Anda di halaman 1dari 35

INKONTINENSIA

URIN PADA WANITA


dr. Budi Iman Santoso, SpOG(K)
20 Maret 2008
Divisi Uroginekologi Rekonstruksi
Departemen Obstetri dan Ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
RS. Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta
POKOK BAHASAN
 Pendahuluan
 Definisi dan klasifikasi
 Faktor risiko
 Patofisiologi
 Diagnosis
 Penatalaksanaan
 Kesimpulan

2
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN (1)

INKONTINENSIA URIN:
 Wanita semua usia
 Derajat dan perjalanan penyakit bervariasi
 Dampak serius:
Fisik - gangguan tidur, hubungan seksual
Psikologi – sedih, depresi, malu
Sosial – stigma sosial, isolasi sosial

4
PENDAHULUAN (2)

PREVALENSI:
 Pada wanita: 3-55% tergantung pada:
Batasan usia
kelompok usia
 Meningkat seiring pertambahan usia
 Wanita > 80 tahun : 46%

5
PENDAHULUAN (3)

Identifikasi dini etiologi

Dasar tatalaksana

Biaya pengobatan ditekan

Kualitas hidup pasien meningkat

6
DEFINISI
DEFINISI

 INKONTINENSIA URIN (IU):


Keluhan berkemih involunter
 Overactive bladder syndrome
(OAB):
urgensi dengan/tanpa IU + frekuensi dan
nokturia
OAB basah
OAB kering

8
KLASIFIKASI
KLASIFIKASI
Tabel 1. Klasifikasi Inkontinensia Urin
IU urgensi instabilitas detrusor
kausa neurologik
usia lanjut
IU stress keluarnya urin involunter
peningkatan tekanan intraabdominal
peningkatan tekanan intrinsik uretra
wanita dewasa
Overflow Incontinence hilangnya kendali miksi involunter
distensi kandung kemih berlebihan

IU total hilangnya kendali miksi konstan


gangguan kontraktilitas detrusor
obstruksi kandung kemih

10
KLASIFIKASI (2)

Tabel 2. Klasifikasi Inkontinensia Urin Stress


Tipe 0 Keluhan IU (+)
Pemeriksaan (-)

Tipe 1 Keluhan IU (+)


Pemeriksan (+) pada manuver Valsava, penurunan uretra < 2 cm

Tipe 2 Keluhan IU (+)


Pemeriksan (+), penurunan uretra ≥ 2 cm

Tipe 3 Uretra dan kandung kemih terbuka (lead pipe)

11
FAKTOR RISIKO
FAKTOR RISIKO (1)

FAKTOR RISIKO YANG MEMICU IU:


 Kehamilan dan Persalinan
Mekanik
Ukuran uterus
Forseps
IU > 3 bulan ~ IU jangka panjang
Usia, paritas, berat badan bayi
 Indeks massa tubuh / obesitas
 Menopause
 Penuaan normal / ageing

13
FAKTOR RISIKO (2)

 Vinker, dkk.
penambahan usia
obesitas
histerektomi
penyakit kronis
 Brown, dkk. ~ faktor independen
Faktor yang dapat dimodifikasi
Faktor yang tidak dapat dimodifikasi
 DIAPERS

14
FAKTOR RISIKO (3)

Tabel 3. Faktor Risiko Independen IU Pada Wanita


Faktor risiko yang dapat dimodifikasi
Ginekologik Obat
Urologik dan Gastrointestinal Gaya Hidup
Penyakit lain Gangguan Fungsional

Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi


Faktor ginekologik Ras
Kehamilan Tingkat pendidikan tinggi
Usia Kebiasaan mengompol di masa kanak
> 2 Penyakit penyerta lainnya

15
FAKTOR RISIKO (4)
Tabel 4. Pemicu IU yang dikenal sebagai DIAPERS

D Delirium, demensia, diabetes


I Infection, inflammation
A Atrophy of the vaginal tissue
P Psychologic, pharmacology
E Excessive urine output
R Restricted mobility
S Stool impaction, sacral nerve root pathology

16
FAKTOR RISIKO (5)

Tabel 5. Obat yang mempengaruhi saluran kemih


Obat Efek Samping
Penyekat alfa-adrenergik Penurunan tonus uretra
Agonis alfa-adrenergik Peningkatan tonus uretra, retensi urin
Agonis beta-adrenergik Hambatan fungsi detrusor, retensi urin
Penghambat kanal kalsium Retensi urin
Antidepresan, antipsikotik Retensi urin
Antikolinergik Retensi urin
Narkotik Retensi urin
Diuretik Frekuensi dan urgensi
Kafein Frekuensi dan urgensi
Alkohol Frekuensi dan urgensi

17
PATOFISIOLOGI
PATOFISIOLOGI (1)

Marshall, Richardson, McGuire:


 Kegagalan penyokong uretra
 Penutupan leher vesika tidak adekuat
 Gangguan sistem kontrol (neuromuskular)

Tatalaksana ~ jenis IU, etiologi & kerusakan


Tidak bisa disamaratakan untuk semua IU

19
PATOFISIOLOGI (2)

Gb. 1. Pandangan lateral mekanisme kontinensia


Pendesakan fasia endopelvis dan otot levator ani

20
PATOFISIOLOGI (3)

Gb. 2. Stabilitas lapisan penyokong.


