Terapi Al Quran 2 PDF
Terapi Al Quran 2 PDF
JULIANA
Program Studi Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran
ABSTRAK
Salah satu masalah yang sering dihadapi lansia adalah gangguan tidur. Terapi murottal Al-Qur‟an
sebagai salah satu intervensi terutama pada lansia yang beragama islam yang dapat menurunkan hormon-
hormon stres, memperbaiki system kimia tubuh sehingga menurunkan tekanan darah yang akan memperbaiki
irama sirkadian lansia sehingga berpotensi mengatasi insomnia lansia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh terapi Murottal Al-Qur‟an terhadap penurunan tingkat insomnia pada lansia di Unit
Pelayanan Sosial Lanjut Usia “Pucang Gading” Semarang.
Penelitian ini menggunakan metode quasy eksperimental dengan rancangan penelitian pretest-posttest
control goup design, dengan populasi sebanyak 76 orang di Unit Pelayanan Sosial Lanjut Usia “Pucang Gading”
Semarang. Metode sampel menggunakan purposive sampling sebanyak 34 orang yang dibagi menjadi kelompok
intervensi dan kontrol. Alat pengambilan data berupa kuesioner Studi Psikiatri Biologik jakarta – Insomnia
Rating Scale (KSPBJ-IRS). Uji analisis Univariat menggunakan distribusi frekuensi dan uji analisis Bivariatnya
menggunakan Wilcoxon.
Hasil penelitian menunjukan ada pengaruh terapi murottal Al-Qur‟an terhadap penurunan tingkat
insomnia pada lansia di Unit Pelayanan Sosial Lanjut Usia “Pucang Gading” Semarang dengan p Value = 0,000.
Bagi petugas di Unit Pelayanan Sosial Lanjut Usia “Pucang Gading” Semarang. diharapkan dapat
menerapkan terapi Murottal Al-Qur‟an sebagai salah satu intervensi untuk mengatasi insomnia pada lansia.
Kata kunci : Terapi murottal Al-Qur‟an, penurunan tingkat insomnia pada lansia
Daftar pustaka : 26 (2005-2014)
ABSTRACT
One of elderly problems is insomnia. It occurs because of aging factors. The murottal Al-Qur‟an therapy
become intervention for muslilm elderly, so that it can ward stress hormone, improve the body's chemical
system, thus lowering blood pressure, which will improve the circadian rhythm of elderly, thus potentially
overcoming insomnia in elderlies. The purpose of this study was to determine the effect of the murottal Al-
Qur‟an to insomnia in the elderly people at Pucang Gading Social Services unit for Elderly People at Semarang.
The research design used Quasy Experimental by using Pretest-Posttest Control Goup Design, with the
population of 76 people at Pucang Gading Social Services unit for Elderly People at Semarang. The sampling
method used purposive sampling of 34 people who were divided into intervention and control groups. Data
collecting used questionnaires of the Studi Psikiatri Biologik Jakarta – Insomnia Rating Scale (KSPBJ-IRS).
Univariate analysis test used frequency distributions and bivariate analysis test used Wilcoxon.
The results show that there was an influence of murottal Al-Qur‟an to ward insomnia in the elderly
people at Pucang Gading Social Services unit for Elderly People at Semarang.
It is suggested for Pucang Gading Social Services unit for Elderly People at Semarang to apply
murottal Al-Qur‟an as in intervention to cope with impaired insomnia in elderly people.
1
Pengaruh Terapi Murottal Al-Qur’an Terhadap Penurunan Tingkat Insomnia Pada Lansia
Di Unit Pelayanan Sosial Lanjut Usia “Pucang Gading” Semarang
PENDAHULUAN (berlanjut) secara alami. Ini dimulai sejak
lahir dan umunya dialami pada semua
Lanjut usia (lansia) adalah kelompok makhluk hidup (Bandiyah, 2009).
