PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan bukanlah sekumpulan keterampilan-keterampilan
spesifik, juga bukan seorang yang dilatih hanya untuk melakukan tugas-tugas
tertentu akan tetapi keperawatan adalah profesi Keperawatan di Indonesia
mengalami perkembangan yang dinamis dimana sejak tahun 1984 diakui
sebagai suatu profesi Sebagai tenaga kesehatan profesional meyakini manusia
adalah makhluk biopsikososial dan spiritual atau sebagai makhluk yang utuh
yang didalamnya terdapat unsur biologis,psikologis, sosial dan spiritual Sering
kali, perawat dan penyelenggara pelayanan kesehatan lainnya gagal mengenali
dimensi spiritual dari klien mereka, karena spiritualitas tidak bersifat cukup
ilmiah memiliki banyak definisi dan sulit untuk diukur.
Tingginya angka kematian yang terjadi di unit perawatan intensif,
menuntut peningkatan pelayanan perawatan paliatif termasuk perawatan
pasien menjelang ajal, yang melibatkan perawat perawatan kritis. Hasil dari
penelitian Milligan (2011) menyatakan bahwa sekarat dan kematian adalah
saat-saat ketika setidaknya beberapa pasien akan mengalami penderitaan
rohani yang dapat menyebabkan penderitaan dan usaha kerja spiritual, seperti
menyelesaikan masalah spiritual dan datang untuk berdamai dengan realitas
kematian secara pribadi. Ini akan bermanifestasi sebagai kebutuhan perawatan
spiritual. Sebagian besar mengungkapkan bahwa perawatan pasien menjelang
ajal adalah perawatan yang lebih difokuskan pada bimbingan spiritual atau
kerohanian pada pasien tersebut. Perawatan spiritual untuk pasien menjelang
ajal memang penting tetapi harus seimbang dengan pemenuhan kebutuhan lain
misalnya kebutuhan fisik, psikologis, dan sosial, yang sesuai dengan tujuan
perawatan menjelang ajal. Sebagian besar menganggap bahwa perawatan
menjelang ajal itu lebih kepada pemenuhan kebutuhan spiritual, hal ini
dikarenakan pengetahuan yang dimiliki tentang perawatan menjelang ajal yang
masih kurang atau terbatas.
Beberapa tahun terakhir, telah terjadi peningkatan dramatis dalam
agama dan keyakinan spiritual sebagai sumber kekuatan dan dukungan dalam
penyakit fisik yang serius Profesional kesehatan memberikan perawatan medis
menyadari pentingnya pasien dalam memenuhi 'kebutuhan spiritual dan
keagamaan. (Woodruff,2004:1) Sebuah pendekatan kasihan kebutuhan ini
meningkatkan kemungkinan pemulihan atau perbaikan. Dalam contoh
terburuk, ia menawarkan kenyamanan dan persiapan untuk individu melalui
proses traumatis penyakit terakhir sebelum kematian. (Doyle, Hanks and
Macdonald, 2003 :101) Studi pasien dengan penyakit kronis atau terminal telah
menunjukkan insiden tinggi depresi dan gangguan mental lainnya. Dimensi
lain adalah bahwa tingkat depresi adalah sebanding dengan tingkat keparahan
penyakit dan hilangnya fungsi agunan. Sumber depresi seperti sering berbaring
dalam isu-isu yang berkaitan dengan spiritualitas dan agama. Pasien di bawah
perawatan paliatif dan dalam keadaan seperti itu sering mempunyai
keprihatinan rohani yang berkaitan dengan kondisi mereka dan mendekati
kematian. (Ferrell & Coyle, 2007: 848) Spiritual dan keprihatinan keagamaan
dengan pasien biasa bergumul dengan isu-isu sehari-hari penyakit yang tidak
dapat disembuhkan, dengan orang tua dan mereka yang menghadapi kematian