A. Tekanan abdominal mendesak penyokong uretra
B. Penyokong tidak stabil, lapisan tidak kokoh saat uretra ditekan
C. Sistouretrokel terbentuk
21
PATOFISIOLOGI (4)

PATOFISIOLOGI DASAR IU:


 Gangguan koordinasi: fasia, otot, saraf
 Masalah sfingter: leher vesika, uretra
 Pengaruh gangguan pada uretra
 Pengaruh gangguan persarafan

22
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS (1)

Diagnosis ditegakkan berdasarkan:

 Anamnesis

 Pemeriksaan Fisik

 Pemeriksaan Laboratorium

24
DIAGNOSIS (2)
Tabel 6. Penegakkan diagnosis pada IU
Anamnesis durasi Tentukan kategori IU:
gejala inkontinensia IU stress, IU urgensi,
OAB atau IU kombinasi
riwayat terapi sebelumnya
Voiding diary
riwayat gangguan neurologik
riwayat trauma, bedah, radiasi
Pemeriksaan abdominal Identifikasi faktor
Fisik ginekologik predisposisi dominan
neurologik: gait, refleks
rektal
status mental
Laboratorium dipstick urin Kemungkinan infeksi,
pemeriksaan kultur inflamasi, neoplasia
sensitivitas antibiotik
urin midstream
sitologi urin
25
DIAGNOSIS (3)

Tabel 7. Perbedaan manifestasi klinis IU stress dan IU urgensi

IU Stress IU urgensi

Gejala Urin keluar saat aktivitas Keinginan untuk


(Anamnesis) akibat tingginya tekanan berkemih muncul, dan
intraabdominal (batuk) urin keluar sebelum
sampai di WC

Tanda Urin keluar bersamaan urin keluar spontan,


(Pemeriksaan Fisik) dengan batuk atau regangan tanpa batuk atau
regangan dan tetap
keluar meski batuk usai

Kondisi Urin keluar bila tekanan Kontraksi detrusor


(Urodinamik) abdominal meningkat dan involunter
detrusor tidak berkontraksi

26
PENATALAKSANAAN
PENATALAKSANAAN (1)

PRINSIP:
 Identifikasi dampak IU
 Eksplorasi keinginan pasien
 Tentukan jenis IU dan gejala terkait
 Tatalaksana konservatif / bedah

~ jenis IU, etiologi dan kerusakan

28
PENATALAKSANAAN (2)

 Tatalaksana Konservatif
Edukasi intervensi gaya hidup
Pelatihan otot dasar panggul, kandung kemih,
berkemih dini (prompted voiding)
Terapi medika mentosa
 Antimuskarinik: oksibutinin, tolterodin, trospium, proviperin,
solifenasin, darifenasin
 Antidepresan: imipramin
 Estrogen: tidak direkomendasikan
 Tatalaksana Bedah
Kolposuspensi retropubik
Prosedur suburetral sling

29
PENATALAKSANAAN (3)

Tabel 8. Tatalaksana inkontinensia urin yang efektif pada wanita


Pilihan Terapi IU Stress IU urgensi
Non-medikamentosa Latihan otot dasar panggul Latihan otot dasar panggul
Latihan kandung kemih Latihan kandung kemih
Berkemih dini (prompt voiding) Berkemih dini (prompt voiding)
Stimulasi listrik
Medikamentosa Antikolinergik / antimuskarinik
(Tolterodin, Oksibutinin)

Pembedahan Kolposuspensi retropubik


Prosedur Ambin Suburetra

30
PENATALAKSANAAN (4)

RUJUK SEGERA:
 Hematuria mikroskopik pasien > 50 tahun
 Hematuria yang kasat mata
 Infeksi saluran kemih rekuren/persisten
dengan hematuria pada pasien > 40 tahun
 Adanya massa keganasan di saluran
kemih

31
PENATALAKSANAAN (5)

RUJUK KE SPESIALIS:
 Nyeri uretra / kandung kemih menetap
 Massa jinak pada rongga panggul
 IU + Inkontinensia alvi
 Dicurigai ada penyakit saraf
 Gejala sulit berkemih
 Dicurigai ada fistula urogenital
 Riwayat bedah kontinensia
 Riwayat keganasan panggul
 Riwayat tatalaksana radioterapi panggul

32
KESIMPULAN
Tatalaksana IU pada wanita tergantung
pada diagnosis, tatalaksana akurat,
identifikasi dini dan indikasi untuk rujukan
ke layanan kesehatan spesialistik
morbiditas dapat ditekan
kualitas hidup ditingkatkan

33
DAFTAR PUSTAKA
 National Institute for Health and Clinical Excellence (NICE). Urinary Incontinence :
The Management of Urinary Incontinence in Woman. Didapatkan dari URL :
http://www.nice.org.uk. Diunduh pada tanggal 10 Februari 2008
 Holroyd-Leduc JM, Straus SE. Management of Urinary Incontinence in Women :
Scientific Review. JAMA 2004;291(8):986-5
 Scottisg Intercollegiate Guidelines Network. Management of Urinary Incontinence in
Primary Care : A National Clinical Guideline. Edisi pertama. Edinburgh : SIGN 2004.
Didapatkan dari URL : http://www.sign.ac.uk. Diunduh pada tanggal 10 Februari 2008
 Petrou SP, Baract F. Evaluation of Urinary Incontinence in Women.Braz J Urol, 27:
165-170, 2001
 Siddiqi S, Kausar S. Urinary Incontinence in Women. Medicine Today 2005;3(4):164-
9
 Vinker S, Kaplan B, Nakar S, Samuels G, Shapira G, Kitai E. Urinary Incontinence in
Women: Prevalence, Characteristics and Effect on Quality of Life. A primary care
clinic study IMAJ 2001;3:663-66
 DeLancey JO. The pathophysiology of stress urinary incontinence in women and its
implications for surgical treatment .World J Urol (1997) 15:268-274
 Holroyd-Leduc JM, Straus SE. Management of Urinary Incontinence in Women :
Clinical Application. JAMA 2004;291(8):996-9 34
Terima Kasih . . . .

Anda mungkin juga menyukai