Anda di halaman 1dari 24

Home Visite dan Laporan Kasus

Tugas ini dibuat sebagai salah satu persyaratan dalam menjalani Kepaniteraan
Klinik Seniordibagian SMF Ilmu Kedokteran Masyarakat

Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Disusun Oleh:
Herizah Maulida
(1608320117)

Pembimbing:
dr. H. Elman Boy, M.Kes, FIS-PH.,FIS-CM

BAGIAN SMF ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SUMATERA UTARA
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Maha Esa, karena atas rahmat-Nya penulis
dapat menyelesaikan laporan Home Visite dan Laporan Kasus di Puskesmas Sei
Mencirim sebagai tugas penulisan dan penguasaan materi serta keterampilan
klinis yang harus dimiliki untuk mendiagnosis, mempelajari cara pengobatan yang
tepat, dan mengetahui tindakan dasar yang harus dilakukan sebagai dokter layanan
primer di puskesmas untuk menangani kasus tersebut dan mempelajari prinsip-
prinsip kerja obat dan beberapa keterampilan khusus yang berkaitan dengan kasus
tersebut
Penulis mengucapkan terimakasih kepada dr. H. Elman Boy, M.Kes, FIS-
PH.,FIS-CM dan dr. Jusup Paska Ginting, yang telah membimbing saya dalam
menyusun dan menyelesaikan laporan Home Visite dan Laporan Kasus ini.
Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada teman-teman yang telah
membantu penulis dalam mencari literatur demi tercapainya penyelesaian tugas
ini.

Medan, November 2018

(Herizah Maulida)

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................1
DAFTAR ISI............................................................................................................2
BAB 1......................................................................................................................3
PENDAHULUAN...................................................................................................3
BAB 2......................................................................................................................4
TINJAUAN TEORI.................................................................................................4
LAPORAN KASUS PASIEN HOME VISITE......................................................18
LAMPIRAN...........................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................23

2
HOME VISITE
“OSTEOARTRITIS”

BAB 1

PENDAHULUAN
Osteoartritis (OA) adalah gangguan sendiyang paling sering dijumpai dan
biasa menyerang sendi pinggul, lutut, tangan, dankaki. Sebanyak 4% populasi
dunia menderitaosteoartritis, dengan 83% kasus osteoartritismerupakan
osteoartritis lutut, sehinggaOA lutut merupakan jenis OA terbanyak.1,2Penyakit
ini menyebabkan gangguan yangbersifat progresif pada jaringan sendi
sepertikartilago, sinovium, dan tulang subkondral.Pada akhirnya, kartilago sendi
mengalamidegenerasi sehingga permukaan sendimengalami fisura, ulserasi, dan
menjaditipis.1,2
Prevalensi OA meningkat pada usia40 – 60 tahun, bertambah secara
lineardengan bertambahnya usia.2 Di negaramaju, OA menyebabkan beban
pembiayaankesehatan yang besar dibandingkan penyakitmuskuloskeletal lainnya;
namun kerugianterbesar adalah kualitas hidup, kesehatanmental, dan psikologis
pasien.1,3

3
BAB 2

TINJAUAN TEORI

A. DEFINISI

Osteoartritis ( OA ) adalah gangguan sendi yang bersifat kronis, disertai


kerusakan tulang rawansendi berupa disintegrasi dan perlunakan progresif, diikuti
dengan pertambahan pertumbuhan pada tepitulang dan tulang rawan sendi, yang
disebut osteofit, diikuti dengan fibrosis pada kapsul sendi. Kelainanini timbul
akibat mekanisme abnormal pada proses penuaan , trauma atau akibat kelainan
lain yangmenyebabkan kerusakan tulang rawan sendi. Keadaan ini tidak berkaitan
dengan faktor sitemik ataupuninfeksi.4

B. FAKTOR RISIKO

Faktor resiko terjadinya osteoarthritis dipengaruhi oleh:4,5


1. Umur
Dari semua factor resiko untuk timbulnya osteoarthritis ( OA ), factor
penuaan adalah yang terkuat.Prevalensi, dan beratnya osteoarthritis ( OA )
semakin meningkat dengan bertambahnya umur. Osteoarthritis hampir tak pernah
pada anak-anak, jarang pada usia di bawah 40 tahun dan sering pada umur di atas
60 tahun.
2. Jenis Kelamin
Wanita lebih sering terkena OA lutut dan OA bayak sendi, dan lelaki lebih
sering terkena OA paha, pergelangan tangan dan leher. Secara keseluruhan,
dibawah umur 45 tahun frekuensi OA kurang lebih sama pada laki-laki dan
wanita, tetapi diatas usia 50 tahun ( setelah menopause ) frekuensi OA lebih
banyak pada wanita. Hal ini menunjukan adanya peranan hormonal pada
pathogenesis OA.

