak 55 orang dari
55 orang (100%) jumlah pekerja pelintingan rokok mengeluhkan sering
merasa pegal di daerah leher dan punggungnya. Saat dilakukan observasi
secara langsung ternyata sebanyak 30 orang (54,5%) pekerja duduk
dengan posisi duduk yang salah/ terlalu membungkuk, 25 orang (43,5%)
tidak menggerak-gerakkan badannya untuk merelaksasi tubuhnya/ berada
dalam posisi duduk yang sama dalam waktu yang lama. Sedangkan
dibagian pengepakan dari 35 orang pekerja 25 orang (71,4%)
mengeluhkan sering merasa pegal di daerah leher dan punggungnya 10
orang (28,6%) tidak ada keluhan. Penyebabnya 15 orang (60%) duduk
dengan posisi duduk yang salah, 10 orang (40%) tidak menggerak-
gerakkan badannya untuk merelaksasi tubuhnya atau berada dalam posisi

11
duduk yang sama dalam waktu yang lama. Untuk bagaian pengawasan
tidak ada keluhan.
g. Pola pemenuhan kebersihan diri
Saat dilakukan observasi didapatkan data sebanyak 25 orang dari 35
orang pekerja dibagian pengepakan (71,4%) tidak mencuci tangan setelah
bekerja sisanya 10 orang (28,6%) mencuci tangan tapi dengan prosedur
yang kurang benar, sedangkan sebanyak 40 orang dari 55 orang pekerja
dibagian pelintingan (72,7%) tidak mencuci tangan setelah bekerja,
sisanya 15 orang (27,3%) mencuci tangan tapi dengan prosedur yang
kurang benar.
h. Status psikososial
Antar kelompok pekerja tidak pernah mengalami pertengkaran atau
perselisihan karena mereka menganggap semua pekerja saling bersaudara
karena sudah bekerja bersama dalam waktu yang lama, antar pekerja
saling membantu dan memberikan dukungan bila ada masalah.
i. Status pertumbuhan dan perkembangan
a) Pola pemanfaatan fasilitas kesehatan
Berdasarkan data dari klinik perusahaan semua pekerja mendapatkan
asuransi kesehatan, dan bisa periksa atau berobat secara gratis di klinik tersebut
tetapi data klinik perusahaan menunjukkan:

No. Karakteristik Frekuensi Presentase (%)

Pekerja yang memeriksakan kesehatan


1. 25 orang
secara rutin ke klinik 25%

Pekerja yang memeriksakan


2. 35 orang
kesehatannya saat sakit saja 35%

Pekerja yang tidak pernah/ belum


3. pernah datang ke klinik untuk 40 orang
memeriksakan kesehatannya 40%

b) Pola pencegahan terhadap penyakit dan perawatan kesehatan


Setelah dilakukan pengkajian melalui observasi langsung
kepada 100 pekerja di ruangan sektor A7 didapatkan hasil:

Jenis
No. Karakteristik Ferekuensi Presentase(%)
pekerjaan
1. Tidak menggunakan a. Pelintingan 55 orang 100%

12
b. Pengepakan 35 orang 100%
masker saat bekerja 10 orang 100%
c. pengawasan

Tidak menggunakan a. Pelintingan 55 orang 100%


b. Pengepakan
2. sarung tangan saat c. Pengawasan 35 orang 100%
10 orang 100%
bekerja

c) Pola perilaku tidak sehat dalam komunitas


Saat dilakukan observasi didapatkan data sebanyak 25 orang
dari 35 orang pekerja dibagian pengepakan (71,4%) tidak mencuci
tangan setelah bekerja sisanya 10 orang (28,6%) mencuci tangan
tapi dengan prosedur yang kurang benar, sedangkan sebanyak 40
orang dari 55 orang pekerja dibagian pelintingan (72,7%) tidak
mencuci tangan setelah bekerja, sisanya 15 orang (27,3%) mencuci
tangan tapi dengan prosedur yang kurang benar.

