Anda di halaman 1dari 9

MATA KULIAH

METODE PENELITIAN KOMUNIKASI KUALITATIF

Disusun oleh:

Alexander Aris VH (S2221808001)


Muskaf Al Firdaus (S2221808009)
Rina Mardiyanti (S2221808010)
Vennie Sea Resque (S2221808011)

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2018
Apa Ilmu Pengetahuan Itu dan Bagaimana Memahami Kunci Ilmu Pengetahuan?

Persaingan dalam segala aspek manusia tentu bermula dari adanya hal yang mendukung
persaingan tersebut. Entah karena kebutuhan yang sama namun kapasitas yang berbeda, tujuan
yang berbeda dengan menggunakan cara yang sama, teknologi yang berkembang pesat ataupun
aspek-aspek individu maupun kelompok yang “memaksa” manusia untuk terus menciptakan hal
yang baru guna menyelaraskan kemajuan jaman dengan segala kebutuhan manusia tersebut.
Lantas bagaimana pada awalnya memerlukan sesuatu yang mendukung kebutuhan tersebut.
Dimulai dari kebutuhan sederhana, entah itu makan, berpakaian, berbicara, mencuci,
berkendara, menjaga perasaan, menjawab pertanyaan, nerbasa-basi, sampai kemampuan manusia
yang memiliki kemahiran tertentu dalam segala rutinitas dan kegiatan manusia.

Manusia tidak akan lepas dari yang namanya cara dan trik serta metode-metode untuk
memudahkan mereka dalam berkehidupan berkelanjutan. Cara inilah yang akan menentukan kita
sebagai manusia bagaimana dalam berperilaku, melakukan aktivitas serta mengetahui lebih
dalam ada apa dengan ini dan itu, bagaimana hal tersebut dapat terwujud dan terjadi serta
pertanyaan-pertanyaan sederhana yang akan memunculkan temuan-temuan baru yang sekarang
disebut dengan ilmu dan pengetahuan.

Ilmu pengetahuan disini pasti memiliki tingkatan-tingkatan tersendiri dalam ke-eksistensinya.


Seperti contoh pengetahuan berlevel biasa kita mengerti bagaimana cara makan yang benar,
bagaimana kita berjalan, bagaimana kita berbusana. Kemudian naik dalam tingkatan sedang
seperti bagaimana kita menolak secara halus, mengethuai kepribadian orang melalui cara mereka
berbicara, atau pun mengetahui seseorang ketika dia berbohong dan sejenisnya. Lebih jauh lagi
tingkatan yang tinggi seperti kenapa astronut bisa sampai ke angkasa, berapa pixel pada mata
kita, berapa jumlah sel dalam tubuh kita, dan lain sebagainya. Namun demikian tentu kita tidak
dapat men-generalisasi tingkatan tersebut secara garis besar, dalam artian bias jadi yang kita
anggap mudah belum tentu demikian dengan kemampuan orang lain dan sebaliknya.

Bagaimana kita membedakan antara ilmu dan pengetahuan? Dalam buku FILSAFAT ILMU
karya Dr.Zaprulkhan memberikan rincian. Pengetahuan berasal dari bahasa inggris “knowledge”
yang bermakna, informasi, kemampuan (skill), pemahaman yang diperoleh melalui dari
pengalaman atau pendidikan. Lebih lanjut lagi dijelaskan bahwa dalam pengetahuan ini, terdapat
dua (2) jenis pengetahuan: 1) pengetahuan nir-ilmiah dan 2) pengetahuan prailmiah. Yang
membedakan adalah nirilmiah: pengetahuan biasa yang dapat ditangkap dengan panca indera
kita kepada suatu objek, prailmiah merupakan pengetahuan yang melalui pencerapan indrawi dan
merupakan hasil pemikiran rasional yang tersedia untuk diuji lebih lanjut kebenarnnya dengan
menggunakan metode ilmiah. Jika dijelaskan lebih mudah, pengetahuan bisa dikatakan: kita
TAU bagaimana caranya menggunakan handphone, hampir semua orang TAU caranya
membuka mata tanpa penelitian lebih dalam. Jadi bisa dikatakan pengetahuan ini bersifat biasa
atau ordinary knowledge.

