Anda di halaman 1dari 16

RANGKUMAN MATERI FAAL 1

PITUITARY HORMONES & HORMON TIROID, PARATIROID, DAN


KALSITONIN

Untuk memenuhi persyaratan SP FP Sistem Endokrinologi

Disusun Oleh:
Nur Annisa Ilmiatun
145070207131001

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
PITUITARY HORMONES

Koordinasi fungsi tubuh oleh pengantar kimia:

a. Neurotransmitter
Pelepasan dari terminal akson menuju neuron-neuron kedalam pertemuan
synaptic dan bertindak pada tempat itu untuk mengontrol fungsi sel syaraf.
b. Hormon endokrin
Pelepasan dari gland atau sel-sel khusus kedalam sirkulasi darah dan
mempengaruhi fungsi sel-sel di lokasi lain dalam tubuh.
c. Hormon neuro endokrin
Sekresi dari neuron menuju sirkulasi darah dan mempengaruhi fungsi sel-sel di
lokasi lain
d. Paracrine
Sekresi dari sel-sel menuju cairan ekstraseluler dan mempengaruhi sel-sel
neighboring diantara tipe-tipe yang berbeda
e. Autokrine
Sekresi dari sel-sel menuju cairan ekstraseluler dan mempengaruhi sel-sel
neighboring diantara sel-sel yang sama begitu memproduksi sel-sel dari ikatan
reseptor permukaan sel
f. Sitokin
Peptida disekresi oleh sel dalam cairan ekstraseluler dan dapat berfungsi sebagai
autrocrine, paracrine, dan hormon endokrin.

HORMON ENDOKRIN

Hormon endokrin dilepaskan oleh kelenjar diedarkan melalui sistem sirkulasi


mengatur fungsi yang jauh

Beberapa hormon endokrin mempengaruhi berbagai jenis sel-sel tubuh:


 Growth Hormone/ hormon pertumbuhan (dari kelenjar hipofisis anterior),
menyebabkan pertumbuhan di sebagian besar tubuh
 Thyroxine (dari kelenjar tiroid) meningkatkan banyak tingkat reaksi kimia di hampir
semua sel tubuh.
Hormon lain yang mempengaruhi hanya pada jaringan target tertentu, karena hanya
jaringan tersebut yang memiliki reseptor hormon yang cocok.
 Hormon adrenokortikotropik (ACTH) dari kelenjar hipofisis anterior khusus
merangsang korteks adrenal, menyebabkan pengeluaran hormon adrenokortikal
 Hormon ovarium memiliki efek khusus pada organ intim perempuan serta memiliki
karakteristik seksual sekunder pada tubuh perempuan

KELENJAR PITUITARY

 Hipofisis (kelenjar kecil) – berukuran 1 cm, berat 0.5 - 1 gram


 Terletak di Sella turcica (rongga tulang di dasar otak)
 Berhubungan dengan hipotalamus melalui batang pituitary (hipofisial)
 Dibedakan menjadi 2 bagian:
a. Pituitary anterior (depan) – adenohypophysis (sumbernya dari kantong
Rathke, yang merupakan embrio invaginasi epitel faring, hal ini menjeaskan
sifat epithelioid selnya)
b. Pituitary posterior (belakang) – neurohypophysis (sumbernya dari
perkembangan jaringan syaraf tiruan dari hipotalamus, hal ini menjelaskan
adanya sejumlah besar sel tipe glial di kelanjar ini)
HIPOTALAMUS DAN PITUITARY