yang akan datang. Kekhawatiran semacam itu telah diamati bahkan pada
pasien yang telah dirawat di rumah sakit untuk serius tetapi non-terminal
penyakit. (Ferrell & Coyle, 2007: 52). Studi lain telah menunjukkan bahwa
persentase yang tinggi dari pasien di atas usia 60 menemukan hiburan dalam
agama yang memberi mereka kekuatan dan kemampuan untuk mengatasi,
sampai batas tertentu, dengan kehidupan. Agama kekhawatiran di sakit parah
mengasumsikan berbagai bentuk seperti hubungan seseorang dengan Allah,
takut akan neraka dan perasaan ditinggalkan oleh komunitas keagamaan
mereka. Sering menghormati danmemvalidasi individu dorongan agama dan
keyakinan adalah setengah pertempuran ke arah menyiapkan mereka untuk
suatu 'baik' kematian (Ferrell & Coyle, 2007: 1171) \
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat mengetahui Asuhan Keperawatan Paliatif pada Aspek
Spiritual
2. Tujuan Khusus
Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami:
a. Konsep Kebutuhan Spiritual pada Pasien Paliatif
b. Pengkajian keperawatan Paliatif pada aspek Spiritual
c. Diagnosa keperawatan dari aspek Spiritual
d. Intervensi keperawatan paliatif pada Aspek Spiritual
BAB II
KONSEP TEORI
3. Aspek Spiritualitas
Menurut Burkhardt dalam Hamid (2008) spiritualitas adalah keyakinan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Maha Pencipta yang meliputi berbagai
aspek tersebut adalah:
a. Berhubungan dengan sesuatau yang tidak diketehui atau ketidak pastian
dalam kehidupan, yang dimaksud disini adalah unsur-unsur yang gaib
atau tidak kasatmata atau yang hanya bisa dirasakan dengan mata hati.
b. Menemukan arti dan tujuan hidup, maksudnya adalah menentukan hidup
sesuai takdir.
c. Menyadari kemampuan untuk menggunakan sumber dan kekuatan dalam
diri sendiri, artinya bisa mengoptimalkan kekuatan yangada di dalam
diri.
d. Mempunyai perasaan keterikatan dengan diri sendiri dan dengan Tuhan
Yang Maha Tinggi, yang dimaksudkan disini adalah mengakui adanya
hubungan vertikal antara sang pencipta dan yang dicipta.
1. Pengkajian
2. Diagnosa keperawatan
A. Kasus
Tn. Aw (50 th) sudah 5 hari perawatan ICU tergantung ventilator dan beresiko
mengalami henti jantung. Menurut keluarga, pasien masuk sudah tidak sadar ± 2
jam dirumah, ngorok dan nafas cepat tidak teratur, dan sampai di UGD langsung
dilakukan RJP, pasien ada riwayat hipertensi merokok 2 bungkus per hari dan
sering mangalami batuk yang lama. Selama di rawat di ICU beberapa kali
mengalami kritis, hemodinamik tidak stabil dan tetap dalam keadaan vegetatif,
terapi intensif tidak menunjukkan respons malah cenderung prognosa tidak baik.
Akhirnya tim kesehatan berunding dengan keluarga menginformasikan kondisi
pasien dan disepakati Tn. AW hanya dilakukan paliatif care. Keluarga pasien
membutuhkan informasi disertai dukungan emosional dan spiritual akan asuhan
keperawatan yang baik dan menyakinkan keluarga. Tim kesehatan mematikan
mesin ventilator tidak lah selalu salah secara moral, jika kondisi pasien tidak ada
harapan lagi bukan mengakhiri nyawa pasien tetapi hanyalah mengentikan suatu
prosedur sulit yang sia-sia, justru karena sadar tidak kuasa melawan kodrat Allah,
kita serahkan pasien kepada Allah untuk keputusan akhir.