4
3. Ras
OA pada paha lebih sering pada orang kaukasia daripada orang kulit hitam
atau asia. OA lebih sering dijumpai pada orang amerika asli ( Indian ) daripada
orang kulit putih.
4. Faktor Keturunan
Ibu dari seorang wanita dengan OA pada sendi-sendi interfalang distal
( nodus Heberden ) terdapat 2 kali lebih sering, dan anak-anaknya yang
perempuan cenderung mempunyai 3 kali lebih sering, dari pada ibu dan anak-anak
perempuan dari wanita tanpa OA.
5. Faktor Metabolik dan Endokrin
Berat badan yang berlebih secara nyata berkaitan dengan meningkatnya
risiko untuk timbul OA baik padawanita maupun pria.
6. Trauma dan Faktor Okupasi
Trauma yang hebat terutama fraktur intra-artikuler atau dislokasi sendi.

C. KLASIFIKASI

1. Osteoartritis Primer
Penyebab tidak diketahui dengan pasti dan tidak ada hubungannya dengan
penyakit sistemikmaupun proses perubahan lokal pada sendi, mengenai satu atau
banyak sendi,bersifat progresif. Terutamaditemukan pada wanita dengan nyeri
yang akut disertai rasa panas pada bagian distal interfalangeal yang selanjutnya
terjadi pembengkakan tulang yang disebut nodus Heberden. Biasanya mengenai
sendi lutut dan panggul.4,5
2. Osteoartritis Sekunder
Disebabkan penyakit yang menyebabkan kerusakan pada synovial
sehingga menimbulkan osteoarthritissekunder. Beberapa keadaan yang dapat
menimbulkan osteoarthritis sekunder, adalah :4,5
- Trauma atau Instabilitas: Terutama terjadi akibat fraktur, post
menisektomi, tungkai bawah yang tidak sama panjang, hipermobilitas dan
instabilitas sendi, tidak sejajar dan serasinya permukaan sendi.

5
- Faktor Genetik atau Perkembangan: Adanya kelainan genetic dan
perkembangan seperti dysplasiaepifisial, dysplasia acetabuler, penyakit Legg-
Calve-Perthes, dislokasi sendi panggul bawaan dan slipped epiphysis.
- Penyakit Metabolik/ Endokrin : Penyakit metabolik seperti okronosis,
akromegali, mukopolisakaridosis, deposisi Kristal, dsb.

D. ETIOPATOGENESIS

OA adalah penyakit yang mengenai kartilago/rawan sendi dan tulang


subkhondral. Masalah yangmendahului terjadinya OA ini belum jelas benar, tetapi
dipikirkan sebagai hasil dari ketidak seimbanganantara proses anabolik dan
katabolic di khondrosit. Karakteristik pada OA adalah terjadi degradasi
secaraprogresif dari komponen ekstra selular (ECM) rawan sendi yang
berhubungan dengan faktor inflamasisekunder.
Banyak faktor yang berperanan sehingga timbulnya proses inflamasi di
sinovium: pecahan rawansendi, pecahan dari permukaan sendi yang mengalami
fibrilasi, semuanya akan terkumpul di sinoviumyang kemudian menimbulkan
reaksi inflamasi. Produkasinya antara lain : Interleukin-1 (IL-1), Nitrit Oxide
(NO) dan Prostaglandin E2 (PGE2). Menyebabkan terjadinya perubahan katabolik
yang progresifpada OA.Jumlah mediator ini termasuk Cytokinase meningkat
didalam cairan sinovial yang akanmeningkatkan reksi inflamasinya pula. Kristal
juga akan menyebabkan sinovitis pada OA. Cairan sinovialpenderita OA
mengandung kristal-kristal Calcium pyrophosphate dihydrate, Calcium
hydroxyapatite ataukeduanya bersamaan.4,5,6
OA terjadi karena adanya multi faktor.Etiologi yang spesifik tidak
diketahui, tetapi berhubungandengan beban berlebihan, ketidak mampuan
khondrosit untuk mengontrol sistim remodeling internal, danfaktor diluar sendi
seperti perubahan pada sinovium dan vaskuler.

