Anda di halaman 1dari 46

1

A. JUDUL

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR

MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 10 PONTIANAK

B. LATAR BELAKANG

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang masih

dianggap sulit dipahami oleh siswa, siswa masih menganggap matematika

merupakan mata pelajaran yang sulit dan membosankan, kebanyakan

pembelajaran tersebut berpusat pada guru, dalam pelaksanaannya guru

memegang kendali, memainkan peran aktif, sedangkan siswa cenderung pasif

dalam menerima informasi dari guru. untuk menciptakan kondisi tersebut,

guru yang mengemban tanggungjawab terhadap keberhasilan siswa harus

dapat menciptakan suasana belajar yang kondusif. Dalam proses

pembelajaran matematika diperlukan suatu model pembelajaran yang

bervariasi artinya dalam penggunaan model pembelajaran tidak harus sama

untuk semua pokok bahasan, karena suatu model pembelajaran cocok untuk

satu pokok bahasan tertentu tetapi tidak untuk pokok bahasan yang lainnya.

Menurut (Efrina Santya dkk, 2015) dalam skripsinya yang

menuturkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti

dengan guru mata pelajaran matematika bahwa di kelas VIII SMP Negeri 7

Lubuklinggau, diperoleh pada ulangan harian matematika masih banyak

siswa yang belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Dari

keseluruhan siswa kelas VIII sebanyak 235 orang, terdapat 95 siswa (40,43%)
2

yang mencapai KKM dan sebanyak 140 siswa (59,57%) yang belum

mencapai KKM, sedangkan KKM yang telah ditetapkan di sekolah tersebut

sebesar 75. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan berpikir siswa dalam

pembelajaran matematika masih lemah, sehingga mereka yang belum

mencapai KKM harus mengikuti ujian remedial atau perbaikan.

Selain itu (Ayu Ariska, 2016) juga dalam skripsnya menyampaikan

bahwa hasil observasi peneliti pada pembelajaran matematika di SMP N 15

Yogyakarta, ditemukan beberapa permasalahan diantaranya yaitu dalam

proses pembelajaran, masih banyak siswa yang belum sepenuhnya

berpartisipasi dalam pembelajaran di kelas, hal ini ditunjukkan dengan masih

banyak siswa yang cenderung diam dan hanya mendengarkan apa yang

disampaikan guru. Kesempatan yang diberikan guru untuk bertanya terhadap

hal-hal yang belum dipahami belum dimanfaatkan oleh siswa, hanya sedikit

siswa yang menunjukkan keaktifan berpendapat dan bertanya. Pada saat guru

mengajukan pertanyaan, hanya beberapa siswa saja yang mampu menjawab

pertanyaan. Kemampuan siswa dalam menyelesaikan setiap permasalahan

belum semuanya atas dasar pemahaman siswa, namun cenderung atas dasar

mengingat dan menghafal. Kemudian setelah di berikan pretest nilai rata-rata

hasil pretest kelas VII F adalah 52,92. Siswa dengan nilai di bawah 70

merupakan siswa yang mengalami kesulitan terhadap pelajaran matematika.

Dari beberapa permasalahan tersebut mencerminkan bahwa prestasi

belajar matematika siswa Smp kelas VIII maupun kelas VII masih rendah.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan penyusunan model


3

pembelajaran yang tepat. Pemakaian model pembelajaran tentunya akan

berpengaruh terhadap prestasi belajar pada pokok bahasan yang diajarkan.

Salah satu bentuk model pembelajaran yang merangsang siswa adalah dengan

menggunakan model discovery learning. Model discovery learning adalah

model pembelajaran yang berbasis penemuan, yaitu lebih menekankan pada

penemuan jawaban atas masalah yang direkayasa oleh guru. Dalam penelitian

ini peneliti memilih model discovery learning karena model ini mengarahkan

siswa untuk dapat menemukan jawaban melalui proses pembelajaran yang

berlangsung dan dengan beberapa kelebihan seperti membantu siswa untuk

memperbaiki dan meningkatkan keterampilan-keterampilan dan proses-proses

kognitif, pengetahuan yang diperoleh melalui metode ini ampuh karena

menguatkan pengertian, ingatan dan transfer, menimbulkan rasa senang pada

siswa, karena tumbuhnya rasa menyelidiki dan berhasil,

Discovery Learning adalah metode mengajar yang mengatur

pengajaran sedemikian rupa sehingga anak memperoleh pengetahuan yang

sebelumnya belum diketahuinya tanpa pemberitahuan langsung; sebagian

atau seluruhnya ditemukan sendiri, Russefendi dalam (Nurdiansyah,2008 ).

Menurut (Ayu Ariska, 2016) metode ini dapat membantu siswa

memperkuat konsep dirinya, karena memperoleh kepercayaan bekerja sama

dengan yang lainnya, berpusat pada siswa dan guru berperan sama-sama aktif

mengeluarkan gagasan gagasan.Bahkan gurupun dapat bertindak sebagai

siswa, dan sebagai peneliti di dalam situasi diskusi. membantu dan

mengembangkan ingatan dan transfer kepada situasi proses belajar yang baru,
4

mendorong siswa berfikir intuisi dan merumuskan hipotesis sendiri. Dengan

demikian diharapkan dengan menggunakan model pembelajaran ini prestasi

belajar matematika siswa

akan lebih baik.

Menurut (Ridwan, 2015:93) Langkah-langkah pembelajaran

discovery learning adalah sebagai berikut.

1. guru menjelaskan tujuan pembelajaran

2. guru membagi petunjuk praktikum/ eksperimen

3. peserta didik melaksanakaneksperimen dibawah pengawasan guru

4. guru menunjukkan gejala yang diamati

5. peserta didik menyimpulkan hasil eksperimen

Untuk mengetahui apakah model discovery learning adalah model

pembelajaran yang tepat digunakan dalam pembelajaran yang berkaitan

dengan peningkatan hasil belajar matematika dan meningkatkan keaktifan

siswa maka peneliti melakukan penelitian tentang model discovery learning

pada pelaksanaan proses belajar mengajar matematika. Judul yang diambil

peneliti adalah “PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING

UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR

MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 10 Pontianak”.

C. Rumusan Masalah

Adakah pengaruh signifikan penerapan model discovery learning

untuk meningkatkan keaktifan siswa kelas VIII SMPN 10 Pontianak?


5

Adakah pengaruh signifikan penerapan model discovery learning

untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMPN 10

Pontianak?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dilaksanakannya penelitian ini sesuai dengan rumusan

masalah diatas yaitu untuk mengetahui pengaruh penerapan model discovery

learning terhadap hasil belajar matematika dan keaktifan siswa kelas VIII

SMPN 10 Pontianak.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi siswa, guru, dan bagi

peneliti sendiri. Manfaat yang peneliti harapkan adalah sebagai berikut.

a. Bagi peserta didik

 Peserta didik lebih terampil serta termotivasi untuk pembelajaran

selanjutnya serta selalu aktif dalam setiap pembelajaran dikelas

 Peserta didik dapat mengembangkan dan meningkatkan hasil belajar

mereka.

b. Bagi Guru

 Dapat mengetahui tingkat kemampuan peserta didik.