B. DATA LINGKUNGAN FISIK


Luas bangunan pabrik rokok ini seluas 1 Ha terdiri dari ruangan sektor A1-
A7 (A1-A4: gudang tembakau, A5: laboratorium, A6: penyortiran A7: pelintingan,
pengepakan rokok), kantin, masjid, klinik, garasi untuk angkutan perusahaan, aula
perusahaan, tempat penyaringan limbah pabrik. Sedangkan untuk ruangan sektor
A7 sendiri memiliki luas bangunan 100x50 meter bentuk bangunan berupa
ruangan luas yang lapang dengan meja-meja tempat pelintingan, pengepakan dan
terdapat 2 kamar mandi di dalamnya. Jenis bangunannya permanen atap bangunan
berupa genting sintesis dengan dinding terbuat dari tembok dengan lantai dari
semen/ plesteran, ventilasi di ruangan ini berasal dari jendela –jendela kecil di atas
tembok yang berjumlah masing-masing 10 buah di kiri dan kanan sisi bangunan
total 20 buah, penerangan ruangan berasal dari pintu ruangan besar yang di buka
saat jam kerja bila menjelang sore terdapat lampu neon yang memberikan
pencahayaan diruangan ini. Kebersihan di dalam ruangan cukup rapi dan bersih.
Kondisi kamar mandi bersih tetapi jumlahnya sangat terbatas dan jaraknya cukup
jauh dari tempat pengolahan.
Pembuangan limbah perusahaan di olah dengan melakukan penyaringan
zat-zat berbahaya dengn alat penyaring yang berada di ruang penyaringan limbah
di sebelah ruangan sektor A7 (di belakang pabrik) dan sisanya di buang disungai
besar yang ada di kota kudus.

13
C. PELAYANAN KESEHATAN DAN SOSIAL
Di perusahaan PT. NODJORONO terdapat sebuah klinik kesehatan yang
disediakan untuk seluruh pekerja dan pegawai diperusahaan ini. Sumber daya
yang ada di klinik ini adalah terdapat 1 orang dokter umum, 2 perawat dan 3
petugas nonmedis, fasilitas alat yang dimiliki klinik ini terdiri dari 2 kamar tidur,
obat-obatan yang cukup lengkap dan memiliki 1 ambulance. Sistem rujukan di
perusahaan ini bekerja sama dengan RSUD kabupaten kudus. Selain itu di
perusahaan ini memiliki 1 kantin yang berisi barang-barang keperluan sehari-hari
para pekerja dan pegawai lokasi mini market ini di bagian depan pabrik disamping
klinik.

D. EKONOMI
Rata-rata penghasilan pekerja di ruangan sektor 7 untuk bagian pelintingan
dan pengepakan sekitar 1-1,5 juta rupiah sedangkan untuk bagian pengawas
sekitar 1,5-2 juta rupiah.

E. KEAMANAN DAN TRANSPORTASI


Sistem keamanan perusahaan cukup baik dengan adanya satpam di setiap
sektor ruangan dan juga adanya CCTV di tiap ruang produksi. Untuk
penanggulangan kebakaran terdapat alat pemadam kebakaran manual di setiap
ruangan produksi dan perusahaan ini juga memiliki 1 unit mobil pemadam
kebakaran milik perusahaan selain itu perusahaan juga bekerjasama dengan dinas
pemadam kebakaran kota untuk menanggulangi jika terjadi masalah kebakaran.
Penanggualangan polusi dengan dipasang alat blower untuk ventilasi agar tidak
terjadi polusi di dalam pabrik.

F. POLITIK DAN KEAMANAN


Perusahaan rokok PT. NODJORONO merupakan perusahaan milik swasta
yang dimiliki oleh Tn. HK.

G. SISTEM KOMUNIKASI
Sarana komunikasi yang digunakan oleh pekerja di ruangan sektor A7
sebagaian besar menggunakan alat komunikasi telfon genggam (HP) sebagai alat
komunikasi antara pekerj, keluarga dan masyarakatnya. Sednagkan sistem
komunikasi dalam perusahaan menggunakan telfon yang ada disetiap ruangan

14
sektor dan apabila ada informasi atau pengumuman dari perusahaan akan
disiarkan melalui pengeras suara yang ada di setiap ruangan di perusahaan ini.
Bahasa yang digunakan untuk komunikasi antar pekerja sehari-hari di ruangan
sektor A7 mayoritas dengan menggunakan bahasa jawa dan sebagaian kecil
menggunakan bahasa madura.