6
Patogenesis OA dapat dibagi dalam 4 stadium :
1.Stadium “Initial repair”: Secara histologis terdapat proliferasi
Khondrosit. Secara biokimiaterdapat peningkatan sintesa komponen ECM dan
DNA yang dipakai untuk proliferasi, mitosis, danpeningkatan aktivitas
Khondrosit.
2.OA stadium awal: Sintesa komponen ECM jumlahnya dilampaui oleh degradasi
karena adanyasintesa dan aktivitas Protease yang meningkat. Sehingga terjadilah
berkurangnya rawan sendi.Secarahistologis ditandai oleh pembengkakan rawan
sendi dan permukaan kartilago yang tidak teratur/irregular.Secara biokimia
ditemukan peningkatan sintesa komponen ECM dan DNA dan dilepaskannya
enzimProteolitik dan berkurangnya sintesa enzim Protease inhibitor.
3.OA Stadium intermediate: Ditandai dengan kegagalan sintesa komponen ECM
sedangkan sintesadan aktivitas Protease tetap meningkat, menyebabkan degradasi
progresif dan makin berkurangnya rawansendi. Secara histologis tampak fibrilasi
(vertical splitting), pelepasan (horizontal splitting) dan penipisankartilago/rawan
sendi .
4.OA stadium akhir: Komponen ECM termasuk cairan, proteoglikan dan kolagen
lebih berkurang lagi.Sintesa dan aktivitas Protease tetap tinggi atau menurun bila
rawan sendi sudah sangat tipis atau hampirseluruhnya sudah dirusak dan osteofit
sudah terjadi pada bagian tepi menimbulkan : residual OA. Secarahistologis
tampak fibrilasi hebat dan denudasi tulang subkhondral.Yang secara klinis
dimanifestasikandengan nyeri dan limitassi gerak sendi serta krepitasi.

E. DIAGNOSIS

Manifestasi Klinis5
1. Nyeri sendi
Keluhan ini merupakan keluhan utama yang seringkali membawa pasien
ke dokter.Nyeri biasanya bertambah dengan gerakan dan sedikit berkurang dengan
istirahat.Kemudian nyeri menjadi lebih berat,hilang timbul, bertambah dengan
gerakan dan berkurang dengan istirahat. Dalam keadaan ringan ,sendi baru akan

7
terasa sakit setelah melakukan aktifitas berat seperti mengangkat beban berat atau
naik turun tangga.
Pada keadaan parah hanya dengan melakukan aktifitas ringan seperti jalan
kaki sendi sudah terasasakit.Bahkan saat duduk atau tiduran nyeripun terasa.Nyeri
pada OA dapat bersifat penjalaran atau akibat radikulopati misalnya pada OA
servikal dan lumbal.Karena tidak adanya manifestasi sistemik pada OA maka
gejala-gejala dan tanda-tanda terbatas pada masing-masing sendi.
Rasa nyeri dapat berasal dari :
- Sinovium : inflamasi
- Kapsul sendi : distensi dan instabilitas
- Otot/ligamen : spasme, strain
- Tulang : hipertensi medular, fraktur subkhondral
- Osteofit : reaksi periosteal, penekanan serabut saraf

2. Kekakuan
Nyeri atau kaku sendi dapat timbul setelah imobilitas seperti duduk lama
atau setelah bangun tidur pagi.Kekakuan sendi berlangsung kurang dari 30 menit.

3. Pembengkakan
Terutama pada lutut dan siku yang dapat disebabkan oleh cairan dalam
sendi ( waktu stadium akut ) atau karena pembengkakan pada tulang yang disebut
osteofit. Dapat juga oleh karena pembengkakan dan penebalan pada sinovia yang
berupa kista.