 Dapat memberikan bekal guru untuk bisa lebih meningkatkan

pembelajaran di dalam kelas.

 Dapat menentukan langkah pembelajaran yang tepat dalam proses

belajar mengajar untuk mengurangi kesalahan peserta didik dalam

menyelesaikan soal.
6

 Bagi guru, khususnya guru bidang studi matematika, memberikan

pengetahuan lebih mengenai model discovery learning.

c. Bagi Peneliti

 Dapat memberikan bekal pengetahuan bagi peneliti sebagai calon guru

matematika.

F. Definisi Operasional

Discovery learning adalah proses mental ketika siswa

mengasimilasikan suatu konsep atau suatu prinsip . Adapun proses mental

misalnya mengamati, menjelaskan, mengelompokkan, membuat

kesimpulan, dan sebagainya.

Keaktifan adalah kegiatan yang bersifat fisik maupun mental, yaitu

berbuat dan berfikir sebagai suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan.

Keaktifan dalam peristiwa pembelajaran mengambil beraneka bentuk

kegiatan, dari kegiatan fisik yang mudah diamati sampai kegiatan psikis

yang sulit diamatai. Kegiatan fisik yang dapat diamati diantaranya dalam

bentuk kegiatan membaca, mendengarkan, menulis, meragakan, dan

mengukur. kegiatan psikis seperti mengingat kembali isi pelajaran

pertemuan sebelumnya, menyimpulkan hasil eksperimen, membandingkan

satu konsep dengan konsep yang lain

Hasil belajar adalah Hasil belajar adalah hasil-hasil pelajaran yang

telah diberikan oleh guru kepada murid-muridnya, atau oleh dosen kepada

mahasiswa, dalam jangka waktu tertentu. Hasil belajar di sini bisa

diperoleh setelah dilakukan tes akhir (post tes)


7

G. KAJIAN TEORI

1. Pengertian Model pembelajaran

Model pembelajaran pada dasarnya berasal dari dua kata

yaitu model dan pembelajaran. Model dapat diartikan sebagai

pedoman dalam melakukan kegiatan. Menurut syaiful dalam (siti

cholifatul,2015) model dapat dipahami sebagai :

a. Suatu tipe atau desain

b. Suatu deskripsi atau analogi yang dipergunakan untuk membantu

proses risualisasi sesuatu yang tidak dapat langsung diamati

c. Suatu sistem asumsi-asumsi, data-data, dan inferensi-inferensi yang

dipakai untuk menggambarkan secara matematis suatu obyek atau

peristiwa

d. Suatu desain yang disederhanakan

e. Suatu deskripsi dari suatu sistem yang mungkin atau imajiner

f. Penyajian yang diperkecil agar dapat menjelaskan dan menunjukkan

sifat bentuk aslinya.

Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara siswa

dan lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang

lebih baik.

Menurut prastowo dalam (nurlita sari,2015) berpendapat

bahwa model pembelajaran adalah acuan pembelajaran yang secara

sistematis dilaksanakan berdasarkan pola-pola pembelajaran tertentu.


8

Menurut sani dalam (nurlita sari,2015) , model pembelajaran

adalah kerangka konseptual berupa pola prosedur sistematik yang

dikembangkan berdasarkan teori dan digunakan dalam

mengorganisasikan proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan

belajar. Lebih lanjut, Suprihatiningrum dalam (nurlita sari,2015)

mengemukakan bahwa model pembelajaran merupakan suatu

rancangan yang di dalamnya menggambarkan sebuah proses

pembelajaran yang dapat dilaksanakan oleh guru dalam mentransfer

pengetahuan maupun nilai-nilai kepada siswa.

Berdasarkan beberapa pendapa yang telah dikemukakan para

ahli, peneliti menyimpulkan bahwa model pembelajaran adalah suatu

proses pembelajaran yang berdasarkan pola-pola tertentu yang

tersusun dari awal hingga akhir pembelajaran yang tersusun secara

sistematis dan digunakan untuk mencapai tujuan pembelajan yang

telah ditetapkan

2. Ciri ciri model pembelajaran

Menurut ibid dalam (siti cholifatul,2015) , model pembelajaran

memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

a. Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli tertentu

b. Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu, misalnya model

berpikir induktif dirancang untu mengembangkan proses berpikir

induktif.
9

c. Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar

dikelas

d. Memiliki bagian-bagian model yang dinamakan :

1) Urutan langkah-langkah pembelajaran

2) Adanya prinsip-prinsip reaksi

3) Sistem sosial

4) Sistem pendukung

e. Memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran.

Dampat tersebut meliputi :

1) Dampak pembelajaran, hasil belajar yang diukur

2) Dampak pengiring, hasil jangka panjang

f. Membuat persiapan model mengajar dengan pedoman model

pembelajaran yang dipilihnya.

3. Pengertian Discovery Learning

model discovery learning adalah teori belajar yang didefinisikan

sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan

dengan pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan

mengorganisasasi sendiri. Dasar ide bruner adalah pendapat dari piaget

yang menyatakan bahwa anak harus berperan aktif dalam belajar dikelas.

Metode discovery learning adalah memahami konsep, arti, dan

hubungan, melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu

kesimpulan, Budiningsih dalam (umi hanin ,2013)


10

Menurut Agus N. Cahyo dalam (nurlita sari,2015) mengatakan

“Discovery Learning adalah metode mengajar yang mengatur pengejaran

sedemikian rupa sehingga anak memperoleh pengetahuan yang

sebelumnya belum diketahuinya tidak melalui pemberitahuan, tetapi

menemukan sendiri.

Sejalan dengan pendapat beberapa ahli, menurut hamdani dalam

(siti cholifatul,2015) Discovery (penemuan) adalah proses mental ketika

siswa mengasimilasikan suatu konsep atau suatu prinsip. Adapun proses

mental misalnya, mengamati, menjelaskan, mengelompokkan, membuat

kesimpulan, dan sebagainya. Sedangkan prinsip misalnya, setiap logam

apabila dipanaskan memuai.

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

discovery learning adalah model pembelajaran yang mendorong siswa

untuk terlibat aktif dalam menemukan suatu konsep baru yang kemudian

digabungkan dengan konsep sebelumnya yang sudah diketahui.

4. Karakteristik discovery learning

Pembelajaran discovery menitikberatkan pada siswa untuk dapat

belajar mandiri melalui keterlibatan aktif dengan konsep-konsep dan

prinsip-prinsip. Namun tidak berati bahwa guru menghentikan untuk

memberikan suatu bimbingan setelah masalah disajikan kepada peserta

didik. Tetapi bimbingan yang diberikan tidak hanya dikurangi porsinya

melainkan pula siswa itu diberi responsibilitas yang lebih besar untuk

belajar sendiri.
11

Menurut ibid dalam (siti cholifatul,2015) Ada beberapa ciri

utama belajar discovery, yaitu :

1) Mengeksplorasi dan memecahkan masalah untuk menciptakan,

mengabungkan, dan menggeneralisasi pengetahuan

2) Berpusat pada siswa

3) Kegiatan untuk menggabungkan pengetahuan baru dan

pengetahuan yang sudah ada.

