Home Visite Dan Laporan Kasus
Home Visite Dan Laporan Kasus
Tugas ini dibuat sebagai salah satu persyaratan dalam menjalani Kepaniteraan
Klinik Seniordibagian SMF Ilmu Kedokteran Masyarakat
Disusun Oleh:
Herizah Maulida
(1608320117)
Pembimbing:
dr. H. Elman Boy, M.Kes, FIS-PH.,FIS-CM
Puji syukur kepada Tuhan Maha Esa, karena atas rahmat-Nya penulis
dapat menyelesaikan laporan Home Visite dan Laporan Kasus di Puskesmas Sei
Mencirim sebagai tugas penulisan dan penguasaan materi serta keterampilan
klinis yang harus dimiliki untuk mendiagnosis, mempelajari cara pengobatan yang
tepat, dan mengetahui tindakan dasar yang harus dilakukan sebagai dokter layanan
primer di puskesmas untuk menangani kasus tersebut dan mempelajari prinsip-
prinsip kerja obat dan beberapa keterampilan khusus yang berkaitan dengan kasus
tersebut
Penulis mengucapkan terimakasih kepada dr. H. Elman Boy, M.Kes, FIS-
PH.,FIS-CM dan dr. Jusup Paska Ginting, yang telah membimbing saya dalam
menyusun dan menyelesaikan laporan Home Visite dan Laporan Kasus ini.
Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada teman-teman yang telah
membantu penulis dalam mencari literatur demi tercapainya penyelesaian tugas
ini.
(Herizah Maulida)
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................1
DAFTAR ISI............................................................................................................2
BAB 1......................................................................................................................3
PENDAHULUAN...................................................................................................3
BAB 2......................................................................................................................4
TINJAUAN TEORI.................................................................................................4
LAPORAN KASUS PASIEN HOME VISITE......................................................18
LAMPIRAN...........................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................23
2
HOME VISITE
“OSTEOARTRITIS”
BAB 1
PENDAHULUAN
Osteoartritis (OA) adalah gangguan sendiyang paling sering dijumpai dan
biasa menyerang sendi pinggul, lutut, tangan, dankaki. Sebanyak 4% populasi
dunia menderitaosteoartritis, dengan 83% kasus osteoartritismerupakan
osteoartritis lutut, sehinggaOA lutut merupakan jenis OA terbanyak.1,2Penyakit
ini menyebabkan gangguan yangbersifat progresif pada jaringan sendi
sepertikartilago, sinovium, dan tulang subkondral.Pada akhirnya, kartilago sendi
mengalamidegenerasi sehingga permukaan sendimengalami fisura, ulserasi, dan
menjaditipis.1,2
Prevalensi OA meningkat pada usia40 – 60 tahun, bertambah secara
lineardengan bertambahnya usia.2 Di negaramaju, OA menyebabkan beban
pembiayaankesehatan yang besar dibandingkan penyakitmuskuloskeletal lainnya;
namun kerugianterbesar adalah kualitas hidup, kesehatanmental, dan psikologis
pasien.1,3
3
BAB 2
TINJAUAN TEORI
A. DEFINISI
B. FAKTOR RISIKO
4
3. Ras
OA pada paha lebih sering pada orang kaukasia daripada orang kulit hitam
atau asia. OA lebih sering dijumpai pada orang amerika asli ( Indian ) daripada
orang kulit putih.
4. Faktor Keturunan
Ibu dari seorang wanita dengan OA pada sendi-sendi interfalang distal
( nodus Heberden ) terdapat 2 kali lebih sering, dan anak-anaknya yang
perempuan cenderung mempunyai 3 kali lebih sering, dari pada ibu dan anak-anak
perempuan dari wanita tanpa OA.
5. Faktor Metabolik dan Endokrin
Berat badan yang berlebih secara nyata berkaitan dengan meningkatnya
risiko untuk timbul OA baik padawanita maupun pria.
6. Trauma dan Faktor Okupasi
Trauma yang hebat terutama fraktur intra-artikuler atau dislokasi sendi.
C. KLASIFIKASI
1. Osteoartritis Primer
Penyebab tidak diketahui dengan pasti dan tidak ada hubungannya dengan
penyakit sistemikmaupun proses perubahan lokal pada sendi, mengenai satu atau
banyak sendi,bersifat progresif. Terutamaditemukan pada wanita dengan nyeri
yang akut disertai rasa panas pada bagian distal interfalangeal yang selanjutnya
terjadi pembengkakan tulang yang disebut nodus Heberden. Biasanya mengenai
sendi lutut dan panggul.4,5
2. Osteoartritis Sekunder
Disebabkan penyakit yang menyebabkan kerusakan pada synovial
sehingga menimbulkan osteoarthritissekunder. Beberapa keadaan yang dapat
menimbulkan osteoarthritis sekunder, adalah :4,5
- Trauma atau Instabilitas: Terutama terjadi akibat fraktur, post
menisektomi, tungkai bawah yang tidak sama panjang, hipermobilitas dan
instabilitas sendi, tidak sejajar dan serasinya permukaan sendi.