Ilmu dijelaskan oleh The Liang Gie secara saintifik dalam buku Filsafat Ilmu sebuah Analisis
Kontemporer yakni dibagi menjadi dua bagian: 1) istilah umum untuk menyebut sebuah
pengetahuan ilmiah yang dipandang sebagai satu kebulatan. Jadi, dalam arti yang pertama ini
ilmu mengacu pada ilmu seumumnya (science in general), 2) ilmu menunjuk pada satu bidang
pengetahuan ilmiah yang mempelajari sesuatu pokok soal tertentu, dalam artian ilmu merupakan
suatu cabang ilmu khusus seperti sejarah, antropologi, komunikasi, psikologi, dan lain
sebagainya. Namun para filsuf memberikan pemaknaan yang berbeda mengenai pengertian ilmu,
Ilmu dijelaskan sebagai suatu kumpulan yang sistematis dari pengetahuan (any systematic body
of knowledge). Seperti yang temukan dalam sebuah jurnal mengenai ilmu pengetahuan dari
Mahasiswa S3 Universitas Gadjah Mada bernama Syampadzi Nurroh yang menerangkan bahwa
Ilmu merupakan bagian dari pengetahuan yang diketahui oleh manusia disamping berbagai jenis
pengetahuan lainnya seperti seni dan agama.

Lebih lanjut lagi, ilmu pengetahuan sekarang dijadikan satu menjadi satu perpaduan yang baik
dan beriringan. Hal ini bias dikatakan demikian karena, ilmu harus diusahakan dengan aktivitas
manusia, aktivitas tersebut harus dilakukan dengan metode tertentu, dan akhirnya aktivitas
metodis itu mendatangkan pengetahuan yang sistematis. Sesuatu bias dikatakan sebagai ilmu
pengetahuan adalah jika terdapat problematika yang menjadi persoalan yang tidak terselesaikan
dalam pengetahuan sehari-harinya. Hal ini jelas bahwa ilmu pengetahuan memang bersifat lebih
tinggi disbanding jika hanya dengan kata “pengetahuan”. Sehingga ilmu pengetahuan adalah
sesuatu yang dapat menjelaskan tentang kebenaran (bukan kebenaran yang mutlak) namun dapat
diuji kebenarannya dapat ditelaah penelitiannya, keilmuan yang seksama sehingga dapat
dijelaskan dan didefinsikan.
Ilmu pengetahuan yang sudah teruji tentu akan memiliki latar belakang yang panjang dan
menjadi sebuah pertanyaan besar dari seorang bahkan banyak ilmuwan. Sesuatu bisa dikatakan
sebagai ilmu pengetahuan tentu memiliki ciri yang menarik, layak untuk diteliti, dapat
dipertanggung jawabkan serta memiliki beberapa pokok tanda atau kunci bahwa hal tersebut
layak untuk disebut sebagai ilmu pengetahuan. John Hospers terdapat 6 (enam) kunci teradinya
pengetahuan: 1) pengalaman indra, 2) nalar (reason), 3) otoritas, 4) Intuisi (pemikiran yang
secara tiba-tiba tanpa menggunakan logika namun seperti kekuatan magic didalam diri manusia
untuk mengetahui sesuatu yang tidak banayk orang tahu) 5) Wahyu (relevation, 6) keyakinan
(faith).