Enam hormon penting peptida ditambah beberapa yang kurang penting disekresi
hipofisis anterior, dan dua peptida hormon penting disekresi oleh hipofisis posterior.
Hormon dari hipofisis posterior berperan penting dalam mengendalikan fungsi
metabolik di seluruh tubuh.
Pituitary Anterior
a. Hormon pertumbuhan (growth hormone) mendorong pertumbuhan seluruh tubuh
dengan mempengaruhi protein pembentukan, persilangan sel, dan diferensiasi
sel.
b. Adrenocorticotropin/ ACTH (kortikotropin) mengendalikan sekresi beberapa
hormon adrenokortikal, yang mempengaruhi metabolisme glukosa, protein dan
lemak
c. Thyroid-stimulating hormone (tirotropin) mengendalikan laju sekresi tiroksin dan
triiodothyronin oleh kelenjar tiroid, dan hormon ini mengontrol tingkat reaksi kimia
paling intraselular dalam tubuh.
d. Prolaktin mempromosikan pengembangan kelenjar susu dan produksi susu
e. Dua hormon gonadotropik yang terpisah, hormon perangsang folikel dan hormon
luteinizing, mengendalikan pertumbuhan ovarium dan testis, serta aktivitas
hormon dan reproduksi mereka. Kedua hormon yang disekresi oleh hipofisis
posterior memainkan peran lainnya.
Pituitary Posterior
a. Hormon antidiuretik (juga disebut vasopressin) mengendalikan laju air ekskresi
ke dalam urin, sehingga membantu mengendalikan konsentrasi air dalam
cairan tubuh.
b. Oksitosin membantu mengeluarkan susu dari kelenjar payudara ke puting susu
selama menyusui dan mungkin membantu dalam kelahiran bayi di penghujung
kehamilan.

Neuron khusus di hipotalamus mensintesis dan mensekresi hipotalamus, melepaskan


dan menghambat hormon yang mengendalikan sekresi Ddari hormon hipofisis
anterior. Neuron ini berawal dari berbagai bagian hipotalamus dan mengirim serabut
saraf mereka ke median eminence dan umbi cinereum, perpanjangan jaringan
hipotalamus ke dalam batang pituitari. Ujung dari serat ini berbeda dari kebanyakan
berujung di sistem saraf pusat, di dalamnya fungsi tidak mentransmisikan sinyal dari
satu neuron ke yang lain selain mengeluarkan pelepasan hipotalamus dan hormon
penghambat ke dalam cairan jaringan. Hormon ini langsung diserap ke dalam Ssistem
portal hypothalamic-hypophysial dan dibawa langsung ke sinus kelenjar hipofisis
anterior.
Hormone disorder
Tertiary : stimulasi hipotalamus abnormal
Secondary : stimulasi pituitary/ hipofisis abnormal
Primary : stimulasi kelenjar abnormal

Hypopituitarism
Panhypopituitarism merupakan sindrom yang muncul karena kehilangan seluruh
hormon yang disekresi oleh kelenjar pituitary. Pada orang dewasa biasanya terjadi
karena:
a. Tumor craniofaringioma dan tumor chromofob yang menekan kelenjar hipofisis
b. Trombosis pada hipofsis (shock sirkulasi post partum)
Efek yang dapat terjadi:
- Hipotiroidisme
- Pembentukan glukokortikoid menurun
- Sekresi gonadotropin menurun – fungsi seks hilang
Hypopituitarisme merupakan kondisi dimana hormon pituitary gagal menghasilkan
satu atau lebih hormon atau bahkan tidak menghasilkan hormon yang cukup.

Prolaktin
Meningkatkan perkembangan kelenjar mammae dan pembentukan asi
Hyperprolactinema
Kadar prolaktin berlebihan. Secara fisiologis terjadi pada masa kehamilan dan
menyusui.
Prolaktin yang berlebihan:
a. Penyebab gagal ginjal dan liver, antagonis dopamine, post partum, tumor, stress,
opiates, dan peningkatan kesekresi TRH
b. Akibat: hiperglikemi yang menyebabkan resiko perkembangan diabetes mellitus,
penurunan fungsi gonadal, dan galactorhea.