5
- Faktor Genetik atau Perkembangan: Adanya kelainan genetic dan
perkembangan seperti dysplasiaepifisial, dysplasia acetabuler, penyakit Legg-
Calve-Perthes, dislokasi sendi panggul bawaan dan slipped epiphysis.
- Penyakit Metabolik/ Endokrin : Penyakit metabolik seperti okronosis,
akromegali, mukopolisakaridosis, deposisi Kristal, dsb.
D. ETIOPATOGENESIS
6
Patogenesis OA dapat dibagi dalam 4 stadium :
1.Stadium “Initial repair”: Secara histologis terdapat proliferasi
Khondrosit. Secara biokimiaterdapat peningkatan sintesa komponen ECM dan
DNA yang dipakai untuk proliferasi, mitosis, danpeningkatan aktivitas
Khondrosit.
2.OA stadium awal: Sintesa komponen ECM jumlahnya dilampaui oleh degradasi
karena adanyasintesa dan aktivitas Protease yang meningkat. Sehingga terjadilah
berkurangnya rawan sendi.Secarahistologis ditandai oleh pembengkakan rawan
sendi dan permukaan kartilago yang tidak teratur/irregular.Secara biokimia
ditemukan peningkatan sintesa komponen ECM dan DNA dan dilepaskannya
enzimProteolitik dan berkurangnya sintesa enzim Protease inhibitor.
3.OA Stadium intermediate: Ditandai dengan kegagalan sintesa komponen ECM
sedangkan sintesadan aktivitas Protease tetap meningkat, menyebabkan degradasi
progresif dan makin berkurangnya rawansendi. Secara histologis tampak fibrilasi
(vertical splitting), pelepasan (horizontal splitting) dan penipisankartilago/rawan
sendi .
4.OA stadium akhir: Komponen ECM termasuk cairan, proteoglikan dan kolagen
lebih berkurang lagi.Sintesa dan aktivitas Protease tetap tinggi atau menurun bila
rawan sendi sudah sangat tipis atau hampirseluruhnya sudah dirusak dan osteofit
sudah terjadi pada bagian tepi menimbulkan : residual OA. Secarahistologis
tampak fibrilasi hebat dan denudasi tulang subkhondral.Yang secara klinis
dimanifestasikandengan nyeri dan limitassi gerak sendi serta krepitasi.
E. DIAGNOSIS
Manifestasi Klinis5
1. Nyeri sendi
Keluhan ini merupakan keluhan utama yang seringkali membawa pasien
ke dokter.Nyeri biasanya bertambah dengan gerakan dan sedikit berkurang dengan
istirahat.Kemudian nyeri menjadi lebih berat,hilang timbul, bertambah dengan
gerakan dan berkurang dengan istirahat. Dalam keadaan ringan ,sendi baru akan
7
terasa sakit setelah melakukan aktifitas berat seperti mengangkat beban berat atau
naik turun tangga.
Pada keadaan parah hanya dengan melakukan aktifitas ringan seperti jalan
kaki sendi sudah terasasakit.Bahkan saat duduk atau tiduran nyeripun terasa.Nyeri
pada OA dapat bersifat penjalaran atau akibat radikulopati misalnya pada OA
servikal dan lumbal.Karena tidak adanya manifestasi sistemik pada OA maka
gejala-gejala dan tanda-tanda terbatas pada masing-masing sendi.
Rasa nyeri dapat berasal dari :
- Sinovium : inflamasi
- Kapsul sendi : distensi dan instabilitas
- Otot/ligamen : spasme, strain
- Tulang : hipertensi medular, fraktur subkhondral
- Osteofit : reaksi periosteal, penekanan serabut saraf
2. Kekakuan
Nyeri atau kaku sendi dapat timbul setelah imobilitas seperti duduk lama
atau setelah bangun tidur pagi.Kekakuan sendi berlangsung kurang dari 30 menit.
3. Pembengkakan
Terutama pada lutut dan siku yang dapat disebabkan oleh cairan dalam
sendi ( waktu stadium akut ) atau karena pembengkakan pada tulang yang disebut
osteofit. Dapat juga oleh karena pembengkakan dan penebalan pada sinovia yang
berupa kista.