H. PENDIDIKAN
Data yang didapat dari HRD perusahaan rokok PT. NODJORONO didapatkan data
tingkat pendidikan pekerja di ruangan sektor A7 adalah sebagai berikut:

Tingkat pendidikan
a. Tamat SD
b. Tamat SMP 30 orang
c. Tamat SMA 45 orang
25 orang

Saat dilakukan pengkajian dengan kuisioner tentang pengetahuan pekerja


terhadap pentingnya penggunaan standart keselamatan kerja di perusahaan rokok
terhadap kesehatan pekerja, di dapatkan data:
a. 70 orang (70%) dari pekerja tidak mengetahui
b. 30 orang (30%) dari pekerja mengetahui

I. REKREASI
Berdasarkan data yang didapat dari perusahaan, Hari libur untuk pegawai
dan pekerja diperusahaan ini adalah tiap hari minggu, di setiap hari jum’at pagi
biasanya diadakan senam aerobik bersama oleh perusahaan yang dilakukan di
lapangan olah raga yang ada di belakang perusahaan.
Di akhir tahun biasanya juga diadakan rekreasi bersama yang di fasilitasi
oleh perusahaan yang juga dilakukan secara giliran atau gantian di tiap ruangan
sektor/ bagian produksi dalam perusahaan ini.

3.2 Analisa Data


Data yang telah didapat dari hasil pengkajian untuk menentukan diagnosa
keperawatan dengan menyusun analisa data sebagai berikut;

No Data Objektif Data Subjektif Masalah Keperawatan


1. - 25 orang (71,4%) dari Pekerja mengatakan Perilaku kesehatan

15
35 orang pekerja jarang melakukan cuci cenderung beresiko
dibagian pengepakan di tangan setelah
ruangan sektor A7 tidak melakukan pekerjaannya
mencuci tangan setelah atau sebelum makan
bekerja. karena keterbatasan
- 10 orang (28,6%) dari
kamar mandi dan
35 orang pekerja
fasilitas yang kurang
dibagian pengepakan di
mendukung (tidak ada
ruangan sektor A7
sabun cuci tangan di
mencuci tangan tapi
kamar mandi).
dengan prosedur yang
kurang benar.
- 40 orang (72,7%) dari
55 orang pekerja
dibagian pelintingan di
ruangan sektor A7 tidak
mencuci tangan setelah
bekerja.
- 15 orang (27,3%) dari
55 orang pekerja
dibagian pelintingan di
ruangan sektor A7
mencuci tangan tapi
dengan prosedur yang
kurang benar.

2. - 55 orang dari 55 orang - Pekerja mengatakan Risiko Cedera


(100%) jumlah pekerja sering mengalami pegal
dibagian pelintingan di daerah punggung dan
rokok di ruangan sektor leher.
- Petugas klinik
A7 mengeluhkan sering
perusahaan mengatakan
merasa pegal di daerah
telah ada program senam
leher dan
aerobic tiap jum’at pagi
punggungnya.
- 30 orang (54,5%) dari tetapi antusias pekerja
55 orang pekerja untuk mengikuti kurang

16
dibagian pelintingan bahkan digunakan
rokok di ruangan sektor sebagai ajang datang
A7 duduk dengan terlambat untuk bekerja
posisi duduk yang
salah/ terlalu
membungkuk.
- 25 orang (43,5%) dari
55 orang pekerja
dibagian pelintingan
rokok di ruangan sektor
A7 tidak menggerak-
gerakkan badannya
untuk merelaksasi
tubuhnya/ berada
dalam posisi duduk
yang sama dalam
waktu yang lama.