Growth Hormone / Somatotropik Hormon


Memiliki fungsi untuk pertumbuhan dengan menambah ukuran dan jumlah sel
(mitosis)
Efek metabolisme GH:
- Meningkatkan kecepatan sintesa protein
- Menurunkan kecepatan penggunaan karbohidrat
- Meningkatkan mobilisasi lemak dan penggunaan lemak untuk energi
Perangsangan pertumbuhan tulang rawan dan tulang:
GH  Somatomedin  Pertumbuhan tulang rawan dan tulang.
Somatomedin  pengendapan chondroitin SO4 dan collagen
Peran GH pada Peningkatan Penyimpanan Protein
a. Meningkatkan transport AA (asam amino) ke dalam sel melalui membran sel →
konsentrasi AA (dalam sel)↑  meningkatkan sintesa protein
b. Bertambahnya sintesa protein oleh ribosome (mekanisme belum diketahui,
mungkin ribosom memproduksi molekul protein >>)
Efek GH dalam Meningkatkan Pemakaian Lemak sebagai Energi
a. GH menyebabkan asam lemak keluar dari jaringan lemak  meningkatkan
konsentrasi asam lemak dalam cairan tubuh.
b. GH pada jaringan meningkatkan perubahan asam lemak  acetyl CoA 
digunakan untuk energi
c. GH >>  pengangkutan lemak meningkat  terbentuk asam asetoasetat >>
dihepar  dilepaskan ke cairan tubub  timbul ketosis
Efek GH pada Metabolisme Karbohidrat
1. Mengurangi penggunaan glucosa untuk energy
GH  peningkatan metabolisme dan penggunaan asam lemak untuk energi
(Asam lemak membentuk acetyl coA dalam jumlah besar  menimbulkam efek
umpan balik untuk menghambat pemecahan / glikolitik dari glukosa dan glikogen)
2. Meningkatkan pengendapan glikogen dalam sel
Oleh karena glukosa dan glikogen tidak dapat digunakan untuk energi maka,
glukosa yang masuk sel  menjadi glikogen  mengendap  sel menjadi jenuh
dengan glikogen  sel tidak dapat menyimpan glikogen lebih banyak.
3. Mengurangi penyerapan glukosa oleh sel
GH  penyerapan glukosa oleh sel meningkat dan konsentrasi glukosa darah
sedikit menurun.
Tapi bila sel sudah jenuh dengan glikogen dan penggunaan glukosa untuk energi
turun  penyerapan glukosa kemudian menjadi sangat berkurang  konsentrasi
glukosa darah meningkat (> 50%).
Efek Diabetogenik Hormon Hipofise Anterior:
Peningkatan menyeluruh dari sekresi hormon Hipofise anterior  meningkatkan
konsentrasi glukosa darah (Keadaan ini disebut Diabetes Hipofisis)
1. GH
- GH meningkatkan konsent. glukosa darah sehingga merangsang sel ß dan
sekresi insulin bertambah.
- merangs. langsung sel ß P. Langerhans menyebabkan sekresi insulin
bertambah.

2. ACTH
ACTH  kortex adrenalis  kecepatan sekresi kortisol   meningkatkan
kecepatan glukoneogenesis  konsentrasi glukosa darah 
3. TSH
4. Prolactin

Perbedaan DH dengan DM:


1. Pada DH: Penekanan kecepatan pemakaian glukosa oleh sel hanya moderat,
sedang pada DM hampir tidak ada pemakaian glukosa.
2. Pada DH konsentrasi glukosa relatif refrakter terhadap insulin (yaitu penurunan
glukosa akibat injeksi insulin sangat sedikit sebab dalam tubuh tersedia insulin
cukup).
3. Gejala samping akibat berkurangnya metabolisme karbohidrat pada DM

Kelainan Sekreksi GH
1. Pan Hipopituitarisme :
Pengurangan sekresi semua hormon hipofise anterior
Ex : congenital
2. Dwarfism :
Kekurangan sekresi hormon hipofise anterior pada masa kanak – kanak
Pertumbuhan tubuh sesuai tapi lambat
- anak 10 th seperti 4 – 5 th
- anak 20 th seperti 7 – 10 th
- mental retardation (-)
3. Gigantisme :
- Sel acidofil hiperaktif (oleh karena tumor acidofil)
 GH >>  jaringan tumbuh cepat (termasuk tulang)  Gigantisme (bila
timbulnya tumor sebelum pubertas)
4. Akromegali
Bila tumor acidofil terjadi setelah pubertas (setelah epifise bersatu dengan batang
tulang)
Tanda :
- Tidak tumbuh lebih tinggi
- Jaringan lemak terus tumbuh dan tulang tumbuh menebal
- Pembesaran tulang-tulang kecil tangan dan kaki, tulang membranosa :
cranium, hidung, atap dahi, tepi supra orbita, rahang bawah, vertebra.