Menurut ibid dalam (siti cholifatul,2015) Penerapan discovery

learning di dalam kelas sebagai berikut:

a. Mendorong kemandirian dan inisiatif siswa dalam belajar

b. Guru mengajukan pertanyaan terbuka dan memberikan kesempatan

beberapa waktu kepada siswa untuk merespon.

c. Mendorong siswa berpikir tingkat tinggi.

d. Siswa terlibat secara aktif dalam dialog atau diskusi dengan guru

dan siswa lainnya.

e. Siswa terlibat dalam pengetahuan yang mendorong dan menantang

terjadinya diskusi.

f. Guru menggunakan data mentah, sumber-sumber utama, dan

materi-materi interaktif

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa karakteristik

discovery learning adalah perencanaan pembelajaran yang dilanjutkan

dengan menyediakan materi pelajaran terlebih dahulu, dilanjutkan

dengan menyediakan materi pelajaran yang diperlukan. Guru berperan


12

sebagai pembimbing dan kemudian menilai hasil belajar siswa ketika

proses pembelajaran dikelas berlangsung.

5. Langkah-langkah model discovery learning

Dalam mengaplikasikan model discovery learning dalam

pembelajaran, terdapat beberapa tahapan yang harus dilaksanakan.

Kurrniasih & sani dalam (nurlita sari,2015) mengemukakan langkah-

langkah operasional discovery learning yaitu sebagai berikut :

a. Langkah persiapan model discovery learning

1) Menentukan tujuan pembelajaran.

2) Melakukan identifikasi karakteristik siswa.

3) Memilih materi pelajaran.

4) Menentukan topik-topik yang harus dipelajari siswa secara

induktif.

5) Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-

contoh, ilustrasi, tugas, dan sebagainya untuk dipelajari siswa.

b. Prosedur aplikasi model discovery learning

1) Stimulation (stimulasi/pemberian rangsang)

Pada tahap ini siswa dihadapkan pada sesuatu yang

menimbulkan kebingungan, kemudian dilanjutkan untuk tidak

memberi generalisasi, agar timbul keinginan untuk menyelidiki

sendiri. Guru dapat memulai dengan mengajukan pertanyaan,


13

anjuran membaca buku, dan belajar lainnya yang mengarah pada

persiapan pemecahan masalah.

2) Problem statemen (pernyataan/identifikasi masalah)

Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

mengidentifikasi masalah-masalah yang relevan dengan bahan

pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam

bentuk hipotesis.

3) Data collection (pengumpulan data)

Tahap ini siswa diberi kesempatan untuk mengumpulkan

berbagai informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati

objek, wawancara, melakukan uji coba sendiri untuk menjawab

pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya hipotesis.

4) Data processing (pengolahan data)

Pengolahan data merupakan kegiatan mengolah data dan

informasi yang telah diperoleh siswa melalui wawancara,

observasi dan sebagainya. Tahap ini berfungsi sebagai

pembentukan konsep dan generalisasi, sehingga siswa akan

mendapatkan pengetahuan baru dari alternatif jawaban yang

perlu mendapat pembuktian secara logis.

5) Verification (pembuktian)

Pada tahap ini siswa melalakukan pemeriksaan secara cermat

untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang


14

ditetapkan tadi dengan temuan alternatif dan dihubungkan

dengan hasil pengolahan data.

6) Generalization (menarik kesimpulan)

Tahap generalisasi/menarik kesimpulan adalah proses menarik

sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan

berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan

memperhatikan hasil verifikasi.

Langkah-langkah discocery learning menurut (siti cholifatul,2015)

a. Siswa dihadapkan pada problem-problem yang menimbulkan suatu

perasaan gagal di dalam dirinya.

b. Siswa mulai menyelidiki problem itu secara individual.

c. Siswa berusaha memecahkan problem dengan menggunakan

pengetahuannya, melihat fenomena-fenomena, menghubungkan

pengetahuan yang sebelumnya.

d. Siswa menunjukkan pengertian dari generalisasi itu.

e. Siswa menyatakan konsepnya atau prinsip-prinsip di mana

generalisasi itu didasarkan.

Sedangkan pendapat lain dikemukakan oleh Kurniasih dan Sani

dalam (dwi rizkiani, 2017) 1 mengenai langkah-langkah discovery

learning yaitu sebagai berikut:

a. Menentukan tujuan pembelajaran

b. Melakukan identifikasi karakteristik siswa

c. Memilih materi pelajaran


15

d. Menentukan topic-topik yang harus dipelajari siswa secara induktif

e. Mengembangkan bahan-bahan belajar berupa contoh-contoh,

ilustrasi, tugas, dan sebagainya untuk dipelajari siswa.

Dari beberapa pendapat oleh ahli diatas mengenai langkah-

langkah model discovery learning dapat disimpulkan bahwa dengan

adanya langkah-langkah pembelajaran akan mempermudah guru dalam

melaksanakan pembelajaran dikelas sesuai dengan tahapan yang telah

ditentukan.

6. Kelebihan dan kekurangan discovery learning

Kelebihan Model Pembelajaran Discovery Learning, Materi

Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 dalam (isna malihatul,

2016)

a. Membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan

keterampilan-keterampilan dan proses-proses kognitif. Usaha

penemuan merupakan kunci dalam proses ini, seseorang tergantung

bagaimana cara belajarnya.

b. Pengetahuan yang diperoleh melalui metode ini sangat pribadi dan

ampuh karena menguatkan pengertian, ingatan dan transfer.

c. Menimbulkan rasa senang pada siswa, karena tumbuhnya rasa

menyelidiki dan berhasil.

d. Model pembelajaran ini memungkinkan siswa berkembang dengan

cepat dan sesuai dengan kecepatannya sendiri.


16

e. Menyebabkan siswa mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri

dengan melibatkan akalnya dan motivasi sendiri.

f. Membantu siswa memperkuat konsep dirinya, karena memperoleh

kepercayaan bekerja sama dengan yang lainnya.

g. Berpusat pada siswa dan guru berperan sama-sama aktif

mengeluarkan gagasan-gagasan. Bahkan gurupun dapat bertindak

sebagai siswa, dan sebagai peneliti di dalam situasi diskusi.

h. Membantu siswa menghilangkan skeptisme (keraguraguan) karena

mengarah pada kebenaran yang final dan tertentu atau pasti.

i. Siswa akan mengerti konsep dasar dan ide-ide lebih baik.

j. Membantu dan mengembangkan ingatan dan transfer kepada situasi

proses belajar yang baru.

k. Mendorong siswa berpikir dan bekerja atas inisiatif sendiri.

l. Mendorong siswa berpikir intuisi dan merumuskan hipotesis sendiri.

m. Memberikan keputusan yang bersifat intrinsik.

n. Situasi proses belajar menjadi lebih terangsang.

o. Proses belajar meliputi sesama aspeknya siswa menuju pada

pembentukan manusia seutuhnya.

p. Meningkatkan tingkat penghargaan pada siswa.

q. Kemungkinan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis

sumber belajar.

r. Dapat mengembangkan bakat dan kecakapan individu.