Jika pengetahuan yang baik sudah melalui proses maka akan berlanjut atau meningkat
menjadi ilmu pengetahuan. Dan kunci atau ciri sesuatu bisa dikatakan sebagai ilmu pengetahuan
adalah jika: (The Liang Gie,1987)

1) Empiris: pengetahuan tersebut melalui penelitian dan percobaan


2) Sistematis: berbagai keterangan dan data yang tersususn sebagai kumpulan
pengetahuan itu mempunyai hubungan dan teratur
3) Objektif: bebas dari prasangka perseorangan dan kesukaan pribadi
4) Analitis: membeda-bedakan pada bagian terinci untuk memahami sifat, hubungan
dan peranan dari bagian-bagian tersebut.
5) Verifikatif: dapat diperiksa kebenarannya oleh siapapun.

Bagaimana Cara Berpikir Ilmiah?

Berpikir ilmiah mengarah pada keilmuan, berbeda dengan saat berpikir biasa. Dalam buku
Jujun S. Suriasumantri, Bochenski (1990: 52) juga menerangkan bahwa penciptaan yang
berlangsung keilmuan adalah pemikiran yang sungguh-sungguh, yang berarti cara yang
berdisiplin. Ide dan konsep itu diarahkan pada tujuan tertentu. Berpikir ilmiah adalah logis yang
berarti masuk akal, dan empiris di dalam berbicara berdasarkan fakta sehingga dapat
dipertanggungjawabkan

Berpikir ilmiah menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan, memutuskan,


mengembangkan pengetahuan, melalui prinsip-prinsip keilmuan atau menggunakan prinsip-
prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran. Oleh sebab itu
pemikiran ilmiah ini menunjuk pada prinsip-prinsip keilmuan yang tentu berkaitan dengan
proses untuk mendapatkan ilmu itu sendiri.

Menurut James Conan (dalam Adib, 2010 :134) terdapat delapan langkah dalam merumuskan
cara atau metode ilmiah yakni

1. Kenali bahwa suatu situasi yang tidak menentu ada


2. Nyatakan masalah dalam istilah spesifik
3. Rumuskan suatu hipotesis kerja
4. Rancang suatu metode penyelidikan yang terkendalikan dengan jalan pengamatan atau
percobaan, bisa juga keduanya
5. Kumpulkan dan catat bahan pembuktian
6. Olah data menjadi suatu pernyataan yang mempunyai makna
7. Menuju ke suatu penegasan yang dapat dipertanggungjawaabkan apabila penegasan itu
benar, maka prakiraan dapat dibuat darinya
8. Menyatu padukan penegasan yang dapat dipertanggugjawabkan. Dan masukan
menjadi pengetahuan baru dalam ilmu bersama kumpulan pengetahuan yang mapan

Sedangkan M.Thoyibi (1999) menjelaskan bahwa berpikir ilmiah itu berporoskan troika
logiko-hipotekto-verifikatif dan ada beberapa tahapan yaitu:

a. Perumusan masalah, pernyataan tentang obyek empiris yang mempunyai lingkup/


batas permasalahan yang jelas sehingga memungkinkan untuk mengidentifikasi faktor
yang terkait di dalammnya
b. Penyusunan kerangka berpikir, argumentasi yang menjelaskan hubungan teoritis
antara faktor berupa permasalahan dengan mempergunakan pengetahua milmiah dengn
tujuan untuk menyimpulkan hipotesis yang berfungsi sebagai jawaban sementara
terhahap permasalahan yang diajukan
c. Pengajuan hipotesis, kesimpulan yang ditarik dari kerangka yang telah disusun
d. Pengujian hipotesis, beruppa pengumpulan data yang relevan untuk menilai
kesesuaian antara materi pernyataan yang terkandung dalam hipotesis dengan kenyataan
empiris yang sebenarnya
e. Penarikan kesimpulan, menilai apakah kenyataan empiris sesuai atau tidak denan
hipotesis yang diajukan

Van Melsen dalam Lubis (2015:68) memberikan ciri berpikir ilmiah yakni secara metodis
(mempunyai metode logis dan koheren), sistematis (tersusun teratur), universal (berlaku di mana
saja), objektif (tidak memihak), progresif (dinamis), dapat digunakan (mudah dipraktikan) dan
tanpa pamrih (prinsip ilmu demi ilmu)

Apakah Ilmu Pengetahuan Berguna bagi Kehidupan ?