4. Gangguan Pergerakan
Disebabkan oleh adanya fibrosis pada kapsul, osteofit atau iregularitas
permukaan sendi.Dapat ditemukan adanya krepitasi.

5. Deformitas
Akibat kontraktur kapsul serta instabilitas sendi karena kerusakan pada
tulang dan tulang rawan.

8
6. Nodus Heberden dan Bouchard
Nodus Heberden itemukan pada bagian dorsal sendi interfalang distal,
sedangkan nodus Bouchard padainterfalang proksimal tangan, terutama pada
wanita dengan osteoarthritis primer. Nodus Heberden kadang tanpa disertai rasa
nyeri tapi sering disertai perestesia dan kekakuan sendi jari-jari tangan ( pada
stadium lanjut ) disertai deviasi jari ke lateral.

7. Perubahan gaya berjalan


Keadaan ini selalu berhubungan dengan nyeri, terutama pada osteoarthritis
yang dijumpai pada lutut, sendi paha, dan tulang belakang yang menjadi tumpuan
berat badan. Hampir sebagian besar pasien berjalan dengan cara pincang.

Gradasi beratnya OA5


Sistim gradasi yang paling banyak dipakai adalah berdasarkan gambaran
radiologis seperti yang dibuat oleh Kellgren dan Lawrence ;
Grade 0 : Normal.
Grade 1 : Meragukan/tidak jelas.
Grade 2 : OA minimal :
- Osteofit , minimal pada 2 tempat
- Sklerosis subkhondral minimal
- Kista subkhondral samar-samar
- Celah sendi normal
- Tidak ada deformitas diujung tulang
Grade 3 : OA sedang / moderate
- Osteofit sedang
- Ada deformitas diujung tulang.
- Celah sendi menyempit
Grade 4 : OA berat / severe
- Osteofit besar
- Ada deformitas diujung tulang

9
- Celah sendi hilang.
- Ada sklerosis
Tabel 2.1 Gradasi beratnya OA

Pemeriksaan fisik5
Sendi yang terkena terasa hangat, bengkak dan sakit bila ditekan pada
keadaan yang akut, sedangkan pada yang kronik tanda-tandanya tidak begitu jelas,
mungkin hanya keluhan nyeri saja yang dirasakan penderita. Pada sendi besar
misalnya lutut bila digerakkan atau ditekuk terdengar suara krepitasi dan
osteoartritis yang lanjut dapat dilihat pembesaran tulang (bony enlargment),
deformitas tulang bentuk hurufL (valgus) dan huruf O (varus ) serta keterbatasan
gerak sendi.1,2

Pemeriksaan laboratorium4,5
1. Darah tepi ( hemoglobin, leukosit, laju endap darah) biasanya normal.
2. Serum kholesterol sedikit meninggi
3. Pemeriksaan Rhematoid Factor negative

Pemeriksaan radiologis4.5
Pemeriksaan Radiologis dilakukan dengan :
1. Foto Polos

10
Gambaran yang khas pada foto polos adalah :
- Densitas tulang normal atau meninggi
- Penyempitan ruang sendi yang asimetris, lebih berat pada bagian
yangmenanggung beban karena hilangnya tulang rawan sendi.
- Sklerosis tulang subkondral
- Kista tulang pada permukaan sendi, terutama subkondral
- Osteofit pada tepi sendi
Gambaran diatas teruatama lebih jelas pada sendi-sendi besar.

Cairan sinovium
Pada osteoarthritis analisis cairan sinovium memperlihatkan :4,5
- Leukositosis ringan (sel darah putih kurang dari 2000 per mikroliter),
dengan predominansi selmononukleus.
- Viskositas tinggi, String sign positif.
- Warna kuning-jernih.

E. PENATALAKSANAAN

Terapi non farmakologis4


1. Edukasi
Pasien OA termasuk keluarganya perlu diberi penjelasan
mengenai perjalanan penyakitnya yang disebabkan oleh proses degenerasi oleh
adanya faktor-faktor kerja sendi yang diperberat oleh faktor usia, berat badan,
pekerjaan, trauma, merokok yang memudahkan timbulnya OA.
2. Terapi fisik dan rehabilitasi
Dengan melakukan olah raga yang teratur dapat membakar kalori yang
tertimbun dalam tubuh, sehingga dapat mengurangi berat badan. Juga apabila
dilakukan tidak berlebihan dan dengan cara yang benar dapat mempertahankan
sendi tetap sehat dan terlindung dari OA, karena akan membuat cairan sendi
bergerak kesegala arah karena tekanan dan terkumpul kembali waktu relaksasi.