17

Beberapa kelebihan metode penemuan menurut Suherman dalam

(isna malihatul, 2016) sebagai berikut:

a. Siswa aktif dalam kegiatan belajar, sebab ia berpikir dan

menggunakan kemampuan untuk menemukan hasil akhir;

b. Siswa memahami benar bahan pelajaran, sebab mengalami sendiri

proses menemukannya. Sesuatu yang diperoleh dengan cara ini lebih

lama diingat;

c. Menemukan sendiri menimbulkan rasa puas. Kepuasan batin ini

mendorong ingin melakukan penemuan lagi sehingga minat

belajarnya meningkat;

d. Siswa yang memperoleh pengetahuan dengan metode penemuan

akan lebih mampu mentransfer pengetahuannya ke berbagai konteks;

e. Metode ini melatih siswa untuk lebih banyak belajar sendiri.

Kelemahan Model Pembelajaran Discovery Learning ,Materi

Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 dalam (isna malihatul,

2016)

a. Menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan pikiran untuk belajar.

Bagi siswa yang kurang pandai, akan mengalami kesulitan abstrak

atau berpikir atau mengungkapkan hubungan antara konsep-konsep,

yang tertulis atau lisan, sehingga pada gilirannya akan menimbulkan

frustasi.
18

b. Tidak efisien untuk mengajar jumlah siswa yang banyak, karena

membutuhkan waktu yang lama untuk membantu mereka

menemukan teori atau pemecahan masalah lainnya.

c. Harapa-harapan yang terkandung dalam model ini dapat buyar

berhadapan dengan siswa dan guru yang telah terbiasa dengan cara-

cara belajar yang lama.

d. Pengajaran Discovery lebih cocok untuk mengembangkan

pemahaman, sedangkan mengembangkan aspek konsep,

keterampilan, dan emosi secara keseluruhan kurang mendapat

perhatian.

e. Pada beberapa disiplin ilmu, misalnya IPA kurang fasilitas untuk

mengukur gagasan yang dikemukakan oleh para siswa.

f. Tidak menyediakan kesempatan-kesempatan untuk berpikir yang

akan ditemukan oleh siswa karena telah dipilih terlebih dahulu oleh

guru.

7. Hasil belajar

Hasil belajar adalah sebagai terjadinya perubahan tingkah laku

pada diri seseorang yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk

pengetahuan, sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat di artikan

sebagai terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik

sebelumnya yang tidak tahu menjadi tahu, Hamalik dalam (isna

malihatul, 2016)
19

Hasil belajar adalah pencapaian bentuk perubahan perilaku yang

cenderung menetap dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotoris dari

proses belajar yang dilakukan dalam waktu tertentu. Hasil belajar adalah

kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima

pengalaman belajar,Sudjana, dalam (isna malihatul, 2016)

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan hasil belajar adalah

kemampuan yang dimiliki siswa dalam bentuk pengetahuan, sikap, dan

keterampilan setelah mengikuti proses belajar mengajar yang dapat

diamati dan diukur untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya.

8. Tujuan penilaian hasil belajar

Penelitian hasil belajar memiliki beberapa tujuan dalam

pembelajaran, menurut permendikbud nomor 53 tahun 2015 pasal 3 ayat

3 memiliki tujuan untuk :

1. Mengetahui tingkat penguasaan kompetensi

2. Menetapkan ketuntasan penguasaan kompetensi

3. Menetapkan program perbaikan atau pengayaan berdasarkan tingkat

penguasaan kompetensi

4. Memperbaiki proses pembalajaran

Selain itu tujuan penilaian hasil belajar juga dikemukakan oleh

Permendikbud Nomor 23 tahun 2016 pasal 4 ayat 1,2,3 menyatakan

bahwa:
20

a. Penilaian Hasil Belajar oleh pendidik bertujuan untuk memantau dan

mengevaluasi proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar

peserta didik secara berkesinambungan.

b. Penilaian Hasil belajar oleh satuan pendidikan bertujuan untuk

menilai pencapaian standar Kompetensi Lulusan untuk semua mata

pelajaran.

c. Penilaian Hasil Belajar oleh pemerintah bertujuan untuk menilai

pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran

tertentu.

Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan seperti yang

dijelaskan oleh Permendikbud Nomor 23 Pasal 6 ayat 2, Penilaian hasil

belajar oleh pendidik digunakan untuk:

a. Mengukur dan mengetahui pencapaian kompetensi peserta didik

b. Memperbaiki proses pembelajaran, dan

c. Menuyusun laporan kemajuan hasil belajar harian, tengah semester,

akhir semester, akhir tahun dan atau kenaikan kelas.

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan

penilaian hasil belajar untuk mengetahui sampai mana tingkat

pengetahuan yang dimiliki oleh siswa dan untuk memperbaiki proses

pembelajaran.

9. Mekanisme penilaian hasil belajar

Mekanisme Penilaian Hasil belajar pendidik menurut

Permendikbud Nomor 23 tahun 2016 pasal 9 meliputi:


21

1. Perencanaan strategi penilaian oleh pendidik dilakukan pada saat

penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran pada saat

penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) berdasarkan

silabus.

2. Penilaian aspek sikap dilakukan melalui observasi/pengamatan

sebagai sumber informasi utama dan pelaporannya menjadi

tanggungjawab wali kelas atau guru kelas.

3. Penilaian aspek pengetahuan dilaksanakan melalui tes tertulis, tes

lisan, dan penugasan sesuai dengan kompetensi yang dinilai

4. Penilaian keterampilan dilakukan melalui praktik, produk, proyek,

protopolio, dan/atau teknik lain sesuai dengan kompetensi yang

dinilai

5. Peserta didik yang belum mencapai KKM harus mengikuti

pembelajaran remedi.

6. Hasil penilaian pencapaian pengetahuan dan keterampilan oleh

pendidik disampaikan dalam bentuk angka dan/atau deskripsi

Pendapat lain mengenai mekanisme penilaian hasil belajar satuan

pendidikan juga disampaikan permendikbud Nomor 53 tahun 2015 pasal

9 meliputi :

1. Menyusun perencanaan penilaian tingkat satuan pendidikan

2. KKM yang harus dicapai oleh peserta didik ditetapkan oleh satuan

pendidikan
22

3. Penilaian dilakukan dalam bentuk penilaian akhir dan ujian

sekolah/madrasah

4. Penilaian akhir meliputi penilaian akhir semester dan penilaian akhir

tahun

5. Hasil peneilaian sikap dilaporkan dalam bentuk predikat dan atau

deskripsi

6. Hasil penilaian pengetahuan dan keterampilan dilaporkan dalam

bentuk nilai, predikat dan deskripsi pencapaian kompetensi mata

pelajaran

7. Laporan hasil penilaian pendidikan pada akhir semester, dan akhir

tahun ditetapkan dalam rapat dewan guru berdasar hasil penilaian

oleh pendidik dan hasil penilaian oleh satuan pendidikan.

8. Kenaikan kelas dan atau kelulusan peserta didik ditetapkan melalui

rapat dewan guru.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa mekanisme

penilaian hasil belajar pendidik merupakan salah satu perencanaan

strategi penilaian yang harus dilakukan oleh guru untuk mengetahui

pemahaman siswa terhadap suatu materi yang telah di ajarkan agar tujuan

dalam pembelajaran tercapai.

