01 GDL Siswonurha 1265 1 Siswo - PDF
01 GDL Siswonurha 1265 1 Siswo - PDF
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan
Disusun Oleh :
SISWO NURHASIM
NIM. S11036
i
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat rahmat dan hidayah Nya. Penulis mampu menyelesakan skripsi
Gawat Darurat Di Ruang Triage’’. Skripsi ini disusun sebagai salah satu
dukungan, arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyadari tanpa
adanya bimbingan, dukungan dan arahan maka tidak sempurnya skripsi ini. Untuk
1. Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta.
2. Wahyu Rima Agustin, S.Kep., Ns., M.Kep, selaku Ketua Program Studi S-1
3. Wahyu Rima Agustin, S.Kep,. Ns, M.Kep, selaku Pembimbing Utama yang
pembuatan skripsi.
iv
7. Semua Informan yang telah banyak membantu peneliti dalam penyelesaian
skripsi ini.
8. Orang tuaku tercinta dan tersayang Bapak Sukarno, Ibu Ngatini, Ahmat
Junaidi dan Rizki Afandi yang selalu memberikan dukungan, doa, materi dan
9. Sahabatku Roni Rohmat Wijaya, Abdul Rohim, Try Haryono dan Eko
ini.
11. Teman-teman Kost Jasmine atas dukungan dan semangat yang diberikan.
12. Semua pihak yang telah memberikan dukungan moral maupun material dalam
penyusunan skripsi ini, yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu.
Semoga segala bantuan dan kebaikan, menjadi amal sholeh yang akan
mendapat balasan yang lebih baik. Pada akhirnya penulis bersyukur pada Allah
SWT semoga skripsi ini dapat bermanfaat kepada banyak pihak dan tidak lupa
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak.
Penulis
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
ABSTRAK ....................................................................................................... xi
vi
BAB III METODELOGI PENELITIAN ......................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR LAMPIRAN
4 Surat BAPPEDA
7 Pedoman Wawancara
12 Analisa Tematik
13 Data Demografi
14 Lembar Observasi
15 SOP IGD
16 Jadwal Penelitian
17 Lembar Konsultasi
18 Dokumentasi
x
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN
STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2015
Siswo Nurhasim
PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG RESPONSE TIME DALAM
PENANGANAN GAWAT DARURAT DI RUANG TRIAGE RSUD
KARANGANYAR.
ABSTRAK
xi
BACHELOR PROGRAM IN NURSING SCIENCE
KUSUMA HUSADA HEALTH SCIENCE COLLEGE OF SURAKARTA
2015
Siswo Nurhasim
Nurses’ Knowledge of Response Time in Emergency Handling at the Triage
Room of Local General Hospital of Karangayar
ABSTRACT
Triage is a process of classifying the patients based on the type and the
level of their emergency conditions. Triage can also be defined as the grouping or
classification of the patients based in the injury severity, the availability of
disorder Airway (A), Breathing (B), and Circulation (C) by considering tools,
human resources, patients’ life probability, and response time (speed) i.e. the
quick service ability (responsive). The objective of this research is to investigate
the nurses’ knowledge of response time in emergency handling at the Triage
Room of Local General Hospital of Karanganyar.
This qualitative research used phenomenological descriptive approach.
The samples of the research were 4 nurses as informants and were taken by using
the purposive sampling technique. The criteria of the informants were as follows:
having the length of employment at the hospital of more than 3 years, holding the
education of background Diploma III in Nursing Science, having attended the
BTCLS training, willing to be the informants. The data of research were analyzed
by using the Collaizi’s method.
The result of research shows that on the special objective of the nurses’
knowledge of triage, there were two themes, namely: (1) emergency level-based
classification and (2) distribution of triage. Next, on the special objective of the
nurses’ knowledge of response time on the emergency patients there were four
themes: (1) the definition of response time, (2) emergency response time
according to color priority, (3) emergency response time according to emergency
priority; and (4) factor influencing knowledge.