penduduk yang berumur 60 tahun atau lebih Semakin bertambahnya umur
(Maryam dkk, 2008). Lansia merupakan manusia, terjadi proses penuaan secara
suatu proses alami yang ditentukan oleh degeneratife yang akan berdampak pada
Tuhan Yang Maha Esa. Semua orang akan perubahan-perubahan pada diri manusia,
mengalami proses menjadi tua dan masa tua tidak hanya perubahan fisik, tetapi juga
merupakan masa hidup manusia yang perubahan kognitif, perasaan, social, dan
terakhir. Dimasa ini seseorang mengalami seksual (Azizah, 2011). Memasuki usia tua
kemunduran fisik, mental, dan social secara banyak mengalami kemunduran misalnya
bertahap (Azizah, 2011). kemunduran fisik yang ditandai dengan
Menurut Dinas Kependudukan kulit menjadi keriput karena berkurangnya
Amerika Serikat (1999) dalam Maryam bantalan lemak, rambut memutih,
(2008), jumlah populasi lansia berusia 60 pendengaran berkurang, penglihatan
tahun atau lebih diperkirakan hampir memburuk, gigi mulai ompong, aktivitas
mencapai 600 juta orang dan diproyeksikan menjadi lambat, nafsu makan berkurang
menjadi 2 miliar pada tahun 2050, pada saat dan kondisi tubuh yang lain juga
itu lansia akan melebihi jumlah populasi mengalami kemunduran (Padila, 2013)
anak (0-14 tahun) (Maryam dkk, 2008). Nina Kemala Sari dari Devisi
Pada tahun 2020-2025, Indonesia akan Geriatri, Departemen Ilmu Penyakit Dalam
menduduki peringkat Negara dengan RS Cipto Mangunkusumo, Fakultas
struktur dan jumlah penduduk lanjut usia Kedokteran Universitas Indonesia dalam
setelah RRC, India, dan Amerika Serikat, suatu pelatihan di kalangan kelompok
dengan umur harapan hidup diatas 70 peduli lansia, menyampaikan beberapa
tahun. Pertumbuhan penduduk lanjut usia masalah yang kerap muncul pada usia
(lansia) diprediksi akan meningkat cepat di lanjut, yang disebutnya sebagai a series of
masa yang akan datang terutama di negara- I’s. Mulai dari immobility (imobilisasi),
negara berkembang. Indonesia sebagai instability (instabilitas dan jatuh),
salah satu Negara berkembang juga akan incontinence (inkontinensia), intellectual
mengalami ledakan jumlah penduduk impairment (gangguan intelektual),
lansia, kelompok umur 0-14 tahun dan 15- infection (infeksi), impairment of vision and
49 berdasarkan proyeksi 2010-2035 hearing (gangguan penglihatan dan
menurun. Sedangkan kelompok umur lansia pendengaran), isolation (depresi), inanition
(50-64 tahun dan 65 lebih) berdasarkan (malnutrisi), insomnia (gangguan tidur),
proyeksi 2010-2035 terus meningkat. hingga immune deficiency (menurunnya
Persentase penduduk lansia tahun 2012 kekebalan tubuh) (Padila, 2013).