HIPOFISE POSTERIOR = NEUROHIPOFISE

- Terdiri dari sel – sel glia ( pituisit )


- Syaraf dari Nc. Supra optic dan Nc. Paraventriculer hipotalamus  tractus
hipotalamo hipofiseal  hipofise posterior.
- Ujung syaraf mengeluarkan ADH dan Oksitosin

Hormon diproduksi oleh Posterior Pituitary

a. Antidiuretic Hormone (ADH)/vasopressin


- Meregulasi ekskresi H2O di urin
- Regulasi Tekanan Darah
b. Oxytocin
- Kontraksi uterus selama persalinan
- Pengeluaran ASI saat menyusui.

Antidiuretic Hormone (ADH)/vasopressin

Fungsi : Anti diuresis untuk penurunan jumlah ekskresi urine oleh ginjal

Kontrol ADH:

- Kontrol utama input osmoreceptor pada hypothalamus


- Input yang lebih lemah dari reseptor volume atrium kiri sebagai respon thdp
volume cairan ekstrasellular dan tekanan darah arteri rendah
- ADH mempengaruhi reabsorpsi air di tubulus renal
- Saat darah terdilusi  negative feedback  ADH tidak dirilis
- Defisiensi ADH  Diabetes Insipidus.

EFEK PRESSOR ADH / VASOPRESIN

• ADH dalam jumlah sedang / tinggi menyebabkan penyempitan arteri sehingga


terjadi tekanan arteri

• Bila tubuh kehilangan volume darah  merangsang sekresi ADH :

- 10% volume darah hilang  sekresi ADH moderat

- 25% volume darah hilang  sekresi ADH 20–50 x N

• Reseptor meningkatkan sekresi ADH : Baroreseptor carotis, aorta dan daerah


paru

DIABETES INSIPIDUS

• Diabetes insipidus merupajan sindrom poiuria yang dihasilkan dari


ketidakmampuan konsentrat urine dan untuk penghematan air sebagai akibat
dari kurangnya tindakan vasopressin (ADH)

• Presentasi awal klinis diabetes insipidus adalahpoliuria yang berkelanjutan,


diaman mengakibatkan berkurangnya urine (misanya dehidrasi) disertai rasa
haus.

• Produksi volume urine pada pada total adanya vasopressin mencapai 10–20
L/d.

• Dehidrasi dapat berkembang dan dengan cepat dapat berlanjut ke koma.

Syndrome of Inappropriate Vasopressin Secretion (SIADH)

• The syndrome of inappropriate ADH (vasopressin) secretion (SIADH) adalah


salah satu penyebab beberapa keadaan hipotonik.

• SIADH adalah karena sekeresi vasopressin yang melebihi kesesuaian


hyperosmolality atau penipisan volume intravascular

OKSITOSIN

Efek : Merangsang kontraksi uterus menjelang akhir kehamilan


Proses efek oksitosin:

Hisapan papila mammae  signal syaraf sensoris dikirim ke otak  Nc.


Paraventricularis  Hipotalamus posterior  oksitosin  masuk sirkulasi darah
Kelenjar mammae  kontraksi sel Myoepitel (sekitar alveola mammae)  ejeksi susu

HORMON TIROID, PARATIROID, DAN KALSITONIN

HORMON TIROID

Fungsi

 Mempertahankan optimalisasi tingkat metabolisme berbagai jaringan


 Merangsang konsumsi O2
 Membantu mengatur metabolisme KH, Lemak, dan protein

Terhadap bahan bakar metabolik: sifat multifaset

 Hipersekresi → peningkatan konsumsi bahan bakar


 Hiposekresi → peningkatan simpanan bahan bakar

Iodium merupakan unsur pokok dalam pembentukan HT

Iodium diserap lambung dan usus bagian atas → 1/3 sampai ½ nya diserap usus
(sisanya dikeluarkan melalui urin)

Hormon Utama

Hormon utama : T4 (Tiroksin) sebagai pro hormon dan T3 (Tri Iodo Tironin) sebagai
hormon aktif  tersimpan dlm koloid TG  enzim khusus  bebas

T3 & T4 disintesis dalam koloid melalui iodinasi dan kondensasi molekul –molekul
tirosin yang terikat pada TG

90% produk sekretorik kelenjar tiroid: T4 [yang kemudian diaktifkan jadi T3 melalui
deyodinasi (hati dan ginjal)]

T3 :

 Kecepatan & intensitas kerja 4 x lbh kuat daripada T4 (T3 berefek dalam beberapa
jam, T4 dalam beberapa hari)
 Jumlah dalam darah lebih sedikit daripada T4
 Keberadaan dalam darah lebih singkat daripada T4

Pengaturan hormon tiroid

TRH dirangsang oleh dingin, emosional dan rangsang neurogenik lain.