Thus, the nurses’ knowledge of response time in emergency handling
corresponded to the emergency standard at the Emergency Installation of Local
General Hospital of Karanganyar.
xii
BAB I
PENDAHULUAN
perang dunia pertama. Klasifikasi ini digunakan oleh militer perang, untuk
massal. Tujuan triage pada musibah massal adalah bahwa dengan sumber
(START). Triage mulai digunakan di unit gawat darurat pada akhir tahun
1950 dan awal tahun 1960. Penggunaan triage di unit gawat darurat
disebabkan oleh peningkatan jumlah pasien di unit gawat darurat yang dapat
1
2
(Zimmermann dan Herr, 2006). Triage juga diartikan sebagai suatu tindakan
probabilitas hidup penderita, ruang triage tersebut berada di dalam ruang IGD
untuk memenuhi kebutuhan pasien yang dalam kondisi gawat darurat dan
yang cepat. Gawat suatu kondisi dimana korban harus segera ditolong,
apabila tidak segera ditolong maka akan mengalami kecacatan atau kematian.
Darurat Suatu kondisi dimana korban harus segera di tolong tetapi penundaan
berasal dari rujukan dengan jumlah Rumah Sakit Umum 1.033 unit dari 1.319
unit Rumah Sakit yang ada. Jumlah yang signifikan ini kemudian
tentang pentingnya waktu tanggap (response time) bahkan pada pasien selain
gawat darurat dengan response time yang cepat dan penanganan yang tepat.
Hal ini dapat dicapai dengan meningkatkan sarana, prasarana, sumber daya
2009).
penanganan kasus pada response time I di Instalasi Gawat Darurat bedah dan
tanggap penanganan kasus IGD bedah yang tepat sebanyak 67,9% dan tidak
tepat 32,1%. Waktu tanggap penanganan kasus IGD Non-Bedah yang tepat
sebanyak 82,1% dan tidak tepat 17,9%. Tidak terdapat hubungan yang
berdasarkan prioritas dan ada hubungan antara sikap petugas kesehatan IGD
time pada penanganan pasien gadar di ruang triage. Saat dilakukan tanya
time dan berapa waktu tanggap pada setiap pasien berdasarkan tingkat
bahwa response time perawat dalam penanganan triage belum sesuai dengan
RSUD Karanganyar.
Karanganyar.
1.3 Tujuan
Karanganyar.
triage.
6
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Triage
1. Pengertian
7
8
berikut.
2. Prinsip Triage
dan inspeksi visual untuk luka dalam, deformitas kotor dan memar
3. Prioritas Triage.
4) Penurunan respon
5) Tension pneumothorax
2) Multiple fraktur.
1) Fraktur minor
a. Pengkajian
b. Diagnosa
perawatan.
c. Perencanaan
d. Intervensi
e. Evaluasi
1. Pengertian
(Kepmen, 2003).
(WHO,1998).
1. Pengertian
pada pasien secara cepat dan tepat serta terpadu dalam penanganan
kematian.
a. Ambulace 24 jam.
b. Bedah minor.
c. Ruang triage.
d. Ruang tindakan.
e. Ruang observasi.
a. Pasien gawat darurat, tidak darurat, darurat tidak gawat, dan pasien
sebagainya.
18
bencana.
2.1.4 Perawat
1. Pengertian Perawat
Nursing, 1965).
19
2. Peran Perawat
c. Pendidik/Edukator
d. Koordinator
kebutuhan klien.
e. Kolaborator
f. Konsultan
g. Peneliti
pelayanan keperawatan.
21
2.1.5 Pengetahuan
1. Pengertian
2. Tingkat Pengetahuan
tingkatan:
a. Tahu (know)
b. Memahami (comprehension)
c. Aplikasi (aplication)
d. Analisis (analysis)
e. Sintesis (synthesis)
f. Evaluasi (evaluation)
talah ada.
24
berikut :
a. Tingkat pendidikan
b. Pengalaman
bersifat informal.
c. Informasi
lebih luas.
d. Budaya
: yang diteliti.
Gambar 2.1
Gambar 2.2
Fokus penelitian
27
prioritas. hubungan
Sampel antara sikap
penelitian petugas
berjumlah 32 kesehatan IGD
orang yang terhadap
terdiri dari 8 tindakan triage
orang dokter berdasarkan
dan 24 orang prioritas dengan
perawat di IGD P value < α
Rumah Sakit (0,006 < 0,05).
Eka Hospital
dengan
menggunakan
teknik total
sampling.