adalah 7,56% yang berarti termasuk Negara Insomnia adalah gejala yang dialami
berstruktur tua (Abikusno dkk, 2013). oleh klien yang mengalami kesulitan kronis
Menua (menjadi tua) adalah suatu untuk tidur, sering terbangun dari tidur,
proses menghilangnya secara perlahan- dan/atau tidur singkat atau tidur non
lahan kemampuan jaringan untuk resoratif (Zorick, 1994 dalam Potter &
memperbaiki diri/mrngganti dan Perry, 2006). Penderita insomnia
mempertahankan fungsi normalnya mengeluhkan rasa kantuk yang berlebihan
sehingga tidak dapat bertahan terhadap di siang hari dan kuantitas dan kualitas
infeksi dan memperbaiki kerusakan yang tidurnya tidak cukup. Namun sering kali
diderita (CONSTANTANIDES, 1994 klien tidur lebih banyak dari yang
dalam buku Bandiyah, 2009). Ini disadarinya. Insomnia dapat menandakan
merupakan proses yang terus-menerus adanya gangguan fisik atau psikologis
2
Pengaruh Terapi Murottal Al-Qur’an Terhadap Penurunan Tingkat Insomnia Pada Lansia
Di Unit Pelayanan Sosial Lanjut Usia “Pucang Gading” Semarang
(Potter & Perry, 2006). Insomnia lebih (Wijaya, 2009). Mendengarkan murotal Al
sering dijumpai pada wanita dan pada Qur‟an dapat memberikan ketenangan pada
kelompok usia lebih lanjut. Lebih dari 50% orang yang mendengarkannya, seperti hasil
usia lanjut mungkin mengeluh kesulitan penelitian Abdurrahman dkk (2008) yang
waktu tidur malam. Insomnia ialah tidur melakukan perekaman
yang tidak adekuat atau tidur yang tidak electroenchepalography (EEG) setelah
menyegarkan. Pada kelompok usia lanjut diperdengarkan murotal Al Qur‟an. Dari
presentase yang paling umum dijumpai hasil perekaman EEG didominasi oleh
adalah sulit berada dalam keadaan tidur dan gelombang delta di daerah frontal dan
bangun terlalu pagi, subuh hari sentral baik pada sisi kanan maupun kiri
(Lumbantobing, 2008). otak, bila didominasi gelombang delta
Jumlah lansia di Indonesia setiap artinya berada dalam ketenangan,
tahun cenderung mengalami peningkatan, ketentraman dan kenyamanan pada
rata-rata 7,18% pertahun. Pada tahun 2020 narakoba. Dalam sebuah penelitian oleh
jumlah lansia di Indonesia diperkirakan Muhammad Kamil Abdussamad dalam
akan mencapai 28,8 juta orang (11,34% bukunya Al Ijaz al ilmi fi Al Qur‟an yang
dari jumlah penduduk). Tiga perempat dari menulis bahwa alat-alat observasi
jumlah lansia, mengalami masalah susah elektronik yang dikomputerisasi telah
tidur (Insomnia). digunakan untuk mengukur perubahan
Seseorang yang sudah terkena fisiologis pada orang yang sehat yang
insomnia, tidak ada cara lain yang harus sedang mendengarkan Al Qur‟an baik yang
dipilih, selain menjalani pengobatan. memahami bahasa arab maupun yang tidak
Pengobatan medis adalah salah satu jenis memahami, diperoleh hasil bahwa
pengobatan yang banyak ditempuh oleh mendengarkan bacaan Al Qur‟an
orang karena lebih praktis, cepat dan memberikan efek menenangkan hingga 97
mudah. Tetapi, jangan pernah sekali-kali % yang dilihat dari berkurangnya
memutuskan untuk mengkonsumsi obat ketegangan saraf (Musbikin, 2007).
tidur secara sembarangan. Banyak Berdasarkan studi pendahuluan yang
pengobatan secara non medis seperti peneliti lakukan di Unit Pelayanan Sosial
cognitive behavioral therapy, sleep Lanjut Usia “Pucang Gading” Semarang,
resctraction therapy, stimulus control diperoleh data bahwa jumlah keseluruhan
therapy, relaxation therapy. Biasanya terapi lansia 76 orang dan dari 76 lansia
relaksasi ini menggunakan paduan suara- didapatkan jumlah lansia yang beragama
suara tertentu yang didesain untuk Islam sebanyak 90%. Peneliti
memunculkan efek relaksasi. Murottal Al- menggunakan kuesioner Kelompok Studi
Qur‟an termasuk dari suara tersebut, Psikiatri Biologik Jakarta-Insomnia Rating
mendengarkan murottal Al-Qur‟an adalah Scale (KSPBJ-IRS) untuk mengukur
salah satu cara kita berdoa dan beribadah. tingkat insomnia pada lansia. Berdasarkan
Berdoa dan beribadah dapat menimbulkan hasil wawancara kepada pasien 15 lansia
rasa kedekatan dengan tuhan dan rasa diambil secara acak 5 diantaranya
kedekatan itu akan membantu kita mengalami insomnia berat, 6 diantaranya
menhilangkan segala kecemasan. Dengan mengalami insomnia sedang, 2 diantaranya
demikian, kita merasa terlindungi, aman, mengalami insomnia ringan, dan 2
dan pasrah. Kondisi seperti itu akan diantaranya tidak mengalami insomnia.