10. Tipe-tipe hasil belajar

Prosedur penilaian pendidik terdapat beberapa aspek

diantaranya dijelaskan oleh Permendikbud RI Nomor 23 tahun 2016


23

pasal 12 ayat 1, 2, dan 3 tentang standar penilaian dilakukan beberapa

tahapan yaitu :

1. Penilaian aspek sikap dilakukan melalui tahapan:

a. Mengamati perilaku peserta didik selama pembelajaran.

b. Mencatat perilaku peserta didik dengan menggunakan lembar

observasi/pengamatan.

c. Menindaklanjuti hasil pengamatan.

d. Mendeskripsikan perilaku peserta didik.

2. Penilaian aspek pengetahuan dilakukan melalui tahapan:

a. Menyusun perencanaan penilaian

b. Mengembangkan instrumen penilaian

c. Melaksanakan penilaian

d. Memanfaatkan hasil penilaian

e. Melaporkan hasil penilaian dalam bentuk angka deengan skala

0-100 dan deskripsi.

3. Penilaian aspek keterampilan dilakukan melalui tahapan:

a. Menyusun perencanaan penilaian.

b. Mengembangkan instrumen penilaian

c. Melaksanakan penilaian

d. Memanfaatkan hasil penilaian

e. Melaporkan hasil penilaian dalam bentuk angka deengan skala

0-100 dan deskripsi.


24

Persiapan untuk melakukan prosedur penilaian proses belajar

dan hasil belajar oleh pendidik menurut Permendikbud Nomor 23 Tahun

2016 pasal 13 ayat 1 dilakukan dengan urutan:

a. Menetapkan tujuan penilaian dengan mengacu pada RPP yang telah

disusun

b. Menyusun kisi-kisi penilaian

c. Membuat instrument penilaian berikut pedoman penilaian

d. Melakukan analisis kualitas instrument

e. Melakukan penilaian

f. Mengolah, menganalisis, dan menginterpretasikan hasil penilaian

g. Melaporkan hasil penilaian

h. Memanfaatkan laporan hasil penilaian.

11. Upaya meningkarkan hasil belajar

Menurut Slameto dalam (dwi rizkiani, 2017) upaya untuk

meningkatkan hasil belajar siswa adalah sebagai berikut:

1. Arahkan pada siswa untuk bisa mempersiapkan diri secara fisik dan

mental,

2. Meningkatkan konsentrasi belajar siswa,

3. Berilah pada siswa motivasi belajar

4. Ajarkan mereka strategi-strategi belajar

5. Begaimana caranya bisa belajar sesuai dengan gaya belajar masing-

masing

6. Belajar secara menyeluruh, dan


25

7. Biasakan mereka saling berbagi

12. Keaktifan belajar

Keaktifan belajar siswa merupakan unsur dasar yang penting

bagi keberhasilan proses pembelajaran. Keaktifan adalah kegiatan yang

bersifat fisik maupun mental, yaitu berbuat dan berfikir sebagai suatu

rangkaian yang tidak dapat dipisahkan Sardiman dalam (isti dwi ,2012)

Keaktifan peserta didik dalam belajar secara efektif itu dapat

dinyatakan sebagai berikut:

a. Hasil belajar peserta didik umumnya hanya sampai tingkat

penguasaan, merupakan bentuk hasil belajar terendah.

b. Sumber – sumber belajar yang digunakan pada umumnya terbatas

pada guru (catatan penjelasan dari guru) dan satu dua buku catatan.

c. Guru dalam mengajar kurang merangsang aktivitas belajar peserta

didik secara optimal. Tabrani dalam (ana ivar ,2012)

ketika proses belajar aktif dilaksanakan pengetahuan dapat

diperoleh melalui pengalaman pribadi siswa yang dibangun melalui

proses belajar bukan dengan pemindahan pengetahuan yang dimiliki guru

kepada anak didiknya. Untuk itu guru harus memotivasi siswa pada saat

pembelajaran berlangsung, dalam hal ini guru berperan sebagai fasilitator

siswa.
26

13. Prinsip keaktifan

Menurut W. Gulo dalam (ana ivar ,2012) prinsip–prinsip yang

perlu diperhatikan dalam usaha menciptakan kondisi belajar supaya

siswa dapat mengoptimalkan aktivitasnya dalam pembelajaran. Prinsip–

prinsip tersebut adalah :

1. Prinsip motivasi, di mana guru berperan sebagai motivator yang

merangsang dan membangkitkan motif – motif yang positif dari

siswa dalam pembelajarannya.

2. Prinsip latar atau konteks, yaitu prinsip keterhubungan bahan baru

dengan apa yang telah diperoleh siswa sebelumnya. Dengan

perolehan yang ada inilah siswa dapat memperoleh bahan baru.

3. Prinsip keterarahan, yaitu adanya pola pengajaran yang

menghubung–hubungkan seluruh aspek pengajaran.

4. Prinsip belajar sambil bekerja, yaitu mengintegrasikan pengalaman

dengan kegiatan fisik dan pengalaman dengan kegaiatan intelektual.

5. Prinsip perbedaan perorangan, yaitu kegiatan bahwa ada perbedaan –

perbedaan tertentu di dalam diri setiap siswa, sehingga mereka tidak

diperlakukan secara klasikal.

6. Prinsip menemukan, yaitu membiarkan sendiri siswa menemukan

informasi yang dibutuhkan dengan pengarahan seperlunya dari guru.

7. Prinsip pemecahan masalah, yaitu mengarahkan siswa untuk peka

terhadap masalah dan mempunyai kegiatan untuk mampu

menyelesaikannya.
27

H. Persamaan garis lurus

Persamaan garis lurus adalah perbandingan antara selisih koordinat

y dan koordinat x dari dua titik yang terletak pada garis itu.

Persamaan garis lurus adalah suatu persamaan yang jika

digambarkan ke dalam bidang koordinat Cartesius akan membentuk

sebuah garis lurus.

Bentuk umum persamaan garis lurus dapat dinyatakan dalam dua

bentuk berikut ini.

a. Bentuk eksplisit

Bentuk umum persamaan garis lurus dapat dituliskan sebagai y = mx

+ c , dengan x dan y variabel atau peubah, m dan c konstanta. Bentuk

persamaan tersebut dinamakan bentuk eksplisit. Dalam hal ini m

sering dinamakan koefisien arah atau gradien dari garis lurus.

Sehingga untuk garis yang persamaannya y = 2x + 1 mempunyai

gradien m = 2.

b. Bentuk implisit.

Persamaan y = 2x + 1 dapat diubah ke bentuk lain yaitu 2x + y +1 = 0.

Sehingga bentuk umum yang lain untuk persamaan garis lurus dapat

dituliskan sebagai Ax + By +C = 0 , dengan x dan y peubah serta A,

B, dan C konstanta. Bentuk tersebut dinamakan bentuk implisit.


28

Bentuk persamaan y=mx merupakan bentuk persamaan garis lurus

yang paling sederhana, dimana persamaan y = mx merupakan persamaan

garis lurus yang mempunyai titik pusat (0,0).