4. Gangguan Pergerakan
Disebabkan oleh adanya fibrosis pada kapsul, osteofit atau iregularitas
permukaan sendi.Dapat ditemukan adanya krepitasi.
5. Deformitas
Akibat kontraktur kapsul serta instabilitas sendi karena kerusakan pada
tulang dan tulang rawan.
8
6. Nodus Heberden dan Bouchard
Nodus Heberden itemukan pada bagian dorsal sendi interfalang distal,
sedangkan nodus Bouchard padainterfalang proksimal tangan, terutama pada
wanita dengan osteoarthritis primer. Nodus Heberden kadang tanpa disertai rasa
nyeri tapi sering disertai perestesia dan kekakuan sendi jari-jari tangan ( pada
stadium lanjut ) disertai deviasi jari ke lateral.
9
- Celah sendi hilang.
- Ada sklerosis
Tabel 2.1 Gradasi beratnya OA
Pemeriksaan fisik5
Sendi yang terkena terasa hangat, bengkak dan sakit bila ditekan pada
keadaan yang akut, sedangkan pada yang kronik tanda-tandanya tidak begitu jelas,
mungkin hanya keluhan nyeri saja yang dirasakan penderita. Pada sendi besar
misalnya lutut bila digerakkan atau ditekuk terdengar suara krepitasi dan
osteoartritis yang lanjut dapat dilihat pembesaran tulang (bony enlargment),
deformitas tulang bentuk hurufL (valgus) dan huruf O (varus ) serta keterbatasan
gerak sendi.1,2
Pemeriksaan laboratorium4,5
1. Darah tepi ( hemoglobin, leukosit, laju endap darah) biasanya normal.
2. Serum kholesterol sedikit meninggi
3. Pemeriksaan Rhematoid Factor negative
Pemeriksaan radiologis4.5
Pemeriksaan Radiologis dilakukan dengan :
1. Foto Polos
10
Gambaran yang khas pada foto polos adalah :
- Densitas tulang normal atau meninggi
- Penyempitan ruang sendi yang asimetris, lebih berat pada bagian
yangmenanggung beban karena hilangnya tulang rawan sendi.
- Sklerosis tulang subkondral
- Kista tulang pada permukaan sendi, terutama subkondral
- Osteofit pada tepi sendi
Gambaran diatas teruatama lebih jelas pada sendi-sendi besar.
Cairan sinovium
Pada osteoarthritis analisis cairan sinovium memperlihatkan :4,5
- Leukositosis ringan (sel darah putih kurang dari 2000 per mikroliter),
dengan predominansi selmononukleus.
- Viskositas tinggi, String sign positif.
- Warna kuning-jernih.
E. PENATALAKSANAAN
11
Fisioterapi, yang berguna untuk mengurangi nyeri, menguatkan otot, dan
menambah luas pergerakan sendi.
3. Menurunkan berat badan
Setiap kelebihan berat badan akan membebani sendi penyangga berat
badan. Hal ini akan menimbulkan degenerasi yang prematur. Oleh karena itu
pengendalian berat badan merupakan upaya yang baik untuk pencegahan dan
pengobatan OA.
Terapi farmakologis4,5
1. Penggunaan obat-obatan analgetik
OAINS (Obat Anti Inflamasi Non Steroid) memiliki efek analgetik serta
inflamasi. Oleh karena pasien OA kebanyakan berusia lanjut maka pemberian
obat ini harus berhati-hati. Pilihlah obat golongan ini yang mempunyai efek
samping rendah cetaminofen merupakan obat analgetik yang bekerja cukup baik
pada stadium awal.
2. Memperbaiki rawan sendi yang rusak
Saat ini dikenal pula obat yang lain yang termasuk “chondro protective”
disebut sebagai Disease Modifyng Osteoarthritis Drugs (DMOAD ) yang
meliputi : glukosamin dan kondroitin sulfat, asam hialuronat (bentuk injeksi sendi
sebagai “pelumas sendi” ) penghambat interleukin -1 (IL-1 reseptor antagonist).
Glukosamin bersama-sama dengan Chondroitin sulfat dapat mencegah kerusakan
rawan sendi karena OA.Bahkan kedua suplemen tersebut dapat memperbaiki
kerusakan sendi terbatas yang sudah terjadi.