3.4 Menentukan Prioritas


Kemungkinan
Perhatian Poin Tingkat Total
Masalah Untuk
Masyarakat Prevalensi Bahaya Skor
Dikelola
00188
Perilaku
kesehatan
cenderung
beresiko pada
kelompok
2 3 2 3 36
pekerja di
ruangan sektor
A7 PT.
NOJORONO
Kudus, Jawa
Tengah
00105 1 3 3 3 27
Risiko cedera
pada kelompok
pekerja di
ruangan sektor
A7 PT.
NOJORONO

17
Kudus, Jawa
Tengah

Berdasarkan scoring di atas, maka prioritas diagnosa keperawatan komunitas pada pekerja
perusahaan rokok di ruangan sektor A7 PT. NOJORONO adalah sebagai berikut:

No. Diagnosa Keperawatan Score


Perilaku kesehatan cenderung beresiko pada kelompok
1. pekerja di ruangan sektor A7 PT. NOJORONO Kudus, Jawa 36
Tengah
Risiko cedera pada kelompok pekerja di ruangan sektor A7
2. 27
PT. NOJORONO Kudus, Jawa Tengah

18
3.5 Rencana Asuhan Keperawatan
Dx.
Keperawa
No tan NOC NIC PJ Waktu Tempat Metode Media
1. Perilaku Pengetahua Pendidikan Ners 08.00 Aula PT. Cerama Powerp
Regya Nojoron h dan oint dan
kesehatan n: aktifitas Kesehatan
na o Demon leafleat
cenderung yang (5510) strasi
beresiko disarankan 1. Bantu
pada (1811) individu
kelompok 1. Pekerja untuk
pekerja di memiliki memperje
ruangan pengetahu las
sektor A7 an yang keyakinan
PT. banyak dan nilai-
NOJORO tentang nilai
NO aktivitas kesehatan
2. Jaga
Kudus, yang
presentasi
Jawa disaranka
tetap
Tengah n
fokus saat
(V/18110
mulai dan
1)
2. Pekerja berakhir
(Domain
memilki pada
1. Promosi
pengetahu bahasan
Kesehatan,
an yang utama
Kelas 2. 3. Ajarkan
banyak
Manajeme strategi
tentang
n yang
tujuan
Kesehatan, dapat
dari
Kode digunaka
aktivitas
00188) n untuk

23
yang menolak
disaranka perilaku
n yang
(V/18110 tidak
2) sehat atau
3. Pekerja
beresiko
memilki
daripada
pengetahu
memberik
an yang
an saran
banyak
untuk
tentang
menghind
efek dari
ari atau
aktifitas
menguba
yang
h perilaku
disaranka 4. Gunakan
n instruksi
(V/18110 dibantu
3) komputer
atau
Primer: teknologi-
Perilaku teknologi
Patuh lainnya
[Bersifat untuk
Aktif] menyamp
(1600) aikan
1. Mendapat informasi
5. Libatkan
kan
individu
alasan
dalam
untuk
perencana
melakuka

24
n perilaku an dan
sehat rencana
(V/16000 implemen
7) tasi gaya
2. Menggun
hidup
akan
atau
strategi
modifikas
untuk
i perilaku
mengopti
kesehatan
malkan 6. Pengaruhi
kesehatan pengemba
(V/16000 n
9) kebijakan
yang
Sekunder:
menjamin
Motivasi
pendidika
(1209)
n
1. Mengung
kesehatan
kapkan
sebagai
keyakinan
kepenting
akan
an
kemampu
karyawan
an untuk
melakuka Fasilitasi
n Pembelajar
tindakan an (5520)
(V/12091 1. Berikan
0) informasi
2. Menungk
dengan
apkan niat
urutan
untuk

25
bertindak yang logis
2. Sesuaikan
(V/12091
informasi
5)
dengan
gaya
hidup dan
rutinitas
klien
sehingga
dapat
dipatuhi
3. Dorong
klien
untuk
berpartisip
asi aktif
4. Jangan
terlalu
lama
dalam
memberik
an
pendidika
n
kesehatan
5. Berikan
instruksi
yang
sederhana
6. Ulangi
informasi

26
yang
diberikan
7. Gunakan
kata-kata
yang
mudah
diingat
8. Berikan
kesempata
n agar
klien
dapat
mencoba
Tunjukkan
perilaku yang
mendukung
klien
2. Risiko Pengetahua Manajemen Ners 10.00 Aula PT Cerama Powerp
Veranti Nojoron h dan oint dan
cedera n: Mekanik lingkungan:
ka o Demon Video
pada Tubuh komunitas strasi
kelompok (1827) (6484)
pekerja di 1. Pengetahu 1. Lakukan
ruangan an pekerja edukasi
sektor A7 banyak untuk
PT. mengenai kelompok
NOJORO postur yang
NO tubuh berisiko
2. Monitor
Kudus, duduk
status
Jawa yang tepat
risiko
Tengah (V/182703
kesehatan
(Domain: )
2. Pengetah yang
11