11
Fisioterapi, yang berguna untuk mengurangi nyeri, menguatkan otot, dan
menambah luas pergerakan sendi.
3. Menurunkan berat badan
Setiap kelebihan berat badan akan membebani sendi penyangga berat
badan. Hal ini akan menimbulkan degenerasi yang prematur. Oleh karena itu
pengendalian berat badan merupakan upaya yang baik untuk pencegahan dan
pengobatan OA.

Terapi farmakologis4,5
1. Penggunaan obat-obatan analgetik
OAINS (Obat Anti Inflamasi Non Steroid) memiliki efek analgetik serta
inflamasi. Oleh karena pasien OA kebanyakan berusia lanjut maka pemberian
obat ini harus berhati-hati. Pilihlah obat golongan ini yang mempunyai efek
samping rendah cetaminofen merupakan obat analgetik yang bekerja cukup baik
pada stadium awal.
2. Memperbaiki rawan sendi yang rusak
Saat ini dikenal pula obat yang lain yang termasuk “chondro protective”
disebut sebagai Disease Modifyng Osteoarthritis Drugs (DMOAD ) yang
meliputi : glukosamin dan kondroitin sulfat, asam hialuronat (bentuk injeksi sendi
sebagai “pelumas sendi” ) penghambat interleukin -1 (IL-1 reseptor antagonist).
Glukosamin bersama-sama dengan Chondroitin sulfat dapat mencegah kerusakan
rawan sendi karena OA.Bahkan kedua suplemen tersebut dapat memperbaiki
kerusakan sendi terbatas yang sudah terjadi.

3. Karakteristik Demografi Keluarga


1.1 Daftar Anggota Keluarga
Berikut ini adalah daftar anggota yang tinggal serumah dengan Ibu
Pariani.

Tabel 1.1 Daftar Anggota Keluarga yang Tinggal Serumah

Nama Kedudukan Jenis Usia Pendidikan Pekerjaan

12
dalam keluarga kelamin
Parini Kepala Keluarga Perempuan 65 tahun SD Petani

1.2 Bentuk Keluarga


Dari tabel diatas terlihat bahwa bentuk keluarga pasien adalah keluarga
orang tua tunggal, yaitu keluarga yang terdiri dari pria dan wanita mungkin karena
bercerai, berpisah, ditinggal matiatau mungkin tidak pernah menikah serta anak-
anak mereka tinggal bersama.

1.3 Genogram Keluarga

Penderita
Suami penderita

Keterangan:

=Laki-laki sehat= Perempuan sehat

= Laki- Laki Meninggal = Perempuan Meninggal

= Perempuan sakit

2. Status Penderita

13
2.1 Identitas Pasien
Nama : Pariani
Umur : 65 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Petani
Suku/Bangsa : Jawa
Alamat : Jln. Telaga Sari Dsn. II Gg. Snggrek No. 13
Status : Dicerai mati

Tanggal Home Visit:24 September 2018 / 25 September 2018

2.2 Checklist Home Visite (Berdasarkan Anamnesis dan Pengamatan)


A. Kecacatan/Gangguan
- Activities of daily living (ADL) Ya Tidak √
- Penggunaan alat bantu Ya Tidak √
- Gangguan keseimbangan Ya Tidak
- Gangguan sensoris Ya Tidak

B. Nutrisi
Makanan : Pasien makan 3x/hari,dengan lauk pauk berupa ikan dan sayur

Konsumsi : Buah jarang

Varian dan Kualitas Makanan

 Dapur :
 Beras : Beras gilingan
 Ikan : Ikan dencis, ikan mujair, ikan lele, ikan asin
 Daging : Ayam (dikonsumsi ± 2 kali dalamseminggu)
 Sayur : Kangkung, daun ubi, bayam, wortel
 Buah : Jeruk, pisang, jambu
 Kulkas : Tidak ada