Menggambar Persamaan Garis Lurus Pada Koordinat Cartesius

Setiap titik yang terdapat pada bidang cartesius dinyatakan dalam

bentuk pasangan berurutan x dan y, dimana x merupakan nilai yang

terdapat pada sumbu x yang disebut dengan absis sedangkan y merupakan

nilai yang terdapat pada sumbu y yang disebut dengan ordinat. dari

penjelasan di atas dapat kita simpulkan yaitu titik yang terdapat pada

bidang Cartesius dapat dituliskan sebagai (x,y)

Langkah-langkah menggambar grafik persamaan y = mx atau y =

mx + c, c ≠ 0 sebagai berikut.

a. Tentukan dua titik yang memenuhi persamaan garis tersebut dengan

membuat tabel untuk mencari koordinatnya.

b. Gambar dua titik tersebut pada bidang koordinat Cartesius.

c. Hubungkan dua titik tersebut, sehingga membentuk garis lurus yang

merupakan grafik persamaan yang dicari.

gradien

Gradien suatu garis adalah bilangan yang menyatakan

kecondongan suatu garis yang merupakan perbandingan antara komponen

y dan komponen x.

Sifat-Sifat Gradien, yaitu :

a. Garis miring ke kanan, gradiennya positif (+)


29

b. Garis yang miring ke kiri, gradiennya negatif (-)

c. Dua garis yang sejajar mempunyai gradien yang sama

d. Dua garis yang saling tegak lurus, hasil kali gradiennya = -1

e. Garis sejajar dengan sumbu x, gradiennya = 0

f. Garis sejajar dengan sumbu y, gradiennya = tidak terdefinisikan

Hubungan garis, gradien dan titik yang dilaluli

o Garis dengan persamaan y = mx memiliki gradien m dan melalui titik

(0, 0).

o Garis dengan persamaan y = mx + c memiliki gradien m dan melalui

titik (0, c).

o Garis dengan persamaan ax + by + c = 0 memiliki gradien.

o Gradien garis yang melalui titik (x1, y1) dan (x2, y2) adalah

o Gradien garis yang sejajar sumbu X adalah nol.

o Gradien garis yang sejajar sumbu Y tidak didefinisikan.

o Garis-garis yang sejajar memiliki gradien yang sama.

o Hasil kali gradien dua garis yang saling tegak lurus adalah –1 atau

m1. m2 = –1.

o Persamaan garis yang melalui titik (x1, y1) dan bergradien m adalah y

– y1 = m(x – x1).

o Persamaan garis yang melalui titik (x1, y1) dan sejajar garis y = mx +

c adalah y – y1 = m(x – x1).

o Persamaan garis yang melalui titik (x1, y1) dan tegak lurus garis y =

mx + c adalah .
30

o Persamaan garis yang melalui dua titik dapat diselesaikan dengan

substitusi ke fungsi linear y = ax + b.

o Persamaan garis yang melalui titik A(x1, y1) dan B(x2, y2) adalah

atau dapat dituliskan.

o Dua garis yang tidak saling sejajar akan berpotongan di satu titik

tertentu..

I. Penelitian terdahulu

Berikut ini hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini, yaitu :

1. Rosit mustafa dalam skripsinya yang berjudul” PENINGKATAN

KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI

STRATEGI DISCOVERY LEARNING PADA SISWA SMP. Dari

hasil penelitiannya diperoleh kesimpulan bahwa penerapan model

discovery learning dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar

matematika siswa.

2. Ayu ariska dalam skripsinya yang berjudul” PENERAPAN MODEL

DISCOVERY LEARNING DITINJAU DARI PRESTASI BELAJAR

MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP N 15 YOGYAKARTA.

Dari hasil penelitiannya diperoleh kesimpulan bahwa penerapan

model discovery learning dapat meningkatkan hasil belajar

matematika siswa.

3. Siti cholifatul indah dalam skripsinya yang berjudul” Pengaruh Model

Pembelajaran Discovery Learning Terhadap Keaktifan dan Hasil


31

Belajar Matematika Siswa Kelas VIII MTsN Karangrejo. Dari hasil

penelitiannya diperoleh kesimpulan bahwa penerapan model

discovery learning dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar

matematika siswa

Penelitian-penelitian yang relevan diatas dua diantaranya memiliki

variabel bebas dan variabel terikat yang sama dengan variabel-variabel

yang hendak peneliti teliti. Pada intinya adalah menurut penelitian yang

relevan model discovery learning dapat meningkatkan keaktifan dan hasil

belajar matematika dan atau meningkat hasil belajar siswa saja.

J. Kerangka pemikiran

Kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana

teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai

masalah yang penting, uma sekaran dalam sugiyono(2017, 91). Dalam

sebuah penelitian perlu adanaya suatu kerangka berfikir yang nantinya

akan digunakan untuk mengetahui langkah-langkah kerja penelitian secara

umum. Kerangka berfikir pada penelitian ini yaitu variabel independen

(variabel bebas) dan variabel dependen (variabel terikat). Variabel

independen (variabel bebas) merupakan variabel yang menjadi sebab

perubahan atau timbulnya variabel dependen (variabel terikat).

Variabel independen pada penelitian ini adalah pembelajaran

matematika kelas VIII dengan menggunakan model pembelajaran

discovery learning. Sedangkan variabel dependen pada penelitian ini

adalah keaktifan dan hasil belajar matematika siswa kelas VIII. Berikut
32

dikemukakan kerangka konsep penelitian dengan judul penelitian

Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning Terhadap Keaktifan

dan Hasil Belajar Matematika Siswa SMP.

Uji t 𝑌1
X
Uji t
𝑌2
Keterangan:

X = Discovery Learning

𝑌1 = Keaktifan Belajar
𝑌2 = Hasil Belajar

Uji t = Uji-t independent

K. Hipotesis penelitian

Hipotesis dapat diartikan sebagai jawaban atau kesimpulan

sementara terhadap masalah yang diteliti dan diuji dengan data yang

terkumpul melalui kegiatan penelitian. Berikut merupakan hipotesis

penelitian tersebut
33

𝐻0 = Tidak ada Pengaruh penerapan Model Pembelajaran Discovery

Learning Terhadap Keaktifan dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas

VIII SMPN 10 Pontianak

𝐻1 = Ada Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Learning

Terhadap Keaktifan dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII

SMPN 10 Pontianak

METODE PENELITIAN

L. Pendekatan dan Jenis Penelitian

1. pendekatan penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode

penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang

berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada

populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada

umumnya digunakan secara random, pengumpulan data menggunakan

instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/ statistik dengan

tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan,sugiyono(2017:

14)

Sedangkan menurut Arikunto dalam (siti cholifatul,20152 ,

sesuai dengan namanya, penelitian ini banyak dituntut menggunakan

angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap kata

tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Demikian juga pemahaman

kesimpulan penelitian akan lebih baik apabila juga disertai dengan


34

tabel, grafik, bagan, gambar atau tampilan lain. Penelitian dengan

pendekatan kuantitatif bertujuan untuk menjelaskan,menguji teori,

membangun fakta, menunjukkan hubungan antar variabel,

memberikan deskripsi statistik, menaksir dan meramalkan hasilnya.