Tugas :
1. Pengkajian keluarga dalam aspek spiritual seperti apa yang dikumpulkan tim
kesehatan
2. Masalah spiritual yang bisa terjadi pada Tn. AW pada usia 50 th, termasuk
keluarga yang ditinggalkan (minimal 4)
3. Buatlah rencana spiritual (mandiri dan kolaborasi) lengkap dengan rasional
dari masalah prioritas
4. Beberapa perawat yang mengamati pasien menjelang ajal di ruang tersebut, di
dapatkan mereka memeluk buku doa di dadanya dengan kesadaran vegetatif
menggerakkan bibirnya seperti sedang berdoa khusuk, atau ventilator berbunyi
terus, pasien gelisah padahal perawat mengamati fisik pasien, vital sign relatif
normal. Rumuskan rencana keperawatan untuk memberikan dukungan
spiritual pada pasien ini.
1. Pengkajian Keluarga Dalam Aspek Spiritual
a. Pengkajian data subjektif
1) Konsep tentang Tuhan atau ketuhanan,
2) Sumber harapan dan kekuatan,
3) Praktik agama dan ritual,
4) Hubungan antara keyakinan spiritual dan kondisi kesehatan.
b. Pengkajian objektif
1) Afek dan sikap,
2) Prilaku,
3) Verbalisasi,
4) Hubungan interpersonal dan lingkungan.
Selain itu perawat harus mengkaji bagaimana keyakinan klien akan proses
kematian, bagaimana sikap pasien menghadapi saat-saat terakhirnya. Apakah
semakin mendekatkan diri pada Tuhan ataukah semakin berontak akan
keadaannya. Perawat juga harus mengetahui disaat-saat seperti ini apakah
pasien mengharapkan kehadiran tokoh agama untuk menemani disaat-saat
terakhirnya.
A. Kesimpulan
Perawat sebagai tenaga kesehatan harus mampu memperhatikan status pasien
yang bukan hanya makhluk bio-psiko-sosio kultural melainkan juga makhluk
spiritual sehingga apabila aspek spiritual tidak terpenuhi maka akan berdampak
pada proses kesembuhan pasien. Untuk itu diperlukan peran perawat dalam
memenuhi kebutuhan spiritual care bagi pasien.
Perawatan Paliatif Pasien Terminal Perawatan kesehatan terpadu yang
bersifat aktif dan menyeluruh diberikan terhadap penderita melalui pendekatan
multidisiplin keahlian yang terintegrasi. Tujuan pelayanan perawatan adalah
untuk mengurangi penderitaan, memperpanjang umur, meningkatkan kualitas
hidup, memberikan support kepada keluarga, meski pada akhirnya pasien
meninggal, yg terpenting sebelum meninggal pasien sudah siap secara psikologis
dan spiritual, serta tidak stres menghadapi penyakit yang dideritanya
B. Saran
Hal-hal yang perlu diperbaiki dalam perawatan menjelang ajal yaitu:
diperlukan pelatihan perawatan paliatif pada pasien kritis, diperlukan ruangan
khusus pasien menjelang ajal, diperlukan pembimbing rohani khusus, dan
diperlukan standar operasional prosedur (SOP) perawatan pasien menjelang ajal.
Perawat perlu memberikan perawatan yang membantu pasien meninggal dengan
tenang, memberikan dukungan untuk keluarga, dan lebih difokuskan untuk
memenuhi kebutuhan spiritual pasien
DAFTAR PUSTAKA
Murray, S.A.(2004). Exploring The Spiritual Needs Of People Dying Of Lung Cancer
Or Hearth Failure : A Prospective Qualitativ Interview Study Of Patients And
Their Careers. Jurnal Of Palliative Medicine pp 18, 39-45.
Cemy Nur Fitria, 2010. Palliative Care Pada Penderita Penyakit Terminal. Pku
Muhammadiyah Surakarta
Aan Nuraeni, Ikeu Nurhidayah, Nuroktavia Hidayati, Citra Windani Mambang Sari,
Ristina Mirwanti. 2015. Kebutuhan Spiritual pada Pasien Kanker .Fakultas
Keperawatan Universitas Padjadjaran .E-mail: aan.nuraeni@fkep.unpad.ac.id
Hamid, Achir Yani. (1999). Buku Ajar Aspek Spiritual Dalam Keperawatan. Widya
Medika : Jakarta