Status Nutrisi

 Berat Badan : 46 Kg
 Tinggi Badan : 146 cm
 IMT : BB/TB(m)2= 21,59

14
 Kesan : Normoweight

Konsumsi alkohol : Tidak

C. Lingkungan Rumah
Lingkungan sekitar : Baik

Eksterior rumah :

 Atap : Seng
 Pintu Rumah : Kayu
 Dinding Rumah : Batu bata
 Jendela : Kaca + Jerjak besi dan ditutup dengan kain
 Ventilasi : Hanya dari pintu dan jendela
 Halaman : Tidak ada

Interior rumah :

 Kepadatan : Cukup padat


 Kebersihan : Cukup
 Kenyamanan : Cukup baik
 Privasi : Tidak ada
 Hewan peliharaan : Tidak ada
 Buku-buku : Tidak ada
 Televisi : Ada
 Pernak – pernik : Tidak ada

D. Orang lain
Dukungan sosial YA √ Tidak

Semangat hidup YA √ Tidak

Sumber penghasilan : Dari hasil tani

 Orang Tua Pasien : Tidak ada

Sikap pasien : Menyambut dengan ramah dan baik

E. Medikasi
- Obat resep YA √ Tidak
- Obat non-resep YA Tidak √
- Suplemen diet YA Tidak
- Obat tertata rapi YA Tidak √


15
- Kepatuhan minum obat YA Tidak

F. Keselamatan, Kesehatan, Spiritual


Kamar mandi : Kurang bersih

Dapur : Ada

Lantai : Terbuat dari semen dan keramik

Pencahayaan : Cukup

Listrik : Ada

Tangga : Tidak ada

Perabotan : Ada, (lemari,TV, sofa, tempat tidur, dll)

Sumber air : Sumur sanyo

AC/Kipas angin : Ada Kipas Angin

Kesehatan Spiritual : Beribadah keMasjid

Pelayanan kesehatan di rumah : Tidak ada

G. Pemeriksaan
Berat badan : 46 kg

Tinggi badan : 146 cm

Tekanan darah : 100/70 mmHg

Glukosa :-

H. IKS (Indeks Kesehatan Sehat)

Nilai
No Indikator Keluarga
Keluarga
1 Keluarga mengikuti program KB N N
Ibu melakukan persalinan di fasilitas
2 N N
kesehatan
3 Bayi mendapat imunisasi dasar N N

16
lengkap
4 Bayi mendapat ASI Ekslusif N N
5 Balita dipantau pertumbuhannya N N
Penderita TB paru mendapatkan
6 N N
pengobatan sesuai standar
Penderita hipertensi melakukan
7 N N
pengobatan secara teratur
Penderita gangguan jiwa
8 mendapatkan pengobatan dan tidak N N
ditelantarkan
Anggota keluarga tidak ada yang
9 Y 1
merokok
Keluarga sudah menjadi anggota
10 Y 0
keluarga JKN
Keluarga mempunyai akses sarana
11 Y 1
air bersih
Keluarga mempunyai akses dan
12 Y 0
menggunakan jamban sehat
Indeks keluarga sehat 2/(12-7) = 0,4

Berdasarkan data diatas, dapat diketahui bahwa ibu Parini tergolong


keluarga kurang sehat yakni indeks 0,40.

17
LAPORAN KASUS PASIEN HOME VISITE
Nama : Parini
Umur : 65 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Petani
Suku/Bangsa : Jawa
Alamat : Jln. Telaga Sari Dsn. II Gg. Anggrek No. 13
Status : Dicerai mati

1. Anamnesis Penyakit
a. Keluhan Utama :Nyeri pinggang kanan

Telaah :Dialami sejak 2bulan ini, nyeri dirasakan hilang timbul


seperti ditusuk tusuk,nyeri di rasakan
memberat jika pasien beraktivitas dan
berkurang jika beristirahat. Nyeri tidak
menjalar ke kaki kanan pasien. Pasien tidak
mengeluhkan hal lain.

b. Riwayat penyakit terdahulu :-


c. Riwayat pemakaian obat :- alergi obat : -
d. Riwayat penyakit keluarga : Tidak ada
e. Riwayat pribadi :
Makanan : Pasien makan 3x/hari dengan lauk pauk
dan sayur serta konsumsi buah yang
jarang.Diantara makan besar disisipi dengan
snack namun tidak rutin tergantung dengan
selera makan.
Sikap : Aktif
f. Riwayat lingkungan : Pasien tinggal seorang diri dirumah dengan
keadaan rumah yang kurang bersih dan rapi,
sirkulasi udara juga kurang baik,
pencahayaan cukup. Selain dirumah pasien
juga berinteraksi dengan tetangga lain.