Pada penelitian ini peneliti menggunakan penelitian kuantitatif

untuk memperoleh signifikansi pengaruh model pembelajaran

discovery learning terhadap keaktifan dan hasil belajar matematika

siswa kelas VIII SMPN 10 PONTIANAK

2. jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah

penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen dapat diartikan

sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh

perlakuan terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan,

sugiyono(2017: 107). Penelitian ini menggunakan jenis penelitian

kuasi eksperimen(quasi experimental). Kuasi eksperimental

mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi

sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang

mempengaruhi pelaksanaan eksperimen, sugiyono(2017: 114).

Dalam penelitian ini penulis menggunakan post tes atau tes

akhir setelah diberikan perlakuan. Dengan demikian hasil perlakuan

dapat diketahui perbedaannya setelah diberikan perlakuan. Pada

akhir proses belajar mengajar kelas eksperimen dan kelas kontrol


35

tersebut diberikan post tes untuk mengetahui pengaruh model

pembelajaran discovery learning terhadap keaktifan dan hasil belajar

siswa kelas VIII SMP.

M. Populasi, sampel dan sampel penelitian

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/

subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya, Sugiyono (2017: 117). Pada penelitian ini, populasi

yang diambil adalah seluruh siswa kelas VIII SMP

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti

tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi. Apa

yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat

diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari

populasi harus betul-betul refresentatif(mewakili), sugiyono(2017:

118)

Pada penelitian ini peneliti mengambil sampel 2 kelas dengan

cara random sampling, 1 kelas sebagai kelas eksperimen

menggunakan model pembelajaran discovery learning dan 1 kelas

lagi sebagai kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional.


36

3. Sampel penelitian

Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan

sampel. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam

penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan.

Teknik sampling pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua

yaitu probability sampling dan nonprobability sampling,

sugiyono(2017,118-119).

N. Data, Sumber data, dan variabel

1. Data

Data merupakan fakta-fakta atau keterangan yang selanjutnya akan

diolah dalam kegiatan penelitian. Jenis data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah data kuantitatif, untuk data kuantitatif yang

digunakan dalam penelitian ini adalah data hasil observasi, data tes tulis,

dan data hasil wawancara

2. Sumber data

Sumber data adalah subyek atau asal dari mana data diperoleh. Sumber

data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder.

a. Sumber data primer

Sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan

data kepada pengumpul data, sugiyono(2017, 308). Data primer di


37

dalam penelitian ini adalah tes yang dilakukan siswa di kelas

eksperimen dan kelas kontrol.

b. Sumber data skunder

Sumber data skunder adalah sumber data yang tidak langsung

memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain

atau lewat dokumen, sugiyono(2017, 308). Data sekunder dalam

penelitian ini adalah data dokumentasi tentang keaktifan siswa kelas

kontrol eksperimen dan kelas kontrol.

3. Variabel

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari

orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik

kesimpulannya, sugiyono(2017: 61)

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel terikat dan

variabel bebas. Berikut ini adalah variabel-variabel yang diteliti dalam

penelitian yaitu:

a. Variabel bebas(independen)

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen(

terikat), sugiyono(2017: 61). Variabel bebas dalam penelitian ini

adalah model pembelajaran discovery learning sebagai (X)

b. Variabel terikat(dependen)
38

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat, karena adanya variabel bebas, sugiyono(2017: 61).

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah keaktifan belajar

matematika sebagai (Y1) dan hasil belajar matematika sebagai (Y2)

O. Teknik dan instrumen pengumpulan data

1. teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data merupakan suatu cara yang digunakan

untuk memperoleh data yang diharapkan dalam suatu penelitian. Data

yang diperoleh dari teknik pengumpulan data akan digunakan peneliti

dalam menguji hipotesis penelitian. Untuk mendapatkan hasil yang

relevan, teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah :

a. Metode tes

Tes merupakan suatu metode penelitian psikologis untuk

memperoleh informasi tentang berbagaiaspek dalam tingkah laku

dan kehidupan batin seseorang, dengan menggunakan

pengukuran(measurement) yang menghasilkan suatu deskripsi

kuantitatif tentang aspek yang diteliti

Tes ini dilakukan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, hal ini

bertujuan untuk mengetahui peningkatan atau penurunan hasil

belajar siswa setelah melalui kegiatan belajar mengajar dengan

membandingkan kedua kelas setelah diberikan perlakuan

b. Metode observasi
39

observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang

tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikhologis. Dua diantara

yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan,

sutrisno hadi dalam sugiyono(2017, 203)

metode ini digunakan dalam penelitian bertujuan untuk mengamati

secara langsung keaktifan pembelajaran matematika di dalam kelas

dengan menggunakan model pembelajaran discovery learning

c. Metode wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apanila

peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan

permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin

mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah

respondennya sedikit/ kecil, sugiyono (2017: 194). Metode ini

digunakan untuk mencari informasi siswa yang aktif dalam

pembelajaran sebelum diberikan perlakuan

2. instrumen pengumpulan data

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur

fenomena alam maupun sosial yang diamati, sugiyono(2017, 148).

Dalam penelitian ini terdapat beberapa instrumen penelitian yang

digunakan, yaitu :

a. Pedoman tes tertulis

Tes tertulis digunakan peneliti untuk mengetahui perubahan hasil

belajar setelah diberikan perlakuan pembelajaran discovery learning.


40

Sebelum tes tertulis diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas

kontrol, tes tertulis tersebut haruslah sudah validasi isi. Validasi isi

berkenaan dengan isi dan format dari instrumen. Validasi ini

biasanya ditentukan melalui berbagai pertimbangan para ahli.

Adapun langkah-langkah pembuatan tes terdiri dari:

1. menentukan bentuk tes yang akan dibuat

2. membuat kisi-kisi tes hasil belajar

3. menyusun soal tes

b. pedoman observasi

pedoman ini digunakan untuk mengamati kegiatan-kegiatan yang

berkaitan dengan objek penelitian, diantaranya melihat keaktifan

belajar siswa di dalam kelas dengan model pembelajaran Discovery

Learning

c. pedoman wawancara

Pedoman wawancara yaitu alat yang digunakan peneliti dalam

mengumpulkan data dengan melakukan interaksi melalui

pertanyaan-pertannyan kepada siswa. Metode ini digunakan untuk

mencari informasi siswa yang aktif dalam pembelajaran sebelum

diberikan perlakuan

P. Teknik analisis data

Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh reponden

atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah:

mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi


41

data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap

variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan

masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah

diajukan, sugiyono(2017, 207).