Menurut pendapat Achmad Charris Zubair dalam bukunya “Dimensi Etik dan Asketik Ilmu
Pengetahuan Manusia” Tahun 2002 ilmu pengetahuan merupakan ciri yang membedakan Antara
manusia dengan makhluk lain.

Ilmu akhirnya selain menjadi pertanda kehadiran manusia juga menjadi keniscayaan bagi
manusia dalam mengarungi hidupnya. Setidaknya ada beberapa alasan mengapa ilmu
pengetahuan itu berguna bagi kehidupan.

1. Manusia pada dasarnya tidak siap hidup di alam asli, alam yang belum terolah dan
belum tersentuh teknologi. Sebagai contoh manusia membutuhkan makanan untuk
bertahan hidup tetapi manusia tidak bisa langsung makan makanan dalam bentuk mentah
manusia membutuhkan ilmu pengetahuan untuk mengolah makanan mentah tersebut
menjadi makanan yang bisa dimakan.
2. Manusia pada dasarnya manusia membutuhkan ilmu pengetahuan untuk
mengolah, membudidayakan dan teknologi. Beras tidak bisa langsung dimakan oleh
manusia, untuk bisa dimakan maka beras harus dimasak terlebih dahulu dengan
menggunakan alat masak dan untuk mengkonsumsinya pun manusia juga biasanya
dilengkapi dengan lauk pauk, sendok, piring, duduk di kursi, berdoa dll
3. Ilmu Pengetahuan bermakna nilai, ilmu pengetahuan bermakna nilai bagi manusia
jika ilmu pengetahuan itu digunakan dengan tepat dan sesuai dengan tujuannya. Sebagai
contoh untuk bisa dinilai mewah manusia memaakai pakaian dengan merek terkenal,
walaupun fungsi utama pakaian adalah sebagai penutup tubuh tetapi karena pakaiannya
adalah merek terkenal maka ada nilai tambah dalam diri seseorang pemakainya.
4. Ilmu Pengetahuan bermakna pemecahan masalah, setiap manusia pasti memiliki
permasalahan dalam hidup ini, adanya ilmu pengetahuan akan membantu manusia dalam
memecahkan masalah yang ada.
5. Ilmu Pengetahuan bermakna Teknologi, teknologi diciptakan karena adanya
perkembangkan ilmu pengetahuan. Tanpa ilmu pengetahuan mustahil teknologi dapat
berkembang, dengan adanya teknologi maka tugas manusia menjadi lebih ringan dan
lebih mudah karena dari teknologi muncul banyak sekali alat alat atau mesin mesin
canggih yang tentunya dapat mempermudah hidup manusia
6. Ilmu Pengetahuan bermakna menjaga kehidupan makhluk, di dunia ini manusia selalu
dihadapkan pada segala macam ancaman misalnya ancaman bencana alam . Dengan adanya
ilmu pengetahuan tentang bencana alam maka manusia dapat mempersiapkan diri dalam
menghadapi bencana alam yang sewaktu waktu dapat terjadi.
7. Ilmu pengetahuan membuat interaksi manusia menjadi lebih berkembang dan
lebih luas. Ilmu pengetahuan menjadikan manusia bisa mengenal orang lain walaupun
berbeda Bahasa, wilayah, adat istiadat, agama, dll

Sonny Keraf dan Mikhael Dua dalam buku “Ilmu Pengetahuan Sebuah Tinjauan Filosofis”
tahun 2001 membagi manfaat ilmu pengetahuan menjadi beberapa kategorinya :
1. Tahu Bahwa
Tahu Bahwa disini adalah bermakna ilmu pengetahuan akan bermanfaat bagi manusia
jika kita mengetahui pengetahuan tentang informasi tertentu, tahu bahwa sesuatu terjadi,
tahu bahwa ini atau itu memang demikian adanya, bahwa apa yang dikatakan memang
benar. Ilmu pengetahuan jenis ini disebut juga pengetahuan teoritis, pengetahuan ilmiah,
walaupun masih dalam tingkat dasar.