27
Keamanan uan sudah
/ pekerja diketahui
perlindung banyak
an, Kelas: mengenai Pengaturan
2 cedera posisi posisi (0840)
fisik, kode penyebab 1. Gunakan
00035) nyeri otot alat-alat
dan sendi yang tepat
akibat dalam
dari menyoko
duduk ng angota
(V/18271 tubuh saat
1) bekerja
2. Tempatka
Primer: n
Penampilan perubahan
mekanik posisi saat
tubuh bekerja
(1616)
1. Menggun
akan
postur
tubuh
yang
benar
untuk
duduk
(V/16160
2)
2. Menggun
akan

28
mekanika
tubuh
yang
tepat
(V/16161
5)

Sekunder:
Perilaku
promosi
kesehatan
(1602)
1. Melakuk
an
perilaku
kesehata
n secara
rutin
(V/1602
07)
2. Menggu
nakan
latihan
rutin
yang
efektif
secara
konsiste
n
(V/1602

29
16)

Primer:
Pengetahua
n:
keamanan
pribadi
(1809)
1. Memiliki
penegtahu
an
tentang
resiko
keselamat
an dan
keamanan
kerja
2. Memaha
mi
perangkat
keselamat
an yang
tepat
untuk
bekerja

Sekunder:
Pergerakan
(0208)
1. Dapat

30
mengontr
ol kinerja
pengatura
n tubuh
2. Mengetah
ui
keseimba
ngan
tubuh saat
bekerja

3.6 EVALUASI
1. Kegiatan promosi kesehatan dihadiri kurang lebih 100 pekerja
2. Kegiatan promosi kesehatan berjalan tertib dan lancar.
3. 75% pekerja aktif dalam mengikuti kegiatan promosi kegiatan.
4. 80% pekerja akhirnya mengetahui informasi mengenai keselamatan dalam bekerja untuk
mengurangi risiko cedera
BAB 4
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Sebagai perawat dalam masalah asuhan keperawatan pada kelompok


pekerja,perawat harus mengerti aspek-aspek tentang Keperawatan kesehatan kerja (K3)
yang pertama lingkungan,masalah kesehatan mayoritas maupun non mayritas.
Sehingga perawat bisa menjadi konsultan maupun penasehat pekerja,yang bisa
mengidentifikasi kemungkinan penyakit menularan dan resiko kerja. Kita sebagai
perawat melakukan pelayanan juga sebagai pelindungan hukum pada intinya prosedur
harus dilakukan dengan baik dan tertata.

4.2 Saran

31
Masih banyak pelanggaran yang terjadi didalam keselamatan kesehatan
kerja kita sebagai perawat yang bekerja di bidang lapangan kontruksi tegakan hukum
sebagai pondasi keselamatan pekerja agar mendapatkan jaminan kesehatan dalam
bekerja. Banyak insiden yang membuat para pekerja mendapatkan kerugian karena
kelalaian secara prosedur K3 maupun lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA

Blackwell, W. (2015-1017). NANDA International, Inc. 9600 Garsington Road,


Oxford, OX4 2DQ, UK: The Atrium, Southern Gate, Chichester, West Sussex, PO19
8SQ, UK.

Lane, R., & St. Louis, M. (2013). NURSING INTERVENTIONS CLASSIFICATION


(NIC), SIXTH EDITION. United States of America: Elsevier.

Sue Moorhead, P. R. (2014). NURSING OUTCOMES CLASSIFICATION (NOC).


Kidlington, Oxford OX5 1GB: Elsevier Global Rights.

Pungky W. Peraturan keselamatan dan kesehatan kerja. Jakarta: Depnakertrans;


2004.staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/ir-sugiyono-mkes/materi-k3-
bag01.pdf

32
Pungky W. Peraturan keselamatan dan kesehatan kerja. Jakarta: Depnakertrans; 2004.
staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/ir-sugiyono-mkes/materi-k3-bag01.pdf

33

Anda mungkin juga menyukai