Table 2.2
Keaslian Penelitian.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
ini dilakukan pada kondisi alamiah (natural setting), dimana peneliti sebagai
instrumen kunci, menggunakan data yang pasti dan untuk mendapatkan data
yang berbeda-beda.
29
30
kriteria:
1. Instrumen
a. Instrument inti
b. Instrumen penunjang
1) Wawancara Mendalam
(Sutopo, 2006).
2) Observasi
(Sutopo, 2006).
di Ruang triage.
3) Studi dokumentasi
1. Tahap Persiapan
2. Tahap Pelaksanaan
2007).
36
3. Tahap Terminasi
2013). Alasan metode ini didasarkan dengan filosofi Husserl, yaitu suatu
arti dari suatu makna fenomena pengetahuan perawat tentang response time
mendalam.
ruang triage.
ini meliputi :
1. Pengujian Transferability
uraian yang rinci, jelas sistematis dan dapat dipercaya (Rosbon, 2011).
2. Pengujian Dependebility
3. Pengujian Konfirmability
dan hasil rekaman diberi kode informan tanpa nama (hak anonymity),
informan.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
tentang response time dalam penanganan gawat darurat diruang triage RSUD
Karanganyar dari tanggal 13 Februari 2015 sampai 16 Mei 2015. Hasil penelitian
dalam penelitian dengan singkat dan ketiga menguraikan hasil tematik tentang
pengalaman informan.
Rumah Sakit milik Pemerintah Daerah Kabupaten Karanganyar. Rumah Sakit Ini
dan Tata Kerja RSU Karanganyar. Sejak tanggal 2 Maret 2009 Rumah Sakit
41
42
mandi pasien. IGD tersebut memiliki SOP triage sehari-hari dan dalam
melakukan tindakan triage masih melakukan seleksi pada pasien secara cepat dan
tepat menurut kriteria true emergency dan false emergency. IGD tersebut
memiliki prasarana yang memadai seperti bed pasien disetiap ruangan, kursi roda,
4.2.1 Informan 1
4.2.2 Informan 2
4.2.3 Informan 3
4.2.4 Informan 4
1. Pengertian riage
2. Pembagian triage
“Triage itu kan ada yang menurut tempat pasien yang gawat darurat,
yang gawat darurat sekali, gawat biasa, dan pasien yang sudah
meninggal (I2)”
“Itu ada tiga tempat umum, dilokasi kejadian suatu kecelakaan, kedua
di pos medis, dilokasi bencana (I3)”
yaitu pasien yang gawat darurat, pasien yang gawat darurat sekali, pasien
mengungkapkan bahwa triage itu ada tiga yaitu di lokasi kejadian kecelakaan,
ada tiga yaitu di IGD, ditempat terjadi bencana dan di medan pertempuran.
prioritas.
ungkapan informan:
ungkapan informan:
warna merah itu harus dilakukan tindakan seceparnya dan harus didahulukan.
“kuning itu harus cepat tapi tidak begitu secepat yang merah, kalau
yang kuning itu cepet tapi tidak harus dilakukan tindakan (I2)”
“…kalau yang kuning itu kan gawat tapi tidak darurat mas misal
kalau ditunda 5-10 menit (I4)”
warna kuning bisa menunggu. Informan tiga menyebutkan warna kuning bisa
menyebutkan warna kuning gawat tetapi tidak darurat dan memiliki waktu
“untuk hijau itu kan tidak gawat tidak darurat jadi kalau
penangananya ditunda setengah jam pun tidak apa-apa (I4)”
bahwa warna hijau tidak begitu prioritas dilakukan triage dan bisa menunggu,
informan 4 menyebutkan bahwa warna hijau tidak gawat dan tidak darurat
“…dan untuk hitam tadi itu kan pasien yang sudah meninggal nah ini
penanganan terakhir sendiri mas (I4)”
informan 3 menyebutkan bahwa warna hitam bisa menunggu dan nilai Triage
hitam nol, dan untuk informan 4 menyebutkan bahwa warna hitam itu adalah
yaitu Emergency kurang dari 5 menit Urgent itu ada toleransi lebih dan sebisa
ungkapan informan:
pengetahuan.