HT   respons adenohipofise terhadap TRH  / reseptor TRH   pelepasan TSH


  T3 & T4  (N)

Efek Hormon Tiroid

Efek utama HT

1. T3 berikatan dengan reseptor dalam sel.

2. Titik tangkap intraseluler untuk T3 : DNA inti sel mempengaruhi transkripsi &
translasi

3. T3 merangsang pertumbuhan dan perkembangan terutama pada otak dan tulang.

4. Defisiensi T3 pada bayi menyebabkan keterlambatan pertumbuhan dan


perkembangan serta gangguan sistem syaraf (retardasi mental, epilepsy dll)

5. Peningkatan Hormon Tiroid :

 Peningkatan laju metabolisme basal menyebabkan kecepatan penggunaan


makanan utk energi meningkat dan meningkatakan sintesis & katabolisme
protein

 Kecepatan pertumbuhan orang muda meningkat dan exitasi proses mental.

Efek HT pada Laju Metabolisme

1. Meningkatkan enzim Na, K sehingga menjadi ATP ase + energi

2. Meningkatkan transpor Ion-ion melalui membran sel pompa Na aktif


3. Meningkatkan panas tubuh yang menyebabkan peningkatan kecepatan
metabolisme tubuh
4. Meningkatkan laju metabolik basal tubuh
5. Efek lamban, durasi respons panjang.
Efek Kalorigenik

1. Sekresi Hormon Tiroid menurun menyebabkan Laju Metabolisme Basal menurun


s/d 40 – 50 % dibawah normal

2. Sekresi Hormon Tiroid meningkat menyebabkan Laju Metabolisme Basal


meningkat s/d 60 – 100 % diatas normal

3. Peningkatan Laju Metabolisme menyebakan peningkatan produksi panas

4. Meningkatkan jumlah dan aktivitas mitokhondria menyebabkan peningkatan


kecepatan pembentukan ATP

Efek Pada Sistem Kardiovaskuler

1. Peningkatan tanggap jantung terhadap katekolamin darah hormon tiroid pada


meningkatkan kecepatan denyut dan kekuatan kontraksi jantung menyebabkan
curah jantung meningkat ( efek simpatomimetik)

2. Hormon Tiroid Meningkatkan aliran darah dan curah jantung sehingga


mempercepat pemakaian O2 dan meningkatkan jumlah produk akhir metabolism
sehingga terjadi vasodilatasi jar. tubuh sehingga aliran darah meningkatkan →
Curah Jantung meningkat.

Efek Pada Respirasi

Hormon Tiroid meningkatkan kecepatan metabolisme sehingga pemakaian O2


meningkat dan pembentukan CO2 meningkat menyebabkan kecepatan dan
kedalaman nafas meningkat.

Efek Pada G.I.T

1. kecepatan sekresi getah pencernaan dan pergerakan saluran cerna meningkat


dan kadang menyebabkan diare
2. Meningkatkan nafsu makan menyebabkan berat badan meningkat.

Efek Terhadap Fungsi Sexual

1. Hormon tiroid pada laki-laki yang menurun : libido menurun, peningkatan impotensi
2. Hormon tiroid pada perempuan yang menurun : menorrhargi dan polimenorhe
3. Hormon tiroid pada perempuan yang meningkat : oligomenorhe menyebabkan
amenorhe.
Efek Pada Pertumbuhan & Sistem Saraf

1. Merangsang sekresi hormon pertumbuhan dengan memacu hipotalamus yang


menyebabkan GH meningkat.