membuat kita mudah tertidur dengan lelap Berdasarkan hasil wawancara dengan
(Susilo & Wulandari, 2011). Kepala Unit Pelayanan Social Lanjut Usia
Murottal merupakan salah satu musik “Pucang Gading” Semarang mengatakan
dengan frekuensi 50 Db yang membawa dalam mengatasi insomnia hanya dengan
pengaruh positif bagi pendengarnya mendengarkan musik, mengadakan
3
Pengaruh Terapi Murottal Al-Qur’an Terhadap Penurunan Tingkat Insomnia Pada Lansia
Di Unit Pelayanan Sosial Lanjut Usia “Pucang Gading” Semarang
kegiatan kerohanian satu kali seminggu, responden (58,8%) sedangkan pada
terapi membaca dan bimbingan konseling. kelompok kontrol juga paling banyak pada
Akan tetapi, terapi tersebut belum bisa kategori sedang yaitu sejumlah 12
mengatasi insomnia di Unit Pelayanan responden (70,6).
Kelompok
Insomnia Intervensi Kontrol Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi
Pretest
F % f % Gambaran insomnia pada lansia sesudah
Berat 0 0,0 5 29,4 diberikan terapi murottal Al-Qur’an
Sedang 10 58,8 9 55,9 pada lansia kelompok intervensi dan
Tidak kelompok kontrol di Unit Pelayanan
insomnia
7 41,2 3 14,7 Sosial Lanjut Usia “Pucang Gading”
Total 17 100,0 17 100,0 Semarang
Social Lanjut Usia “Pucang Gading”
Tabel 4.2 menunjukkan insomnia
Semarang. Terapi murottal Al-Qur‟an
sesudah dilakukan terapi murottal Al-
belum pernah dilakukan sebagai terapi
Qur‟an pada kelompok intervensi paling
insomnia untuk membantu mengatasi
banyak kategori sedang yaitu sejumlah 10
insomnia.
responden (58,8%) sedangkan pada
kelompok kontrol juga paling banyak pada
METODE PENELITIAN kategori sedang yaitu sejumlah 9 responden
(55,9%).
Desain penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah rancangan
B. Analisis Bivariat
eksperimen semu (Quasi Eksperimen),
yaitu dengan mengggunakan Pre – Post Analisis bivariat pada bagian ini
Test Control Group Design. digunakan untuk mengetahui pengaruh
Kelompok intervensi dan kelompok terapi murottal Al-Qur‟an terhadap
kontrol keduanya diukur sebelum Dan penurunan tingkat insomnia pada lanisa di
sesudah intervensi pada waktu penelitian. Unit Pelayanan Sosial Lanjut Usia “ Pucang
Setelah dilakukan intervensi diharapkan Gading” Semarang. Untuk mengetahui
terdapat pengaruh pada kelompok pengaruh ini digunakan uji Wilcoxon
intervensi karena data yang diperoleh berdistribusi
tidak normal.
HASIL PENELITIAN
Kelompok
A. Analisa Univariat Insomnia Intervensi Kontrol
Pretest
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi F % f %
Gambaran insomnia pada lansia sebelum Berat 7 41,2 5 29,4
diberikan terapi murottal Al-Qur’an Sedang 10 58,8 12 70,6
pada lansia kelompok intervensi dan
Total 17 100,0 17 100,0
kelompok kontrol di Unit Pelayanan
Sosial Lanjut Usia “Pucang Gading”
Semarang
Kozier.,Erb.,Berman.,Snyder.2011. Buku
Ajar Fundamental Nursing Konsep,
Proses dan Praktik volume 2. Jakarta :
EGC
11
Pengaruh Terapi Murottal Al-Qur’an Terhadap Penurunan Tingkat Insomnia Pada Lansia
Di Unit Pelayanan Sosial Lanjut Usia “Pucang Gading” Semarang
.
12
Pengaruh Terapi Murottal Al-Qur’an Terhadap Penurunan Tingkat Insomnia Pada Lansia
Di Unit Pelayanan Sosial Lanjut Usia “Pucang Gading” Semarang
13