Sebagai contoh bahwa apabila terjadi gempa bumi pada skala tertentu dapat
menimbulkan terjadinya gelombang tsunami. Tetapi pengetahuan ini hanya terhenti pada
hanya tahu saja, tetapi pengetahuan ini minimal bermanfaat jika seandainya nanti terjadi
sesuatu kita sudah bisa mengantisipasinya.
2. Tahu Bagaimana
Tahu bagaimana disini bermakna bagaimana melakukan sesuatu sesuai dengan ilmu
pengetahuan yang dimiliki. Sering dikenal dengan istilah Know –How, ilmu
pengetahuan ini berkaitan dengan ketrampilan atau keahlian dan kemahiran teknis dalam
melakukan sesuatu. Pengetahun jenis ini disebut juga sebagai pengetahuan teknis, sebagai
contoh seseorang yang memiliki pengetahuan akan komputer makan ia akan tahu
bagaimana merawat komputer supaya tidak mudah rusak dan tahu bagaimana cara
memperbaiki jika terjadi kerusakan komputer tersebut.

3. Tahu Akan / Mengenai


Tahu akan disini bermakna sebuah ilmu pengetahuan akan berguna apabila kita tahu
akan ilmu tersebut. Unsur yang paling penting dalam ilmu pengetahuan ini adalah
pengenalan dan pengalaman pribadi secara langsung dengan obyeknya. Pengetahuan
jenis ini disebut juga sebagai pengetahuan berdasarkan pengenalan.
Sebagai contoh seseorang mengetahui akan bahaya dari mengkonsumsi dari minuman
keras yang dapat merusak tubuh karena ia telah merasakan sendiri dampak yang
ditimbulkan dari mengkonsumsi minuman keras tersebut, maka ia berhenti untuk tidak
lagi mengkonsumsi minuman keras lagi.

4. Tahu Mengapa
Tahu mengapa disini bermakna adalah ilmu pengetahuan akan bermanfaat jika kita
mengetahui mengapa sesuatu itu terjadi. Tahu mengapa adalah kelanjutan dari tahu
bahwa, dimana pengetahuan tahu mengapa ini akan berusaha untuk mencari jawaban dari
apa yang terjadi
Sebagai contoh jatuhnya sebuah pesawat terbang yang menewaskan seluruh awak dan
penumpangnya, dengan ilmu pengetahuan maka akan diketahui mengapa pesawat
tersebut bisa jatuh dan bisa digunakan untuk menganalisa agar kedepannya tidak terulang
kembali pesawat jatuh.
Sumber Referensi

Zaprulkhan. 2016. Filsafat Ilmu Sebuah Analisis Kontemporer. Depok: PT Rajagrafindo Persada

M. Thoyibi. 1999.Filsafat Ilmu dan Perkembangannya. Surakarta: MUP Press

Lubis, Akhar Yusuf. 2014. Filsafat Ilmu: Klasik hingga Kontemporer. Jakarta: Rajawali Press

Adib, Mohammad. 2010. Filsafat Ilmu Ontologi, Epistimologi, Aksiologi dan Logika Ilmu
Pengetahuan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Surajiyo. 2016. Filsafat Ilmu Dan Perkembangan Di Indoensia. Jakarta: PT Bumi Aksara

Suriasumanteri, Jujun S. 1990. Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan

https://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/51768288/Filsafat_Ilmu__Prof_Sunarto_.pd
f?AWSAccessKeyId=AKIAIWOWYYGZ2Y53UL3A&Expires=1538232402&Signature=i40ss
MqzLVjRurzrasu2CAqLrIc%3D&response-content-
disposition=inline%3B%20filename%3DFilsafat_IImu_Point_of_Review.pdf

Anda mungkin juga menyukai