2. Mendorong efek GH / Somatomedin dengan sintesis protein

3. Defisiensi tiroid menyebabkan Gangguan pertumbuhan (reversible bila cepat


dapat pengganti)

4. Hormon tiroid berlebihan : Tidak menyebabkan pertumbuhan berlebihan.

5. Hormon Tiroid Abnormal menyebabkan Perubahan Perilaku, seperti :

 Cenderung psikoneurotik

 Kecepatan berpikir meningkat, tapi disosiasi pikiran

6. Hormon Tiroid pada Otot

 Sedikit meningkat : otot bereaksi dengan kuat

 Banyak meningkat : otot lemah karena katabolisme protein meningkat

 Menurun : menyebabkan otot lamban

 Meningkat : hormon tiroid pada otot menyebabkan tremor halus otot karena
peningkatan kepekaan saraf pengatur tonus otot di medula.

HIPOTIROIDISME

Penyebab:

1. Primer: kegagalan kelenjar


2. Sekunder: dari defisiensi TRH, TSH/ keduanya
3. Defisiensi asupan iodium

Gangguan akibat penurunan aktivitas metabolisme keseluruhan

1. Penurunan Laju Metabolik Basal


2. Penurunan toleransi terhadap dingin (efek kalorigenik (–))
3. Peningkatan BB (tidak pakai bahan bakar dengan kecepatan N)
4. Mudah lelah (penurunan produksi energy)
5. Denyut nadi lemah & lambat (penurunan kecepatan dan kekuatan kontraksi
jantung dan penurunan curah jantung)
6. Perlambatan reflex & kemampuan mental (efek pada sistem saraf)
7. Kewaspadaan penurunan, bicara lambat dan gangguan mengingat
8. Oedematosa akibat perubahan metabolisme sehingga terjadi infiltrasi molekul-2
karbohidrat kompleks penahan air dikulit → miksedema : oedem pada wajah,
tangan dan kaki (hipotiroidisme dewasa).
9. Hipotiroidisme sejak lahir : Kretinisme yaitu tubuh cebol, retardasi mental &
gejala defisiensi HT
10. Terapi/Pemberian HT eksogen atau pemberian asupan iodium adekuat pd
makanan (utk penyebab ke (–) iodium).
11. Hipotiroid: Menyebabkan hilangnya pengaruh perangsangan dari insulin,
glukagon, TSH dan epineprin terhadap pertukaran energy
12. Autoimun  imunitas merusak kel. T. Diawali “tiroiditis”  kemunduran kel. 
fibrosis  sekresi HT menurun = o
13. Goiter koloid endemik

HIPERTIROIDISME

- Penyebab tersering dari hipertiroid adalah Penyakit Grave (autoimun) tubuh


membentuk Thyroid Stimulating immunoglobulin (TSI) dengan sasaran reseptor
TSH di sel tiroid.

- Penyebab jarang : Hipertiroid karena TRH/TSH berlebihan atau tumor tiroid


hipersekretorik

- TSI merangsang sekresi dan pertumbuhan tiroid seperti TSH

- Inhibisi umpan balik negatif HT (–) menyebabkan Hormon tiroid berlebihan.

KELENJAR PARATIROID

Paratiroid Hormon

Fungsi : bersama dengan kalsitonin & kalsitriol (vit. D3 aktif) menjaga Ca ++ darah
dalam batas normal (1,1 - 1,6 m mol / L darah).

Efek Paratiroid Hormon

1. Meningkatkan resorpsi tulang dengan memobilisasi Ca++


2. Meningkatkan reabsopsi Ca++ di tubulus distalis

3. Meningkatkan ambilan Ca++ pada usus

4. Kelenjar paratiroid hormon merangsang osteoklas & osteoblas, sehingga


osteoklas lebih dominan sehingga banyak Ca++ dimobilisasi dr tulang.

Rakhitis

1. Defisiensi vitamin D menyebabkan gangguan kalsifikasi matrix tulang


2. Kadar Ca++ darah menurun
3. Kelainan bentuk tulang

Osteomalasia

Gangguan kalsifikasi matriks tulang pada orang dewasa

KALSITONIN
1. Merupakan hormon penurun Ca++ (peptida)
2. Diproduksi oleh sel-2 jernih/sel2 C sebagai parafolikel kel. tiroid, paratiroid & timus
3. BM 3500, mengandung 32 asam amino
4. Dirangs. oleh : Dopamin, estrogen, gastrin, CCK, glukagon & sekretin
5. Reseptor kalsitonin : ditulang dan ginjal
6. Kadar kalsitonin pada kelenjar Tiroid : rendah

Anda mungkin juga menyukai