“Informasi itu kan bisa dilakukan dari teman yang lama dan yang
baru bisa saling memberikan informasi (I2)”
50
pengetahuan.
pengetahuan.
BAB V
PEMBAHASAN
ini sama dengan yang diungkapkan oleh Zimmermann dan Herr, (2006)
ditempat terjadi bencana dan dimedan pertempuran. Hal ini sama dengan
pada tentara korban perang yang mengalami luka ringan dengan tujuan
Triage juga diterapkan dalam lingkup bencana atau musibah massal dan
pada akhir tahun 1950 mulai digunakan pada unit gawat darurat di Rumah
Sakit.
51
52
yang gawat darurat, pasien yang gawat darurat sekali, pasien yang gawat
darurat biasa dan pasien yang sudah meninggal. Hal ini sudah sesuai
dengan SOP IGD triage sehari-hari dan dalam melakukan tindakan triage
masih melakukan seleksi pada pasien secara cepat dan tepat menurut
lokasi kejadian kecelakaan, dipos medis dan di lokasi bencana. Hal ini
berdasarkan warna prioritas. Hal ini sudah sesuai dengan Prioritas triage
expectant (HITAM).
53
Hal ini sesuai dengan ungkapan Zimmermann dan Herr, (2006). Triage
pasien.
bernapas atau nyeri dada karena masalah jantung dan mereka menerima
medis .
54
pasien dimana yang pasien gawat terlebih dahulu yang harus ditangani.
Hal ini sesuai dengan ungkapan Brooker, (2008). Dalam prinsip triage
bangsal. Hal ini belum sesuai dengan Kepmen, (2003) kecepatan yaitu
adalah suatu bagian atau urutan yang terjadi dalam interaksi langsung
antara seseorang dengan orang lain atau mesin secara fisik dan
oleh dokter dan perawat dalam waktu kurang dari 5 menit dari pertama
karena sifatnya tidak gawat dan tidak darurat dan penanganannya ditunda
warna hitam itu adalah prioritas paling akhir dilakukan karena warna hitam
itu menandakan pasien sudah meninggal. Hal ini sesuai dengan prioritas
kuning gawat tetapi tidak darurat dan memiliki waktu tunggu 5-10 menit.
Hal ini sesuai dengan prioritas triage menurut Mosby, (2008) yang
warna hijau tidak gawat dan tidak darurat jika dilakukan penundaan
penanganan selama 1 jam pun tidak apa-apa. Hal ini sesuai dengan
dan nilai triage hitam nol, dan untuk informan 4 menyebutkan bahwa
warna hitam itu adalah pasien yang sudah meninggal dan penangananya
terakhir sendiri. Hal ini sesuai dengan prioritas triage menurut Mosby,
IGD dari pasien datang sampai selesai ditangani lebih dari 30 menit.
gawat darurat di ruang triage, karena salah satu peran perawat adalah
kegawatan yaitu Emergency kurang dari 5 menit Urgent itu ada toleransi
situasi terbaru yang ada. Huruf atau angka yang sering digunakan antara
(2011), bahwa meskipun untuk lulusan Program Diploma III disebut juga
mempengaruhi pengetahuan.
BAB VI
PENUTUP
Bagian ini merupakan bagian akhir dari laporan hasil penelitian yang
yang ada dan tema-tema yang telah ditemukan dalam penelitian tentang
terhadap pasien gawat darurat. Saran pada bab ini dibuat bagi rumah sakit,
6.1 Kesimpulan
2) Pembagian triage
6.1.2 Tujuan khusus yang kedua pengetahuan response time perawat terhadap
Kesimpulan dari penelitian ini pengetahuan perawat tentang response time dalam
penanganan gawat darurat di ruang triage sudah sesuai dengan standar IGD
RSUD Karanganyar.
60
61
6.2 Saran
ruang triage.
atau titik tolak tambahan bila diadakan penelitian lebih lanjut khususnya
6.2.4 Peneliti
6.2.5 Perawat
Smeltzer, S.C.V., Bare, B.G., Keperawatan Medikal Bedah Bruner Suddarth, Alih
Bahasa : Monica Ester, EGC; Jakarta. 2002.
Van Manen, M. (2007). Researching lived experience: human scince for action
sensitive pedagogy. London, DN. Althouse.