12
dalam keluarga kelamin
Parini Kepala Keluarga Perempuan 65 tahun SD Petani
Penderita
Suami penderita
Keterangan:
= Perempuan sakit
2. Status Penderita
13
2.1 Identitas Pasien
Nama : Pariani
Umur : 65 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Petani
Suku/Bangsa : Jawa
Alamat : Jln. Telaga Sari Dsn. II Gg. Snggrek No. 13
Status : Dicerai mati
B. Nutrisi
Makanan : Pasien makan 3x/hari,dengan lauk pauk berupa ikan dan sayur
Dapur :
Beras : Beras gilingan
Ikan : Ikan dencis, ikan mujair, ikan lele, ikan asin
Daging : Ayam (dikonsumsi ± 2 kali dalamseminggu)
Sayur : Kangkung, daun ubi, bayam, wortel
Buah : Jeruk, pisang, jambu
Kulkas : Tidak ada
Status Nutrisi
Berat Badan : 46 Kg
Tinggi Badan : 146 cm
IMT : BB/TB(m)2= 21,59
14
Kesan : Normoweight
C. Lingkungan Rumah
Lingkungan sekitar : Baik
Eksterior rumah :
Atap : Seng
Pintu Rumah : Kayu
Dinding Rumah : Batu bata
Jendela : Kaca + Jerjak besi dan ditutup dengan kain
Ventilasi : Hanya dari pintu dan jendela
Halaman : Tidak ada
Interior rumah :
D. Orang lain
Dukungan sosial YA √ Tidak
E. Medikasi
- Obat resep YA √ Tidak
- Obat non-resep YA Tidak √
- Suplemen diet YA Tidak
- Obat tertata rapi YA Tidak √
√
√
15
- Kepatuhan minum obat YA Tidak
Dapur : Ada
Pencahayaan : Cukup
Listrik : Ada
G. Pemeriksaan
Berat badan : 46 kg
Glukosa :-
Nilai
No Indikator Keluarga
Keluarga
1 Keluarga mengikuti program KB N N
Ibu melakukan persalinan di fasilitas
2 N N
kesehatan
3 Bayi mendapat imunisasi dasar N N
16
lengkap
4 Bayi mendapat ASI Ekslusif N N
5 Balita dipantau pertumbuhannya N N
Penderita TB paru mendapatkan
6 N N
pengobatan sesuai standar
Penderita hipertensi melakukan
7 N N
pengobatan secara teratur
Penderita gangguan jiwa
8 mendapatkan pengobatan dan tidak N N
ditelantarkan
Anggota keluarga tidak ada yang
9 Y 1
merokok
Keluarga sudah menjadi anggota
10 Y 0
keluarga JKN
Keluarga mempunyai akses sarana
11 Y 1
air bersih
Keluarga mempunyai akses dan
12 Y 0
menggunakan jamban sehat
Indeks keluarga sehat 2/(12-7) = 0,4
17
LAPORAN KASUS PASIEN HOME VISITE
Nama : Parini
Umur : 65 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Petani
Suku/Bangsa : Jawa
Alamat : Jln. Telaga Sari Dsn. II Gg. Anggrek No. 13
Status : Dicerai mati
1. Anamnesis Penyakit
a. Keluhan Utama :Nyeri pinggang kanan
2. Pemeriksaan Fisik
Status Generalisata
18
Tanda Vital : TD: 100/70 mmHg. RR: 20x/i, FR: 80x/i,
Temp: 36,5 C
KU/KP/KG : Sedang/Sedang/Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Mata: Konjungtiva anemis (-/-),Skleraikterus(-/
), pupil isokor, diameter 2-3 mm, reflex
cahaya (+)
Leher : Pembesaran KGB (-)
Thoraks : Kedua lapangan paru kanan = kiri normal
Abdomen: Simetris, soepel, nyeri tekan epigastrium (-), timpani pada
seluruh lapangan perut, peristaltik (+)
normal.
Ekstremitas : Akral hangat, CRT < 2 detik, edema (-)
Genitalia : Tidak dilakukan pemeriksaan
3. Pemeriksaan Penunjang
Kadar gula darah puasa : Tidak dilakukan pemeriksaan
Edukasi
19
4. Menganjurkan untuk banyak minum air putih.
5. Melakukan kegiatan olahraga minimal mengikti senam lansia di setiap
minggunya.
6. Menjaga pola makan yang mengandung kolesterol tinggi agar tidak
terjadinya kelebihan berat badan.
7. Menyarankan pasien agar cek kesehatan ke rumah sakit agar bisa
dilakukan foto lumbalis untuk mengetahui lebih pasti apa diagnosanya.
20
Gambar 1. Dokumentasi Home Visit
21
Gambar 2. Leaflet Home Visit
OLEH:
ANNISA UL HUSNI
1608320191
22
DAFTAR PUSTAKA
23