Penelitian ini menggunakan analisis data kuantitatif dan teknik

analisis yang digunakan adalah analisis statistik. Adapun statistik yang

digunakan yaitu independent t-test . ada beberapa persyaratan yang harus

dipenuhi sebelum uji t dilakukan, diantaranya adalah sebagai berikut

a. data berdistribusi normal

b. data homogenitas

c. uji hipotesis

Setelah persyaratan uji t dipenuhi, selanjutnya untuk mengetahui

apakah ada pengaruh antara model pembelajaran Discovery Learning dengan

pembelajaran konvensional terhadap keaktifan dan hasil belajar matematika

di SMPN 10 Pontianak. Data diambil dari keaktifan dan hasil belajar

matemaika siswa setelah diberi perlakuan,yaitu:

a. kelas eksperimen diajar menggunakan model pembelajaran Discovery

Learning

b. Kelas kontrol diajar menggunakan pembelajaran konvensional


42

Dalam penelitian ini untuk menganalisis data lembar observasi keaktifan dan

hasil belajar dilakukan dengan menggunakan analisis statistik dengan

menggunakan rumus uji t-independent. Rumusnya yaitu:

𝑋̅1 − 𝑋̅2
𝑡=
(𝑛1 − 1)𝑠12 + (𝑛2 − 1)𝑠22 1 1
√ (𝑛 + 𝑛 )
𝑛1 + 𝑛2 − 2 1 2

Untuk derajat kebebasan dari tes signifikansi t-Test adalah 𝑛1 + 𝑛2 −

2, dasar taraf signifikansi 5%. Kriteria pengujian Ha diterima jika t-test lebih

besar dari pada t-tabel, berari H0 ditolak. Begitu juga sebaliknya H0 diterima

jika t-test lebih kecil dari pada t-tabel, berarti H0 diterima dan Ha ditolak

Q. prosedur penelitian

Untuk memperoleh hasil dari penelitian, peneliti menggunakan

prosedur atau sistem tahapan-tahapan, sehingga penelitian akan lebih terarah

dan terfokus. Adapun prosedur dari penelitian ini adalah sebagai berikut

1. persiapan penelitian

Dalam tahapan ini peneliti melakukan langkah-langkah sebagai

Berikut :

a. Mengajukan surat permohonan izin penelitian kepada pihak sekolah,

yang dalam hal ini adalah SMPN 10 Pontianak


43

b. Berkonsultasi dengan kepala sekolah dan guru bidang studi

Matematika SMP dalam rangka observasi untuk mengetahui

bagaimana aktivitas dan kondisi dari tempat atau obyek penelitian

2. pelaksanaan penelitian

a. Menyiapkan perangkat mengajar dalam kegiatan belajar mengajar

b. Melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar. Kegiatan belajar

mengajar ini dilaksanakan pada dua kelas yang menjadi sampel

penelitian, yaitu kelas kontrol yang diajar dengan pembelajaran

konvensional dan kelas eksperimen yang diajar dengan model

discovery learning. Kegiatan belajar mengajar ini dilaksanakan

sampai pokok bahasan yang diberikan selesai disampaikan ke siswa.

c. Memberi tes

Pemberian tes bertujuan untuk memperoleh data tentang hasil belajar

siswa dari dua kelas yang diajar dengan model pembelajaran yang

berbeda, yaitu pendekatan konvensional dan model discovery

learning. Materi tes ini meliputi bahan pelajaran yang telah

disampaikan selama eksperimen.

d. Pengumpulan data yaitu mengumpulkan data yang ada dilapangan

yang berupa dokumen ataupun yang lain.

e. Analisis

Data hasil tes akan dianalisis dengan menggunakan analisis

statistikyaitu t-test, kemudian dilakukan penarikan kesimpulan


44

f. Interpretasi

Dari hasil analisis data di atas, dapat diketahui interpretasinya,

apakah hipotesisnya diterima atau ditolak.

g. Kesimpulan

Kesimpulan didapat setelah mengetahui hasil interpretasi data

akhirnya dapat disimpulkan apakah ada pengaruh model

pembelajaran discovery learning terhadap keaktifan dan hasil belajar

siswa

3. penulisan laporan penelitian

Dalam mengakhiri suatu penelitian harus diadakan proses analisa

data yang ditulis dan dibukukan untuk dijadikan sebuah laporan. Penulisan

laporan ini sangat penting artinya karena merupakan pembuktian awal bagi

kualitas penelitian untuk menilai ketepatannya dalam menyelesaikan

masalah secara nyata.

4. Tahap Akhir

Meminta surat bukti telah melakukan penelitian kepada pihak

sekolah yaitu SMPN 10 Pontianak


45

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Sani Ridwan. 2014. Pembelajaran saintifik untuk kurikulum 2013.


Jakarta: Bumi Aksara

Sugiyono.2017. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta

Ana Ivar Iriyanti, “Penerapan Metode Pembelajaran TIME TOKEN AREND Pada
Siswa Kelas VIII A SMP N 1 Prambanan Dalam Upaya Meningkatkan
Keaktifan Siswa Dan Prestasi Belajar Pendidikan Kewarganegaraan”
[online] http://eprints.uny.ac.id/8534/1/1%20-%2007401244041.pdf , [ 20
juni 2017]

Ayu ariska, “ Penerapan Model Discovery Learning Ditinjau dari Prestasi Belajar
Matematika Siswa Kelas VII SMP N 15 Yogyakarta”, [online]
http://repository.upy.ac.id/1030/ [ 4 april 2017]

Dwi Rizkiani Putri, “penerapan model pembelajaran discovery learning upaya


meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN Tilil 3 Bandung pada
subtema Macam-macam Peristiwa dalam Kehidapan” [online]
http://repository.unpas.ac.id/15354/5/BAB%20I.pdf,[ 20 juni 2017]

Efrina Santya dkk, “Pengaruh Model Discovery Learning Terhadap Hasil Belajar
Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 7 Lubuklinggau” [online]
http://mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/artikel%20ilmiah..pdf [ 4
april 2017]

Isna malihatul aini, “ Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Discovery


Learning ( DL ) Terhadap Hasil Belajar Tematik Siswa Kelas V Sd Negeri 2
Labuhan Ratu Bandar Lampung”[online]
ttp://digilib.unila.ac.id/21462/2/SKRIPSI%20TANPA%20BAB%20PEMB
AHASAN.pdf, [ 3 juli 2017]

Isti Dwi Iriani, “ Penerapan Metode Pembelajaran SNOWBALL DRILLING


Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Ips Siswa Kelas VIII A SMP N I
Kalikajar Kabupaten Wonosobo” [online]
http://eprints.uny.ac.id/8613/1/1%20-%2008416241039.pdf , [ 20 juni 2017]
46

Nurlitasari Ningsih, “Penerapan Model Discovery Learning Dengan Metode


Inkuiri untuk meningkatkan Hasil Belajar Ipa Siswa Kelas IV SD Negeri 3
Metro Barat” [online]
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=328174&val=7239&titl
e=PENINGKATAN%20HASIL%20BELAJAR%20IPA%20MELALUI%2
0MODEL%20%20DISCOVERY%20LEARNING%20DENGAN%20MET
ODE%20INKUIRI, [ 20 juni 2017]

Siti Cholifatul Indah, “ Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Learning


Terhadap Keaktifan Dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII MTsN
Karangrejo” [online] http://repo.iain-tulungagung.ac.id/1964/ [ 20 juni
2017]

Umi haniin, “ Peningkatan Aktivitas Belajar Ipa Melali Model Pembelajaran


Discovery Learning Dengan Media Lingkungan Pada Siswa Kelas VII F
SMP Negeri 3 batang” [online],
https://mgmpipasmpkabupatenbatang.files.wordpress.com/2013/12/proposal
-ptk-umi-h-smp-3-batang.pdf, [ 20 juni 2017]

Anda mungkin juga menyukai