2. Pemeriksaan Fisik
Status Generalisata

18
Tanda Vital : TD: 100/70 mmHg. RR: 20x/i, FR: 80x/i,
Temp: 36,5 C
KU/KP/KG : Sedang/Sedang/Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Mata: Konjungtiva anemis (-/-),Skleraikterus(-/
), pupil isokor, diameter 2-3 mm, reflex
cahaya (+)
Leher : Pembesaran KGB (-)
Thoraks : Kedua lapangan paru kanan = kiri normal
Abdomen: Simetris, soepel, nyeri tekan epigastrium (-), timpani pada
seluruh lapangan perut, peristaltik (+)
normal.
Ekstremitas : Akral hangat, CRT < 2 detik, edema (-)
Genitalia : Tidak dilakukan pemeriksaan

3. Pemeriksaan Penunjang
Kadar gula darah puasa : Tidak dilakukan pemeriksaan

4. Tatalaksana dan Edukasi


Medikamentosa

R. Natrium diclofenac Tab 50 mg No. X


S3 dd Tab 1
R. B.Complex Tab No. X
S3dd Tab 1

Edukasi

1. Memberikan penjelasan bahwa OA adalah penyakit yang disebabkan oleh


proses degenerasi oleh adanya faktor-faktor kerja sendi yang diperberat
oleh faktor usia, berat badan, pekerjaan, trauma, merokok yang
memudahkan timbulnya OA.
2. Menghindari pekerjaan yang sering melibatkan sendi atau sering dalam
posisi membungkuk.
3. Sering mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan setiap harinya.

19
4. Menganjurkan untuk banyak minum air putih.
5. Melakukan kegiatan olahraga minimal mengikti senam lansia di setiap
minggunya.
6. Menjaga pola makan yang mengandung kolesterol tinggi agar tidak
terjadinya kelebihan berat badan.
7. Menyarankan pasien agar cek kesehatan ke rumah sakit agar bisa
dilakukan foto lumbalis untuk mengetahui lebih pasti apa diagnosanya.

20
Gambar 1. Dokumentasi Home Visit

21
Gambar 2. Leaflet Home Visit

OLEH:
ANNISA UL HUSNI
1608320191

22
DAFTAR PUSTAKA

1. Rezende M, Campos G, Pailo A. Current concepts in osteoarthritis. Acta


Ortoped Brasil. 2013;21(2):120-2.
2. Al-Johani AH, Kachanathu SJ, Hafez AR, Al-Ahaideb A, Algarni AD,
Alroumi AM, et al. Comparative study of hamstring an quadriceps
strengthening treatments in.
3. American Academy of Orthopaedic Surgeons. Treatment of osteoarthritis
of the knee: Evidence-based guideline, 2nd edition. J Am Acad Orthop
Surg. 2013;21(9):577-9.
4. Rasjad C. kelainan Degeneratif Tulang dan Sendi dalam Pengantar Ilmu
Bedah Ortopedi. Edisi ke-2. Ujung Pandang : Bintang Lamumpatue; 2003.
p. 196-204.
5. Price, Sylvia A. dan Lorraine M. Wilson. 2006. Patofisiologi Konsep
Klinis Proses-Proses Penyakit Parveen Kumar, Michael Clark, Kumar &
Clark Clinical Medicine 6th edition, Elsevier Saunders, USA, 2006.
6. Poole R, Guilak F, Abramson SB: Etiopathogenesis of osteoarthritis . In
Osteoarthritis diagnosis and medical or surgical management. Edited by
Moskowitz RW,Altmant RD,Hochberg MC et al. 4 th edition. Lippincott
William and Wilkin 2007:27-49.

23

Anda mungkin juga menyukai